ijns.org Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 5 No 4 Oktober 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak pada Manusia Berbasis Web

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DI DINAS PETERNAKAN UPT PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK PROVINSI JAWA TIMUR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA CEDERA UMUM PADA PESERTA PEKAN OLAHRAGA (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI)

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

APLIKASI ANDROID UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA MANUSIA

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT PADA ANAK DENGAN METODE EXPERT SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

APLIKASI KOMPUTER UNTUK DETEKSI DINI PENYAKIT FLOATERS, KATARAK, DAN MIOPI

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit dan Hama Pada Tanaman Pepaya Calivornia di Dusun Kethitang-Rawalo

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PADA MANUSIA SKRIPSI ELVOUMAR PASKAHNSEN PURBA

SISTEM PAKAR KNOWLEDGE-BASED UNTUK DIAGNOSA SAKIT KEPALA

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal pada Manusia Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

TUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT SEPTIAWAN PRIO SETIADI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan pemikiran manusia dewasa. ini, menyebabkan manusia berusaha membuat sesuatu untuk mempermudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR PENDETEKSI KERUSAKAN MESIN MOTOR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 7

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah ketidaktahuan terhadap jenis penyakit dan cara. perawat) untuk mengetahui penyakit yang menyerang tubuh manusia.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Mata

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN NOTEBOOK MENGUNAKAN METODE INFERENSI FORWARD CHAINING DAN TEOREMA BAYES (STUDI KASUS JOGJA COMPUTER) SKRIPSI

Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods

LAPORAN SKRIPSI PERBANDINGAN ALGORITMA CERTAINTY FACTOR DAN NAÏVE BAYES UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT EPILEPSI. Disusun oleh : Nama : Harry Chandra Mukti

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB I PENDAHULUAN. botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERPES BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

PEMBUATAN EXPERT SYSTEM SHELL SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK PREDIKSI JENIS INFEKSI PADA MATA

SISTEM PAKAR PENGENALAN GEJALA DINI PENYAKIT EPILEPSI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

DESAIN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT MATA SEBAGAI PENUNJANG PEMERIKSAAN GANGGUAN PENGLIHATAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SYARAF. Naskah Publikasi

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING PADA APLIKASI SISTEM PAKAR MENDETEKSI JENIS KULIT WAJAH WANITA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA ANJING DI KLINIK HEWAN ASA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NARKOBA MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES EXPERT SYSTEM FOR EARLY DETECTION OF DRUGS ABUSE USING BAYES THEOREM

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT SYARAF PADA WAJAH BERBASIS WEB

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Android

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KUCING MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

Metode Forward Chaining pada Aplikasi Android untuk Pemilihan Komponen Kamera DSLR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. terbangun secara sempurna. Kebanyakan dari kalangan orang tua juga sering kali

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN BUDIDAYA AIR TAWAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID

Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN. Arina Pramudita

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Pada RSUD Tangerang Selatan

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISA DAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DITULARKAN OLEH HEWAN TERNAK

Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor Berbasis Android

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ikan Budidaya Air Tawar dengan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus :Rs. Brawijaya Malang)

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata Dengan Metode Bayesian Network

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

SISTEM PAKAR KLASIFIKASI STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN BERDASAR BERAT BADAN MENURUT UMUR DI PUSKESMAS KASIHAN 1 SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT MATA MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, penyakit gigi, konsultasi, algoritma ID3. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan pesat sehingga dapat membantu peningkatan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluhan tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Tentunya keluhan tersebut

Transkripsi:

