MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2]

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol. A. Pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang QS. Al-Anfaal ayat 29

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

Masih Spiritualitas Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

Pendidikan Agama Islam Bab : 8

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alifa Milayanti, 2014 Pengaruh Pemahaman Siswa tentang Ṭahāraħ terhadap Pengamalannya pada Kehidupan Sehari Hari

SKRIPSI. Disusun oleh. : Justri Pandiangan Nomor Mahasiwa : Program Studi : Manajemen Bidang Konsentrasi : Pemasaran

Hakikat Manusia Menurut Islam

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

BAB I PENDAHULUAN. ini, sebagai cermin tentang merosotnya etika dari pelaku pendidikan, baik

Transkripsi:

MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2] A. Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan, merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan yang hendaknya mengembangkan pandangan hidup yang sesuai dengan tantangan dan kehendak zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, pembahasan konsep dan teori pendidikan semakin meluas dan memiliki ruang yang signifikan untuk dikaji ulang. Ada tiga alasan yang melatarbelakangi terjadinya hal itu : pertama, pendidikan melibatkan peserta didik, pendidik dan penanggung jawab pendidikan, yang ketiganya merupakan sosok manusia yang dinamis; kedua, perlunya inovasi pendidikan untuk mengimbangi perkembangan sains dan teknologi; ketiga, tuntutan dari globalisasi dalam segala hal. Ketiga alasan diatas merupakan tantangan yan harus dijawab oleh dunia pendidikan, agar peserta didik dapat terus melangsungkan kehidupannya dalam kondisi yang dinamis, inovatif dan mengglobal, tanpa mengurangi keterlibatannya dalam iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), serta kesungguhannya dalam Imtaq (iman dan taqwa). 1 / 7

B. Subyektivitas manusia dalam mengkaji pendidikan itu sendiri memunculkan berbagai konsep dan teori pendidikan sesuai dengan wacana dan cara pandang mereka. Salah satunya yakni konsep pendidikan Islam yang didasarkan atas nilai-nilai dogmatis Islam sebagai wahyu Illahi tanpa mengesampingkan sumber-sumber komponen lain dalam pendidikan, seperti dukungan kuat dari adat, budaya dan capaian ilmu pengetahuan, untuk perlu adanya reaktualisasi pemahaman dalam upaya implementasi nilai adat secara holistik dalam kehidupan anak didik, sehingga penerapan nilai-nilai tidak hanya dalam bentuk mata pelajaran saja tetapi perlu diaktualisasikan dalam kehidupan di sekolah. Pendidikan Islam menurut Drs. Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya pribadi utama dalam ukuran Islam. Sedangkan menurut Dr. Abdul Mujid, pendidikan Islam adalah proses transinteralisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan pengawasan dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. Dari pengertian di atas dapat diambil rumusan bahwa pendidikan Islam adalah usaha-usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai Islam baik dalam bentuk bimbingan rohani maupun jasmani guna mewujudkan terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian utama serta keselamatan didunia dan akhirat. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (pasal 1, butir 1). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan. Dalam bahasa Arab, kata pendidikan biasanya diwakili oleh kata Tarbiyah yang secara 2 / 7

