SIMULASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION

dokumen-dokumen yang mirip
ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

ANALISIS ALOKASI RESOURCE BLOCK ARAH UPLINK PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION DENGAN SC-FDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100

Simulasi dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian Resource Block dengan Batasan. Daya dan QualityofService pada Sistem LTE Arah Downlink

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA RESOURCE SCHEDULING BERDASARKAN USER GROUPING UNTUK SISTEM LTE-ADVANCED DENGAN CARRIER AGGREGATION

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

Alfi Zuhriya Khoirunnisaa 1, Endah Budi Purnomowati 2, Ali Mustofa 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengenalan Teknologi 4G

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.2. Arsitektur Jaringan LTE a. User Equipment (UE) merupakan terminal di sisi penerima

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA PENJADWALAN ROUND-ROBIN, MAXIMUM C/I, DAN PROPORTIONAL FAIR DENGAN MENGGUNAKAN HARQ PADA SISTEM 3GPP LTE

Kinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO

BAB III DISCRETE FOURIER TRANSFORM SPREAD OFDM

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015


PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Alokasi Sumber Daya Lintas Lapisan pada Sistem OFDMA untuk Trafik Heterogen

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

PERFORMANSI SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULIPLE ACCESS PADA TEKNOLOGI RADIO OVER FIBER

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.3 Desember 2015 Page 7134

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

Analisis Kinerja Metode Power Control untuk Manajemen Interferensi Sistem Komunikasi Uplink LTE-Advanced dengan Femtocell

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION BERBASIS STANDAR TEKNOLOGI LONG-TERM EVOLUTION

Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

Degradasi Jaringan TD-LTE MHz Akibat Interferens Alur-Waktu Silang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

ANALISIS REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN ALGORITMA DISTORTION REDUCTION

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

UNJUK - KERJA LAYANAN BEST EFFORT PADA LTE DENGAN PAKAI ULANG FREKUENSI FRAKSIONAL TIGA JENJANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654

Presentasi Tugas Akhir

Analisis Unjuk Kerja Sel Tunggal di Jaringan LTE dengan Teknik Adaptive Soft Frequency Reuse

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

ANALISIS MIMO UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM SELULER 4G LTE PADA SISTEM KOMUNIKASI HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

Transkripsi:

SIMULASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION Suci Monica Sari 1, Arfianto Fahmi 2, Budi Syihabuddin 3 1,2,3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 3 Instansi, Alamat Pos 1 suciimonica@gmail.com, 2 arfiantof@telkomuniversity.ac.id, 3 budisyihab@telkomuniversity.ac.id Abstrak Salah satu permasalahan pada sistem Long Term Evolution (LTE) adalah masalah pengalokasian Physical Resource Block (PRB). Algoritma pengalokasian PRB yang biasa digunakan memiliki performansi yang kurang memuaskan dalam menjamin Quality of Service (QOS) user. Pada penelitian ini dilakukan simulasi menggunakan suatu algoritma optimasi untuk mengalokasikan PRB kepada user. Langkah pertama dalam proses pengalokasian PRB pada algoritma ini yaitu mengestimasi jumlah PRB yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan perbandingan antara laju data minimum user dengan kondisi kanal rata-rata. Selanjutnya dilakukan pengalokasian PRB sampai laju data minimum user tercapai. Hasil dari simulasi dengan menggunakan algoritma ini dengan jumlah user 20 yaitu tercapainya nilai spectral efficiency lebih tinggi hingga 3.5714 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 2.2537 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Round Robin. Untuk throughput, hasil dari simulasi algoritma QoS Guaranteed yaitu lebih tinggi hingga 697.12 Kbps dari throughput algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 405.66 Kbps dari algoritma Round Robin. Dan untuk index of fairness, algoritma QoS Guaranteed memiliki index of fairness paling tinggi yaitu 0.928658. Kata kunci : Long Term Evolution, Physical Resource Block, Throughput, fairness 1. Pendahuluan Long Term Evolution (LTE) merupakan komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi dengan laju data yang tinggi. Bisa digunakan teknik Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) sebagai teknik multiple access pada arah downlink dan Orthogonal Frequency Dvision Multiplexing (OFDM) sebagai teknik modulasi. Secara teoritis, LTE mampu mengirimkan data 100 Mbps pada arah downlink seperti pada [1]. Namun pada realisasinya, laju data ini belum bisa tercapai karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena pengalokasian Physical Resource Block (PRB) kepada user. Metode pengalokasian PRB dilakukan dengan bermacam metode antara lain seperti pada [2] dengan menggunakan algoritma greedy. Pengalokasian algoritma greedy tersebut dilakukan dengan cara mengalokasikan PRB kepada user yang memiliki CQI tertinggi. Sedangkan pada [3] untuk mengalokasikan PRB kepada user digunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) yang berdasarkan perpindahan posisi particle. Pada setiap iterasinya particle akan menuju posisi terbaik dan pada saat bersamaan terjadi pertukaran informasi posisi terbaik. Proses algoritma ini berakhir ketika sudah didapat nilai yang optimal. Pada [4] dikenalkan algoritma pengalokasian PRB berbasis QoS Guaranteed dengan mengunakan konfigurasi single antenna. Dengan algoritma ini, PRB dialokasikan berdasarkan laju minimum yang dibutuhkan oleh masing masing user. Hasil simulasi menggunakan algoritma ini, throughput yang didapat lebih tinggi dibandingkan 3 algoritma penjadwalan seperti Max C/I, Round Robin (RR), dan Proportional Fair (PF). Pada [5] dijelaskan sebuah algoritma pengalokasian PRB untuk meningkatkan spectral efisiensi. Selanjutnya pada [6] dijelaskan tentang ketentuan yang harus diikuti dalam proses penjadwalan PRB kepada user. Pada penelitian ini, dilakukan proses simulasi pengalokasian PRB kepada user pada arah downlink menggunakan algoritma berbasis QoS Guaranteed berdasarkan [4] dengan mengunakan konfigurasi antenna Multiple Input Multiple Output (MIMO) 2x2. Sebelum melakukan pengalokasian, dilakukan proses selective combining untuk mengetahui jalur terbaik yang digunakan. Setelah itu, dilakukan estimasi jumlah PRB dengan 1

membandingkan laju data minimum user dengan kondisi kanal rata-rata. Selanjutnya PRB dialokasikan berdasarkan prioritasnya. Paper ini tersusun menjadi beberapa bagian. Bagian 2 mengenalkan struktur frame LTE. Pada bagian 3 menjelaskan tentang pemodelan. Bagian 4 membahas tentang proses algoritma berbasis QoS Guaranteed dan parameter sistem. Pada bagian 5 membahas tentang analisis dari hasil simulasi. Dan kesimpulan dijelaskan pada bagian 6. 2. Dasar Teori dan Metodologi Perancangan 2.1. Struktur Frame LTE Satu radio frame LTE memiliki durasi 10 ms. Terdiri dari 10 subframe dimana 1 subframe memiliki durasi 1 ms. Dan 1 subframe terbagi menjadi 2 slot dimana 1 slot memiliki durasi 0.5 ms. 1 PRB terdiri dari 12 subcarrier (180 khz) pada domain frekuensi dengan durasi 1 slot dimana dalam 1 slot terdapat 7 OFDM simbol pada normal cyclic prefix atau 6 OFDM simbol pada extended cyclic prefix [7]. Lebih jelasnya struktur frame LTE dapat dilihat pada Gambar 1 dan PRB dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Struktur Frame LTE [4] Gambar 2. Physical Resource Block [7] 2.2. Model Sistem Gambar 3. Pemodelan Sistem 2

