Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MOTOR LISTRIK 1 FASA

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 2 KUTUB SPLIT CAPASITOR DENGAN METODE JERAT (SPIRAL) SKRIPSI

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Mesin Arus Bolak Balik

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul 1. Daftar Isi 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Sistematika Penulisan 4

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.1, April 2012 ISSN

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN INSTALASI SAKLAR TPDT(Three Pole Double Throw Switch) UNTUK MOTOR KAPASITOR 1 FASA

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V

Pengembangan Rangkaian Kendali untuk Mengoperasikan Motor Induksi3-Fasa

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

PENGGULUNGAN ULANG BELITAN MOTOR KAPASITOR SATU FASA LAPORAN AKHIR

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Mesin Arus Bolak Balik

PENGUJIAN UNJUK KERJA DAN PENGUKURAN PARAMETER MOTOR INDUKSI SATU FASA

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Transformator (trafo)

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

ANALISA PEMBEBANAN MOTOR UNIVERSAL DENGAN MENGGUNAKAN DUA SUMBER TEGANGAN AC DAN DC

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

PENGANTAR Motor Induksi

Perancangan Dan Pengujian Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PROTOTIPE MOTOR INDUKSI 3 FASA

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MOTOR INDUKSI SPLIT PHASE SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

ANALISA EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA POMPA SIRKULASI PENDINGIN GENERATOR DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Mesin Arus Bolak Balik

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

LAPORAN AKHIR. Oleh Septiadho Baretho

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

ANALISA PERUBAHAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS ROTOR SANGKAR TUPAI DALAM KEADAAN BERBEBAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB SIMULINK

ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

METODE PEMBELAJARAN REWINDING MOTOR 1 FASA (POMPA AIR) PADA MATA KULIAH PRAKTEK PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

BAB II GENERATOR SINKRON

DESAIN PROTOTIPE MOTOR INDUKSI 3 FASA ABSTRAKSI

Klasifikasi Motor Listrik

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

LAPORAN AKHIR. Oleh Ferry Febriansyah

Transkripsi:

RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi, Samsul Bachri M Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: yantikumala92@gmail.com 1 Abstrak Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya. Motor induksi AC ini banyak digunakan dikarenakan memiliki beberapa kelebihan dibanding motor DC, diantaranya yaitu lebih murah dari pada motor DC. Umumnya motor induksi yang digunakan sebagai pompa air memiliki putaran yang sangat tinggi dan menggunakan dua kutub pada statornya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun kumparan stator motor induksi satu fasa dua kutub menjadi motor induksi satu fasa empat kutub dengan menggunakan jenis kumparan jerat. Dalam modifikasi ini jumlah lilitan pada kumparan utama sebanyak 100 lilitan sedangkan jumlah untuk kumparan bantunya sebanyak 120 lilitan. Dari hasil pengujian tanpa beban saat kondisi tegangan nominal kecepatan dari motor induksi modifikasi sebesar 1998 rpm, sedangkan untuk nilai arus sebesar 3.01 Amper dengan besar nilai daya yang dihasilkan sebesar 198 Watt. Kata Kunci : Mesin-mesin listrik, motor induksi, metode jerat dan torsi. Abstract The use of electrical machines is now very widespread not only in factories and industrial enterprises, but also in the society. For example of the use of water pumps that are part of the electrical machine is an induction motor. Generally, induction motors are used as water pumps have an extremely high spins and use two poles on the stator. In this research have plan to design of induction motor stator two poles one phase into induction motor four poles one phase with coil meshes methode. In this modification the coiled amount of the primary coil as much as 100 coiled while amount for the secondary coil as much as 120 coiled. The test results of no load condition when nominal voltage velocity from induction motors as much as 1988 rpm, and for electrical current as much as 3.01 ampere with amount of an electrical current value produced as much as 198 watt. KeyWords : Electrical machines, induction motors, Spiral method and torque. PENDAHULUAN Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian besaralat industri dan rumah tangga menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya. Penggunaan motor AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik satu phasa saat ini banyak digunakan diberbagai aplikasi. Salah satu penggunaan motor AC yang sering ditemui yaitu terdapat diperabotan rumah tangga berupa mesin cuci dan peralatan peralatan yang sering dijumpai dalam rumah seperti kipas angin, AC, dan yang lainnya [1]. Motor induksi telah banyak melengkapi produksi, transisi, dan penggunaan sistem tenaga listrik AC. Motor induksi merupakan motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator (motor asinkron). Pemberian nama motor induksi berasal dari prinsif kerjanya yaitu arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator [2]. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan merancang bangun kumparan stator motor induksi satu fasa dua kutub menjadi motor induksi satu fasa empat kutub sebagai bahan perbandingan antara teori dengan prakteknya dan jenis motor yang akan dirancang adalah motor kapasitor start. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu membuat motor induksi yang dapat digunakan sebagai pembanding dengan motor induksi yang sudah ada.

