Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

PENDEKATAN BARU UNTUK SINTESIS KONVERTER DAYA

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

METODE PENGENDALIAN KONVERTER DC DC EMPAT LEVEL JENIS DIODA CLAMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

SUATU PENDEKATAN BARU UNTUK SINTESIS TOPOLOGI KONVERTER DAYA TESIS MAGISTER ARWINDRA RIZQIAWAN SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

Perbaikan Performa DC-Link Inverter Satu Fasa Menggunakan Interleaved DC-DC Boost Konverter pada Aplikasi Photovoltaics

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

KINERJA DC CHOPPER TIPE CUK DENGAN MOSFET DALAM MODE CCM DAN DCM

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

pada CCM R adalah: Vd (DCM) cosα 3

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Analisis Rugi-Rugi Daya Konverter DC-DC

Sistem Panel Surya Terhubung Grid melalui Single Stage Inverter

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Teknik Kendali Konverter DC-DC Topologi Baru Mode Boost

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

MAKALAH DC CHOPPER. Disusun oleh : Brian Ivan Baskara Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya II

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI BUCK BOOST CONVERTER DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN METODE PERTURB AND OBSERVE

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri

ANALISA, PERANCANGAN DAN SIMULASI RANGKAIAN PEREDAM RC PASIF PADA PENYALURAN SEDERHANA SISTEM TENAGA DC DENGAN MENGGUNAKAN PSPICE

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Perancangan Sistim Elektronika Analog

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

TRAINER KIT SWITCHING MODE POWER SUPPLY LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : CAESAR YOGA SAPUTRA OKTVIANTO

SISTEM PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENYEARAH DIODE TIGA PHASA MENGGUNAKAN HYSTERESIS CURRENT CONTROL

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Modul VIII Filter Aktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

PENYEARAH TIGA FASA. 30 dan sudut pemadamannya

OPERASI DC-DC KONVERTER TIPE CUK DENGAN MODE DCM & CCM DENGAN TRANSISTOR SC2555 SEBAGAI SAKLAR

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

KLEM AKTIF TUNGGAL INTERLEAVED FLYBACK DENGAN KOMBINASI NMOSFET DAN P-MOSFET ABSTRAK

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

ANALISIS INVERTER SATU FASA PADA KONFIGURASI MASTER-SLAVE

SISTEM KENDALI LEVEL TEGANGAN PADA KONVERTER DC/DC TIPE BOOST UNTUK APLIKASI SISTEM FOTOVOLTAIK

Simulasi Double Buck Boost Converter DC-DC Bidirectional Menggunakan PID Controller

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BOOST-UP CHOPPER 24 V/320 V DENGAN KENDALI PROPORSIONAL- INTEGRAL (PI) BERBASIS MIKROKONTROLLER

Transkripsi:

1 Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM Maickel Tuegeh,ST,. MT. * *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia, Email : m_tuegeh@yahoo.co.id Abstrak Presentasi singkat ini tentang pensaklaran konverter dalam pseudo-continuous conduction mode (PCCM) dengan kendali pensaklaran freewheel. Dibandingkan dengan konverter discontinuous conduction mode (DCM) konvensional, konverter ini memperlihatkan kemampuan dalam penanganan arus yang lebih baik dengan mengurangi riak arus dan tegangan, membuat tanggapan transien beban lebih cepat daripada continuous conduction mode (CCM). Hasil simulasi dan pengujian diperlihatkan bahwa converter PCCM mempunyai riak arus dan riak tegangan lebih kecil dibandungkan konverter DCM, dan juga konverter PCCM membutuhkan waktu lebih cepat untuk merespon perubahan arus beban dibanding CCM. Dengan membandingkan antara 3 topologi pensaklaran freewheel yang digunakan juga dapat dilihat hasilnya Keywords: Riak arus, Riak tegangan, pensaklaran freewheel, PCCM, pensaklaran converter. I. PENDAHULUAN Perkembangan dan penggunaan alat-alat elektronika saat ini semakin pesat dan pengembangan dari peralatan - peralatan elektronik dengan performa tinggi memaksakan tantangan tantangan baru dalam penyediaan daya. Aktifitas komputer dengan jumlah yang banyak mengakibatkan perubahan arus yang drastis dalam waktu yang singkat pada penyedia daya. Untuk memelihara performa dan memastikan kestabilan sistem, penyedia daya harus memiliki kemampuan untuk menangani arus yang keluar dengan tanggapan transien cepat [1]. Konverter daya mode saklar, atau disingkat konverter pensaklaran, telah sangat luas digunakan. Itu adalah komponen penting untuk penyediaan daya yang berkualitas dan bersih untuk peralatan peralatan elektronik tegangan rendah. Gambar 1 menunjukkan diagram blok rangkaian dari konverter pensaklaran Buck konvensional. Peralatan tersebut menyediakan daya peralatan peralatan elektronik dengan pengaturan tegangan suplai, efisiensi tinggi dan konversi tegangan yang fleksibel. Dibandingkan dengan topologi Boost dan Buck-Boost, Buck konverter menghasilkan arus keluar continuous ketika beroperasi dalam continuous conduction mode (CCM), memberikan arus riak yang kecil, jadi memberikan gangguan pensaklaran yang rendah. Operasi CCM lebih disukai untuk aplikasi arus besar, karena dapat menyalurkan arus tambahan daripada konverter yang beroperasi Gambar 1 Konverter Buck Konvensional pada discontinuous conduction mode (DCM) [2]. Bagaimanapun, konverter DCM biasanya menanggapi transien lebih cepat dan lebih mudah mengkompensasi loop gain daripada konverter CCM. Dengan kebutuhan yang sangat besar antara tanggapan transien yang cepat dan kemampuan arus yang besar, sangat diinginkan untuk memiliki konverter baru dengan menggabungkan kelebihan dari konverter CCM dan DCM. Untuk menyelesaikan masalah tersebut digunakan Pseudo CCM (PCCM) konverter menggunakan kendali saklar freewheel dengan topologi buck dan kemudian dilakukan perbandingkan jika menggunakan topologi boost dan buck-boost. II. TINJAUAN DESAIN A. Riak arus dan gangguan pensaklaran beban besar Operasi dari konverter pensaklaran dapat diklasifikasikan sebagai CCM atau DCM, berdasarkan arus induktor seperti terlihat pada Gambar 2. Ketika beban bertambah besar, arus induktor tetap diatas nol untuk menyalurkan arus ke beban. Konverter beroperasi sebagai CCM dan tiap periode pensaklaran T s dibagi dalam dua bagian: D 1 T s dan D 2 T s (D 1 +D 2 =1). Ini akan menurun selama D 2 T s ketika S 1 off dan S 2 on. Ketika beban berkurang maka arus induktor naik, kemudian turun secara tajam dan tertahan di nol untuk setiap siklus. Setiap siklus

2 pensaklaran dibagi dalam tiga bagian: D 1 T s, D 2 T s dan D 3 T s (D 1 +D 2 +D 3 =1). Bentuk gelombang arus induktor dalam D 1 T s dan D 2 T s adalah sama seperti dalam CCM, tetapi berada di nol selama D 3 T s ketika S 1 dan S 2 off. Konverter kemudian beroperasi dalam DCM. Untuk konverter CCM, tingkatan dc dari arus induktor I 0 bertambah untuk menyalurkan arus beban yang besar, sedangkan riak arus I dijaga konstan dan kecil. Bagaimanapun untuk konverter DCM, dalam menyalurkan arus beban yang sama, harus menggunakan induktor dengan nilai yang kecil, dan arus induktor bertambah lebih tajam dari nol ke arus puncak I pk yang lebih tinggi. Sebagai hasilnya, riak arus I sangat besar, membangkitkan gangguan pensaklaran dan riak tegangan yang besar pada keluaran. B. Tanggapan transien dan loop gain bandwidth Pensaklaran konverter dapat beroperasi dengan program kendali tegangan atau arus pada keluaran. Dengan kendali program tegangan fungsi transfer loop gain dapat ditunjukkan menjadi [3] III. A. Umum KONVERTER PCCM YANG DIUSULKAN Buck, boost dan buck-boost konverter secara umum digambarkan seperti pada gambar 3. Hubungan antara duty ratio dengan tegangan output dapat digambarkan seperti pada gambar 4. B. Konverter dengan kendali pensaklaran freewheel Untuk mengurangi secara efektif arus induktor puncak dalam satu induktor keluaran banyak (SIMO) pensaklaran konverter, diusulkan skema kendali pensaklaran freewheel [5]. Pensaklaran konverter yang baru diusulkan dalam Gambar 5 (2) Dengan A(s) adalah gain dari perbesaran kesalahan yang terdiri dari op-amp dan kompensasi jaringan, H(s) adalah fungsi transfer kendali keluaran, b adalah faktor penskalaan, D adalah duty rasio dari konverter, V m adalah tegangan puncak dari osilator, V o adalah tegangan keluaran, ω 0 = 1/ LC adalah frekuensi dari kutub kompleks, dan Q adalah faktor kualitas. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3, dengan adanya kutub kompleks pada kendali fungsi transfer keluaran membuat sangat sulit untuk mendesain kompensator untuk mencapai loop gain dengan bandwidth yang lebar [3]. Ketika konverter beroperasi dengan kendali program arus, kendali fungsi transfer keluaran terdiri dari dua kutub nyata [3]. Metode kompensasi pole zero dapat digunakan untuk mencapai gain bandwidth yang lebar [4]. (3) (4) Gambar 3 a. Buck Konverter, b. Boost Konverter, c. Buck-Boost Konverter. Gambar 2. Arus induktor saklar konverter CCM dan DCM Gambar 4. Hubungan duty ratio dengan tegangan output

