PROGRAM INSENTIF RISET DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAYA GABUNG UMUM DAN DAYA GABUNG KHUSUS 6 MUTAN DAN PERSILANGANNYA DALAM RANGKA PERAKITAN KULTIVAR HIBRIDA JAGUNG TENGGANG KEMASAMAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian [tahun ] Puslit Bioteknologi LIPI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

KERAGAAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN REPRODUKTIF HIBRIDA JAGUNG PERSILANGAN GALUR INBRIDA MUTAN (M4) PADA LATOSOL DARMAGA

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAKITAN KULTIVAR KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT KAPASITAS SOURCE-SINK SEIMBANG UNTUK

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. roots) yang berkembang dari radicle (akar kecambah) embrio. Akar sementara

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Penelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o2 untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai

Proliferasi Kalus Awal, Induksi Mutasi dan Regenerasi

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

Variabilitas dan Heritabilitas Populasi Mutan Padi Lokal Pasang Surut Kalimantan Selatan Selama Empat Musim Tanam

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

LAPORAN TAHUNAN HIBAH FUNDAMENTAL BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI (BOPT) 2013

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan tanaman berumah

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

SELEKSI IN VITRO UNTUK KETENGGANGAN TERHADAP ALUMINIUM PADA EMPAT VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) Oleh ABDULLAH BIN ARIF A

Sesuai Prioritas Nasional

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 161/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA TB 8701 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA DK - 2

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

BAB I PENDAHULUAN. tahun mencapai US$ 681 juta pada tahun 2011 (FAO, 2013). Kopi memegang

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 129/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR JAGUNG HIBRIDA SU 3545 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA N 35

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 375/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 155 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA SHS 11

Transkripsi:

PERAKITAN KULTIVAR UNGGUL JAGUNG TOLERAN KEMASAMAN: SELEKSI IN VITRO MUTAN IRADIASI SINAR GAMMA DAN VARIAN SOMAKLON Surjono Hadi Sutjahjo, Dewi Sukma, Rustikawati PROGRAM INSENTIF RISET DASAR Bidang Fokus : KETAHANAN PANGAN

PENDAHULUAN Badan Litbang Pertanian Deptan 2006 1. Ketersediaan lahan cocok untuk jagung 27 ha, ditanami 3,7 ha 2. Eksport rata2 40 sd 150 ribu ton/tahun Import rata2 400 ribu sd 1.8 juta ton/tahun 3. Produksi rata2 nasional 3.4 4 ton/ha 4. Target Dirjen Tan Pangan Deptan 2007 Swasembada jagung dengan produksi 15 juta ton Himbauan Membantu mengembangkan industri jagung nasional Hibrida 35% Produksi 8 ton/ha Benih hibrida impor, mahal

Upaya peningkatan produksi jagung di lahan masam Perbaikan teknik budidaya (high input approach) Merakit varietas unggul (low input approach) kultivar toleran masam dan berdaya hasil tinggi

TAHUN I Percobaan Luaran Metode Capaian Sd Publikasi i Agst 09 1 Karakterisasi plasma identitas Evaluasi 100% Aisyah, S.I., nutfah morfologis galur pertumbuhan murni dan daya hasil 2 Penentuan dosos LD 50 irradiasi sinar gamma informasi LD 50 Evaluasi benih dengan gradien dosis radiasi 100% Rustikawati, S.H. Sutjahjo dan C. Herison. 2007. Induksi Kalus Embriogenik pada Kultur in vitro Jagung 3 Induksi mutasi dengan radiasi sinar gamma 4 Induksi kalus embriogenik pada jagung mutan jagung generasi M0. metode induksi kalus embriogenik Iradiasi galur dan evaluasi di lapang Perlakuan media kultur 100% 100% Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia EK No 3: 344-350 (terakreditasi)

