BAB 2 KETENTUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KETENTUAN UMUM

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

109 Jasa Kliring dan Penjaminan serta Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka. 110 Wewenang Lembaga Kliring Dalam Penyelesaian Kontrak Berjangka

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

402. PERSYARATAN KEANGGOTAAN BURSA BERDASARKAN KATEGORI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE BUKAREKSA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI BUKAREKSA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

SYARAT DAN KETENTUANNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GPRS adalah General Packet Radio Service; Layanan Health Concierge adalah layanan sebagaimana dimaksud di dalam Lampiran 1;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE REKSA DANA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI TOKOPEDIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING. 300 Struktur Organisasi. 301 Pengurus. 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUKAAN REKENING

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak)

SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUKAAN REKENING. PT. Treasure Fund Investama Sentral Senayan II, Lantai 7 Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan Jakarta 10270

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET )

PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

PERJANJIAN KERJASAMA PEMASYARAKATAN & EDUKASI PASAR MODAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

PT UOB KAY HIAN SECURITIES ( PTUOBKH )

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

DEFINISI PENDAFTARAN

BAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING

(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

Layanan pengukuran dan survei ke rumah Anda adalah sebuah kewajiban untuk mendapatkan layanan pemasangan.

PERJANJIAN PIALANG PENGENAL FXPRIMUS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Syarat Dan Ketentuan

PERATURANDANTATATERTI

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

LAMPIRAN F7 PERJANJIAN KONSORSIUM. Untuk

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND

PT UOB KAY HIAN SECURITIES ( PTUOBKH ) SYARAT DAN KETENTUAN TRADING VIA INTERNET ( TRADING VIA INTERNET PT UOB KAY HIAN SECURITIES )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

Syarat dan Ketentuan Pelanggan ZILINGO. Perangkat lunak aplikasi ini dan setiap logo, desain, karya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 99/BAPPEBTI/PER/11/2012

KRESNA DIRECT REGISTRATION FORM

BAB I KEANGGOTAAN DAN KEPESERTAAN BURSA BAGIAN A KEANGGOTAAN BURSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan Lembaga Kliring berlaku untuk seluruh Anggota Kliring, dan dilaksanakan sebagai ketentuan kontraktual yang mengikat antara: a. Anggota Kliring dengan Lembaga Kliring; dan b. Anggota Kliring dengan sesama Anggota Kliring. 3. Kecuali ditetapkan lain dalam Peraturan Lembaga Kliring, pihak ketiga tidak memiliki hak maupun kewajiban berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka atau peraturan lain manapun, untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Lembaga Kliring ini. 201. KEWENANGAN TAMBAHAN Kewenangan Dewan Direksi dalam Peraturan Lembaga Kliring adalah tambahan dari kewenangan Dewan Direksi yang tercantum dalam Akta Pendirian / Anggaran Dasar Lembaga Kliring. 202. KEWENANGAN UNTUK MENGUBAH DAN MENGESAMPINGKAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Lembaga Kliring memiliki kewenangan penuh untuk mengubah ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Lembaga Kliring ini. Perubahan ketentuan dalam Peraturan Lembaga Kliring dimaksud akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Lembaga Kliring, dan mengikat semua Anggota Kliring. 2. Lembaga Kliring dapat mengesampingkan kepatuhan terhadap ketentuan dalam Peraturan Lembaga Kliring ini selama pengesampingan tersebut tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka. ISI PTT 2011 10

