PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

dokumen-dokumen yang mirip
Mengenal Proses Deep Drawing

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

SIFAT MAMPU BENTUK LEMBARAN PLAT BAJA KARBON RENDAH PADA PROSES TARIK DALAM

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

RANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

Proses Lengkung (Bend Process)

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA MAMPU BENTUK ALUMINIUM KOMERSIAL TERHADAP EFEK PERBEDAAN KETEBALAN MATERIAL PADA PROSES SPINNING

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

DEFINISI SPRINGBACK COLD WORKING PROCESS The advantages of cold working process : The disadvantages of cold working process :

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING

1. Pendahuluan Pembentukan Logam

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Pengaruh Tebal Blank dan Viskositas Pelumas Terhadap Nilai Stretchability dan Kekerasan Dinding Kubah Baja DDQ SPCE- SD

Konsep Dislokasi. Pengertian dislokasi

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS SARJANA. PROSES AGE HARDENING TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN Al-Cu

KARAKTERISTIK MEKANIK STATIS BAJA UNS G10450 YANG MENGALAMI PROSES SHOT PEENING. Dini Cahyandari * ) Abstrak

PROSES MANUFACTURING

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 6 PROSES PEMBENTUKAN LOGAM

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. Pisau egrek adalah alat yang digunakan untuk pemanen kelapa sawit. Pisau

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Karakteristik Deformasi Akibat Beban Impak dari Mikrostruktur Transisi Hasil Natural Aging Paduan Al-2024

PENGARUH PRESTRAIN BERTINGKAT TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK BAJA KARBON SEDANG

BAB IV DATA DAN ANALISA

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISA TEGANGAN PADA PEMBENTUKAN KOMPONENGROMMET GASKET EXHAUST SEPEDA MOTOR MELALUI DEEP DRAWING

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL PISTON

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

Program Studi Teknik Mesin S1

TIN107 Material Teknik. Mekanisme Penguatan. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga pada Material Aluminium AlMg 3

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan Paduan Aluminum 7075

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan produk produk yang berkualitas agar merebut. pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

Transkripsi:

C.3. Pengaruh bending radius pada lightening holes process PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET *1 Yurianto, 1 Ardian Budi W, 2 Eko Boedisoesetyo 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH. Semarang Telpon/ Faks : 024 746 0059/ 024 746 0059 pesawat 102 * Surat elektronik: yurianto@undip.ac.id Abstrak Penggunaan bahan yang ringan dan kuat sangat diperlukan dalam pembuatan pesawat terbang, proses ligtening holes adalah salah satu cara efektif untuk mendapatkan konstruksi ringan tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bending radius yang tepat pada Al 2024 T3 sheet tanpa adanya retak. Adapun metode penelitian ini adalah mempersiapkan benda uji untuk bending radius pada proses lightening holes CAN 16070, dan melakukan penekanan menggunakan mesin eccentric press dengan variasi radius die bending yaitu BT 20, BT 30 dan BT 40. Kemudian melakukan uji tarik, uji keras mikro dan metalografi untuk melihat fenomena retak. Bending radius yang dapat diterima Al 2024 T3 sheet dalam proses lightening holes tanpa terjadi retak adalah dengan menggunakan die BT 20, yaitu dengan radius 3 mm dan diameter lobang 20 mm. Angka kekerasan rata-rata Al 2024 T3 sheet sebelum proses lightening holes adalah 149,64 HV. Sementara kekerasan setelah proses lightening holes meningkat sebesar 217,712 HV (dengan BT 20), 186,2 HV (dengan BT 30) dan 212,356 HV (dengan BT 40). Bending radius pada Al 2024 T3 sheet tanpa adanya retak die BT 20. Kata kunci: Al 2024 T3 sheet, lightening holes, bending radius, getas, retak 1. PENDAHULUAN Lightening holes process (LHP) adalah salah satu cara efektif untuk memenuhi kebutuhan penguatan bahan pesawat terbang. Pada proses lightening holes terdapat proses pelobangan pada suatu titik dan pada titik pelubangan tersebut dilakukan bending radius atau deep drawing. Fungsi dari LHP adalah agar bahan untuk pesawat terbang semakin ringan tetapi memiliki kekakuan tinggi sehingga mampu menahan beban besar. Saat LHP bahan sering mengalami keretakan, hal ini berkaiatan dengan ketebalan, kondisi dan bending radius bahan. Adapun masalah pada LHP adalah timbulnya keretakan, sehingga bahan mengalami reject. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bending radius yang bisa diterima oleh Al 2024 T3 sheet tanpa retak pada LHP. 2. TINJAUAN PUSTAKA Proses LHP adalah sebuah proses penguatan bahan yang memiliki dasar proses deep drawing. Dengan proses tersebut maka kekakuan bahan yang diinginkan akan tercapai. Deep drawing atau disebut drawing adalah proses pengubahan bentuk logam dari bahan lembaran yang berbentuk lingkaran dengan diameter tertentu yang ditekan pada sebuah cetakan yang juga berbentuk lingkaran dengan kedalaman tertentu. Pada proses deep drawing terdapat dua jenis proses, yaitu: Shrink Forming dan Stretch Forming. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut. Shrink Forming, pada proses ini terjadi kompresi melingkar selama proses dengan pengurangan diameter dan logam menipis. Karena bahan cukup tebal, maka dinding produk akan terjadi kerutan. Stretch Forming, pada proses ini terjadi pengecilan benda kerja sebagai akibat tarikan melingkar yang digunakan untuk memperbesar diameter. Untuk mencegah kerutan dan tebal yang tidak merata, aliran logam harus diatur. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan cincin penahan, Gambar 1 [1]. Dalam proses LHP, bahan mengalami strain hardening untuk slip, dan dikenal sebagai pengerasan regangan. Pengerasan regangan disebabkan oleh interaksi dislokasi dengan yang lain dan penghalang yang menghalangi gerakan kisi-kisi kristal [2]. C.12