Pada penelitian ini sistem di modelkan sebagai sel tunggal (single cell) yang terdiri dari sebuah enodeb dan sejumlah user yang di asumsikan dengan K seperti Gambar 3. Penggunaan single cell sebagai dasar asumsi bahwa tidak ada interferensi dari sel tetangga. enodeb akan mengalokasikan PRB kepada user. Bandwidth yang digunakan dalam simulasi ini adalah 5 Mhz. Berdasarkan [8] 10% dari bandwidth digunakan sebagai guard band sehingga bandwidth efektif yang bisa digunakan adalah 4.5 MHz. Sehingga total subcarrier yang bisa digunakan adalah 300 subcarrier (4.5MHz/15KHz) dan jumlah PRB adalah 25 PRB (4.5MHz/180KHz). Jumlah PRB yang dialokasikan dinotasikan dengan N dengan power pada masing-masing PRB nilainya sama berdasarkan [6] didapat persamaan (1) seperti di bawah ini : Ptot Pn N Jumlah user yang dilayani oleh 1 base station di asumsikan dengan K. Selanjutnya R k Mbit/s adalah laju data minimum yang dibutuhkan oleh user k dimana k {1,2,.,K}. N s adalah OFDM simbol dalam domain waktu adalah subcarrier yang bisa digunakan untuk membawa data dalam domain frekuensi. Selanjutnya R j adalah code rate dimana j {1,2,.,J}dan J adalah total MCS) yang mendukung proses transmisi, M j adalah ukuran konstelasi, T s durasi OFDM simbol. Berdasarkan [4] laju data 1 PRB dirumuskan dengan persamaan (2) : (1) c N j 2 j d R Log M (2) j r Nsc s Ts Ns s1 Selanjutnya adalah pembangkitan nilai Channel Quality Indicator (CQI). CQI merupakan data masukan yang diumpanbalikkan oleh receiver kepada transmitter sebagai informasi untuk penerapan proses penjadwalan kepada user [6]. Pada penelitian ini nilai CQI direpresentasikan dengan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) yang dipengaruhi oleh pathloss, shadowing, dan multipath fading sepanjang proses transmisi data. Besar interferensi dari sel tetanggan dianggap tidak ada karena penelitian ini menggunakan single cell. Model pathloss yang digunakan adalah adalan pathloss untuk macro cell pada urban area seperti yang dijelaskan pada [9] dengan persamaan (3) PLk 128.1 37.6log R (3) Berdasarkan [4] nilai CQI maksimum pada PRB oleh user k dapat ditentukan dengan persamaan (3) n _ max argmax CQI (4) p k,n dinotasikan sebagai PRB yang sudah digunakan oleh user. Karena masing-masing PRB hanya dialokasikan untuk 1 user maka ketika p k,n = 1 maka p k,n = 0 dimana k k selanjutnya b k,j adalah indikator MCS yang digunakan oleh user k dan jika b k,j = 1 maka b k,j = 0 dimana. Dan berdasarkan [4] laju data yang di dapat oleh user k dapat dirumuskan dengan persamaan (4) N gk,max gk, n* r pk, n b r k n1 j1 k, j j (5) Analisis yang digunakan adalah menggunakan perhitungan spectral efficiency (bps/hz) yang berdasarkan [10] dapat dirumuskan dengan persamaan (5) kn, log21 (6) Perhitungan throughput yang berdasarkan [6] dengan persamaan (6) 3

Bw k, n Rk log21 N (7) Dan perhitungan fairness dengan persamaan Jain Fairness Index yang diformulasikan berdasarkan [11] dengan persamaan (8) 3. Pembahasan f( x) 2 x 2 n x 3.1. Algoritma Berbasis QoS Guaranteed Proses algoritma dapat dilihat pada Gambar 4. Algoritma ini disimulasikan menggunakan Matlab dengan spesifikasi sistem seperti pada tabel 1. Mulai (8) Penentuan Parameter dan Spesifikasi sistem Selective Combining Inisialisasi k=k+1 W = {} no k > K no yes Pilih Nk PRB oleh user k yes Alokasikan PRB yang memiliki nila CQI tertinggi no Yes rk > Rk Selesai Langkah algoritma ini yaitu: Gambar 4. Diagram alir Algoritma a. Mengetahui jalur dengan nilai CQI terbaik.. Karena konfigurasi antena yang digunakan adalah mimo 2x2 maka ada 4 jalur transmisi data, sehingga ada 4 nilai CQI pada k user dan n PRB. Dan dengan metode selective combining dapat diketahui jalur dengan nilai CQI terbaik. Proses selective combining dirumuskan dengan persamaan (9) CQI maxsnr i (9) b. Proses pengalokasian PRB ke user Pada proses pengalokasian, user yang memiliki laju data paling rendah harus didahulukan. Dan PRB yang dialokasikan ke user adalah PRB yang memiliki nilai CQI tertinggi. Proses pengalokasian untuk user k dilakukan hingga laju data minimal untuk user tersebut tercapai.dan jika 1 user mendapatkan lebih dari 1 PRB 4

