BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk. nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN. sejak manusia ada. Apalagi masa-masa sekarang dan masa mendatang. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. cerdas sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lainya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang paling penting dan mendesak kebutuhannya sejalan dengan kehidupan manusia, sebab tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa menjalani kehidupannya. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu kegiatan atau cara mendewasakan seseorang termasuk di dalamnya adalah pengajaran yang merupakan salah satu cara untuk membuat manusia dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa,dari belum faham menjadi faham. Pendidikan merupakan hal yang perlu dimiliki oleh manusia, sebab manusia yang tidak berpendidikan akan sangat berbeda hakekatnya dengan manusia yang berpendidikan. Termasuk juga belajar merupakan kebutuhan pokok yang dalam hal ini agama Islam pun sangat mementingkan pendidikan sehingga dalam Islam belajar adalah merupakan kewajiban dan ada satu perkataan Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim mulai dari buaian sampai pada liang lahat, artinya belajar adalah keharusan dimulai ketika manusia dilahirkan sampai dia mati. Pendidikan dalam ilmu mendidik mengandung tiga unsur yaitu mendidik, mengajar dan melatih, ketiga unsur tersebut dilakukan secara bersamaan dan bertahap sesuai dengan jenjang usia anak didik itu sendiri. Pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya pendidik dan peserta didik, oleh karena itu pendidik dan peserta didik adalah komponen penentu pendidikan. Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan dilihat dari tataran makro. Dengan istilah peserta didik, subjeknya sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang belum dewasa saja. Peserta didik adalah siapa saja yang mengikuti proses pendidikan. (Sadulloh, Robandi dan Muharam, 2009: 120) Berdasarkan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum pada pasal 3 UU RI No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional adalah untuk

2 mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah dengan segala upaya melakukan perbaikan dan perubahan salah satunya dengan memberi keleluasaan kepada institusi sekolah untuk melakukan otoritas dalam hal proses pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut tanpa harus meninggalkan tujuan utama pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Berhasil tidaknya suatu pendidikan ditentukan oleh sikap dan cara menyikapi pendidikan dari si pendidik itu sendiri terlebih lagi peserta didiknya. Dalam pendidikan seorang pendidik diharapkan dapat membentuk karakter anak-anak didiknya sesuai dengan cita-cita bersama dan harapan bangsa. Oleh karenanya seorang pendidik baik yang bertugas dalam pendidikan formal maupun non formal, di rumah tangga maupun institusi-institusi lainnya berkewajiban untuk bukan hanya membentuk kecerdasan IQ peserta didiknya, tetapi juga haruas bertanggunga jawab untuk membentuk kepribadian dan sikap serta budi pekerti yang luhur. Jadi tugas seorang pendidik atau guru sangatlah besar, luhur dan sangat kompleks. Seorang guru harus menjadi alat sekaligus media bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya secara tepat dan bermakna, sebab pada dasarnya suatu pendidikan dikatakan berhasil apabila peserta didiknya memperoleh pengalaman yang bermakna dan melekat dalam perjalanan hidupnya. Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang berbeda dan sangat bervariasi, apalagi pada pendidikan formal usia Sekolah Dasar merupakan awal pendidikan dimasa selanjutnya. Anak-anak usia Sekolah Dasar (± 7 12 th) merupakan masa dimana ia berfikir secara abstrak menuju konkrit dan mulai berfikir secara realita dan butuh pembuktian atas suatu hal. Anak pada masa ini merupakan anak yang haus akan pengetahuan, ini dibuktikan dengan kegiatankegiatan pada masa ini lebih mengarah kepada pencarian pengetahuan tentang dunia nyata yang selalu dirasakan memukau baginya. Oleh karena itu pendidik yang mendidik anak usia Sekolah Dasar ini idealnya dapat berkomunikasi