TAHUN II Percobaan Luaran Metode Capaian Sd Agst 09 Publikasi 1. Seleksi mutan generasi M1 biji mutan generasi kedua (M2) tenggang masam Selfing galur M1 pada tanah PMK Jasinga) 100% Rustikawati, S.H. Sutjahjo, C. Herison, dan S.I. Aisyah. 2008. Induksi mutasi melalui iradiasi sinar gamma 100% terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung Akta Agrosia 11(1):57-62 100% (terakreditasi) 2. Seleksi mutan biji mutan Selfing galur 100% terhadap benih untuk generasi M2 generasi kedua M1 pada (M3) tenggang tanah PMK masam Jasinga) 3 Regenerasi jagung secara in vitro planlet jagung perlakuan media

TAHUN III Percobaan Luaran Metode Capaian Publikasi 1. Seleksi generasi M3 ke arah ketenggangan terhadap kemasaman (Pembentukan biji M4) biji jagung mutan generasi kedua (M4) yang tenggang terhadap kemasaman tanah Selfing galur M3 pada lahan bereaksi masam (PMK Jasinga) 100% Studi daya gabung 2. Karakterisasi morfologi Identitas morfologi dan Identifikasi mutan dan molekuler tetua dengan penanda RAPD mutan Pengamatan morfologi dan RAPD 100% 3. Perakitan hibrida unggul 15 kombinasi Persilangan 100% tenggang kemasaman tanah persilangan dari 6 tetua 4, Analisis daya gabung pasangan hibrida Analisis DGU dan 100% umum dan daya gabung khusus terbaik DGK

Galur murni Mutasi Biji Leuwikopo Leuwikopo Radiasi biji PMK Jasinga M0 M1 M2 Galur tenggang masam M3

Galur murni diradiasi i Seleksi in vitro Lab Kuljar Dep Agrohort, Faperta, IPB Bahan kultur kalus Seleksi in vitro media AlCl3 regenerasi Galur tenggang Al planlet

Induksi kalus embriogenik plasma nutfah jagung secara in vitro Induksi kalus (MS + 2,4-D 6 ppm) G8 Sterilisasi 1 mg 3 mg 4 mg Induksi kalus embriogenik (MS + 2,4-D 2ppm + manitol 30%) 1 mg 2 mg 4 mg 6 mg

embrio dan calon tunas G8 (400 X) Planlet G8 hasil seleksi in vitro pada dosis AlCl3 400 ppm

Perkembangan kalus menjadi planlet pada G8

Planlet G8 hasil seleksi in vitro pada dosis AlCl3 400 ppm

HASIL TAHUN III

Percobaan 1 : Pembentukan mutan generasi keempat (M4) hasil iradiasi biji Materi : Mutan M3 dari 6 galur, RAK, 3 ulangan, tanam dalam baris Genotip Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun Panjang Diameter tongkol (cm) tongkol (mm) Bobot 100 butir G1 234.7 13.00 16.70 39.60 17.93 G1M4 108.4 846 8.46 814 8.14 25.08 968 9.68 G3 201.4 9.30 12.20 25.80 15.85 G3M4 121.1 8.82 8.92 25.48 10.13 G6 224.6 12.80 15.50 42.70 24.07 G6M4 132.2 9.75 9.71 29.64 9.51 G7 225.7 13.60 15.00 41.60 21.19 G7M4 114.5 9.51 10.13 28.58 9.96 G8 228.2 12.50 18.00 38.60 24.54 G8M4 119.69 975 9.75 11.38 29.52 950 9.50 G9 219.2 12.70 12.50 28.30 11.44 G9M4 122.3 8.90 8.74 26.55 9.50

induk dalam galur variasi kecil M4 dalam galur variasi kecil, ukuran kecil M2 antar galur dan dalam galur variasi sangat tinggi

Kesimpulan Generasi M4 Seragan, varian dalam genotipe yang semakin kecil. Morfologi tanaman lebih kecil dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Terjadi inbreeding depression G6 Galur asal: 15.5 cm G6 M4: 9.7 cm

Percobaan 2 : Perakitan hibrida melalui persilangan2mutan dengan skema dialel P1 P1 P2 P3 P4 P5 P6 F1 (G1xG3) F1 (G1xG6) F1 (G1xG7) F1 (G1xG8) F1 G1xG9) P2 F1 F1 F1 F1 (G2xG6) (G2xG7) (G2xG8) G2xG9) P3 P4 P5 P6 Jumlah F1 = 6 x 5 = 30 persilangan F1 F1 F1 (G6xG7) (G6xG8) (G6xG9) F1 (G7xG8) F1 (G7xG9) F1 (G8xG9)

