ABSTRAK. Kata Kunci : salep, ekstrak, bonggol pisang Ambon, penyembuhan luka, tikus putih jantan.

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Key words : ointment, Coleus scutellarioides [L] Benth, Staphylococcus aureus, rabbit ABSTRAK

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK

FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

ABSTRAK EFEK SALEP EKSTRAK METANOL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perdarahan merupakan keadaan yang disebabkan oleh. kemampuan pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem

UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP LUKA SAYAT PADA KELINCI JANTAN (Oryctolagus cuniculus)

Nofri P. Kurama, Widdhi Bodhi, Weny Wiyono Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

YULIANA FATIMAH K

ABSTRAK. PENGARUH BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

ABSTRACT. Key words : ethanol extract of salak seeds, diuretic effect, Wistar white male mice (Rattus novergicus) ABSTRAK

PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI

ABSTRAK. PENGARUH BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER. Pembimbing II: Hartini Tiono, dr.

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

Potensi Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) sebagai Alternatif Obat Penyembuh Luka pada Punggung Mencit Jantan (Mus

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

Merry Senewe, Paulina Yamlean, Weny Wiyono ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER. : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN

Kata kunci: Penyembuhan luka, Ulserasi, Mukosa Oral, Sirih Merah

EFEKTIVITAS GEL PUTIH TELUR PADA LUKA INSISI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MELALUI PENGAMATAN PANJANG AREA LUKA DAN KEPADATAN DEPOSIT KOLAGEN

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

ABSTRAK. EFEK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn.) DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER BETINA

PENGGUNAAN LUMATAN DAUN BUNGA SEPATU (HIBISCUS ROSA- SINENSIS L) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2013; Wasitaatmadja, 2011). Terjadinya luka pada kulit dapat mengganggu

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

ABSTRAK PENGARUH DAUN DEWA (Gynura segetum [Lour] Merr.)TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN TIPE BASIS TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L) Sweet ).

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

Niken Dyah Ariesti, Istianatus Sunnah, I Gusti Raka Widiantara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. alternatif obat luka (Dalimartha, 2006). Luka topikal merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

Efek Anti Inflamasi Ekstrak Daun Binahong [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] Topikal terhadap Jumlah PMN Neutrofil

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

UJI EFEK DAUN ILER (Coleus atropurpureus [L.] Benth.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

ABSTRAK. Kata kunci : Waktu perdarahan, hemostatik, Panax notoginseng.

PEMANFAATAN KHITOSAN DARI LIMBAH KRUSTASEA UNTUK PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT (Mus musculus albinus) ANDRE MAHESA DJAMALUDIN

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT JANTAN ( Mus muscullus ) GALUR Swiis

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. Dasitya Kurnia Rachman G

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

EFEK ANALGESIK INFUS DAUN TEKI (Cyperus rotundus L.) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D3 TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : Amanatus Sholihah M

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

PENGARUH OLESAN MINYAK CENGKEH (Syzygium Aromaticum L) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA HEWAN COBA MENCIT(mus musculus) STRAIN Balb/ c

