UJI KETAHANAN GALUR-GALUR PADI TERHADAP PENYAKIT TUNGRO DI DAERAH ENDEMIK ABSTRAK PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Ketahanan Beberapa Varietas terhadap Penyakit Tungro di Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. kendala dalam peningkatan stabilitas produksi padi nasional dan ancaman bagi

KETAHANAN BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP SERANGAN VIRUS TUNGRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTANIAN EVALUASI KETAHANAN EMPAT VARIETAS UNGGUL DAN SATU GALUR PADI TERHADAP WERENG HIJAU


INSIDENSI PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk dalam genus Oryza, yang terbagi menjadi 25 spesies dan semuanya

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE PADI LOKAL KAMBA TERHADAP PENYAKIT TUNGRO. Resistance of Several Genotype Local Paddy Kamba Against Tungro Disease

REAKSI AKSESI PLASMA NUTFAH JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora philippinensis)

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

KAJIAN KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

Sriwijaya Palembang. ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

1) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor ABSTRAK

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU TERHADAP WERENG HIJAU DAN PENYAKIT TUNGRO DI KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

Verifikasi Komponen Budidaya Salibu: Acuan Pengembangan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah Tahan Penyakit Tungro di Kabupaten Manokwari

PENAMPILAN BEBERAPA VARIEATAS INBRIDA PADI RAWA PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI MANOKWARI PAPUA BARAT

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

PENYEMPURNAAN PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TUNGRO DENGAN STRATEGI MENGHIDARI INFEKSI DAN PERGILIRAN VARIETAS TAHAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN POPULASI WERENG HIJAU

PENGKAJIAN INTENSIFIKASI PADI SAWAH IRIGASI MENDUKUNG IP PADI 400 DI SULAWESI SELATAN. Arafah, dkk. Ringkasan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Transkripsi:

UJI KETAHANAN GALUR-GALUR PADI TERHADAP PENYAKIT TUNGRO DI DAERAH ENDEMIK Mansur 1, Syahrir Pakki 2, Edi Tando 3 dan 4 Yulie Oktavia 1 Loka Penelitian Penyakit Tungro 2 Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sulawesi Selatan 3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara 4 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penyakit tungro pada tanaman padi disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotetix virescens. Penelitian uji ketahanan galur padi terhadap penyakit tungro di daerah endemik ditujukan untuk mengevaluasi ketahanan galur-galur generasi lanjut di daerah endemik tungro. Penelitian dilaksanakan di Polewali Mandar Sulawesi Barat mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2011, menggunakan augmented design, dengan 80 galur harapan tahan tungro. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tercatat 2 galur tahan trerhadap penyakit tungro, yaitu: BP4124-1F-4-2-3*B-2 dan BP7956-1f-2-2-2*B yang memiliki ketahanan lebih tinggi dengan potensi hasil gabah kering panen 4500-6000 kg/ha. Galurgalur tersebut selanjutnya direkomendasikan untuk uji multilokasi. Kata Kunci : penyakit tungro; wereng hijau; galur-galur padi PENDAHULUAN Penyakit tungro adalah salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) utama pada tanaman padi. Penyakit ini akan selalu menjadi kendala dalam upaya peningkatan stabilitas produksi padi Nasional bahkan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan yang berkelanjutan (Widiarta et al,. 2004). Produksi optimal suatu varietas padi tidak akan tercapai jika terserang virus tungro, bahkan jika serangan terjadi sejak di pesemaian maka tidak akan diperoleh hasil (Hasanuddin, 2002). Dilaporkan bahwa penyakit tungro awalnya hanya terdapat di beberapa wilayah sentra produksi padi di Indonesia, namun hingga saat ini telah menyebar di 27 provinsi di Indonesia, sehingga menyebabkan kerugian milyaran per tahun. Kasus ledakan serangan secara spot di suatu daerah endemik dapat mencapai puluhan ribu hektar. Manokwari Papua adalah salahsatu daerah endemik tungro di Indonesia, dilaporkan tahun 2008 tungro menginfeksi pertanaman padi sekitar 15.000 ha sedangkan di Bantaeng Sulawesi Selatan, sekitar 800 ha padi sawah (Pakki et al., 2010). Tahun 2009 di Sulawesi Barat penyakit tungro menginfeksi padi sawah sekitar 1000 ha (Fajar, 2009). Selanjutnya pada tahun 2011 serangan tungro di Indonesia mencapai 13.868 ha dan Puso 333 ha dengan luas serangan tertinggi terjadi pada propinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat masingmasing 2,763 ha dan 2.328 ha (Budianto et al., 2011). Ledakan serangan tungro terjadi secara sporadis. Oleh karena itu, sangat diperlukan usaha pengendalian terpadu khususnya di daerah endemik tungro dan seluruh sentra produksi padi nasional pada umumnya. Usaha pengendalian tungro telah dilakukan berbagai cara, diantaranya dengan penanaman varietas tahan, waktu tanam tepat, tanam serempak, pergiliran varietas, manipulasi faktor lingkungan dan penggunaan insektisida pada kondisi tertentu (Muis et al., 1990). Pengendalian terpadu dengan mengintegrasikan berbagai komponen pengendalian dalam satu paket teknologi pengendalian tungro diharapkan dapat mengurangi sebaran penyakit tungro di Indonesia (Hasanuddin et al,. 2001). Banyaknya varietas padi yang beredar di petani yang tidak memiliki gen ketahanan, berpotensi menjadi penyebab meledaknya tungro. Oleh karena itu upaya perakitan/penemuan varietas unggul baru yang tahan terhadap tungro perlu dilakukan. Penelitian uji ketahanan galur-galur padi terhadap penyakit tungro di daerah endemik bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan galur-galur padi terhadap penyakit tungro di daerah endemik. BAHAN DAN METODA Penelitian dilaksanakan di Polewali Mandar Sulawesi Barat mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2011. Bahan penelitian terdiri atas 80 galur harapan tahan tungro hasil skrining (Pakki et al., 2011). Rancangan percobaan dalam penelitian ini digunakan augmented design. Setiap galur ditanam dalam plot 1 x 5 m, dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Varietas IR 64 ditanam sebagai

