BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dalam bentuk Pre-eksperimen dengan jenis one-group pretest-postest

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Quasy eksperimen merupakan desain perlakuan tunggal (one shot case study)

Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan baik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian terhadap 120

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

HUBUNGAN INTELEGENSI, KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD/MI

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu dinamika proses yang mengacu kepada halhal

BAB I PENDAHULUAN. dari media internet ketimbang harus membaca.kecenderungan ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ISSN Pedagogy Volume 1 Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Tingkatan Kreativitas. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN BAHASA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK. Mila Karmila, Agus suharno, Purwadi. ABSTRAK

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya diikuti oleh perkembangan anak setelah dilahirkan dan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB V PENUTUP. 1. Hasil skor kreativitas siswa diperoleh bahwa rata-rata tingkat kreativitas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Progam Studi PPKn OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu. pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian (populasi, sampel, dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN KREATIVITAS BERDASARKAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUSUKAN KAB BANJARNEGARA TAHUN AJARAN ARTIKEL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan diungkapkan dalam bentuk lambang ataupun simbol.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari di negara

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kreativitas adalah salah satu aspek yang penting yang harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu kemampuan yang turut menentukan suksesnya hidup seseorang adalah kemampuan kreativitas. Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi untuk kreatif walaupun tingkat kreativitasnya berbeda-beda. Menurut Munandar (1999: 45) kreativitas sangatlah penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena; 1. Dengan kreasi anak dapat mewujudkan dirinya dan peruwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Dengan hal ini, seorang anak dapat mengembangkan dan menggunakan semua bakat dan kemampuannya dengan demikian akan memperkaya hidupnya. Hal tersebut menunjukan bahwa pada dasarnya anak telah memiliki kreativitas. 2. Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bemacammacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan yang formal (Guilford, 1967). Pemikiran (berpikir divergen) perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. 3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. 4. Dengan kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyrakatnya. Oleh sebab itu, seperti yang dikatakan oleh Munandar di atas (Rachmawati dan Kurniati, 2005) bahwa sangat penting kreativitas agar

2 dipupuk sejak dini, karena dengan kreasi, seseorang dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan kreativitas pula, seseorang dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupannya sehari-hari. Hal tersebut dapat memberikan kepuasan bagi individu serta memberikan solusi yang berguna bagi orang lain jika ide, pemecahan masalah, penemuan-penemuan atau hasil kreatif tersebut dapat berguna bagi kehidupan orang banyak. Namun yang terjadi dilapangan, masih banyak guru yang belum memahami potensi kreatif yang dimiliki pada anak usia dini. Salah satu yang tampak oleh peneliti adalah perbedaan perlakuan yang diberikan terhadap anak laki-laki dan perempuan, ternyata pandangan guru terhadap kreativitas seorang anak masih dipengaruhi oleh jenis kelamin. Saat peneliti mengobservasi salah satu TK, jika seorang guru diminta mengikutsertakan anak muridnya diperlombaan kreativitas, guru tersebut lebih memilih anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Ketika guru lain menanyakan alasannya, menurutnya tingkat kreativitas anak laki-laki lebih baik dibandingkan anak perempuan, karena pada kenyataannya dalam kehidupan sosial yang ada, anak laki-laki dituntut harus lebih kreatif dibanding anak perempuan agar dimasa yang akan datang, anak dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya serta dapat diandalkan untuk orang sekitarnya. Sehingga anak laki-laki harus dibiasakan dalam situasi-situasi yang dapat meningkatkan tingkat kreativitasnya dan menurutnya hal tersebut yang menyebabkan anak laki-laki lebih kreatif dibanding anak perempuan. Tidak hanya itu saja, saat peneliti mengunjungi

3 beberapa TK yang ada di Bandung, guru lebih sering menjadikan anak laki-laki sebagai leader dalam suatu kelompok pembelajaran atau kelompok bermain karena banyak harapan dari lingkungan sekitar agar anak laki-laki dapat menghasilkan ide-ide yang lebih baik untuk kelompoknya. Contoh konkret yang terjadi di salah satu TK yang ada di Bandung, pada saat peneliti membantu mengajar di TK ini, antara guru dan orang tua masih sangat kental pandangannya terhadap isu perbedaan gender. Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa pakar menguatkan bahwa menurut Hurlock (1990) terdapat perbedaan kreativitas antara anak laki-laki dan perempuan. Hurlock (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa anak lakilaki lebih menunjukan kreativitas yang lebih besar dari pada anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar, hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh orang tua serta guru untuk lebih menunjukan inisiatif dan originalitas (Hurlock,1990). Penelitian yang membahas tentang perbedaan kreativitas ditinjau dari jenis kelamin yang dilakukan pada anak usia dini ini sulit ditemukan, kebanyakan lebih sering dilakukan pada anak sekolah dasar, remaja dan orang dewasa. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Stanley (Munandar, 2009: 254) menyatakan bahwa; Pada masa kanak-kanak, anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam kemampuan verbal, berpikir divergen verbal dan dalam kecerdasan umum sedangkan anak laki-laki dalam kemampuan kuantitatif dan visual-spasial lebih