METODE PENELITIAN 2 Gambar 3. Rangkaian Motor Split Capasitor Gambar 3 menunjukkan rangkaian motor split capasitor Motor kapasitor start merupakan sebuah motor dimana terdapat kapasitor sebagai rangkaian bantu starting yang diseri dengan kumparan bantu. Setelah motor berputar 75 % dari putaran nominal maka saklar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan utama. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Gambar 1 menunjukkan diagram alir dari penelitian yang dilakukan. Data masukan pada diagram alir di atas adalah data perencanaan kumparan stator motor induksi 1 fasa 4 kutub yang akan didesain. Gambar 4. Diagram Pengujian Gambar 4 menunjukkan diagram pengujian dari alat yang akan diteliti. Pengujian pada penelitian ini menggunakan AVR untuk mengatur tegangan inputnya. Sedangkan power analyzer sebagai alat ukur untuk mengetahui nilai daya, arus, tegangan, dan Power Factor. HASIL PENELITIAN Gambar 2. Alur Kumparan Stator Gambar 2 menunjukkan alur kumparan stator yang akan digunakan dalam penelitian ini. Untuk menggulung motor induksi 1 fasa 4 kutub, hal yang diperlukan adalah menghitung langkah kumparan. Langkah kumparan merupakan nilai alur dibagi dengan dua kali pasangan kutub. Pada penelitian ini, alur yang digunakan (G) sebanyak 24, dan menggunakan dua pasang kutub. Berarti untuk langkah kumparannya yaitu G/2p = 24/ 2.2= 6 kumparan bagian. Jenis motor yang dirangkai dalam penelitian ini yaitu motor kapasitor start. Berikut adalah rangkaian dari motor split capasitor: Pada tugas akhir ini dalam penggulungan kumparan stator, tembaga yang akan digunakan yaitu tembaga jenis supreme dengan lebar tembaga yang digunakan pada kumparan utama 0.5 mm dan untuk kumparan bantu 0.4 mm. Sedangkan untuk motor induksi pembanding, lebar tembaga yang digunakan untuk kumparan utama yaitu 0.95 mm dan untuk kumpatan bantu 0.65 mm. Untuk kumparan bantu pada penelitian ini lilitan yang digunakan sebanyak 100 lilitan an untuk kumparan bantu jumlah lilitan yang digunakan sebanyak 120 lilitan untuk lebih jelasnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Alur pada Kumparan Utama dan Kumparan Bantu Motor Modifikasi Tabel 3. Pengujian Rotor Ditahan Motor Induksi Pembanding 3 Pengujian Rotor Ditahan (Blocked Rotor) Pengujian rotor ditahan dilakukan untuk mengetahui daya ketika diberi tegangan dan rotor dalam keadaan ditahan. Pengujian ini dilakukan sampai nilai arus mencapai nilai maksimal. Dari data yang didapat pada pengujian ini, akan dihitung nilai induktansi pada motor, baik pada stator maupun pada rotor. Tujuan dari pengujian rotor ditahan ini yaitu mengetahui parameter reaktansi pada kumparan stator dan reaktansi pada rotor dberikut adalah hasil dari perhitungan motor ditahan untuk motor modifikasi maupun pembanding. Untuk nilai XBL motor pembanding sebesar 7.279 Ω sedangkan untuk motor pembanding sebesar 8.73 Ω. Dalam pengujian rotor ditahan motor induksi diberikan tegangan yang bertahap mulai dari tegangan 10.5 V sampai tegangan 62.2 V.Pada saat tegangan yang diberikan sebesar 60 V nilai arus dan nilai daya mulai mengalami kenaikan yang signifikan dengan besar arus yang mengalir sebesar 3.4 A dengan nilai daya sebesar 186 W dan Cos φ sebesar 0.91. Pada saat tegangan yang diberikan sebesar 62 V arus yang mengalir sebesar 3.55 A dan daya sebesar 200 W dengan Cos φ sebesar 0.91 seperti yang ditunjukkan pada tabel 2 dibawah ini. Pengujian Motor Pengujian motor induksi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja motor mulai tegangan rendah sampai dengan tegangan nominal motor tersebut. Berikut adalah hasil dari pengujian motor baik untuk motor modifikasi maupun pembanding. Dari pengujian bertahap ini, dapat diketahui nilai-nilai dari daya, arus, power factor, dan kecepatan motor induksi. Nilai daya dan arus berbanding lurus dengan kenaikan nilai tegangan yang diberikan. Semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin beras nilai arus dan nilai daya yang dihasilkan. Akan tetapi kenaikan nilai tegangan mengakibatkan menurunnya nilai power factor. Untuk hasil pengujian motor modifikasi saat tegangan yang diberikan mencapai tegangan nominal diperoleh data arus sebesar 3.01 A, nilai daya sebesar 198 W, dan nilai power factor sebesar 0.3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4. Hasil Pengujian Motor Induksi Modifikasi Tabel 2. Pengujian Rotor Ditahan Motor Induksi Modifikasi Untuk motor pembanding pada saat tegangan yang diberikan sebesar 40.6 V arus yang mengalir sebesar 2.24 A dengan nilai daya sebesar 78 W dan Cos φ sebesar 0.86. Pada saat tegangan yang diberikan sebesar 60 V arus dan nilai daya mulai mengalami kenaikan yang signifikan dengan besar arus yang mengalir sebesar 3.38 A dengan nilai daya sebesar 175 W dan Cos φ sebesar 0.8. Pada saat tegangan yang diberikan sebesar 62.2 V arus yang mengalir sebesar 3.51 A dan daya sebesar 190 W dengan Cos φ sebesar 0.87 seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 dibawah ini. Untuk Motor pembanding, peningkatan nilai daya yang terjadi pada motor pembanding lebih kecil dibandingkan dengan motor modifikasi. Hal ini dikarenakan faktor jenis kumparan yang digunakan pada motor modifikasi. Untuk tegangan nominalnya diperoleh data arus sebesar 3.5 A, nilai daya sebesar 194 W, dan nilai power factor sebesar 0.25 seperti pada tabel 5 dibawah ini.