203. KEWENANGAN MENERBITKAN SURAT KEPUTUSAN, SURAT PEMBERITAHUAN, SURAT EDARAN, DAN PETUNJUK PELAKSANAAN 1. Lembaga Kliring berhak, dari waktu ke waktu, menerbitkan instrumen yang mengatur seperti: Surat Keputusan, Surat Pemberitahuan / Surat Edaran dan Petunjuk Pelaksanaan guna melengkapi ataupun menjelaskan penafsiran dan penerapan Peraturan Lembaga Kliring ini kepada Anggota Kliring. 2. Instrumen tersebut di atas disusun menurut peringkat kewenangan, dimana apabila terjadi perbedaan kepentingan antara ketentuan yang terkandung dalam satu instrumen dengan instrumen yang lain, maka ketentuan instrumen peraturan yang lebih tinggi akan berlaku. Peringkatnya adalah sebagai berikut: a. Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka; b. Peraturan Lembaga Kliring; c. Surat Keputusan; d. Surat Pemberitahuan / Surat Edaran; e. Petunjuk Pelaksanaan. 3. Setiap Surat Keputusan, Surat Pemberitahuan / Surat Edaran, dan Petunjuk Pelaksanaan akan diberitahukan melalui fax, email, atau dengan metode komunikasi lainnya kepada alamat yang diberitahukan oleh Anggota Kliring, dan dipublikasikan di website Lembaga Kliring, dan akan dianggap telah diketahui oleh seluruh Anggota Kliring pada saat peraturan tersebut dipublikasikan oleh Lembaga Kliring. 204. YURISDIKSI DAN HUKUM YANG BERLAKU 1. Lembaga Kliring dan Anggota Kliring setuju bahwa Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) di Indonesia memiliki yurisdiksi eksklusif. Dengan demikian tidak ada yurisdiksi lain yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan perselisihan perdata antara Lembaga Kliring dan Anggota Kliring, dan antara sesama Anggota Kliring yang tidak dapat diselesaikan melalui proses mediasi. 2. Lembaga Kliring dan Anggota Kliring setuju bahwa prosedur tata cara beracara yang dipergunakan adalah Peraturan BAKTI. 3. Peraturan Lembaga Kliring ini akan tunduk dan diatur sesuai dengan hukum Republik Indonesia. 4. Khusus untuk perkara di luar yurisdiksi BAKTI, Lembaga Kliring memiliki kewenangan untuk mengajukan perselisihan hukum yang timbul terhadap pihak ketiga atau terhadap Anggota Kliring kepada: ISI PTT 2011 11

a. satu yurisdiksi pengadilan manapun yang berkompeten; atau b. lebih dari satu yurisdiksi secara bersamaan. 205. DOKUMEN SEBAGAI ALAT BUKTI Dokumen Lembaga Kliring dan Bursa Berjangka yang menyangkut perdagangan, kliring, atau penyelesaian suatu Kontrak Berjangka atau transaksi yang telah diselesaikan oleh Bursa Berjangka atau telah dikliringkan oleh Lembaga Kliring, atau telah dilaporkan ke Bursa Berjangka dan didaftarkan ke Lembaga Kliring dianggap final, absah dan sebagai bukti yang mengikat antara seluruh Pihak terkait dengan Peraturan Lembaga Kliring dan/atau Peraturan Bursa Berjangka. 206. BAHASA 1. Semua Peraturan, Surat Keputusan, Surat Pemberitahuan / Surat Edaran, Peraturan Pelaksanaan, laporan dan dokumen-dokumen lain yang diterbitkan oleh Lembaga Kliring berkaitan dengan pengoperasian dan penyelenggaran fungsi Lembaga Kliring, akan dibuat dalam Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris. 2. Apabila ada perselisihan yang terjadi karena adanya perbedaan pengertian dan penafsiran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, maka yang diberlakukan adalah penafsiran dalam Bahasa Indonesia. 207. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA KLIRING 1. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk terlaksananya penjaminan dan penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka, dan/ atau Kontrak Derivatif lainnya. 2. Menerima pendaftaran dan menjamin penyelesaian setiap transaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dari Penyelenggara dan Pialang Peserta Sistem Perdagangan Alternatif. 3. Menyusun Peraturan dan Tata Tertib Lembaga Kliring. 4. Menyimpan dana yang diterima dari Anggota Kliring dalam rekening yang terpisah dari rekening milik Lembaga Kliring pada bank yang disetujui oleh Bappebti. 5. Menjamin dan menyelesaikan transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang disebabkan kegagalan anggotanya dalam memenuhi kewajiban kepada Lembaga Kliring. ISI PTT 2011 12

