PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

Komposisi Tubuh Domba Priangan... Yeti Haryati, dkk.

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

Perubahan bobot badan dan status faali... Imam Darussalam, dkk

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. peternakan. Penggunaan limbah sisa pengolahan ini dilakukan untuk menghindari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

tepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

KAJIAN KEPUSTAKAAN. : Anas platyrhynchos (domestic duck) Itik sangat identik dengan kehidupan nya yang selalu berkelompok dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah ke daerah lainnya menjadi lebih mudah. Transportasi dapat menjadi solusi dari adanya variasi jarak, kondisi jalanan yang buruk serta ketidakteraturan jadwal pengangkutan ketika Domba Priangan akan dijual, dipotong atau berpindah kepemilikan. Transportasi ternak dilakukan untuk menjaga efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya serta memelihara kondisi domba tetap baik. Transportasi memberikan kemudahan dalam mobilitas Domba Priangan, akan tetapi transportasi yang tidak memenuhi syarat berpotensi menimbulkan dampak negatif antara lain penyusutan bobot badan yang dapat memengaruhi nilai jual, sehingga merugikan secara ekonomis. Penyusutan bobot badan Domba Priangan merupakan dampak aktivitas selama transportasi dengan adanya gangguan secara fisik dan psikis. Secara fisik domba mengalami gangguan yang diakibatkan oleh lama dan jarak perjalanan, guncangan selama perjalanan, perlakuan dan penanganan, ketersediaan pakan dan air minum, cuaca dan kepadatan domba, kondisi lingkungan, dan kondisi sarana transportasi. Secara psikis, domba mengalami ketidaknyamanan akibat lingkungan yang asing, ketakutan, kelelahan, ancaman, dan kesiagaan. Gangguan 1

2 yang timbul baik secara fisik dan psikis sangat berpotensi menyebabkan stres pada domba. Stres yang timbul akan diimbangi dengan penyesuaian Domba Priangan terhadap kondisi tersebut dengan melakukan pengeluaran panas melalui keringat, respirasi, urinasi, dan defekasi. Hal ini berpotensi mengurangi air tubuh serta hilangnya ion penting yang terbawa keluar bersama air, antara lain Natrium dan Kalium. Kehilangan ion tersebut dalam jumlah besar memicu domba dehidrasi. Selain itu, domba memerlukan energi yang lebih tinggi sehingga diperlukan perombakan cadangan energi tubuh seperti glikogen, lemak, dan protein. Perombakan cadangan energi tubuh mengakibatkan metabolisme tubuh meningkat dan menghasilkan oksidan berlebih atau radikal bebas. Antioksidan dalam tubuh tidak dapat mengimbangi jumlah oksidan yang dihasilkan sehingga terjadi stres oksidatif. Oleh karena itu transportasi pada Domba Priangan dapat memicu perubahan komposisi tubuh. Komposisi tubuh pada dasarnya terdiri atas air, lemak, dan protein. Air dan lemak merupakan komponen tubuh yang mudah berubah, sementara protein relatif stabil. Faktor pemicu hal tersebut yaitu bobot badan, umur ternak, dan kandungan energi ransum. Komponen terbesar dalam tubuh domba yaitu air kurang lebih sebesar 70%. Peran cairan tubuh sangat penting dalam menunjang kinerja organ, yang pada gilirannya akan berdampak pada perubahan komposisi tubuh domba. Kekurangan air hingga 20% dapat mengakibatkan kematian pada domba. Keseimbangan air tubuh perlu dipertahankan untuk mencegah dehidrasi dengan mengganti ion Natrium dan Kalium yang banyak keluar. Oleh karena itu,

3 diperlukan suatu upaya penggantian ion Natrium dan Kalium dengan larutan yang mengandung elektrolit tersebut. Air kelapa merupakan salah satu cairan yang mempunyai kandungan ion Kalium dan Natrium serta isotonis dengan tubuh, sehingga dapat diserap dengan cepat dan dapat dicadangkan sebagai elektrolit tubuh. Stres oksidatif dengan terbentuknya oksidan berlebih akibat peningkatan metabolisme perlu diimbangi dengan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari bahan herbal. Rosela merupakan salah satu herbal yang mempunyai antioksidan berupa vitamin C, flavonoid, fenol, antosianin, betakaroten, dan vitamin E. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Komposisi Tubuh Domba Priangan yang Diberi Larutan Elektrolit Berbasis Air Kelapa (Cocos nucifera) dan Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa) Sebelum Transportasi. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana komposisi tubuh Domba Priangan yang diberi larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum transportasi. 2. Pada tingkat berapakah pemberian larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela pada Domba Priangan sebelum transportasi dapat memertahankan komposisi tubuh dalam batas normal. 1.3 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui komposisi tubuh Domba Priangan yang diberi larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum transportasi.