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata Pada Manusia Menggunakan Teorema Bayes M. Haris Qamaruzzaman 1, Sam ani 2 1 Manajemen Informatika, 2 Teknik Informatika - STMIK Palangkaraya 1 harisqamaruzzaman@yahoo.co.id, 2 sam.stmikplk@gmail.com ABSTRACT- The eyes are one of the senses that is very important in human life to see. If the eyes get disorders or diseases of the eye, it will be fatal to human life. The activities of an expert cause the handling of the eye diseases cannot be done fast. Therefore, an expert system is needed as an alternative solution to solve the problem. The objective of this study was to implement the Bayes Theorem on the expert system for diagnosing diseases of the human eye. The subject of this study was diagnosing the eye diseases by using forward and backward chaining methods. Software development method used in this study is the development of expert systems. Encoding system created using Borland Delphi 7.0 and system testing using black box testing and validation experts. The result of the study was an expert system application that is able to diagnose eye diseases in humans by applying Bayes Theorem to cope with uncertainty. On testing 20 samples of data of disease symptoms indicate that the application generates an accuracy value of 90%. The result of system test shows that this application is feasible to use. Keywords: Expert system, Eye disease, Bayes theorem ABSTRAK - Mata adalah salah satu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Kesibukan seorang pakar membuat penanganan terhadapat penyakit mata tidak bisa cepat dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pakar dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan Teorema Bayes pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit mata manusia. Subjek pada penelitian ini adalah untuk mendiagnosa penyakit mata dengan menggunakan metode penalaran forward chaining dan backward chaining. Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan sistem pakar. Pengkodean sistem dibuat menggunakan Borland Delphi 7.0 dan pengujian sistem menggunakan black box testing dan validasi pakar. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar yang mampu mendiagnosa penyakit mata pada manusia dengan menerapkan Teorema Bayes untuk mengatasi ketidakpastian. Pada pengujian 20 sampel data gejala penyakit menunjukkan bahwa aplikasi menghasilkan nilai akurasi sebesar 90%. Hasil uji coba sistem menunjukkan bahwa aplikasi ini layak digunakan. Kata Kunci : Sistem Pakar, Penyakit Mata, Teorema Bayes 1. PENDAHULUAN Mata adalah salah satu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Pekerjaan dokter yang sangat sibuk dan padat mengakibatkan keterlambatan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pakar dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam pembuatan sistem pakar, solusi yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan kecerdasan buatan. Ada berbagai metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian saat proses pelacakan terjadi Salah satunya adalah Teorema Bayes. Teorema Bayes adalah metode penyelesaian sistem pakar yang menghitung nilai probabilitas suatu penyakit dan membandingkan dengan probabilitas setiap gejalanya sehingga jenis penyakit yang didiagnosa akan sesuai dengan gejala yang diderita pasien. 2.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah. Sistem pakar akan memberikan pemecahan suatu masalah yang didapat dari dialog dengan pengguna. Dengan bantuan sistem pakar seseorang yang bukan pakar/ahli dapat menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh pakar (Sutojo, dkk, 2011:13). Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decicion making), ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 7

pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Kusrini, 2006:11). 2.2. Penyakit Mata Penyakit mata adalah sesuatu hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada mata yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem atau jaringan pada organ tubuh, dan kebiasaan yang buruk. Ada 14 jenis penyakit mata yang dibahas yaitu: a) Miopia adalah bentuk kelainan refraksi di mana sinar-sinar sejajar pada mata yang istirahat, akan dibiaskan pasa suatu titik di depan retina. b) Hipermetropia adalah suatu bentuk kelainan refraksi di mana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada satu titik di belakang retina. c) Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasaan sehingga fokus pada retina tidak pada satu titik d) Presbiopia adalah keadaan dimana berkurangnya kemampuan mencembungnya lensa mata sehingga memberikan kesukaran untuk melihat dekat. e) Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa,denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. f) Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. g) Keratitits merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang padakornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. h) Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkapditandai oleh peninggian tekanan intraokuler. i) Blefaritis merupakan peradangan kelopak mata dan margo palpebra. j) Retinopati diabetes adalah kelainan retina yang ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus. k) Retinopati hipertensi adalah kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi. l) Kalazion adalah suatu peradangan lipogranuloma menahun. m) Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif kelenjar Zeis atau kelenjar Moll. n) Pterigium adalah penebalan dan lipatan konjungtiva bulbi yang berbentuksegitiga dengan banyak pembuluh darah. 2.3. Teorema Bayes Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, salah satu diantaranya adalah probabilitas Bayes (Bayesian probalility). Probabilitas menunjukkan kemungkinan sesuatu akan terjadi atau tidak. Probabilitas disebabkan oleh ketidakmampuan seorang pakar untuk merumuskan kaidah secara pasti. Secara umum, bentuk Teorema Bayes untuk gejala tunggal G dan penyakit ganda P1, P2,., Pn adalah: PP G PG P PP PG P PP Dengan n sebagai jumlah penyakit yang terjadi. Sedangkan bentuk Teorema Bayes untuk gejala ganda G1, G2,, Gm dan penyakit ganda P1, P2, Pn adalah sebagai berikut : PP G G G PG P PG P PG P PP PG P PG P PG P PP 3. TAHAPAN PENELITIAN 3.1. Analisis Analisa dibutuhkan untuk melihat perhtungan nilai kemungkinan dengan menggunakan Teorema Bayes secara manual. Perhitungan dicari dengan nilai probabilitas yang menyertai setiap gejala dari penyakit yang telah dipilih pengguna. Hal ini digunakan untuk menguatkan perhitungan yang telah dilakukan oleh sistem. 3.2. Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem merupakan salah satu tahapan proses ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 8