pembanding peka terhadap tungro dan Inpari 9 Elo sebagai pembanding tahan terhadap tungro dalam setiap 20 galur uji yang merupakan tanaman utama. Tanaman dipupuk dengan phonska dan urea. Pemupukan I dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hst dengan perincian ponska 300 kg/ha ditambah 100 kg urea, pemupukan II dilakukan setelah tanaman berumur 40 hst dengan menggunaan urea 100 kg/ha dengan parameter pengamatan penelitian di lapangan meliputi; a) Kerapatan populasi wereng hijau dengan 10 kali ayunan ganda pada 20 dan 30 hari setelah tanam (Pakki et al., 2011) b) penyakit tungro (%) dinilai dengan skor sesuai dengan Standard Evaluation System for Rice (IRRI, 1996) sebagai berikut : Skor 1 = 0% tidak ada genjala serangan 3 = 1-10% terserang, kerdil dan belum menguning 5 = 11-30% terserang, kerdil dan agak menguning 7 = 31-50% terserang, kerdil dan menguning 9 = > 50% terserang, kerdil dan oranye Berdasarkan skala keparahan gejala penyakit tersebut kemudian dihitung penyakit tungro dengan rumus sebagai berikut : indeks Di = dimana, n(1) + n(3) + n(5) + n(7) + n(9) tn Di = Indeks penyakit tungro n = jumlah tanaman yang terserang tungro dengan skala tertentu tn = total rumpun yang diskor Sedangkan rentang indeks penyakit tungro (Di) menurut Standard Evaluation System for Rice (IRRI, 1996), adalah; tahan (R = 0-3), moderat (M = 4-6), dan peka (S = 7-9). c) Hasil gabah kering panen (kg/ha) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap populasi dan intensitas penyakit tungro disajikan pada Gambar 1. Populasi serangga vektor (N. virescens) menyebar pada setiap galur uji yang berkisar dari 1 sampai 8 ekor. Namun demikian intensitas serangan penyakit tungro fluktuatif. Kondisi tersebut memberi gambaran bahwa keberadaan serangga vektor di lapang tidak selalu diikuti oleh intensitas penyakit tungro yang tinggi, yang disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak semua N. virescens bersifat transmiter atau penular aktif. Namun demikian intensitas serangan tungro selain dipengaruhi oleh keberadaan serangga vektornya, juga sangat dipengaruhi dengan ketersediaan sumber inokulum, inang dan faktor lingkungan lainnya. Adanya kemampuan wereng hijau (N. virscens) dalam menularkan virus tungro menunjukan perbedaan efisiensinya dan merupakan faktor penentu tingkat kerusakan padi oleh penyakit tungro (Hikmawati, 2003). Menurut Hasanuddin (2009) virulensi tungro dan tekanan seleksi koloni wereng hijau merupakan kompleksitas penyebab terjadinya epidemi tungro. Perbedaan geografis dan intensitas interaksi virus tungro dengan tanaman menyebabkan variasi virulensi dan strain virus baru. Disamping itu juga terlihat bahwa tidak satu galur pun yang memiliki ketahanan sama dengan pembanding tahan Inpari 9 Elo yakni dengan intensitas 0 %. Sebaliknya 4 galur yakni BF, BM, BN, dan BO justru lebih rentan dibanding IR 64 pembanding rentan dengan intensitas serangan penyakit tungro 84,4 %.

