Angka Kejadian dan Karakteristik Faktor Risiko Pasien Epilepsi. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 9,1%, usia tahun sebesar 8,13%. pada anak dengan frekuensi kejadian 4-6 kasus/1.000 anak (Nelson, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. serta tidak didapatkan infeksi ataupun kelainan intrakranial. Dikatakan demam

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB 1 PENDAHULUAN. 60 bulan disertai suhu tubuh 38 C (100,4 F) atau lebih yang tidak. (SFSs) merupakan serangan kejang yang bersifat tonic-clonic di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PROFIL PENYANDANG EPILEPSI DI POLIKLINIK SARAF RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013 MEI 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

ABSTRAK KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO EPILEPSI PADA ANAK DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak. 1,2 Demam

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

AZIMA AMINA BINTI AYOB

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian...26

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

PREVALENSI OBESITAS PADA PASIEN YANG OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN Oleh: Noormimi Khatijah Binti Kasim

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

POLA PENYAKIT KULIT NON-INFEKSI PADA ANAK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

PROFIL PENDERITA TUMOR JINAK DAN GANAS TULANG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: AULADI HALIM UMAR LUBIS

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Dengue Shock Syndrome (DSS), morbiditas, mortalitas. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.

ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kejadian Kejang Demam Anak di Rumah Sakit Al-Ihsan

ABSTRAK GAMBARAN DISTRIBUSI PENDERITA TONSILEKTOMI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

Gambaran Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir. di RSIA Sri Ratu Medan Tahun Oleh: JEFFRY NUGRAHA

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dari Tahun

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

ABSTRAK. PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

ABSTRAK INSIDENSI TIPE PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK USIA 0 15 TAHUN DI RS. IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2005

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Angka Kejadian dan Karakteristik Faktor Risiko Pasien Epilepsi 1 Mochamad Rizki Budiman, 2 Nurdjaman Nurimaba, 3 Rio Dananjaya 1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 email: 1 dr.rizkibudiman@yahoo.com Abstract. Epilepsy is the number four most common neurologic disease after migrain, stroke and Alzheimer disease particullary in developing countries, including Indonesia. Risk factors of epilepsy become one of factors that can be considered in diagnosis because epilepsy is diagnosed based on clinical approach, the purpose of this research is to know incidence and characteristic risk factors epilpesy patient in inpatient epilepsy Al-Ihsan Hospital period 2013-2014. The research was conducted by using the retrospective descriptive method. Under patient epilepsy based on data was taken from medical records of the patient epilpesy who in admission to Al-Ihsan Hospital period 2013-2014. History of febrile convulsion, central nervous system infection, cerebral palsy, developmental diseases, electrolyte imbalance and status epilepticus is data which collected from medical records. There is 65 from 99 medical records which included inclussion criteria is researched in period 2013 2014. Majority epilepsy patient in Al-Ihsan Hospital period 2013 2014 is entirely children, incidence of epilepsy is 99 from 39.629 patients who is admitted to Al-Ihsan Hospital and result show that history of cerebral palsy 15 patients (23,1%), central nervous system infection 6 patients (9,1%), febrile convulsion 30 patients(42,2%), status epilepticus 10 patiens (15,4%), electrolyte imbalance 28 patients (43,1%), developmental diseases 12 patients (18,5%). Incidence of epilepsy in inpatien Al-Ihsan Hospital was 99 from 39.629 patients. The most risk factors is founded in epilepsy patient is febrile convulsion. Keywords: Epilepsy, Insidence. Risk factor. Abstrak. Epilepsi merupakan penyakit tersering ke-empat setelah migrain, stroke dan Alzheimer pada penyakit saraf terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Faktor risiko epilepsi menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan diagnosis karena epilepsi didiagnosis berdasarkan klinis, tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik faktor risiko pasien epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif terhadap pasien epilepsi berdasarkan data dari rekam medik pasien epilepsi yang dirawat di Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013 2014. Data yang dikumpulkan dari rekam medis adalah riwayat kejang demam, infeksi sistem saraf pusat, palsi serebral, kelainan perkembangan, gangguan keseimbangan elektrolit dan status epileptik.jumlah data rekam medis yang diteliti adalah 65 rekam medis yang masuk kriteria inklusi dari 99 rekam medis periode 2013 2014. Mayoritas pasien epilepsi di Rumah Sakit Al-Ihsan periode 2013 2014 adalah anak-anak, angka kejadian epilepsi sebanyak 99 dari 39.629 pasien yang masuk ke Rumah Sakit Al-Ihsan dengan hasil riwayat penyakit sebelumnya palsi serebral 15 pasien (23,1%), infeksi sistem saraf pusat 6 pasien (9,1%), kejang demam 30 pasien (46,2%), status epileptik 10 pasien (15,4%), gangguan keseimbangan elektrolit 28 pasien (43,1%), kelainan perkembangan 12 pasien (18,5%).Angka kejadian epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014 sebanyak 99 dari 39.629 pasien. Faktor risiko terbanyak yang ditemukan pada pasien epilepsi adalah kejang demam. Kata kunci: Angka kejadian, Epilepsi, Faktor risiko. A. Pendahuluan International League Against Epilepsy (ILAE) mendefinisikan epilepsi secara konseptual dan praktis. Secara konseptual, epilepsi adalah gangguan otak yang dikarakteristikkan oleh kecenderungan yang kuat untuk menghasilkan bangkitan epileptik dan memiliki dampak kerusakan neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial. 1 487