4 Tabel 5. Hasil Pengujian Motor Induksi Pembanding Dari hasil pengujian diatas, dengan perhitungan yang sama, didapatkan nilai daya mekanik dan torsi sebagai berikut. Untuk besar nilai daya mekanik motor modifikasi sebesar 178.78 W dan untuk nilai torsinya sebesar 1.14 Nm. Sedangkan besar nilai daya mekanik motor bembanding yaitu sebesar 156.83 W dan untuk nilai torsinya sebesar 1 Nm. Dari hasil perhitungan ini didapat grafik tegangan terhadap daya mekanik pada gambar 5 dibawah ini. Gambar 6. Grafik Torsi Terhadap Kecepatan pada Motor Induksi Modifikasi dan Pembanding Dari gambar 6 diatas dapat diketahui bahwa nilai torsi pada motor modifikasi maupun motor induksi pebanding mengalami kenaikan disetiap kenaikan nilai rpm. Namun nilai torsi yang terjadi pada motor modifikasi meningkat secara berlahan hingga 1.14 Nm. Sedangkan nilai torsi motor pembanding mengalami kenaikan secara pesat hingga 1 Nm. Setelah didapat kedua grafik diatas, maka diambil grafik hubungan antara tegangan terhadap slip% pada motor induksi madifikasi maupun pembanding. Seperti pada gambar 7 dibawah ini. Gambar 5. Grafik Tegangan Terhadap Daya Mekanik Pada Motor Induksi Modifikasi Maupun Pembanding Dari gambar 5 diatas menunjukkan grafik hubungan antara tegangan terhadap daya mekanik pada motor modifikasi maupun pembanding. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk motor induksi modifikasi memiliki daya mekanik lebih besar dibandingkan dengan motor induksi pembanding saat tegangan input menunjukkan tegangan nominal. Untuk nilai daya mekanik pada motor induksi modifikasi mengalami kenaikan disetiap kenaikan tegangannya, sedangkan untuk motor induksi pembanding saat tegangan berkisar diantara 80.2 V sampai 139.5 V, nilai daya mekanik naik secara perlahan, nilai daya mekanik motor induksi modifikasi mencapai 198 W pada tegangan 220.4 V. Sedangkan untuk motor induksi pembanding nilai daya mekaniknya 194 W pada tegangan 220.4 V. Setelah didapat grafik antara tegangan dengan daya mekanik, maka diambil grafik hubungan antara torsi terhadap kecepatan pada motor induksi madifikasi maupun pembanding. Seperti pada gambar 6 dibawah ini. Gambar 7. Grafik Tegangan Terhadap Nilai Slip % Pada Motor Induksi Modifikasi Maupun Pembanding Pada gambar 7 diatas menunjukkan bahwa nilai slip motor modifikasi maupun motor pembanding mengalami penurunan disetiap kenaikan nilai tegangan yang diberikan. Untuk motor modifikasi pada saat tegangan yang diberikan sebesar 40 V memiliki nilai % slip sebesar 4.1 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 60.5 V, nilai % slip mengalami penurunan sebesar 2 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 80 V memiliki nilai % slip sebesar 0.8 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 100 V memiliki nilai % slip sebesar 0.33 %. Semakin mendekati nilai tegangan nominal maka besar nilai mengalami penurunan. Saat tegangan yang diberikan sebesar 220.4 V nilai slip hanya mencapai 0.13 %. Untuk motor pembanding pada saat