No Persilangan No Persilangan 1 G1-12-18a-1 12 18 1 x G8-4-8-6 8 16 G7-15-9-3 x G3-15-17-4 17 2 G1-12-18a-1x G9-20-44-2 17 G7-15-9-3 x G9-20-44-2 3 G1-12-18a-1 x G7-15-9-3 18 G7-15-9-3 x G6-6-19a-9 4 G1-12-18a-1 x G6-6-19-19ª 19 G7-15-9-3 x G1-12-18a-1 5 G1-12-18a-1 x G3-15-17-4 20 G7-15-9-3 x G8-4-8-6 6 G3-15-17-4 x G9-20-44-2 21 G8-4-8-6 8 x G6-6-19a-9 6 9 7 G3-15-17-4 x G8-4-8-6 22 G8-4-8-6 x G9-20-44-2 8 G3-15-17-4 x G1-12-18a-1 23 G8-4-8-6 x G1-12-18a-1 9 G3-15-17-4 17 x G6-19a-9 9 24 G8-4-8-6 8 x G7-15-9-3 10 G3-15-17-4 x G7-15-9-3 25 G8-4-8-6 x G3-15-17-4 11 G6-6-19a-9 x G3-15-17-4 26 G9-20-44-2 x G6-6-19a-9 12 G6-6-19a-9 x G1-12-18a-1 27 G9-20-44-2 x G1-12-18a-1 13 G6-6-19a-9 x G8-4-8-6 28 G9-20-44-2 x G3-15-17-4 14 G6-6-19a-9 x G7-15-9-3 29 G9-20-44-2 x G8-4-8-6 15 G6-6-19a-9 x G9-20-44-2 30 G9-20-44-2 x G7-15-9-3

G3M4 Penampilan vegetatif tan untuk persilangan G1M4 G9M4

G5 X G7 G3 X G7 G6 X G7 G1 X G7 G9 X G8 G7 X G8 Penampilan tongkol hasil silangan

Percobaan 3 : Analisis daya gabung umum dan daya gabung khusus 30 F1 RAKL 3 Ulangan 6 tetua 2 hibrida komersial Lahan Masam Jasinga dan Leuwikopo DGU DGK Hibrid Vigor DGU, DGK, Hibrid Vigor (Singh and Chaudhary, 1979) Produksi dibanding hibrida komoersial

Rt Rata-rata t vegetatif tif 8x1 NK33 T Tan 254,9 220,5 D Batang 10,6 9,5 F1 (8 X 1) NK33 J Daun 15,4 12,6 Pj Daun 82,6 96,99 Lb Daun 11,8 12 Dy Tumb :100% 100% Pertumbuhan vegetatif F1 (G8-4-8-64 8 6 x G1-12-18a-1) 12 18a 1) dan hibrida impor NK33 di Leuwikopo

Tongkol F1 (3 X 8) vs hibrida impor NK33 (Jasinga) F1 (3 X 8) NK33 Kesimpulan Tetua yang mempunyai daya gabung umum terbaik berdasarkan parameter vegetatif pada dua lokasi adalah G8. Pasangan hibrida yang menunjukkan kemampuan vigor yang baik menyerupai hibrida impor NK33 adalah G3 X G8 (Jasinga) dan G8 X G1 (Leuwikopo)

Publikasi 1. Aisyah S I, S H. Sutjahjo, Rustikawati dan C Herison. 2008. Induksi Kalus Embriogenik dan Regenerasi Planlet pada Kultur in vitro Jagung (Zea mays L.) Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia disi Khusus Dies Natalis ke-26 UNIB No 3 : 344-350350 2. Rustikawati, S.H. Sutjahjo, C. Herison dan S.I. Aisyah. 2007. Induksi mutasi melalui irradiasi sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung. Akta Agrosia 11(1) : 57-62. 3. Poster ditampilkan pada seminar di Batan, temu menteri Ristek di Biotrop, dan Temu Pascasarjana se Indonesia di IPB

Terimakasih