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

FORMULASI dan PENGUJIAN SALEP EKSTRAK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) TERHADAP LUKA TERBUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Grace Riani Pongsipulung 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Yos Banne 2) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 2) Jurusan Farmasi POLTEKES Manado, 95115 ABSTRAK Bonggol pisang Ambon merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang bekerja dalam proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk membuat formulasi salep dari ekstrak bonggol pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) dan uji daya penyembuhan luka terbuka pada kulit tikus putih jantan. Jenis penelitian ialah eksperimen deskriptif laboratorium. Pembuatan formulasi salep menggunakan ekstrak bonggol pisang Ambon dengan menggunakan hewan uji sebanyak 18 ekor dengan 6 kelompok perlakuan, yaitu luka tanpa perlakuan, kontrol negatif, kontrol positif, salep bonggol pisang ambon 10%, salep bonggol pisang ambon 15% dan salep bonggol pisang ambon 20%. Semua tikus dilukai sepanjang 1.5 cm. Luka diolesi tiga kali sehari dengan salep yang diuji. Pengamatan luka dilakukan setiap hari (hari ke-0 sampai ke-8). Semua data kuantitatif diuji secara statistik menggunakan ANOVA (Analysis Of Variant) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different) sedangkan data kualitatif disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan formulasi salep bonggol pisang Ambon memenuhi persyaratan uji salep menurut Farmakope Indonesia edisi III, mengalami penyempitan luka, membentuk keropeng dan menutup luka. Hasil uji statistik memberikan efek signifikan terhadap penyembuhan luka pada tikus putih jantan, yaitu 4,004 >2,45. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembuatan salep bonggol pisang Ambon menghasilkan sediaan salep yang memenuhi syarat dan konsentrasi 10%, 15% dan 20% memberikan efek daya penyembuhan luka terbuka pada kulit tikus putih jantan. Kata Kunci : salep, ekstrak, bonggol pisang Ambon, penyembuhan luka, tikus putih jantan. Formulation and Examination of Ointment Made from Ambon Banana (Musa paradisiaca var. sapientum) Weevil Extract Against Open Skin Wound of Male Strain Wistar Rat (Rattus norvegicus). ABSTRACT Ambon banana weevil contains medicinal properties that are useful in the process of wound healing. The purpose of this study is to formulate an ointment of Ambon banana (Musa paradisiaca var. sapientum) weevil extract and to test the ointment to heal open wound on the skin of male rat (Rattus norvegicus). This study is experimental descriptive in the laboratory. Ambon banana weevil extracts used in the manufacture of ointment formulation. The number of tested animals used was 18, with 6 treatment groups, ie injuries without ointment application, negative control, positive control, banana weevil ointment 10%, banana weevil ointment 15%, and the banana weevil ointment 20%. All mice were injured with a 7

wound of 1.5 cm long. The wounds were applied with ointment three times daily. Observation was conducted everyday from day 0 to day 8. All data was tested statistically using ANOVA (Analysis of Variant) followed bay LSD (Least Significant Difference) test. Qualitative data were presented descriptively. The results showed that the banana weevil formulation meets the ointment test requirement according to Famakope Indonesia Edition III, i.e wounds were narrowed, scabs were formed, and then wounds were closed. Statistical tests showed that there were significant effects on wound healing in white male rats, ie 4.004 > 2.45. Based on the results of the study it can be concluded that the preparation of an ointment made from banana weevil met the requirement, and concentration of 10%, 15%, and 20% gave effect to the healing of open wounds on the skin of white male rats. Keywords: ointment, extract, Ambon banana weevil, wound healing, white male rats. PENDAHULUAN Tanaman pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) merupakan tanaman yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan sejak zaman dahulu. Salah satunya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti pendarahan rahim, merapatkan vagina, sariawan, usus, ambeien, cacar air, telinga dan tenggorokan bengkak, disentri, amandel, kanker perut, sakit kuning (lever), pendarahan usus besar, diare dan luka (Dalimartha, 2005). Menurut Priosoeryanto et al (2006), getah bonggol pisang Ambon mengandung tannin, flavonoid dan saponin sebagai antibiotik dan perangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka. Sedangkan menurut Setyawan (2007), selain mengandung saponin, tannin dan flavonoid, bonggol pisang Ambon juga mengandung vitamin A, vitamin C, lemak dan protein yang bekerja dalam proses penyembuhan luka. Luka ialah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh atau rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul diantaranya hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel (Kaplan & Hentz, 1992). Pengujian secara ilmiah yang dilakukan oleh Listyanti (2006) bahwa getah pohon pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) yang diaplikasikan secara topikal dalam bentuk getah segar, pada proses persembuhan luka menggunakan hewan coba mencit. Getahnya mempercepat proses re-epitalisasi jaringan epidermis, pembentukan pembuluh darah baru (neokapilarisasi), pembentukan jaringan ikat (fibroblast) dan infiltrasi sel-sel radang pada daerah luka. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka, penulis tertarik untuk meneliti apakah bonggol pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) memiliki efek dalam penyembuhan luka terbuka. Untuk efektivitas penggunaan maka bonggol pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) perlu dikembangkan menjadi suatu sediaan topikal dalam bentuk salep, kemudian diuji kembali aktifitasnya terhadap penyembuhan luka pada tikus putih jantan galur wistar. Sediaan salep ekstrak didalam penelitian ini diuji dengan kontrol positif sebagai pembanding yaitu Betadine. dipilih sebagai bentuk sediaan karena stabilitasnya baik, berupa sediaan halus, mudah digunakan, mampu menjaga kelembapan kulit, tidak mengiritasi kulit dan mempunyai tampilan yang lebih menarik (Ansel, 2005). 8