tegangan yang diberikan sebesar 40.02 V memiliki nilai % slip sebesar 4 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 60.5 V, nilai % slip mengalami penurunan sebesar 2 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 80.2 V memiliki nilai % slip sebesar 0.8 %. Saat tegangan yang diberikan sebesar 100 V memiliki nilai % slip sebesar 0.53 %. Semakin mendekati nilai tegangan nominal maka besar nilai mengalami penurunan. Saat tegangan yang diberikan sebesar 220.4 V nilai slip hanya mencapai 0.13 %. Penurunan nilai slip terhadap perubahan tegangan yang diberikan dikarenakan nilai tegangan yang mendekati tegangan nominal hampir tidak menyebabkan slip antara stator dan rotor. PEMBAHASAN Setelah pengujian rotor ditahan didapatkan nilainya, maka selanjutnya pengujian motor induksi dengan AVR sebagai pengatur tegangan input. Dari AVR kemudian disambung dengan power analyzer untuk mengetahui daya input, arus, dan Power Factor. Pada pengujian ini dilakukan dari tegangan rendah sampai dengan tegangan nominal motor tersebut. s= Ns Nr Ns Untuk nilai slip diambil dari kecepatan pada tegangan nominal, untuk putaran medan stator Ns. Dengan menggunakan rumus slip diatas, didapat nilai slip pada motor induksi. Nilai slip pada motor induksi modifikasi dan nilai slip motor induksi pembanding bernilai sama yaitu sebesar 0.13 %. Sehingga dapat diketahui E1 pada stator dan tegangan, arus serta daya yang masuk rotor pada motor induksi satu fasa metode jerat dengan perhitungan saat tegangan nominal pada persamaan berikut ini. V1 = I1 (R1 + jx1) + E1 (2) E2 = s. E1 (3) I 2 = E 2 RBL 2 s (1) XBL 2 (4) Prot = E2.I2.Cos ф (5) kenaikan tegangannya, sedangkan untuk motor induksi pembanding saat tegangan berkisar diantara 80.2 V sampai 139.5 V, nilai daya mekanik naik secara perlahan, nilai daya mekanik motor induksi modifikasi mencapai 198 W pada tegangan 220.4 V. Sedangkan untuk motor induksi pembanding nilai daya mekaniknya 194 W pada tegangan 220.4 V. Pada kondisi ini terjadi perbedaan nilai arus pada motor induksi modifikasi dan motor induksi pembanding, untuk motor induksi modifikasi arusnya sebesar 3.01 A dan nilai arus pada motor pembanding sebesar 3.5 A. Untuk arus pada motor dapat dijelaskan bahwa saat motor induksi memiliki nilai arus yang kecil maka motor ini memiliki nilai resistansi yang besar. Arus yang kecil ini terjadi karena banyaknya jumlah lilitan pada kumparan bantu, namun semakin banyak lilitan pada kumparan bantunya, semakin besar induksi magnet yang terjadi sehingga induksi yang disalurkan ke rotor menjadi besar pula. Maka dari itu didapat nilai daya yang lebih besar pada motor induksi modifikasi yang menggunakan kumparan jerat dibandingkan dengan motor induksi pembanding dengan menggunakan kumparan konsentris. Untuk perbandingan hubungan antara besar rpm dengan % torsi dari motor modifikasi dengan motor pembanding. nilai torsi pada motor modifikasi maupun motor induksi pebanding mengalami kenaikan disetiap kenaikan nilai rpm. Namun nilai torsi yang terjadi pada motor modifikasi meningkat secara berlahan hingga 1.14 Nm. Sedangkan nilai torsi motor pembanding mengalami kenaikan secara pesat hingga 1 Nm. Untuk karakteristik torsi sendiri pada motor induksi split capasitor, untuk torsi awal rendah dan mencapai torsi maksimum saat pada keluaran nominal. Selain dengan pengukuran, penelitian ini juga disimulasikan untuk melihat nilai arus dan torsi dari motor modifikasi tersebut. Berikut adalah diagram blog simulasi yang akan ditunjukkan pada gambar 8 dibawah ini : 5 Daya mekanik pada motor induksi satu fasa Pmek = Prot (1-s) (6) Nilai torsi motor induksi satu fasa T = T = P mek 2π n 60 Dari persamaan diatas didapat nilai daya mekanik dan torsi pada motor induksi satu fasa. Dengan melihat grafik tegangan terhadap daya mekanik, besar nilai daya mekanik pada motor induksi modifikasi mengalami kenaikan disetiap (7) Gambar 8. Diagaram Block Simulasi Dari gambar 8 diatas setelah dijalankan maka akan diketahui nilai arus dan besar torsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini :

Daftar Pustaka 6 Gambar 9. Besar Arus Pada Hasil Simulasi Dari gambar 9 dapat diketahui nilai arus yang dihasilkan sebesar 3.1 amper dibanding dengan hasil pengukuran arus simulasi ini lebih besar. [1] Prianto, Joko dkk. 2010. Single Phase Motor. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [2] Obiansyah, 2012. Simulasi Merakit Motor Listrik Induksi 3 Fasa Daya 3 HP Tegangan 220V/380V. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. [3] Karisma D.Y. 2013. Rancang Bangun Motor Induksi 1 Fasa 2 Kutub Split Capasitor, Universitas Jember, Jember. [4] Madyantoro D.C. 2013. Desain dan Pembuatan Motor Induksi Satu Fasa 750 Watt Split Capasitor, Universitas Jember, Jember. [5] Tami Abdelkader, dkk. 2008. Design of a Segment- Stator Induction Motor with Optimum Efficiency.Sohar University, Oman. Gambar 10. Besar Torsi Pada Hasil Simulasi Dari gambar 10 dapat diketahui besar nilai torsi motor modifikasi. Nilai torsi yang dihasilkan sebesar 1.13 Nm. Antara hasil pengukuran dan simulasi terjadi adanya error % baik hasil nilai arus maupun hasil nilai torsi.untuk arus error % yang terjadi sebesar 3 % sedangkan nilai error persen torsi sebesar 0.8 %. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan perhitungan dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut: 1. Daya mekanik yang dihasilkan motor induksi modifikasi lebih besar dari pada daya mekanik yang dihasilkan motor induksi pembanding, yaitu bernilai 178.78 W sedangkan untuk daya mekanik motor induksi pembanding bernilai 154.83 W. 2. Dalam penggulungan ulang (rewinding) dapat mengakibatkan peningkatan nilai efisiensi dari motor tersebut, dari hasil perhitungan diperoleh nilai efisiensi dari 80.84 % menjadi 90.29 %. 3. Nilai arus dari motor modifikasi lebih kecil dibandingkan dengan motor pembanding yaitu sebesar 3.01 Amper. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah lilitan pada kumparan bantu.