3 secara baik dengan peserta didiknya dan dapat mengenal keinginan dan dunia anak-anak yang haus akan pengetahuan tersebut. Tetapi pada kenyataannya dilapangan masih banyak ditemukan proses belajar mengajar yang hanya dilakukan secara satu arah, diantaranya dengan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah misalnya. Metode ceramah memang memiliki keuntungan yaitu guru dapat menguasai seluruh arah kelas, dan organisasi kelas yang sederhana, tetapi metode ceramah ini juga memiliki kekurangan yang merugikan peserta didik, diantaranya adalah guru sukar mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya, juga murid sering memberi pengertian lain dari hal yang dimaksud guru karena keterbatasan atau perbedaan cara pemahaman bahasa yang disampaikan guru. Dan dilihat dari kelebihan dan kekurangan tersebut, metode ceramah lebih banyak merugikan peserta didik bila dibandingkan dengan guru. Sedangkan dalam proses belajar mengajar, peserta didik diharapkan dapat dibimbing untuk dapat menggali potensi yang ada dalam masing-masing pribadinya menjadi siswa-siswi yang aktif, kreatif dan inovatif. Agar anak didik bisa bertanggungjawab, mereka harus di bebaskan. Misalnya, anak didik harus dibebaskan untuk mengeksplorasi beragam pendekatan untuk menyelesaikan masalah mereka (Boeree: 63, 2009). Di kelas anak diharapkan tidak hanya duduk, dengar dan catat, tetapi juga diharapkan dapat beraksi dan menggunakan semua indera yang dimilikinya secara aktif, mulai dari mata, telinga, hidung, mulut, kaki dan tangannya yang terintegrasi secara baik bersama dengan akal fikirannya. Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki anak didik. Upaya ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar melalui berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran mengenai alam beserta isinya dan interaksi yang terjadi didalamnya, jadi secara otomatis mata pelajaran ini berbicara tentang alam.

4 Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah : Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaantuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (KTSP, 2006: 124) Untuk menjadikan siswa menjadi seperti yang tercantum dalam tujuan kurikulum di atas, maka guru dituntut untuk tanggap dalam menyikapi segala perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang secara sadar ataupun tidak akan turut pula berpengaruh pada perkembangan kebutuhan cara belajar siswa. Belajar secara aktif artinya siswa menggunakan semua indera yang dimilikinya secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar sehingga belajar yang bermakna sebagai tujuan dari Proses Belajar Mengajar dapat diperoleh secara maksimal. Sebab itulah siswa terkadang merasa jenuh dan bosan karena semua indera yang dimilikiny tidak berfungsi secara maksimal apabila siswa terus menerus mendapatkan materi pembelajran yang dibawakan dengon guru yang yang mendominasi kelas. Akan tetapi, dengan siswa diajak untuk belajar di lingkungan sekitar secara langsung diharapkan siswa dapat menggunakan semua alat inderanya secara aktif tentunya dalam koridor belajar mengajar. Dengan mengajak siswa belajar di lingkungan sekitar secara langsung siswa dapat mengeksplorasi segala bentuk pertanyaan yang dimilikinya dan secara langsung maupun tidak langsung dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya tersebut dari segala hal yang ditemuinya, baik itu

5 jawaban yang berasal dari penuturan guru, dari diskusinya dengan teman, ataupun dari hal-hal yang ia temui di alam dan tidak ia temui di dalam kelas. Selain itu dari temuan-temuan di lapangan diantaranya yaitu masih terdapat guru yang kurang mengoptimalkan fungsi lingkungan sekitar sebagai bahan pembelajaran yang sangat luas dan tak terbatas, serta masih banyak guru yang masih menggunakan metode konvensional yang apabila dilakukan secara terus menerus akan menjadikan hasil belajar tidak bisa dicapai dengan maksimal. Apabila dilihat dari hasil belajar yang diperoleh anak pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode KBM yang selama ini dipakai di sekolah tempat yang akan diteliti, hasilnya kurang memuaskan dan perlu adanya peningkatan hasil belajar apabila ingin mencapai target KKM. Sedangkan KKM yang harus dicapai di SDN Cikitu 1 pada pembelajaran IPA adalah 62, dan hal ini belum tercapai karena pada pembelajaran IPA rata-rata anak atau sekitar 85% anak dari keseluruhan anak di kelas II SDN Cikitu 1 belum mencapai KKM. Nilai siswa yang tuntas sangat sedikit persentasenya dan lebih besar nilai siswa yang tidak tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan dalam standar kompetensi kurikulum disebutkan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila 80% siswa dan atau lebih dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran memiliki kriteria tuntas. Dari hasil observasi dan evaluasi di kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung pada pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan, peneliti menemukan bahwasannya pemahaman siswa tentang materi tersebut masih kurang sehingga hasil belajarnya tidak memuaskan. Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi awal kepada calon objek peneliti mengenai tempat hidup hewan dan tumbuhan yaitu pada saat proses belajar mengajar siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajran, kurang kreatifnya siswa dalam pembelajarn juga mempengaruhi hasil belajar, kurangnya interaksi aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi, serta kurang aktifnya siswa dalam melakukan pembelajaran dikarenakan metode pembelajaran yang monoton dan kurang membangkitkan minat belajar anak juga sangat berpengaruh, hal ini dapat terlihat ketika guru