Jumlah (ekor) dan Persentase Serangan Tungro (%), BF, (%), 88.8 BN, (%), 90.4 BO, 92 (%), BM, 88 (%), IR64, 84.4 (%), AL, 5.6 (%), CB, 16.6 Populasi (ekor), Populasi IR64, 18 (ekor), AF, 8 Populasi (ekor) (%) Gambar 1. Populasi vektor (N. virescens) dan Serangan (%) umur 30 hst. Keterangan : Kode Galur Kode Galur A= BP4200-2F-4-3-3*B-1 AL= BP7956-1f-2-2-2*B C= BP4200-2F-4-3-3*B-3 AO= BP5094-4f-11-1-4*B D= BP4124-1F-4-2-3*B-1 AZ= BP5170f-Kn-3-1-4*B E= BP4124-1F-4-2-3*B-2 BV= BP8188-2f-5-2-2*B G= BP2870-4E-Kn-22-2-1-6*B-1 CA= BP7988-1f-9-2-1*B J = BP4198-7F-1-2-2*B WCK3-1 CB= BP9012-2e-Kn-6-2-2*B AA= BP9000-3e-Kn-16-2-2*B L= BP4260f-Kn-11-2-2-3*B-2 N = BP5156f-Kn-6-2-2*B-1 BF= BP7010-3f-7-1-1*B BN = BP3350-3e-Kn-5-2-7*B BO= BP8216-1f-10-1-2*B AC = BP4900-3f-8-3-5*B BM= BP4738-5f-Kn-10-1-5*B W = BP4602-2f-3-3-2*B-4-1 AF= BP7628-3f-3-3-2*B INPARI 9 (Pembanding Tahan) IR64 (Pembanding Peka) Sumber : Analisis data primer, 2011. Perkembangan penyakit tungro yang lebih lambat pada galur tertentu dibanding galur lain, oleh karena adanya kemampuan yang dimiliki tanaman dalam mencegah proses infeksi atau membatasi kolonisasi patogen virus. Bilamana inang mampu membatasi proses infeksi dan virus tungro berkembang, maka ketahanannya akan ditunjukan dengan tidak timbulnya gejala. Sebaliknya bila inang tidak mampu membatasi proses infeksi maka tanaman akan menjadi kerdil dan terjadinya perubahan warna daun (Hasanuddin, 2009). Penemuan galur-galur uji yang tahan tungro dari wilayah endemik dengan cekaman yang tinggi, memberi harapan ditemukannya calon varietas yang mempunyai durasi ketahanan yang tinggi dan adaptif pada beberapa lokasi. Varietas unggul yang memiliki ketahanan stabil terhadap tungro dapat mencegah terjadinya serangan tungro secara meluas. Adanya penggunaan varietas tahan tungro merupakan cara yang paling efektif dalam upaya pengendalian penyakit tungro. Peningkatan penggunaan varietas tahan dalam suatu hamparan sangat berpengaruh nyata terhadap pengurangan intensitas tungro di lapang. Dari 80 galur uji perlakuan pada fase vegetatif, ditemukan 2 galur tahan, 10 galur moderat dan 78 galur peka, dibandingkan dengan pembanding peka terinfeksi 84%, sedangkan Inpari 9 Elo sebagai pembanding tahan memperlihatkan karakter ketahanan yang sangat baik dengan intensitas serangan tungro 0 % (Tabel 1). Ketahanan varietas padi terhadap tungro merupakan kompleksitas ketahanan terhadap wereng hijau dan virus tungro, ketahanan tersebut dikendalikan oleh beberapa gen yang independen (Hasanuddin, 2009). Galur-galur tersebut mempunyai sifat genetik yang dominan resisten terhadap tungro sehingga dapat dijadikan sebagai calon varietas unggul padi tahan tungro.