488 Mochamad Rizki Budiman, et al. Epilepsi adalah penyakit kronik pada otak yang menyerang orang di setiap negara di dunia. 2 Epilepsy Foundation menyatakan epilepsi sebagai masalah neurologis ke-empat tersering setelah penyakit migrain, stroke, dan penyakit Alzheimer. 3 Proporsi pada populasi umum terhadap pasien epilepsi sekitar 4 10 per 1.000 orang. Beberapa studi di negara berkembang menyatakan bahwa proporsi epilepsi berada di antara 6 10 per 1000 orang dan lima puluh juta orang di dunia mengalami epilepsi. 2 Insidensi rerata epilepsi setiap tahun di Amerika Serikat sebanyak 150.000 atau 48 dari setiap 100.000 orang, dengan kata lain 150.000 atau 48 dari 100.000 orang akan berkembang menjadi epilesi. Insidensi epilepsi lebih tinggi pada anak muda dan dewasa tua. Epilepsi dimulai pada sekelompok usia tersebut atau pola bimodal grup. Insidensi epilepsi di lihat dari seluruh hidup, 1 dari 26 orang akan berkembang menjadi epilepsi suatu saat pada hidup mereka. 3 Di Indonesia pada tahun 2013 kejadian epilepsi pada laki-laki sebesar 5,88 dan perempuan sebesar 5,51 tiap 1.000 penduduk. Prevalensi epilepsi di Indonesia berkisar antara 0,5 2%. 4 Sekitar 1,1 juta hingga 1,3 juta penduduk Indonesia menderita penyakit epilepsi. 5 Hasil penelitian oleh cansu,dkk. pada anak-anak menunjukkan peningkatan risiko epilepsi kejang demam atipik (21,97 kali lipat), infeksi sistem saraf pusat (4,76 kali lipat) dan riwayat keluarga yang menderita epilepsi (6,42 kali lipat). Tanda neurologis abnormal meningkatkan risiko epilepsi 5,92 kali pada analisis univariasi dan 30,26 kali pada analisis multivariasi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor risiko yang paling penting untuk epilepsi adalah pada studi penelitian tersebut adalah kerusakan neurologis, kejang demam atipik dan riwayat keluarga yang menderita penyakit epilepsi. 6 Berdasarkan data-data tersebut, angka kejadian epilepsi dan juga bangkitan masih sangat banyak dan harus menjadi perhatian khusus dalam segi penanganan dan penelitian tentang epilepsi, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang seberapa besar presentase faktor risiko pada epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan pada tahun 2013 2014 dengan alasan Rumah Sakit Al-Ihsan merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Unisba, angka kejadian epilepsi sebanyak 178 per 48.506 pasien pada tahun 2012 yang masih cukup tinggi dan penelitian tentang epilepsi masih membutuhkan penelitian-penelitian baru. B. Bahan dan Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan deskriptif retrospektif untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik faktor risiko pasien epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014. Bahan penelitian ini berupa data sekunder yang diambil secara tidak langsung berupa rekam medis dari pasien yang didiagnosis epilepsi di Rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total population sampling yang terdapat di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung pada tahun 2013-2014. Sampel penelitian terdiri dari 99 rekam medis yang telah didiagnosis epilepsi dan dilakukan pemilihan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 65 rekam medis yang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Angka Kejadian dan Karakteristik Faktor Risiko Pasien Epilepsi 489 C. Hasil Angka kejadian pasien epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan pada tahun 2013 2014 adalah sebanyak 99 kejadian epilepsi dari 39.629 pasien yang masuk ke rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan dan seluruhnya terjadi pada pasien epilepsi anak-anak berusia 1-12 tahun. Karakteristik dan jumlah faktor risiko yang datang ke rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan pada pasien epilepsi di Rumah Sakit Al-Ihsan periode 2013 2014 terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 jumlah dan presentase faktor risiko epilepsi di Rumah Sakit Al-Ihsan. Faktor risiko Nominal Persentase % Palsi Serebral 15 23,1% Infeksi Sistem Saraf Pusat 6 9,1% Kejang Demam 30 46,2% Status Epileptik 10 15,4% Gangguan keseimbangan Elektrolit 28 43,1% Kelainan Perkembangan 12 18,5% Jumlah 101 155,4% Pada tabel diatas menunjukan jumlah dan presentase faktor risiko yang diteliti pada pasien epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan periode 2013 2014 yang menunjukkan karakteristik faktor risiko pasien epilepsi di Rumah Sakit Al-Ihsan dengan jumlah faktor risiko 101 dari 65 pasien yang berarti satu pasienyang datang terdapat satu atau lebih faktor risiko. Jumlah dan presentase tertinggi yaitu pasien epilepsi dengan faktor risiko kejang demam 30 pasien (46,2%). Tabel 1.2 jumlah pasien epilepsi yang datang ke Rumah Sakit Al-Ihsan dengan faktor risiko. Jumlah Faktor risiko Nominal Persentase % Satu Faktor Risiko 39 60% Dua Faktor Risiko 17 26% Tiga Faktor Risiko 8 12% Empat Faktor Risiko 1 2% Jumlah 65 100% Pada tabel diatas menunjukkan pasien epilepsi yang datang ke rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan periode 2013 2014 dan di rawat di Rumah Sakit dengan jumlah faktor risiko terbanyak adalah satu faktor risiko dengan 39 pasien (60%). D. Pembahasan Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa epilepsi merupakan penyakit yang memiliki faktor risiko yang muncul pada masa awal pertumbuhan atau anak-anak yaitu kejang demam, palsi serebral dan lain-lain sebelum faktor risiko yang muncul setelah dewasa seperti stroke, trauma kepala dan lain-lain di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013 2014 seperti penelitian yang dilakukan oleh Damudoro menyatakan bahwa epilepsi merupakan kasus yang sering dijumpai pada anak-anak. Beberapa faktor yang Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