keseluruhan menghimpun kegiatan yang terdapat dalam pendidikan, yaitu membina, memelihara, mengajarkan, menyucikan jiwa dan mengingatkan manusia terhadap hal-hal yang baik. Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Karakteristik pertama pendidikan Islam adalah penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah swt. Setiap penganut Islam diwajibkan mencari ilmu pengetahuan untuk dipahami secara mendalam yang dalam taraf selanjutnya dikembangkan dalam kerangka ibadah guna kemaslahatan umat manusia, pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dan pada prinsipnya berlangsung seumur hidup. inilah yang kemudian dikenal dengan istilah life long education dalam sistem pendidikan modern. Dalam upaya menciptakan pendidikan Islam harus ditata kembali sehingga program pendidikannya berorientasi pada pencapaian dan penguasaan kompetensi tertentu, oleh karena itu pendidikan Islam harus mempunyai sifat; (a) Multiprogram yang berorientasi pada tujuan perpektif dan kebutuhan deskriptif, (b) setiap program disusun dengan menggunakan prinsip pemaduan kompetitif kognitif, afektif, dan akhlak (c) Diversifikasi program ditata sesuai dengan kebutuhan nyata di dalam lingkungan sekolah yang berorientasi pada penampilan perilaku anak didik yang islami. C. Internalisasi Nilai Islam dan P Hakikat dasar dari pendidikan Islam dan pendidikan ruhani adalah penciptaan karakter anak Islam yang Islami. Proses penciptaan karakter Islami itu sesungguhnya adalah penumbuhan kehidupan yang disadari memiliki hubungan langsung dengan sang Khalik. Penyadaran dan kesadaran adanya koneksi langsung antara makhluk dengan khaliq dipastikan menjadikan makhluk terlatih untuk hati-hati dalam hidup dan akan memiliki karakter mulia. Dalam khazanah keilmuan Islam, konsepsi dan amali yang mengajarkan tentang pembentukan 3 / 7

karakter ada dalam ilmu tasawuf. Tasawuf adalah adalah inti agama. Inti terdalam dari teori dan latihan spiritual melalui jalan tasawuf adalah muraqabah, musyahadah, dan muhasabah. Muraqabah adalah tidak dikuasai oleh segala sesuatu selain Allah, dan terus menerus menfokus hati dan perbuatan kepada-nya. Musyahadah yakninya menyaksikan keagungan dan keindahan Allah dalam seluruh eksistensi apapun jua. Artinya tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan duniawi yang seringkali memukau dan mengusur nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Muhasabah, yaitu introspeksi diri yang terus menerus agar tidak lalai dari jalan agama dan Tuhan. Artinya, selalu waspada terhadap pelanggaran agama dan pelanggaran nilai. Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter Islami, maka semua komponen dilingkungan pendidikan diupaya menciptakan situasi dan lingkungan yang memungkin semua pihak mendapatkan inti dari agama dan inti dari tasawuf. Dalam pembelajaran dan pembiasaan dapat ditempuh cara-cara yang mengedepankan internalisasi nilai-nilai keberimanan yaitu mencari dan menemukan jawaban yang benar dan optimal atas pertanyaan, maa huwal iimaan?),. Kemudian dilanjutkan dengan mendalami pertanyaan tentang keberislaman, dengan dengan mencari dan menemukan jawaban yang benar dan optimal atas pertanyaan, maa huwal islaam?). Terakhir diup ayakan menjelaskan dan menerapkan makna ihsan, yaitu mencari jawaban yang benar dan tinggi atas pertanyaan, maa huwal ihsaan?. Dalam hadis dijelaskan tentang Ihsan. Ihsan adalah anta budallaha kaannaka tarahu fain lamtan tarahu fainnahu yaraka artinya : Sembahlah Allãh seakan-akan engkau sungguh melihatnya dan bila tidak melihatnya (memang engkau tidak bisa melihatnya) maka sadarilah bawa Dia sungguh melihatmu (Hadis Riwayat Bukhari- Muslim). Perbuatan ihsan itu pada dasarnya mengembalikan kehidupan pada kesederhanaan ( qanâ ah), dan berusaha mengidentifikasikan diri dengan Allãh melalui perbuatan terpuji ( takhallûqu bi akhlâqil Allãh) dengan menjaga kesucian diri serta melakukan ibadah-ibadah yang membersihkan hati, menjauhkan diri dari pengaruh buruk. Ciri seperti ini sesuai sekali dengan karakteristik tasawuf yaitu; the code of the heart 4 / 7