maka Modulation and Coding Scheme (MCS) yang digunakan harus mengikuti nilai CQI paling rendah untuk menjamin data di transmisikan dengan benar. Parameter sistem dapat dilihat pada table 1 : Tabel 1.Parameter Sistem [4] [7] [9] [12] Jumlah subcarrier 300 dan 1200 Jumlah PRB Bandwidth Model kanal Jumlah user dalam 1 TTI 20 Shadowing Gain Antena BS Gain Antena UE Kofigurasi Antena 25 dan 100 PRB 5MHz dan 20 MHz Rayleigh 6-10 db 14 dbi 0 dbi BER 10-6 Laju Minimum User MIMO 2x2 0.768 ; 1.024 ; 1.536v Mbis/s Modulasi dan Coding QPSK : 1/3, 1/2, 2/3, 3/4, 4/5 16QAM : 1/2, 2/3, 3/4, 4/5 64QAM : 2/3, 3/4, 4/5 3.1 Pengujian dan Analisis Pengujian dilakukan dengan 100 kali iterasi agar didapat sampel data rata-rata. Sehingga didapatkan data pada Gambar 5 sampai Gambar 10. Gambar 5 Perbandingan nilai spectral efficiency MIMO 2x2 bandwidth 5 MHz 5

Gambar 6 Perbandingan nilai spectral efficiency MIMO 2x2 bandwidth 20 MHz Gambar 7 Perbandingan nilai throughput MIMO 2x2 bandwidth 5 MHz Gambar 8 Perbandingan nilai throughput MIMO 2x2 bandwidth 20 MHz Gambar 9 Perbandingan nilai fairness MIMO 2x2 bandwidth 5 MHz 6

Gambar 10 Perbandingan nilai fairness MIMO 2x2 bandwidth 20 MHz Dari Gambar 5 dan Gambar 6, dengan algoritma QoS Guaranteed didapatkan nilai spectral efficiency yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Greedy dan algoritma Round Robin, spectral efficiency yang dihasilkan pada algoritma QoS Guaranteed tersebut lebih tinggi hingga 3.5714 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 2.34341 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Round Robin.. Hal ini disebabkan karena algoritma QoS Guaranteed pada proses pengalokasiannya PRB dengan nilai CQI paling tinggi yang dialokasikan terlebih dahulu. Sehingga menghasilkan nilai spectral efficiency yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Greedy yang mengalokasikan berdasarkan CQI user yang tertinggi dan algoritma Round Robin yang hanya mengalokasikan dengan proses first in first served. Dari Gambar 7 dan Gambar 8, dengan algoritma QoS Guaranteed didapat nilai throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Greedy dan algoritma Round Robin. Untuk throughput, hasil dari simulasi algoritma QoS Guaranteed yaitu lebih tinggi hingga 697.12 Kbps dari throughput algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 466 Kbps dari algoritma Round Robin.Karena nilai throughput sebanding dengan nilai spectral efficiency seperti pada persamaan (5) dan (6). Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan fairness dari algoritma QoS Guaranteed, algoritma Greedy, dan algoritma Round Robin. Dengan menggunakan algoritma QoS Guaranteed nilai fairness index mendekati 1 ketika user sedikit, dan ketika user bertambah nilai fairness index turun hingga ke level 0.86, sedangkan untuk algoritma Greedy nilai fairness index mencapai 0.19 ketika user mengalami pertambahan dan untuk algoritma Round Robin nilai fairness index mencapai level 0.77 ketika user mengalami pertambahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa algoritma QoS Guaranteed memiliki fairness yang baik dalam mengalokasikan PRB kepada user. Analisis selanjutnya adalah time complexity dengan metode the big oh. Table 2 menunjukkan pseudo code algoritma QoS Guaranteed. Dari pseudo code didapat bahwa time complexity algoritma QoS Guaranteed mempunyai nilai O(nlogn) yang berarti pertambahan user senilai n membutuhkan waktu untuk menjalankan program senilai nlogn. Tabel 2.Pseudo code algoritma QoS Guaranteed Pseudo Code Max_CSI_MIMO = sort(csi_rb2,'descend'); for i=1:size(csi_rb,1) %statement While %statement end If %statement else %statement end Time Complexity nlogn n n n 7