Bahan yang digunakan dalam proses LHP adalah Al 2024 T3 sheet, yaitu jenis Aluminum Alloy seri 2xxx yang memiliki kandungan aluminum dengan paduan Cu sebagai presipitatnya. Sedang T3 adalah kondisi tempered dari bahan tersebut yang menunjukkan bahwa bahan telah mengalami solution heat treatment, cold work dan naturally aging [3]. Gambar 1 Perbedaan shrink forming dan stretch forming [1] Komposisi kimia Al 2024 T3 sheet adalah Al (93%) Cu (3,8 sd. 4,9%) Mg (1,2 sd. 1,9%). Paduan aluminum jenis AL 2024 disebut juga superduralumin [4]. Process sheet lightening holes CAN 16070 adalah nama dokumen LHP yang dibuat bersama antara Cassa Spanyol dan PT Nurtanio Bandung (sekarang PT Dirgantara Indonesia). 3. METODOLOGI Bahan penelitian adalah Al 2024 T3 sheet dengan tebal 1,2 mm, 1,4 mm dan 2,0 mm, dengan ukuran benda uji adalah 100 mm 150 mm, tiap benda uji dikenai tiga macam yaitu: bending radius BT 20 (2 mm), BT 30 (3 mm) dan BT 40 (4 mm). LHP menggunakan mesin eccentric press dengan dies sesuai dengan bending radius yang sudah ditentukan. Metode yang digunakan adalah trial solution dengan BT 20, BT 30 dan BT 40, dengan LHP. Penelitian ini dilaksanakan dengan dasar dokumen process sheet lightening holes CAN 16070 yang berlaku di PT. Dirgantara Indonesia. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji metalografi Hasil uji metalografi ditunjukkan oleh Gambar 2a dan 2b (keduanya ditekuk dengan BT 20), nampak struktur butiran kasar. Gambar 2c dan 2d (keduanya ditekuk dengan BT 30), nampak struktur butiran halus. Gambar 2e dan 2f (keduanya ditekuk dengan BT 40), nampak struktur butiran lebih halus dibanding dengan BT 20 dan BT 30. Dari ketiga bending radius (BT 20, BT 30 dan BT 40), pergeseran butiran lebih besar terjadi pada bending radius dengan BT 20. Jika bending radius dikenakan pada bahan yang lebih tebal, maka kecenderungan terjadi keretakan lebih besar dibanding terkena bending radius BT 30 dan BT 40. Sementara itu diameter lobang semakin kecil cenderung retak dibanding diameter lobang yang lebih besar. 4.2 Uji Kekerasan Mikro Hasil uji kekerasan mikro ditunjukkan oleh Gambar 3 dan Tabel 1. Gambar 3a mempunyai standard hardness seperti dalam Tabel 1. Tabel 1 Angka kekerasan mikro Al 2024 T3 sheet. Jarak (μm) 47,88 48,44 49,75 51,24 51,93 Sebelum LHP Kekerasan HV 161,70 158,00 149,80 141,20 137,50 Setelah LHP dengan Jarak (μm) 39,48 39,51 40,36 43,86 43,86 BT 20 Kekerasan HV 237,90 237,53 227,63 192,75 192,75 Setelah LHP dengan Jarak (μm) 41,26 43,89 43,93 45,74 49,50 BT 30 Setelah LHP dengan BT 40 Kekerasan HV 217,81 192,49 192,14 177,23 151,33 Jarak (μm) 35,96 41,22 43,86 43,89 46,49 Kekerasan HV 286,75 218,23 192,75 192,49 171,56 Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang C.13