6. Menjamin kerahasian posisi keuangan serta kegiatan usaha Anggota Kliring, kecuali informasi tersebut diberikan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka dan/atau peraturan pelaksanaannya. 7. Mendokumentasikan dan menyimpan semua data yang berkaitan dengan kegiatan Lembaga Kliring. 8. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan Anggota Kliring serta mengambil tindakan pembekuan atau pemberhentian Anggota Kliring yang tidak memenuhi persyaratan keuangan minimum dan pelaporan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka dan/atau peraturan pelaksanaannya. 9. Melakukan upaya terbaik dan sewajarnya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya kerugian terkait penyelenggaraan fungsi Lembaga Kliring. 208. BATASAN TANGGUNG JAWAB 1. Lembaga Kliring tidak memiliki tanggung-jawab dan kewajiban kepada Anggota Kliring, Bank Penyimpan dan para Nasabahnya, atau kepada pihak ketiga, yang timbul sebagai akibat dari (termasuk namun tidak terbatas pada): a. setiap peristiwa Keadaan Kahar (Force Majeure); b. adanya kerugian-kerugian atau kerusakan-kerusakan, termasuk konsekuensi dari kerugian dan kerusakan dimaksud, yang disebabkan oleh tindakan Anggota Kliring atau Pihak lain, yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan fungsi dari Lembaga Kliring; c. adanya kegagalan, kelalaian, atau kesalahan yang terjadi di Bursa Berjangka; atau d. adanya tindakan pembekuan (suspend), interupsi, pembatalan, penutupan atau penghentian pelayanan Lembaga Kliring atau Bursa Berjangka yang disebabkan oleh setiap kerusakan atau tidak beroperasinya atau tidak berfungsinya ATS, Exchange TWS atau peralatan, Software atau perangkat lain yang dioperasikan, disediakan atau dipergunakan oleh Lembaga Kliring atau Bursa Berjangka yang terjadi di luar kendali Lembaga Kliring. 2. Lembaga Kliring tidak akan memberikan jaminan (warranty), baik secara tersurat maupun tersirat, kepada Pihak mana pun, mengenai hal-hal sebagai berikut: a. bahwa tidak akan terjadi kegagalan dari Lembaga Kliring atau Bursa Berjangka untuk saling menyediakan informasi atau melakukan komunikasi satu terhadap yang lain; b. akurasi, keaslian, kelengkapan atau batasan waktu suatu dokumen dan sistem informasi; c. adanya kerugian dan/atau keuntungan dalam setiap transaksi yang dilakukan; d. sistem dan komponen yang terkait akan memenuhi keinginan dari semua pengguna, atau bebas dari kesalahan dan kegagalan (error-free). ISI PTT 2011 13

3. Lembaga Kliring dan Pengembang Sistem tidak akan dibebani tanggung jawab berkaitan dengan pemasangan (instalasi), pembangunan, pengoperasian sistem yang berakibat (termasuk namun tidak terbatas pada): a. pelanggaran hukum; b. kerusakan dan kehilangan barang milik; c. kecelakaan dan kematian; d. kehilangan waktu pengoperasian; e. kehilangan potensi keuntungan. 4. Dalam hal kewajiban Lembaga Kliring harus diselenggarakan pada saat atau sebelum waktu tertentu yang sudah ditetapkan, namun tidak terlaksana pada saat atau sebelum waktu tersebut, maka Lembaga Kliring tidak akan dianggap melanggar ketentuan Peraturan Lembaga Kliring ini, sepanjang kewajiban dimaksud masih dapat dilaksanakan dalam batas toleransi waktu yang layak. 5. Lembaga Kliring hanya akan bertanggung jawab terhadap semua kewajiban yang secara tegas ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka yang berlaku dan Peraturan Lembaga Kliring ini. 209. IMUNITAS Lembaga Kliring, dan seluruh pejabat, karyawan, dan anggota Komitenya yang dibentuk Lembaga Kliring, berdasarkan Peraturan Lembaga Kliring ini, baik yang masih ataupun sudah tidak menjabat, dibebaskan dari tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang sudah dilaksanakan maupun yang tidak dilaksanakan, yang dilakukan dengan maksud itikad baik. 210. PEMBEBASAN 1. Setiap Anggota Kliring wajib menjamin dan membebaskan Lembaga Kliring serta menanggung setiap kerugian, biaya-biaya, pengeluaran-pengeluaran, kerusakan yang diderita oleh Lembaga Kliring dan semua kewajiban yang timbul sebagai akibat dari, atau yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan Anggota Kliring dan Nasabahnya, akibat tindakan yang bertentangan dengan hukum, tindakan kecerobohan atau kelalaian yang dilakukan Anggota Kliring dimaksud. 2. Tanpa mengesampingkan ketentuan angka 1 di atas, setiap Anggota Kliring membebaskan Lembaga Kliring dari kewajiban keuangan yang diputuskan oleh yurisdiksi manapun, baik denda ataupun penyelesaian keuangan yang harus dibayar oleh Lembaga Kliring berkaitan dengan proses hukum dan tindakan administrasi yang diajukan terhadap Lembaga Kliring sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan atau yang dipersangkakan dilakukan Anggota ISI PTT 2011 14