4 2. Mengetahui tingkat pemberian larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela pada Domba Priangan sebelum transportasi yang dapat memertahankan komposisi tubuh dalam batas normal. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini, secara umum diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang transportasi Domba Priangan. Hasil penelitian dapat memberikan solusi bagi peternak untuk menekan efek stres transportasi dengan pemberian elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sehingga dapat menghindari kerugian dan menghasilkan domba sehat serta memberikan produksi optimum. 1.5 Kerangka Pemikiran Domba Priangan merupakan domba hasil persilangan yang terjadi secara terus menerus tanpa suatu rencana yang jelas dan tidak terarah dari Domba Merino dengan Domba Lokal, Domba Merino dengan Domba Lokal dan Domba Kaapstad (Heriyadi, 2011). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan, bahwa perkembangan domba mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (2005-2013) dengan rataan peningkatan sebesar 1,6% dan mencapai populasi 14.926.000 ekor pada tahun 2013. Meningkatnya populasi domba tidak disertai dengan pemerataan penyebaran di berbagai daerah sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumen perlu adanya transportasi. Kegiatan transportasi Domba Priangan berpotensi menyebabkan berbagai tekanan dari lingkungan eksternal dan internal. Hal ini akan menyebabkan

5 gangguan, baik secara fisik maupun psikis. Situasi tersebut apabila berlangsung lama dapat menyebabkan ternak domba mengalami stres. Kondisi stres akan semakin parah oleh ketiadaan air minum dan ransum selama transportasi. Stres merupakan respon biologis yang ditimbulkan ketika individu mengalami ancaman terhadap keseimbangan (homeostatis tubuh) atau respon kumulatif hasil interaksi antara hewan atau manusia dengan lingkungannya melalui reseptor sedemikian rupa sehingga jiwanya selalu berada dalam posisi siaga untuk melawan (fight) atau lari (flight) (Moberg dan Mench, 2000; Fowler, 1999). Intensitas stres dipengaruhi oleh gangguan fisik dan psikis seperti lama dan jarak perjalanan, guncangan selama perjalanan, perlakuan dan penanganan, ketersediaan pakan dan air minum, cuaca dan kepadatan domba, kondisi lingkungan, kondisi sarana transportasi, tidak nyaman akibat lingkungan asing, ketakutan, kelelahan, ancaman, dan kesiagaan. Manifestasi ternak yang mengalami stres akibat transportasi adalah penurunan kandungan glikogen hati atau otot dan penurunan bobot badan. Penyusutan bobot hidup domba sebesar 1,0 1,2 kg (setara dengan 7,1 8,2%) pada pengangkutan 8 jam transportasi (Purnomoadi, dkk., 2003). Transportasi dengan waktu tempuh 6-30 jam, domba mengalami penyusutan bobot badan mencapai 8% (Grandin, 2007). Stres yang terjadi memicu domba untuk memertahankan kondisi tubuhnya dengan melakukan homeostasis, di antaranya dengan melakukan pengeluaran panas melalui keringat, respirasi, urinasi, dan defekasi sehingga memicu ternak mengalami kehilangan cairan tubuh. Kehilangan cairan tubuh diikuti dengan keluarnya ion penting seperti Kalium dan Natrium sehingga dapat mengganggu