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Sam Ratulangi dan Laboratorium Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Manado pada bulan Juni-Juli 2012. Peralatan yang digunakan ialah batang pengaduk, blender, cawan penguap, erlenmeyer, gelas ukur, kapas, kandang, lumpang&alu, penangas air, pencukur bulu, penggaris, surgical blade sterile, pot salep, rotary evaporator, termometer, timbangan analitik, timbangan hewan, sarung tangan, masker, oven, pisau, aluminium foil, kertas saring, kamera, pinset, label, soklet, water bath dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan ialah Ekstrak bonggol pisang Ambon, adeps lanae, vaselin album, alkohol 70%, Betadine salep, tikus putih jantan galur wistar dan aquades. Prosedur Kerja Ekstrak Cair Bonggol Pisang Ambon Sampel Kering Tikus Putih Jantan Galur Wistar Disoxhletasi Ekstrak Kental Dibersihkan, dioven Diblender sampai halus Pembuatan Bonggol Pisang Ambon 10%, 15% dan 20% Pengujian Bonggol Pisang Ambon Pembuatan Ekstrak Bonggol Pisang Ambon Formula standar dasar salep menurut Goeswin Agoes (2006) ialah : R/ Adeps lanae 15 g Vaselin album 85 g m.f. salep 100 g Sediaan salep yang akan dibuat dalam penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak bonggol pisang Ambn yang berbeda-beda, yaitu 10%, 15% dan 20% sebanyak 20g untuk 3 kali pemakaian dalam sehari selama 8 hari pengamatan. 1) Formulasi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 10% R/ Ekstrak bonggol pisang Ambon 2 g Adeps Lanae 2.7 g Vaselin Album 15.3 g Aquades 0.05 ml m.f. salep 20 g 2) Formulasi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 15% R/ Ekstrak bonggol pisang Ambon 3 g Adeps Lanae 2.55 g Vaselin Album 14.45 g Aquades 0.05 ml m.f. salep 20 g 3) Formulasi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 20% R/ Ekstrak bonggol pisang Ambon 4 g Adeps Lanae 2.4 g Vaselin Album 13.6 g Aquades 0.05 ml m.f. salep 20 g Pembuatan Luka Ukur panjang luka awal Jenis dan Rancangan Penelitian Diberikan perlakuan : Perlakuan A : Luka tanpa perlakuan Perlakuan B : Luka diberi dasar salep (Kontrol Negatif) Perlakuan C : Luka diberi betadine salep (Kontrol Positif) Perlakuan D : Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 10% Perlakuan E : Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 15% Perlakuan F : Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 20% Pengukuran panjang luka selama pengamatan Jenis penelitian ini ialah eksperimen deskriptif laboratorium. Dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 6 (enam) perlakuan dan masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 (tiga) kali. Dengan demikian jumlah tikus putih jantan yang digunakan yaitu sebanyak 6 perlakuan x 3 ulangan = 18 ekor tikus putih jantan. Penyembuhan Luka 9