( fiqh al-bâtin), or the purification of the soul ( tazkîyatu al-nafs) or feeling of God s presence ( al-ihsân ). Derajat ihsan adalah derajat tertinggi dari keberagamaan Islam, dan derajat ihsan tidak akan didapat tanpa mencapai derajat iman dan Islam terlebih dahulu. Kualitas ibadah orang yang sudah sampai pada derajat ihsan sudah sangat dekat dengan Tuhan. Mencari dan menemukan jawaban tentang iman dan Islam pada dasarnya sudah berjalan melalui pembelajaran kognitif dan sudah ada dalam kurikulum sekolah sesuai jenjangnya. Sedangkan pemahaman tentang ihsan, masih sangat terbatas sekali. Penerapan tentang konsep ihsan adalah merupakan pelaksanaan pendidikan karakter yang islami. Karena, seorang baru bisa sampai ke derajat ihsan, apabila ia telah lebih dahulu melalui tiga level proses pencerahan dan pengamalan yang ketat. Ketiga proses itu adalah level takhalli /ta abbud/ tilawah, level tahalli/ taqarrub/ tazkiyah, dan level tajalli/ tahaqquq/ taklim. Proses takhalli adalah proses pembebasan dalam bingkai/level ta abbud dalam arti suatu peribadatan atau pengabdian yang didasarkan atas negosiasi hamba dengan Allah SWT dalam bentuk pahala dan dosa atau surga dan neraka. Level ta abbud ini memiliki empat tahap sebagai berikut : 1) taubat, 2) warak dalam arti kehati-hatian dalam bertindak agar tidak jatuh ke dalam perbuatan dosa dan maksiat atau salah dan syubahat, 3) zuhud atau asketik atau tidak dimasukkan benar ke dalam hati, dan 4) warak dalam arti sewaktu membutuhkan Allah dan rasul-nya di setiap waktu dan tempat. Proses tahalli adalah proses pembangunan jiwa dalam level taqarrub (letup-letupan jiwa yang berusaha mendekatkan kualitas diri dengan Allah SWT) tanpa kompensasi dosa-pahala atau surga-neraka. Pada level ini tiada motivasi beragama lain, kecuali untuk mendekatkan kualitas diri sedekat mungkin dengan-nya dan sampai menyatu dengan-nya. Oleh sebab itu level ini 5 / 7

memiliki pula empat tahap, yaitu 1) tawakal, 2) sabar, 3) rida, dan 4) syukur. Proses tajalli adalah proses pencerahan/tahaqquq dalam arti transparansi hubungan hamba dengan Tuhan yang dilakukan tidak dengan amal saleh saja, tetapi dengan banyak kontemplasi terhadap Tuhan. Level tajalli ini memiliki pula empat tahap dan sekaligus merupakan buah pencerahan jiwa yang sangat indah dan manis, yaitu 1) mahabbah (cinta Tuhan), 2) makrifah, 3) hakikat, dan 4) kasyaf (tersingkapnya tabir dengan sirr ) Titian spiritual yang paling efektif dalam spiritualitas Islam adalah shalat yang khusyuk. D. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang menyeluruh. Pendidikan Islam menempatkan manusia sebagai khalifatullah dan hamba Allah yang memiliki kualifikasi ahsanun taqwim. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi pengalian potensi manusia untuk dikonstribusikan bagi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia dan alam semesta. Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam yang utuh, komprhensif dan teringerasi disadari akan membentuk karakter manusia yang sesuai dengan design yang pencipta-nya. Semoga pengelola dan pihak-pihak yang care pada pendidikan Islam lebih kuat, tangguh dan berinovasi terus untuk mengatulisasikan pesan suci pendidikan Islam. Amin. DS.06042012. [1] Disampaikan Dalam Rapat Kerja Kementerian Agama Kabupaten Solok, di Hotel Sumpur, 6 / 7

Kamis, 12 April 2012. [2] Dekan dan Guru Besar Ilmu Tasawuf Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang 7 / 7