C.3. Pengaruh bending radius pada lightening holes process a BT 20 permukaan atas b BT 20 permukaan bawah c BT 30 permukaan atas d BT 30 permukaan bawah e BT 40 permukaan atas f BT 40 permukaan bawah Gambar 2 Metalografi Al 2024 T3 sheet dengan ketebalan 8 mm a Sebelum LHP b Sesudah LHP dengan BT 20 c Sesudah LHP dengan BT 30 d Sesudah LHP dengan BT 40 Gambar 3 Hasil uji keras Al 2024 T3 sheet dengan ketebalan 8 mm C.14

Gambar 3b mempunyai kekerasan antara 192,5 HV sd. 237,53 HV. Gambar 3c mempunyai kekerasan antara 151,33 HV sd. 271,81 HV. Gambar 3d mempunyai kekerasan antara 171,56 HV sd. 286,75 HV. Dari uji kekerasan diatas Nampak bahwa kekerasan pada permukaan cekung lebih tinggi dibanding kekerasan pada permukaan cembung. Dari ketiganya (setelah LHP) yaitu dengan BT 20, BT 30 dan BT 40, permukaan cembung mengalami tegangan tarik, sementara permukaan cekung mengalami tegangan tekan. Permukaan cembung lebih rentan terhadap keretakan dibanding pada permukaan cekung. Semakin tebal Al 2024 T3 sheet, maka akan cenderung retak jika mendapat bending. Karena pergeseran struktur yang sangat besar. 4.3 Uji LHP 4.3.1 Uji LHP LHP dilakukan dengan menggunakan mesin eccentric press, gaya tekan yang digunakan 60 kn dan diameter punch 12 mm, 25 mm dan 34 mm. Hasil uji LHP ditunjukkan oleh Gambar 4. Dari hasil pengerjaan benda uji didapatkan keretakan pada beberapa bending dan ketebalan yang berbeda, dan retak yang terjadi pada Al 2024 T3 tebal 2 mm dan ditunjukkan oleh Gambar 5. Keretakan yang timbul karena adanya pergeseran antar struktur mikro akibat bending radius yang semakin kecil. Sementara bergeseran struktur mikro dengan bending radius semakin besar, ikatan butiran masih mampu menahan geseran. Akibat bending radius semakin besar, maka kecenderungan retak semakin kecil. Bending radius yang bisa diterima Al 2024 T3 pada LHP tanpa terjadi retak adalah menggunakan die BT 20, yaitu dengan radius 3 mm dan diameter lobang 20 mm atau die BT 20. Permukaan atas Permukaan bawah Gambar 4 Benda uji hasil proses LHP a BT 30 b BT 40 Gambar 5 Keretakan Al 2024 T3 tebal 2 mm 4.3.2 Uji Tarik Hasil uji tarik bahan Al 2024 T3 setelah dilakukan LHP ditunjukkan oleh Tabel 2. Pada dasarnya, Al 2024 T3 tergolong bahan getas. Dari hasil uji tarik, nampak bahwa setelah mengalami LHP bahan menjadi lebih getas. Hal ini disebabkan karena adanya pemadatan struktur mikro akibat LHP dengan die yang digunakan. Namun pada benda uji dengan tebal 2 mm mempunyai tegangan maksimum lebih tinggi dibanding yang lain, tegangan luluh juga lebih tinggi dan mengalami sedikit lebih liat dibanding pada benda uji dengan tebal 0,8 mm dan 1,4 mm. Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang C.15