pembuatan aplikasi. Perancangan program penting sekali agar proses pembuatan aplikasi semakin terarah dan aplikasi yang dihasilkan bekerja dengan baik. Dalam pembuatan sistem pakar ini beberapa teknik yang digunakan yaitu: a. Merekayasa Pengetahuan Pengembangan sistem pakar dimulai dengan merekayasa pengetahuan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah mewawancarai seorang pakar yaitu dokter spesialis penyakit mata, observasi lapangan, dan kepustakaan untuk mendukung teori. b. Perancangan Pelacakan Solusi Perancangan pelacakan solusi suatu masalah yang digunakan adalah metode forward chaining dan backward chaining. c. Pemodelan Proses dan Pemodelan Data Untuk memahami sistem secara logika, maka dibuat suatu diagram alir data yang menggambarkan jalannya suatu sistem yang akan dikembangkan yang terdiri dari diagram konteks, DFD, dan ERD. d. Desain Antar Muka Sistem Perancangan sistem ini meliputi perancangan format menu dan perancangan desain interface yang akan digunakan sebagai fasilitas dialog antara sistem dan pengguna. 3.3. Coding Tahap coding merupakan tahap pengkodean dari desain ke dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam sistem ini desain yang telah dibuat pengkodean dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman visual yaitu Borland Delphi 7.0. 3.4. Testing Tahap selanjutnya yaitu pengujian sistem. Pengujian yang digunakan adalah black box testing, yaitu pengujian sistem yang dilakukan dengan mengamati keluaran dari berbagai masukan. Jika keluaran sistem telah sesuai dengan rancangan untuk variasi data, maka sistem tersebut dinyatakan baik. Gambar 1. Entity Relationship Diagram 4.2. Desain Proses Pada desain proses akan dijelaskan menggunakan decision tree yang berhubungan dengan analisis sistem. Decision tree yang digunakan pada penelitian ini adalah backward chaining dan forward chaining seperti gambar di bawah ini : 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Desain Entity Relationship Diagram (ERD) Adapun perancangan ERD untuk aplikasi sistem pakar ini adalah sebagi berikut : Gambar 2. Pohon Keputusan Backward Chaining ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 9

Gambar 5. Tampilan Antar Muka Pengguna Setelah pengguna memilih gejala dan menekan tombol hasil diagnosa akan tampil hasil diagnosa seperti gambar di bawah ini: Gambar 3. Pohon Keputusan Forward Chaining 4.3. Desain Diagram Konteks Diagram konteks merupakan aliran yang memodelkan hubungan antara sistem dengan entitas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Berikut adalah diagram konteks sistem : Gambar 4. Diagram Konteks 4.4. Implementasi Sistem Dalam melakukan pengujian tehadap sistem yang telah dibuat, dilakukan tiga cara yaitu dengan pengujian sistem, pengujian pakar, dan pengujian kuesioner. Pengujian dilakukan dengan melakukan proses diagnsa pada halaman antar muka pengguna. Pada halaman antar muka, pengguna dapat melakukan diagnosa degan cara memilih gejala yang ditampilkan sistem. Berikut adalah tampilan antar muka pengguna Gambar 6. Tampilan Hasil Diagnosa Contoh perhitungan manual : Pterigium memiliki nilai probabilitas 0,6 Tabel 1. Contoh Kasus Aturan Penyakit Pterigium Gejala Probabilitas Gejala Mata Kering 0,4 Terdapat sesuatu yang mengganjal 0,7 mata Terdapat selaput berbentuk segitiga yang menutupi 0,9 kornea atau bola mata Maka probabilitas penyakit Pterigium berdasarkan gejala yang dipilih adalah sebagai berikut : PPPterigium G1 G3 0,7 0,6 0,90,6 0,4 0,6 0,7 0,6 0,9 0,6 0,8 Jadi, probabilitas penyakit Pterigium berdasarkan yang dipilih adalah 0,8 100% = 80%. ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 10