3 Gambar 5. Blok diagram konverter yang diusulkan. Topologi Buck, Topologi Boost, Topologi Buck-boost Berbeda dengan Buck konverter konvensional, penambahan saklar daya S 3 (disebut saklar freewheel) pmos ditambahkan pada induktor. Selama periode D 1 T s, saklar pmos S 1 dalam keadaan on, sedangkan saklar S 2 dan S 3 off. Arus induktor bertambah dengan kemiringan (V g V o ) /L. Dalam D 2 T s, S 1 dan S 3 off. Saat Saklar daya nmos S 2 on. Arus induktor berkurang dengan kemiringan V o /L sampai mencapai tingkatan arus I dc. Kemudian konverter memasuki periode D 3 T s dengan S 3 on sementara S 1 dan S 2 off. Arus induktor tetap konstan pada I dc karena saklar S 3 menghubungsingkat L dan tegangan pada induktor menjadi sama dengan nol. Pengoperasian dari Buck konverter Gambar 6. Bentuk gelombang arus induktor dalam tiga mode operasi yang berbeda. pensaklaran freewheel sama dengan DCM tradisional, tetapi arus induktor tetap konstan pada nilai I dc sebagai pengganti nol selama D 3 T s. Ini memungkinkan konverter untuk menyalurkan arus yang besar dengan menyederhanakan Boosting tingkatan arus I dc dalam Gbr. 6. Tingkatan dari I dc ditentukan secara adaptif oleh daya beban waktu nyata dari konverter. Dengan V o adalah tetap, daya beban adalah proporsional linier dengan arus beban dan arus induktor. Sensor arus yang terpadu untuk pengukuran arus online [6]. Berdasarkan arus beban, satu dari delapan tingkatan I dc yang sudah diketahui akan digunakan. Jika rangkaian sensor arus merasakan arus besar, maka tingkatan tinggi dari I dc dipilih. Selain itu, salah satu yang rendah akan digunakan untuk daya beban rendah. Rangkaian kendali memastikan bahwa I dc selalu lebih rendah sedikit daripada arus beban rata rata I o untuk memastikan operasi PCCM, dan menyesuaikan I dc menurut batas waktu on dari S 3 supaya lebih kurang dari 5% dari setiap periode pensaklaran. Oleh karena itu, arus rata rata dari S 3 sangat rendah daripada S1 dan S2, dan rugi daya karena S3 dapat sangat rendah, sehingga memungkinkan S3 untuk di implementasikan oleh kebanyakan transistor dengan daya yang sangat kecil. Mode operasi ini disebut PCCM dalam [5] karena mendapatkan kemampuan penanganan arus yang sama seperti konverter CCM, tetapi bentuk arus induktor adalah menyerupai konverter DCM. Keuntungan dari konverter ini adalah mengurangi riak arus dan tegangan. C. Peningkatan Bandwith pada desain yang diusulkan Fitur yang lain dari operasi PCCM adalah performasi transien yang cukup baik. Sama dengan konverter DCM, konverter PCCM memperlihatkan perilaku sistem satu kutub. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat Gbr. 2. Untuk konverter CCM, tingkatan dayanya adalah sistem orde dua karena dua komponen reaktif C dan L dengan variabel keadaan yang berhubungan dengan tegangan kapasitor V C dan arus induktor I L. Bagaimanapun, untuk konverter DCM, I L di set ke nol pada setiap siklus pensaklaran, eliminasi I L sebagai variabel keadaan dan orde dari sistem direduksi ke 1. Untuk kasus PCCM, I L di set ke I dc konstan setiap siklus pensaklaran. Dalam kondisi