490 Mochamad Rizki Budiman, et al. menjadi penyebabnya adalah trauma kepala, tumor otak, radang otak, riwayat kehamilan jelek dan kejang demam. 7,37 Menurut Lumbantobing sekitar 0,5 12% kejang demam berulang merupakan faktor predisposisi terjadinya epilepsi di kemudian hari. 8,38 Penelitian kasus kontrol yang dilakukan oleh Budiarto mendapatkan bahwa kejang demam sebagai faktor risiko epilepsi (OR: 5,94; 95% CI:3,49 10,09). 9,39 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor risiko yang paling banyak adalah kejang demam yang diikuti gangguan keseimbangan elektrolit, palsi serebral, kelainan perkembangan, status epileptik, dan terakhir infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam sebagai faktor risiko tersering karena kecenderungan kejang demam yang berkembang menjadi epilepsi melalui mekanisme Generalised Epilepsy With Febrile Seizure Plus (GEFS+) yaitu penyakit yang diakibatkan oleh genetik dengan heterogenisitas, diturunkan secara autosomal dominan. Dua lokus pada kromosom 19q (GEFS+) dan kromosom 2q (GEFS2). Mutasi ditemukan pada voltage-gated sodium channel subunits dan reseptor GABAA subunit gamma 2. Predisposisi bangkitan ditentukan oleh gen GEFS+ ditambah gen lain dan faktor lingkungan. 3 Pada tabel 1.1 menunjukkan kejang demam adalah salah satu faktor risiko yang akan menjadi epilepsi seperti yang penelitian kohort yang dilakukan oleh Shorvon dkk. menunjukkan kejang demam sebagai faktor risiko terjadinya epilepsi (OR:2,5; 95% CI: 1,68-3,65). 10,40 Penelitian kasus kontrol yang dilakukan oleh Budiarto juga mendapatkan kejang demam bermakna sebagai faktor risiko terjadinya epilepsi (OR:5,9; 95% Cl : 3,5-10,1). 9,39 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi sistem saraf pusat memiliki nilai angka kejadian terkecil seperti penelitian yang dilakukan oleh Forsgren dan Nystrom sebagaimana dikutip oleh Suwitra mendapatkan hasil radang otak tidak bermakna secara statistik sebagai faktor risiko terjadinya epilepsi (OR :1,6; p>0,05). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suwitra menunjukkan bahwa radang otak (meningitis dan ensefalitis) bermakna sebagai faktor risiko terjadinya epilepsi (OR :8; 95% CI;2,2-44,2 ). 11,41 Pada tabel 1.2 bahwa karateristik faktor risiko pasien epilepsi yang datang ke rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013 2014 berdasarkan jumlah faktor risiko maka angka kejadian pasien epilepsi yang datang ke Rumah Sakit terbanyak adalah satu faktor risiko selanjutnya diikuti dengan dua faktor risiko, tiga faktor risiko dan terakhir empat faktor risiko. E. Kesimpulan Simpulan dari penelitian ini bahwa angka kejadian epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014 adalah sebanyak 99 pasien per 39.629 pasien yang masuk ke Rumah Sakit Al-Ihsan. Penderita epilepsi dengan faktor risiko terbanyak yaitu kejang demam berjumlah 30 pasien (46,2%), dengan jumlah faktor risiko pasien epilepsi terbanyak satu faktor risiko berjumlah 39 pasien (60%). Ucapan Terimakasih Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Prof. DR. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF sebagai dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Angka Kejadian dan Karakteristik Faktor Risiko Pasien Epilepsi 491 Daftar Pustaka Fisher RS, Acevedo C, Arzimanoglou A, dkk. ILAE Official Report: A practical clinical definition of epilepsy. Epilepsia 2014;55:475-482. doi:10.1111/epi.12550. WHO Epilepsy. October 2012 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs999/en/. Patricia O. Shafer JIS. Epilepsy Statistics Epilepsy Foundation. 2014 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.epilepsy.com /learn/epilepsystatistics. Paryono, Meilala L., Asmedi A. Oxcarbazepin sebagai terapi epilepsi parsial refrakter. Berkala Neurosains 2003, vol 4 No. 3, 169. Depkes. 2006. 1,4 juta penduduk Indonesia mengidap epilepsi. 2008 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.depkes.go.id /index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2237&itemid=2. Cansu A, serdaroğlu A, Yüksel D, dkk. Prevalence of some risk factors in children with epilepsy compared to their controls, Turkey. Seizure 2007; 16, 338 344. (diunduh 3 februari 2015). doi:10.1016/j.seizure. 2007.02.003. Damudoro N. Epilepsi Anak dan Kejang Demam. Simposium Penatalaksanaan Mutakhir Epilepsi. Yogyakarta. FK UGM. 1992. Lumbantobing. Epilepsi pada Anak. Naskah Lengkap Kedokteran Berkelanjutan. Jakarta.FK UI.1992. Budiarto.I. Beberapa Karateristik Kejang Demam Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi. Tesis. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf. FK UNDIP, Semarang. 1999. Shorvon SD, mac Donald BK, Johnson AL, sander JW, Febrile convulsions in 220 Children-neurological Sequelae at 12 years Follow Up. (Abstract) Eur Neurol. 1999. 41(4) : 179-86. Suwitra IN. Kejang Demam Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pada Anak. Neurona, Mei 1992: 30-4. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015