5. KESIMPULAN 5.1. Telah dibangun sistem pakar diagnosa penyakit mata menggunakan Teorema Bayes dengan metode inferensi forward chaining dan backward chaining untuk menentukan kesimpulan hasil diagnosa. 5.2. Sistem dapat memecahkan masalah untuk mengetahui jenis penyakit mata, dan nilai probabilitasnya, penyebab, serta solusi penanganan penyakit mata yang diderita pengguna. 5.3. Berdasarkan hasil uji coba 10 responden terhadap sistem adalah sangat positif 20% dan positif 80%. DAFTAR PUSTAKA [1] Fathansyah. 2012. Basis Data, Informatika, Bandung. [2] Hartati, Sri dan Sri Iswanti. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya, Graha Ilmu, Yogyakarta. [3] Ilyas, Sidarta, Muzakkir Tanzil, Salamun, Zainal Azhar. 2003. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. [4] Ilyas, Sidarta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata (Edisi 3), Balai Penerbit FKUI, Jakarta. [5] Ilyas, Sidarta, Sri Rahayu Yulianti. 2012. Ilmu Penyakit Mata (Edisi 4), Balai Penerbit FKUI, Jakarta. [6] Jogiyanto. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. [7] JSIKA, Vol 2 No. 2 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, Reppy Reisa, Jusak, dan Pantjawati Sudarmaningtyas:. [8] Jurnal EECCIS, Vol 8 No. 2 2014, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kambng Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor, Mira Orisa, Purnomo Budi Santoso, dan Onny Setyawati: 151-156. [9] Jurnal Teknik Informatika, Vol 1 2012, Aplikasi Diagnosa Penyakit Asma Menggunakan Bayesian Network Berbasis Web, Yunita Nancy Roselina, Sugeng Purwantoro, dan Memen Akbar:. [10] Kadir, Abdul, 2003. Penuntun Praktis Belajar Database Menggunakan Microsoft Access, Andi, Yogyakarta. [11] Kusrini, 2006. Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi, Andi, Yogyakarta. [12] Madcom, 2003. Pemprograman Borland Delphi 7 (Jilid 1), Andi, Yogyakarta. [13] M.A, Hesti. 2014. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Jenis Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung Menggunakan Teorema Bayes. [14] Oetomo, Budi, Sutedji Dharma. 2002. Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. [15] Pressman, Roger S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak, Andi, Yogyakarta. [16] Sloane, Ethel. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, Buku Kedokteran, Jakarta. [17] STMIK Palangkaraya. 2014. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Palangkaraya. [18] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. [19] Sutabri, Tata. 2004. Pemrograman Terstruktur, Andi, Jakarta. [20] Sutojo, T, Edy Mulyanto, Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan, Andi, Yogyakarta [21] Marwa Sulehu, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Layanan Internet Service Provider Menggunakan Metode Weighted Product (Studi kasus : STMIK AKBA), Vol 4, No 4 (2015): IJNS Oktober 2015 [22] Cipta Riang Sari, Teknik Data Mining Menggunakan Classification Dalam Sistem Penunjang Keputusan Peminatan SMA Negeri 1 Polewali, Vol 5, No 1 (2016): IJNS 2016 [23] Hera Wasiati, Dwi Wijayanti, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Calon Tenaga Kerja Indonesia Menggunakan Metode Naive Bayes (Studi Kasus: Di P.T. Karyatama Mitra Sejati Yogyakarta) [24] Warjiyono Warjiyono, Galih Wuri Wardhani, Perancangan Animasi Interaktif Berbentuk Puzzle Guna Melatih Kecerdasan Visual Spasial Anak, Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Evolusi 2014 ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 11