Produksi (Kg/Ha) Tabel 1. Ketahanan galur uji terhadap penyakit tungro No Galur Uji dan Pembanding Indeks Penyakit Tungro Kriteria Ketahanan 1. BP4200-2F-4-3-3*B-1 5 M 2. BP4200-2F-4-3-3*B-3 5 M 3. BP4124-1F-4-2-3*B-1 5 M 4. BP4124-1F-4-2-3*B-2 3 T 5. BP2870-4E-Kn-22-2-1-6*B-1 5 M 6. BP4198-7F-1-2-2*B WCK3-1 5 M 7. BP7956-1f-2-2-2*B 3 T 8. BP5094-4f-11-1-4*B 5 M 9. BP7528-2f-6-2-1*B 5 M 10. BP8188-2f-5-2-2*B 5 M 11. BP7988-1f-9-2-1*B 5 M 12. BP9012-2e-Kn-6-2-2*B 5 M 13. Inpari 9 Elo (pembanding tahan) 1 T 14. IR64 (pembanding Peka) 9 S Keterangan: M = Moderat T = Tahan S = Peka Analisis data primer, 2011. Gejala penyakit tungro yang umum ditemukan di Polman adalah tanaman kerdil, mengalami klorosis sampai daun berubah warna kekuningan, yang paling parah tanaman tidak menghasilkan gabah bernas. Tinggi rendahnya tingkat serangan sangat bergantung pada kerentanan varietas yang ditanam. Infeksi virus tungro dapat menyebabkan penurunan klorofil dan hormon, penurunan laju fotosintesis dan peningkatan laju respirasi. Secara morfologi tanaman menjadi kerdil, kekuningan, jumlah anakan berkurang dan kehampaan malai tinggi (Ling, 1975). Infeksi virus tungro akan mengakibatkan penurunan jumlah malai per rumpun, pemendekan malai, jumlah gabah per malai, akan menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi (Chowndhury dan Mukhopadhyay, 1975). Hasil analisis juga memperlihatkan bahwa terdapat beberapa galur uji yang mempunyai potensi hasil 4500-6000 kg/ha hasil gabah kering panen dengan kandungan kadar air 17-19 % serta memperlihatkan tingkat ketahanan terhadap tungro (Gambar 2). Hasil tersebut mendekati dan sama dengan pembanding tahan Inpari 9 dan jauh lebih tinggi dibanding IR 64. Galur-galur tersebut adalah A, C, D, E, G, J, AL, AO, AZ, BV, CA, dan CB. Penampilan respon tanaman tersebut mempunyai intensitas serangan tungro yang rendah sehingga dapat dilanjutkan untuk uji multi lokasi dengan harapan dapat menjadi calon varietas unggul padi tahan tungro. Uji, D, Uji, AL, 6000 5174 Uji, G, 5174 Uji, CA, 5600 Uji, Inpari 9 Elo Uji, A, Uji, 4742 C, 4734Uji, E, 4724 Uji, AO, 4800 Uji, J, 4500 Uji, AZ, Uji, 4600 BV, 4800, 6000 Uji, CB, 4600 Uji,, 0 Uji, IR64, 2200 A Gambar 2. Gabah Kering Panen Tahan Tungro.

Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan ketahanan terhadap penyakit tungro, dimana galur-galur yang terinfeksi berat penyakit tungro dikategorikan sebagai galur yang tidak berpotensi untuk dikembangkan pada wilayah endemik tungro, sebaliknya galur uji yang memperlihatkan ketahanan yang baik dan memiliki potensi hasil yang tinggi direkomendasikan untuk ditanam. KESIMPULAN Pengujian ketahanan 80 galur diperoleh 2 galur yang memperlihatkan reaksi ketahanan yang tinggi terhadap penyakit tungro di daerah endemik, dengan potensi hasil gabah kering panen berkisar antara 4700 dan 6000 kg/ha. Kedua galur tersebut yaitu BP4124-1F-4-2-3*B-2 dan BP7956-1f-2-2- 2*B direkomendasikan untuk uji multilokasi. DAFTAR PUSTAKA Budianto, E. M. Nurhidayat, Suparni dan S. Haryati. 2011. Perlindungan Tanaman untuk Menekan Kehilangan Hasil Padi. Dalam: Hermato, A. Muis, dan S. Pakki (Ed.). Inovasi Teknologi Pengendalian Penyakit Tungro dan Hama utama Padi Menuju Swasembada Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. p.1-9. Chowndhury, A.K. and A.N. Mukhopadhyay. 1975. Effect of Virus on Yield Components. International Rice Commision. News Letter, 42(2):74-75. Hasanuddin, A. 2009. Status Tungro di Indonesia Penelitian dan Stategi Pengelolaan ke Depan. Makalah dalam Orasi Purnabakti Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hasanuddin, A. 2002. Pengendalian Penyakit Tungro Terpadu : Strategi dan Implementasi. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Puslitbang Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Hasanuddin, A. I.N. Widiarta dan M. Muhsin. 2001. Penelitian Teknik Eliminasi Sumber Inokulum RTSV: Suatu Strategi Pengendalian Tungro. Laporan Riset Unggulan Terpadu IV. Kantor Menristek dan DRN. Jakarta. Hikmawati, M.K. 2003. Studi Komposisi Spesies Wereng Hijau Genus Nephotettix spp. (Hemiptera:Cicadellidae) di Wilayah dan di Luar Wilayah Endemi Penyakit Tungro. Laporan Penelitiaan. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Solo. Ling, K.C. 1975. Experimental Epidemiology of Rice Tungro Disease: Effect of Virus Source on Disease Incidence. Philipp. Phytopathol. 11:46-57. Muis, A. M. Yasin Said dan A. Hasanuddin. 1990. Epidemiologi Penyakit Tungro, Pergiliran Varietas dan Waktu Tanam Padi. Laporan Penelitian, Balai Penelitian Tanaman Pangan Sulawesi selatan. Maros. ;(1):47-52. Pakki, S. A. Bastian. A. Jabbar dan F. T. Ladja. 2010.a Padi Pengembangan Teknik Peringatan Dini di Pesemaian dan Tanaman Umur Muda (30 hst) serta Pengendalian Tungro untuk Menekan Kehilangan Hasil < 10 %. Laporan Hasil Penelitian, Loka Penelitian Penyakit Tungro. Sidrap: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Fajar. 2009. Serangan Penyakit Tungro di Sulawesi Barat. Harian Fajar (Juli 2009). Sulawesi Barat. Palu. Widiarta, I.N. Burhanuddin, A. A. Daradjat dan A. Hasanuddin. 2004. Status dan Program Penelitian Pengendalian Terpadu Penyakit Tungro. Prosd. Seminar Nasional Status Program Penelitian Tungro Mendukung Keberlanjutan Produksi Padi Nasional. Makassar: Pusat Penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.