Penyiapan Hewan Uji dan Pembuatan Luka Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 18 ekor dengan berat badan 260-280 g. Sebelum pembuatan luka, tikus diaklimatisasi selama 5 hari. Sehari sebelum pembuatan luka, hewan uji dicukur bulunya didaerah punggung sampai licin kemudian dibersihkan dengan alkohol 70%. Selanjutnya dibuat luka sayatan dengan ukuran panjang 1.5 cm. Perlakuan dan Pengamatan atau Pengumpulan Data Perlakuan dan pengamatan atau pengumpulan data pada penelitian ialah sebagai berikut : a. Sebelum perlakuan, ditentukan tikus putih jantan dengan cara pengacakan. b. Setelah tikus putih jantan dibuat luka, kemudian diukur luas luka awal sebelum dilakukan perlakuan. c. Masing-masing tikus putih jantan diberi perlakuan sebagai berikut : Perlakuan A : Luka tanpa perlakuan Perlakuan B : Luka diberi dasar salep Perlakuan C : Luka diberi Betadine salep Perlakuan D : Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 10% Perlakuan E : Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 15% Perlakuan F: Luka diberi salep ekstrak bonggol pisang Ambon 20% d. Kemudian dilakukan pengamatan selama 8 hari untuk melihat diameter penutup luka. e. Sediaan salep diberikan dengan cara mengoleskan secara merata pada daerah luka tiga kali sehari. f. Pengamatan pada luka dilakukan sebelum pemberian dan sesudah perlakuan sampai menunjukkan adanya tanda-tanda kesembuhan dengan cara mengukur diameter luka. Analisis Data Pengukuran rata-rata diameter luka terbuka dilakukan dengan dx (1,2,3) yaitu diameter luka terbuka setiap ulangan perlakuan. Dihitung dengan rumus : dx = untuk rata-rata diameter luka terbuka (cm). Secara statistik data dianalisis dengan metode ANOVA (Analysis Of Variant) dengan α 0,05 atau 5%, dengan rumus : P% = 100%, dimana P % untuk persentase penyembuhan luka. Jika ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different) melihat perlakuan mana yang memberikan efek yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil pengukuran rata-rata panjang luka terhadap proses penyembuhan luka terbuka pada hewan tikus putih jantan selama 8 hari pengamatan dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 1. Hasil Pengukuran Panjang Luka Tikus Putih Jantan Hari ke-0 sampai Hari ke-8 Hari Ke (cm) Luka Tanpa Perlakuan Dasar (kontrol negatif) Panjang Luka Betadine (kontrol positif) 10% 15% 20% 0 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1 1.5 1.42 1.37 1.23 1.07 1.00 2 1.4 1.32 1.22 1.13 1.03 1.00 3 1.33 1.25 1.02 1.00 0.73 0.52 4 1.23 1.18 0.86 0.80 0.53 0.37 5 1.15 1.03 0.68 0.67 0.40 0.20 6 1.07 0.92 0.56 0.40 0.17 0.10 7 0.98 0.80 0.46 0.20 0.17 0.00 8 0.96 0.72 0.36 0.10 0.07 0.00 Ket : LTP : Luka Tanpa Perlakuan : Bonggol Pisang Ambon x 10

Untuk membandingkan presentase penyembuhan luka antar perlakuan, maka panjang luka untuk tiap luka dipresentasekan terhadap panjang luka sebelum perlakuan (hari ke 0) dianggap 0,00% dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase penyembuhan luka sebelum perlakuan pada semua subjek penelitian ialah sama. Hasil persentase penyembuhan luka masing-masing perlakuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Persentase penyembuhan luka setelah perlakuan dengan kelompok luka tanpa perlakuan, dasar salep, Betadine salep, serta salep bonggol pisang Ambon 10%, 15% dan 20%. Hari Ke LTP Dasar Betadine 10% 15% 20% 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 0.00 12.00 8.67 18.00 28.67 33.33 2 6.67 13.33 18.67 24.67 31.33 33.33 3 11.33 16.67 32.00 33.33 51.33 64.67 4 18.00 21.33 42.67 46.67 64.67 75.33 5 23.33 31.33 54.67 55.33 73.33 86.67 6 28.67 38.67 62.67 73.33 88.67 93.33 7 34.67 46.67 69.33 86.67 88.67 100 8 36.00 52.00 76.00 93.33 95.33 100 Perbedaan persentase penyembuhan luka terbuka dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Persentase Penyembuhan Luka y 75.33 93.33 88.67 64.67 73.33 76 33.33 46.67 62.67 31.33 42.67 52 24.67 38.67 18.67 21.33 6.67 18 28.67 36 13.33 0 PEMBAHASAN 100 95.33 93.33 H-0 H-2 H-4 H-6 H-8 Pengukuran rata-rata panjang luka pada tabel 1 untuk semua kelompok perlakuan pada 0 x 20% 15% 10% BS DS LTP Hari Pengamatan hari ke-0 sampai hari ke-8 mengalami perubahan panjang luka. Dimana pada hari ke-8 panjang luka berkurang paling signifikan diperoleh pada 20% dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Artinya didalam salep bonggol pisang Ambon mengandung zat aktif yang mampu meningkatkan aliran darah ke daerah luka dan juga dapat menstimulasi fibroblast sebagai respon untuk penyembuhan luka. Sebaliknya daya penyembuhan luka terbuka pada tikus putih jantan paling rendah terdapat pada luka tanpa perlakuan dan dasar salep. Hal ini disebabkan karena kelompok luka tanpa perlakuan dan dasar salep tidak diberikan obat atau bahan/zat yang berkhasiat untuk menutupi luka dan kelompok ini juga mengalami penyembuhan luka ditandai dengan mengecilnya panjang luka pada tikus artinya tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya (Klokke, 1980). Untuk melihat apakah ada efek dari keenam perlakuan terhadap penyembuhan luka terbuka dilakukan uji statistik ANOVA terhadap panjang luka pada tabel 5 di bawah ini : Between Groups ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. (Combined) 3.477 5.695 4.004.004 Linear Term Contrast 3.434 1 3.434 19.772.000 Deviation.043 4.011.062.993 Within Groups 8.336 48.174 Total 11.812 53 Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F menunjukan nilai F hitung sebesar 4,004 dan sig. 0,04. Jika dibandingkan penggunaan F tabel, perhitungan V1 menggunakan jumlah varian (perlakuan) dikurangkan 1, memperoleh nilai 5 dan nilai V2 dengan menggunakan jumlah sampel (54) dikurangkan jumlah varian (6), sehingga diperoleh nilai 48. Pada titik inilah diperoleh F tabel bernilai 2,45. Sehingga, F hitung lebih besar dari F tabel (4,004 >2,45) dan dapat disimpulkan rata-rata perlakuan untuk panjang 11