4. Kesimpulan Pada penelitian ini sudah dilakukan proses pengalokasian PRB menggunakan algoritma berbasis QoS Guaranteed dimana proses pengalokasian dilakukan sampai laju data minimum masing-masing user terpenuhi. tercapainya nilai spectral efficiency lebih tinggi hingga 3.5714 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 2.3434 bps/hz dari spectral efficiency algoritma Round Robin. Untuk throughput, hasil dari simulasi algoritma QoS Guaranteed yaitu lebih tinggi hingga 697.12 Kbps dari throughput algoritma Greedy dan lebih tinggi hingga 466 Kbps dari algoritma Round Robin. Dan untuk index of fairness, algoritma QoS Guaranteed memiliki index of fairness paling tinggi yaitu 0.928658. Daftar Pustaka [1] M. Ergen, Mobile Broadband : Including Wimax and LTE, USA: Springer, 2009. [2] A. M. Douglas, "A Modified Greedy Algorithm for the Assignment Problem," Thesis pada University of Louisville, no. Tidak diterbitkan, 2006. [3] L. Su, P. Wang and F. Liu, "Particle Swarm Optimization Based Resource Block Allocation Algorithm for Downlink LTE Systems," IEEE, pp. 970-974, 2012. [4] N. Guan, Y. Zhou, L. Tian, G. Sun and J. Shi, "QoS Guaranteed Resource Block Allocation Algorithm for LTE Systems," IEEE 7th International Conference on Wireless and Mobile Computing, Networking and Communications, pp. 307-312, 2011. [5] Y.J.Zhang and K. Lataief, "Multiuser Adaptive Subcarrier-and-Bit Allocation with Adaptive Cell Selection in OFDM Systems," IEEE Transactions on Wireless Communications, vol. 3, pp. 1566-1575, September 5, 2004. [6] S. Sadr, A. Anpalagan and K. Raahemifar, "Radio Resource Allocation Algorithm for the Downlink of Multiuser OFDM Communication Systems," IEEE Communication Surveys & Tutorials, vol. 11, pp. 92-106, 2009. [7] 3GPP TSG RAN TR 136.211 V8.7.0, LTE; Evolved Universal Terrestrial Radio Access (E-UTRA); Physical Channel and Modulation, 2009. [8] S. Rathi, N. Malik and S. M. Nidhi Chahal, "Throughput for TDD and FDD 4G LTE System," International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, vol. 3, no. 12, pp. 73-77, May 2014. [9] V. 3GPP TSG RAN TR 136.931, LTE;Evolved Universal Terrestrial Radio Access (E-UTRA); Radio Frequency (RF) requirment for LTE pico node B, 2011. [10] M. Rahman, H. Yanikomeroglu and W. Wong, "Interference Avoidance with Dynamic Inter-Cell Coordination for Downlink LTE System," IEEE, 2009. [11] S. Schwarz, C. Mehlfuhrer and M. Rupp, "Throughput Maximizing Multiuser Schedulling with Adjustable Fairness". [12] J. Zyren, "Overview of the 3GPP Long Term Evolution Physical Layer," 2007. 8