4 baik dibanding anak perempuan, kemudian anak perempuan pada umumnya mencapai nilai lebih tinggi pada tes prestasi, lebih sedikit mengulang kelas, dan kurang menimbulkan masalah di dalam kelas Penelitian tersebut menyatakan bahwa kreativitas anak perempuan lebih baik dibandingkan anak laki-laki. Sedangkan pada penelitian yang lainnya yang dilakukan pada anak SD dan SMP, yaitu pada penelitian Munandar (1977), ternyata tidak ditemukan perbedaan yang nyata atau signifikan antara siswa perempuan dan laki-laki pada tes intelegensi, kreativitas, daya ingat, dan prestasi di sekolah. Senada dengan itu, penelitian Ardiani (2008) tentang perbedaan tingkat kreativitas verbal pada anak sekolah dasar ditinjau dari demografi menemukan bahwa tingkat kreativitas anak laki-laki dan perempuan tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, dan ternyata tingkat kreativitas anak perempuan dan laki-laki berada pada tingkat kreativitas yang sedang. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada anak SMU dan Perguruan Tinggi yang penelitiannya dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ternyata ditemukan perbedaan yang signifikan yaitu nilai skor kreativitas anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan pada tes kreativitas (Munandar, 2009: 255). Dilihat dari penelitian-penelitian tersebut ternyata tingkat kreativitas anak laki-laki dan perempuan hasilnya berbeda-beda sesuai tingkatan usianya. Namun demikian, penelitian yang membahas tentang perbedaan kreativitas untuk anak usia dini ini masih sangat sedikit.

5 Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penelitian ini akan meneliti kreativitas figural anak usia dini ditinjau dari jenis kelamin. Implikasinya dalam pendidikan anak usia dini, penelitian ini dapat memberi pandangan baru tentang perbedaan kreativitas anak ditinjau dari jenis kelamin sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan serta informasi bagi orang tua serta guru atau pendidik agar dapat memberikan stimulasi yang tepat atau memberikan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan perkembangan kreativitas anak. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang dan fokus masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah kreativitas figural anak perempuan pada anak usia dini? 2. Bagaimanakah kreativitas figural anak laki-laki pada anak usia dini? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kreativitas figural anak laki-laki dengan anak perempuan pada anak usia dini? C. Tujuan Penelitian Dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kreativitas figural anak perempuan pada anak usia dini 2. Untuk mengetahui kreativitas figural anak laki-laki pada anak usia dini 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kreativitas figural anak laki-laki dan anak perempuan pada anak usia dini

6 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai perbedaan tingkat kreativitas figural anak usia dini berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Serta dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi ilmu pendidikan anak usia dini dan bagi peneliti-peneliti lainnya yang ingin melanjutkan penelitian yang serupa. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua dan guru agar dapat memberikan perlakuan yang tepat pada anak dalam mengembangkan perkembangan kreativitasnya serta sebagai pedoman bagaimana menumbuhkan kreativitas yang baik pada anak dan bagaimana mencegah hal-hal yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak. E. Asumsi 1. Kreativitas sangatlah penting bagi anak usia dini karena kreativitas sebagai basic skill yang telah anak miliki semenjak ia lahir (Rachmawati dan Kurniati, 2005: 39). 2. Tes kreativitas figural dapat mengukur tingkat kreativitas seseorang, terdiri dari 65 buah lingkaran yang berdiameter 2 cm. Alat kreativitas figural ini dapat digunakan pada anak usia minimal lima tahun atau pada anak yang telah dapat menggambar (Hilmansyah, 2009).

7 3. Terdapat perbedaan kreativitas antara anak laki-laki dan perempuan (Hurlock, 1990). 4. Pada masa kanak-kanak, anak perempuan pada umumnya mencapai nilai lebih tinggi pada tes prestasi, lebih sedikit mengulang kelas, dan kurang menimbulkan masalah di dalam kelas (Stanley, 1983). F. Hipotesis Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas figural anak laki-laki dan perempuan. Ho : µ 1 = µ 2 Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas figural anak laki-laki dan perempuan. Ha : µ 1 µ 2 Dengan derajat kepecayaannya : = 0.05 Kurvanya berbentuk two tailed G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode expost facto atau metode komparatif. Menurut Sugiyono (2002) penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang

8 dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam penelitian ini, terdiri dari dua kelompok yang akan dibandingkan namun tanpa pemberian treatment oleh peneliti. Karena salah satu variabelnya (independent variabel) merupakan karakteristik yang sudah melekat pada diri anak. Komparasi yang terjadi yaitu pada 2 sampel antara anak laki-laki dan anak perempuan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji-t dua kelompok independent pada n 30. Penelitian ini adalah penelitian parametrik yang menggunakan skala interval, dengan menggunakan sampel kurang dari 30 anak. Menurut Sugiyono dalam Rahim (2009) menyatakan bahwa teknik statistika parametris yang digunakan untuk menguji komparatif sampel yang kedua datanya berbentuk rasio atau interval adalah menggunakan Uji t atau t- test. H. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian berlangsung di TK Labschool Universitas Pendidikan Indonesia. Yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No. 299 Bandung. Adapun pertimbangan peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian dikarenakan TK Labschool adalah sekolah yang diperuntukkan untuk melakukan penelitian.

9 Menurut Sugiyono (2002 : 57) sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa TK B Labschool Universitas Pendidikan Indonesia. Yang terdiri 20 orang siswa yaitu pada TK B1 terdiri dari 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, TK B2 terdiri dari 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Sedangkan teknik sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Menurut Sugiyono (2002: 76) cluster sampling digunakan apabila sampel yang akan diteliti sangat luas. Cluster sampling dilakukan pada TK B1 dan TK B2 Labschool, yang akan diambil secara random. Jumlah sampel yang diambil yaitu 20 orang anak yang terdiri dari 10 anak perempuan dan 10 anak laki-laki.