4 analisis sinyak kecil, I L disamakan di set ke nol, dan fungsi transfer dari tingkatan daya kemudian pada orde satu. Oleh karena itu, kompensasi pole zero [7] dapat digunakan untuk memperluas bandwidth loop gain, seperti ditunjukkan dalam Gambar 7. Untuk perbandingan, metode kompensasi pole dominan untuk konverter CCM di tunjukkan dalam Gambar 7. I. HASIL DAN SIMULASI PERCOBAAN Untuk verifikasi ide dari desain, tiga Buck konverter, beroperasi dalam DCM, CCM, dan PCCM, secara berurutan di desain. Kunci spesifikasi desain diperlihatkan dalam Tabel 1. Untuk perbandingan yang seimbang, konverter dioperasikan dengan daya beban, frekuensi pensaklaran, tegangan masukan dan arus masukan yang sama. Bagaimanapun, untuk menyalurkan daya yang sama, perubahan dalam arus induktor dari konverter DCM harus lebih besar dari yang lain, dan induktor yang lebih kecil (10µH) yang digunakan. Sebagai konsekuensinya, untuk menjaga riak tegangan yang sama, konverter DCM membutuhkan kapasitor filter yang besar (50µF). Dengan mengabaikan kapasitor yang lebih besar, konverter DCM masih menghasilkan arus dan tegangan riak yang lebih besar dan itu juga yang selalu menyebabkan tanggapan transien menjadi lambat. Karena itu, konverter DCM memberikan tanggapan transien, riak arus dan tegangan yang paling buruk. Dengan demikian hasil perbandingan jadi di fokuskan pada konverter CCM dan PCCM. Di lain pihak, jika diperbandingkan PCCM dengan topologi yang berbeda maka diperoleh seperti pada gambar 9. Gambar 8. Tegangan keluaran dan arus induktor dari tiga konverter. Gambar 7 Kompensasi pole zero buck konverter PCCM. Kompensasi pole dominan buck konverter CCM

5 RIWAYAT PENULIS Lahir di Manado, 19 Maret 1976, meraih gelar Sarjana Teknik dari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2002, Magister Teknik dari Jurusan Elektro bidang Studi Sistem Tenaga Listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, saat ini merupakan staf pengajar tetap di Universitas Sam Ratulangi Manado pada Fakultas Teknik Jurusan Elektro sejak 2005. 1. KESIMPULAN Gambar 9. Hasil Simulasi dari a. Topologi Buck, b. Topologi Boost, c. Topologi Buck-Boost V. KESIMPULAN Hasil percobaan dengan perbandingan penggunaan tiga tipe pensklaran freewheel menunjukkan bahwa hasil keluaran mengikuti karakteristik dasar dari masing-masing topologi. Hasil simulasi dan pengujian diperlihatkan bahwa converter PCCM mempunyai riak arus dan riak tegangan lebih kecil dibandungkan konverter DCM, dan juga konverter PCCM membutuhkan waktu lebih cepat untuk merespon perubahan arus beban dibanding CCM. DAFTAR PUSTAKA [1] M.T. Zhang et al., Design consign considerations for low-voltage on-board DC/DC modules for next generations of data processing circuits, IEEE Trans.Power Electron, vol 11, no 3, pp. 328-337, Mar. 1996. [2] R.Erickson and D.Maksimovic, Fundamentals of power Electronics, 2 nd ed. Norwell, MA: Kluwer, 2000. [3] W.H.Ki, Signal flow graph in loop gain analysis of dc-dc PWMCCM switching converters, IEEE Trans. Circuit Syst. 1, Fundam. Theory Appl., no 6, pp. 644-654, Jun.1998. [4] C.Lee and P.Mok, A monolithic current-mode CMOS dc-dc converters with on-chip current sensing technique, IEEE J.Solid- State Circuit, vol. 39, no. 1, pp. 3-14, Jan. 2004. [5] D.Ma, W.H.Ki, and C.Y. Tsui, A Pseudo-CCM/DCM SIMO switching converter with freewheel switching, IEEE J. Solid-state Circuit, vol. 38, no 6, pp.1007-1014, Jun. 2003. [6] D. Ma and C. Zhang, Thermal compensation method for CMOS digital integrated circuits using temperature-adaptive dc-dc converter, IEEE Trans. Circuits Syst. II, Exp. Briefs, vol. 53, no. 11, pp. 1284-1288, Nov. 2006 [7] D.Ma et al., Single-inductor dual-output CMOS switching converters in discontinuous-conduction mode with time-multiplexing control, IEEE J.Solid-State Circuits, vol. 38, no. 1, pp.89-100, Jan. 2003.