luka terbuka hari ke-0 sampai ke-8 (cm) ada perbedaan yang signifikan dan terbukti secara sistematik. Waktu yang diperlukan untuk proses penyembuhan luka dengan sediaan relatif sama dengan kelompok kontrol positif, tetapi berbeda untuk kontrol negatif dan luka tanpa perlakuan. Hal ini dipengaruhi oleh bahan aktif yang terkandung dalam bonggol pisang Ambon yaitu tannin, saponin dan flavonoid yang berguna sebagai antibiotik dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka (Priosoeryanto et al 2006). Protein dapat mempengaruhi tingkat dan kualitas penyembuhan luka, diperlukan dalam proses inflamasi untuk respon kekebalan tubuh dan pengembangan jaringan granulasi dan juga protein utama disintesis selama proses penyembuhan kolagen dan kekuatan kolagen menentukan kekuatan luka. Lemak dapat mensintesis sel-sel baru, sebagai anti-inflamasi dalam membantu penyembuhan luka dan memiliki peran dalam struktur dan fungsi sel. Vitamin C memiliki peran penting dalam sintesis kolagen, dalam pembentukan ikatan antara helai serat kolagen dimana kolagen merupakan protein yang membantu pembentukan jaringan ikat dikulit ligament. Sedangkan vitamin A yang terlibat dalam silang kolagen dan proliferasi sel epitel (Anonim 1, 2000). Dan juga basis salep berlemak yaitu campuran vaseline album dan adeps lanae yang dapat menarik lebih banyak air sehingga luka cepat kering, tidak membusuk dan menutupi luka (Anief, 1997). Hasil dari data diatas dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak bonggol pisang ambon mempunyai efek sebagai penyembuhan luka terbuka pada kulit tikus putih jantan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembuatan formulasi salep ekstrak bonggol pisang Ambon menggunakan basis salep berlemak yaitu campuran vaselin album (dasar salep hidrokarbon) dan adeps lanae (dasar salep absorbsi) menghasilkan sediaan salep yang memenuhi syarat salep yaitu uji homogenitas, uji organoleptik dan uji ph. ekstrak bonggol pisang Ambon konsentrasi 10%, 15% dan 20% memberikan efek daya penyembuhan luka terbuka pada kulit tikus putih jantan galur wistar. Saran Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini ialah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah salep bonggol pisang Ambon memiliki efek sebagai antibakteri pada luka yang terinfeksi. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Goeswin. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB : Bandung. Anonim 1.2000.Nutrisi.http://www.dietetics.co.uk/arti cle-nutrition-wound-healing. Diakses 15 mei 2012. Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. UGM Press : Yogyakarta. Ansel Howarrd,C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press : Jakarta. Dalimartha,S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya : Jakarta. Kaplan NE, Hentz VR. 1992. Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An Illustrated Guide, Little Brown. Boston : USA. Klokke. 1980. Pedoman Untuk Pengobatan Luar Penyakit Kulit. PT. Gramedia : Jakarta. Listyanti AR. 2006. Pengaruh Pemberian Getah Bonggol Pisang Ambon (Musa paradisiacal var. Sapientum) dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit (Mus musculus albinus). [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan IPB : Bogor. Priosoeryanto BP, Huminto H, Wientarsih I, Estuningsih S. 2006. Aktivitas Getah 12

Batang Pohon Pisang dalam Proses Persembuhan Luka dan Efek Kosmetiknya pada Hewan. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Setyawan, A. B. 2007. Khasiat Pisang dan Kandungan Kimia Pisang http://www.edmuslim.org/index.php?optio n=article&article_rf=108. Diakses 15 Mei 2012. 13