6 kinerja sel atau organ tubuh, yang pada akhirnya dimanifestasikan pada penurunan bobot badan. Tubuh ternak dewasa mengandung 60% air, 16% protein, 20% lemak, 45% abu, dan kurang dari 1% karbohidrat (Pond, dkk., 2005; Tillman, dkk., 1998). Pergantian air tubuh oleh lemak tubuh dapat berjalan cepat bila terjadi kenaikan konsumsi kalori, dan sebaliknya pergantian lemak tubuh oleh air tubuh dapat berjalan cepat bila terjadi pengurangan konsumsi pakan hingga energi yang masuk di bawah kalori untuk hidup pokok (Anggorodi, 1994), sedangkan kadar protein tubuh relatif tetap. Energi yang digunakan domba ketika transportasi lebih tinggi dari keadaan normal sehingga perlu adanya perombakan cadangan energi tubuh berupa glikogen, lemak bahkan protein. Hal tersebut, dapat mengakibatkan metabolisme tubuh meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan produksi radikal bebas. Tubuh menyintesis antioksidan (endogen) untuk mengimbangi jumlah oksidan, namun dalam keadaan stres jumlah antioksidan yang terbentuk umumnya tidak dapat mengimbangi peningkatan oksidan yang terus menerus sehingga diperlukan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dapat mengikat radikal bebas sehingga keseimbangan jumlah oksidan dan antioksidan tubuh dapat kembali normal. Berbagai upaya penanganan stres selama transportasi telah dilakukan untuk menekan penyusutan bobot badan dan menjaga keseimbangan komposisi tubuh domba. Komposisi tubuh ternak dapat ditentukan secara langsung dengan dilakukan penyembelihan dan secara tidak langsung yaitu diantaranya melalui air tubuh. Penentuan volume air tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

7 urea space. Larutan urea yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat tersebar secara menyeluruh ke seluruh jaringan tubuh secara homogen sehingga dapat diketahui kadar air, lemak, dan protein tubuh. Air tubuh serta ion yang banyak keluar selama transportasi perlu segera digantikan agar kinerja sel tubuh tetap berjalan normal. Air kelapa merupakan salah satu alternatif pengganti ion yang hilang selama transportasi. Kandungan ion dalam air kelapa sangat bervariasi dan menurun seiring dengan bertambahnya umur buah kelapa. Air kelapa dari buah kelapa tua mengandung Kalium 312 mg/l dan Natrium 105 mg/l (Yong, dkk., 2009), disamping itu juga mengandung antioksidan walau jumlahnya relatif rendah. Rosela merupakan salah satu antioksidan eksogen asal tanaman dengan kandungan antioksidan berupa vitamin C mencapai 1.864 mg/kg (Jung, dkk., 2013), flavonoid dan fenol (Ramirez-Rodrigues, dkk., 2011), serta betakaroten dan antosianin (Maryani dan Kristiana, 2008). Hasil pengamatan yang dilakukan Swaryono (2013) menunjukkan pemberian elektrolit berbasis air kelapa 150 ml dapat mengurangi penyusutan bobot badan 11% menjadi 2,28% (0,7 kg) pada domba yang ditransportasikan dengan bobot badan domba rata-rata 30 kg. Peneliti lain, Minka dan Ayo (2007) memperlihatkan bahwa pemberian vitamin C murni (sintetis) sebanyak 100 mg/kg bobot badan yang dilarutkan dalam 10 ml air pada kambing dengan lama transportasi 19 jam pada suhu tinggi, dapat menurunkan angka penyusutan bobot badan 11,4% menjadi 1,04%. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa Domba Priangan dengan rataan bobot badan 19 kg yang ditransportasikan selama 3,5 jam,

8 mengalami penyusutan bobot badan sebesar 9,1%. Berdasarkan hal tersebut, pemberian elektrolit berbasis air kelapa yang harus disediakan sebagai cadangan pengganti elektrolit yang hilang yaitu sebesar 75 ml. Sementara antioksidan eksogen berupa rosela sebagai penangkal radikal bebas yang akan digunakan yaitu sebesar 25 mg, karena terdapat antioksidan lain selain vitamin C yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid, fenol, betakaroten, dan antosianin. Penelitian ini dirancang dengan memberikan penambahan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum domba ditransportasikan sebesar satu kali, satu setengah kali dan dua kali dari kebutuhan yaitu 75 ml, 112,5 ml, dan 150 ml. Peningkatan perlakuan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan isotonisnya dengan cairan tubuh. Pemberian perlakuan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan elektrolit selama transportasi sehingga dapat memertahankan komposisi tubuh domba tetap normal. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu larutan elektrolit berbasis air kelapa 112,5 ml dengan ekstrak rosela 25 mg mampu memertahankan komposisi tubuh Domba Priangan yang mengalami transportasi. 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 12-20 Januari 2015. Pembuatan larutan elektrolit, ekstrak rosela dan larutan urea dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Proses penimbangan bobot badan, pemberian elektrolit, pengambilan darah dan pemberian larutan urea dilaksanakan di Subang. Analisis darah dilaksanakan di Laboratorium Klinik Pramita Bandung.