6 mengajukan pertanyaan banyak siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan secara tepat bahkan situasi kelas yang terjadi kurang kondusif. Selain itu siswa kesulitan dalam menyimpulkan materi pembelajaran dan mengomuniksasikan pendapatnya. Dari 35 orang siswa yang akan menjadi subjek peneletian, hanya sekitar 5 orang yang mampu menjelaskan tempat-tempat hidup hewan dan tumbuhan, dan setelah diadakan tes akhir hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai di atas enam. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memahami dan menguasai konsep tempat hidup hewan dan tumbuhan. Ini lebih disebabkan karena siswa sudah merasa jenuh dengan proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan, dengan dibatasi oleh empat dinding di dalam kelas dan terbatasnya siswa untuk mengekspresikan imajinasinya ke dalam alam nyata. Dengan melakukan pembelajaran yang terjun langsung ke lingkungan alam siswa diharapkan dapat lebih antusias dalam proeses pembelajaran dan lebih cepat mengerti tentang segala yang dijelaskan oleh guru serta mampu mengaplikasikan apa-apa yang selama ini ada dalam imajinasinya menjadi terlihat dalam wujud nyata. Berdasar pada hal tersebut di atas, peneliti akan meminimalisir ketidak pahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan mengajak peserta didik tidak hanya datang, duduk dan dengar di kelas tetapi juga berperan aktif dalam pembelajaran untuk menemukan pengalamannya yang bermakna dengan ikut mengamati, mencari tahu dan berperan aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dan oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini yang berjudul Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tadi, maka akan di buat rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan penerapan media lingkungan alam dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? b. Bagaimana pelaksanaan penerapan media lingkungan alam dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? c. Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran menggunakan media lingkungan alam dalam pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penlitian yang dilaksanakan ini adalah : a. Mengungkap tentang perencanaan penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. b. Mengungkap tentang pelaksanaan penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. c. Mengungkap hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan dengan menggunakan media lingkungan alam pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bnadung.

8 D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat penelitian merupakan sejauh mana kita dapat menarik hal positif dalam penelitian yang akan dilaksanakan, diharapkan penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat bermanfaat : a. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran serta dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam proses penelitian yang akan dilaksanakan nantinya. b. Bagi Siswa Dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya kelas II SDN CIKITU 1 dalam pemahamannya pada pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tersebut juga memberikan keterampilan pembelajaran secara aktif yang dilakukan di kelas. c. Bagi Guru Dapat memberikan referensi bagi pengetahuannya tentang proses belajar mengajar bahwa pembelajaran tidak hanya cukup dengan satu arah saja, misalnya dengan metode ceramah saja, tetapi dapat dikombinasi sehingga peserta didik dapat meningkat kemampuan dan pengalaman belajarnya. d. Bagi Sekolah Dapat ikut memperkaya referensi penelitian sehingga dapat dijadikan acuan bagi para guru yang lain atau komponen sekolah lainnya untuk lebih semangat mengadakan penelitian.

9 E. Definisi Operasional Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa kalimat atau kata yang perlu untuk didefinisikan untuk menghindari perbedaan penafsiran selanjutnya, diantaranya yaitu : a. Media Lingkungan Alam Dalam hal ini media lingkungan alam yaitu alat atau sarana atau bisa juga disebut saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (materi pembelajaran) yang disampaikan oleh guru kepada siswa berupa lingkungan alam dengan maksud agar materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada pembelajaran IPA dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan. b. Hasil Belajar Siswa Maksud hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes, sesuai dengan materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada pembelajaran IPA. c. Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan Tempat hidup hewan dan tumbuhan maksudnya yaitu tempat yang dipakai oleh hewan atau tumbuhan untuk menjalani hidupnya sehari-hari dan berinteraksi dengan makhluk lainnya di dalam tempat tersebut.