Setelah LHP Setelah LHP C.3. Pengaruh bending radius pada lightening holes process Tabel 2. Hasil uji tarik Al 2024 T3 sheet setelah LHP. Tebal Beban maksimum Tegangan Maksimum Tegangan Luluh Regangan Patah 0,8 mm 488,963 (kg f ) 52,193 (kg f /mm 2 ) 36,827 (kg f /mm 2 ) 19,432 % 1,4 mm 865,114 (kg f ) 51,299 (kg f /mm 2 ) 36,842 (kg f /mm 2 ) 18,318 % 2.0 mm 1316,964 (kg f ) 52,705 (kg f /mm 2 ) 40.732 (kg f /mm 2 ) 18,820 % 4.3.3 Uji Kekerasan Hasil uji kekerasan bahan Al 2024 T3 dilakukan dengan dua macam, yaitu sebelum dan sesudah LHP, dan hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 3. Setelah LHP, Al 2024 T3 menjadi lebih keras disbanding sebelum LHP. Hal ini karena disebabkan oleh pemadatan struktur mikro, namun setelah LHP kekerasan tertinggi dicapai pada bahan tebal 2 mm dengan BT 20 tanpa ada keretakan. BT 20 BT 30 BT 40 Tabel 3 Hasil uji kekerasan Al 2024 T3 sheet Jarak (μm) 47,88 48,44 49,75 51,24 51,93 Kekerasan HV 161,70 158,00 149,80 141,20 137,50 Kekerasan ta-rata HV 149,64 HV Jarak (μm) Kekerasan HV 192,75 237,90 192,75 237,53 227,63 Kekerasan rata-rata HV 217,712 Jarak (μm) Kekerasan HV 177,23 192,14 192,49 151,33 217,81 Kekerasan rata-rata HV 186,2 Jarak (μm) 35,96 41,22 43,86 43,89 46,49 Kekerasan HV 286,75 218,23 192,75 192,49 171,56 Kekerasan rata-rata HV 212,356 5. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan ahwa Aluminum 2024 dengan bending radius paling kecil BT 20 memiliki nilai kekerasan paling tinggi diantara bending radius yang lain dengan nilai kekerasan rata rata 217,7 HV. Bending radius BT 20 adalah perlakuan bending paling baik karena tidak mengalami retak bahan dengan berbagai tebal dan memiliki nilai kekerasan paling tinggi. Pada uji metalografi dari semua bending radius hanya BT 20 yang memiliki struktur yang mengalami tarik (dibagian permukaan bending) dan struktur yang tertekan dibagian bawah permukaan bending. Sedangkan pada radius BT 30 dan BT 40, struktur mengalami tarik sehingga kemungkinan terjadinya retak lebih besar. Dari uji LHP, terjadi retak pada bahan Al 2024 T3 dengan tebal 2 mm dan mengalami bending pada radius BT 30 dan BT 40. Retak terjadi karena bahan lebih getas dan mengikuti arah keliling diameter bending. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada PT. Dirgantara Indonesia, Bandung Jawa Barat Indonesia atas tempat dan segala fasilitas yang disediakan selama pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Eugene, D, Ostergaard,1967, Advanced Die Making, Prentice Hall, New Jersey. [2] Dieter, E. George, 1987, Metallurgy Mechanics, 3 rd edition, McGraw Hill, Inc. [3] Heinrich Grote, Karl, Antonson, K. Erik, 2009, 2009, Springer Handbook of Mechanical Engineering, Volume 10, Springer. [4], Dokumen PT. Dirgantara Indonesia, Bandung Jawa Barat Indonesia. C.16