Kliring dan nasabahnya terhadap Peraturan Lembaga Kliring, atau Surat Keputusan, atau Surat Pemberitahuan / Surat Edaran yang diterbitkan Lembaga Kliring. 211. KERAHASIAAN 1. Lembaga Kliring, semua pejabat, dan karyawan wajib memelihara dan menjaga kerahasiaan semua informasi yang berhubungan dengan setiap Anggota Kliring serta Nasabahnya yang bukan merupakan informasi untuk umum, yang diketahui atau dimiliki oleh Lembaga Kliring serta semua pejabat, dan karyawan (secara kolekftif informasi-infomasi dimaksud akan disebut sebagai Informasi Rahasia ), kecuali pengungkapan Informasi Rahasia tersebut diharuskan oleh hukum dan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka dan Peraturan Lembaga Kliring ini. 2. Lembaga Kliring akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memelihara dan menjaga Informasi Rahasia. 212. KETERPISAHAN (SEVERABILITY) Apabila terdapat ketentuan dalam Peraturan Lembaga Kliring ini yang tidak sesuai atau tidak dapat diberlakukan dikarenakan perubahan peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, atau otoritas regulator, maka ketentuan tersebut tidak berlaku lagi tanpa mempengaruhi keabsahan dari ketentuan lainnya di Peraturan Lembaga Kliring ini. 213. KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE) 1. Lembaga Kliring tidak akan dibebani tanggung jawab terhadap kerugian, kerusakan, biaya, atau kecelakaan yang menimpa Pihak manapun, dan tidak juga bertanggung jawab terhadap kegagalan, hambatan, atau keterlambatan melaksanakan kewajibannya (sebagian atau seluruhnya) kepada Anggota Kliring sebagai akibat dari hal-hal di luar kemampuan Lembaga Kliring untuk mengendalikannya. Hal-hal dimaksud termasuk namun tidak terbatas pada: a. bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, angin topan dan bencana alam lainnya; b. peperangan, kerusuhan, terorisme, tindakan otoritas sipil dan militer, embargo, demonstrasi dan lock out; c. kebakaran, ledakan, kecelakaan, pemadaman listrik, yang mengakibatkan tidak berfungsinya mesin, komputer dan perangkat peralatan terkait, jaringan telekomunikasi dan sistem on-line, service provider, kegagalan pada sistem komputer atau software; d. terjadinya perubahan peraturan perundang-undangan, interupsi dan pembekuan, atau keadan insolvency atau kebangkrutan dari Bank dan lembaga keuangan; ISI PTT 2011 15

e. keadaan darurat terhadap pasar, penutupan pasar manapun termasuk pasar yang dioperasikan oleh Bursa Berjangka; f. sebab-sebab lain atau keadaan darurat lain yang terjadi di luar kendali Lembaga Kliring. 2. Meskipun sudah ditetapkan dalam ketentuan angka 1 di atas, namun setiap kegagalan yang dilakukan oleh Lembaga Kliring yang terjadi karena kondisi kahar tersebut tidak akan mengurangi, mengubah, membatasi atau berpengaruh terhadap kewajiban Anggota Kliring berkaitan dengan kontrak atau transaksi yang telah dilaksanakan dalam sistem Lembaga Kliring oleh Anggota Kliring. 3. Berkaitan dengan ketentuan tersebut di atas, Lembaga Kliring berdasarkan kebijakannya sendiri, berhak untuk meminta Anggota Kliring melakukan tindakan-tindakan yang diarahkan oleh Lembaga Kliring terkait dengan Kontrak Berjangka atau transaksi Kontrak Berjangka yang terkena Keadaan Kahar (Force Majeure). 214. ESENSI WAKTU Waktu merupakan esensi penting berkaitan dengan penentuan periode waktu yang ditetapkan dalam Peraturan Lembaga Kliring, Surat Keputusan, Surat Pemberitahuan / Surat Edaran, dan Spesifikasi Kontrak terkait, termasuk namun tidak terbatas pada penentuan tanggal penempatan Margin di Lembaga Kliring, tanggal penyerahan dokumen-dokumen, tanggal dilaksanakannya penyerahan dan penerimaan penyerahan Komoditi, serta tanggal efektif pembayaran. ISI PTT 2011 16