PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

KARAKTERISTIK DAN PERAN TANAH TULAKAN SEBAGAI POZOLAN ALAM DALAM UPAYA MENGGANTIKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Yenny Nurchasanah 1

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

DURABILITAS BETON DENGAN BAHAN BAKU TANAH SEBAGAI POZOLAN ALAM. Yenny Nurchasanah 1

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB III LANDASAN TEORI

EKO YULIARITNO NIM : D

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

Berat Tertahan (gram)

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

UJI KUAT TEKAN CAMPURAN BETON DENGAN LIMBAH BATUAN PABRIK PENGRAJIN BATU ALAM JUNREJO, KOTA BATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON Muhammad Ujianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura 57102, Telp 0271-717417 Email : ujianto.ums@gmail.com ABSTRAK Pembangunan infrastruktur teknik sipil di Indonesia masih banyak memilih material beton sebagai struktur utama. Salah satu material penyusun beton adalah semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat bersama air dengan komposisi sekitar 25% - 40%. Harga semen relatif mahal dibandingkan dengan material penyusun beton yang lain. Pada penelitian ini digunakan limbah blotong yang berasal dari limbah padat proses pembuatan gula pasir yang diharapkan dapat mengganti semen. Penggunaan limbah blotong dalam penelitian ini karena limbah blotong belum banyak digunakan kemanfaatannya yang selama ini hanya di buang begitu saja di lahan milik pabrik gula. Limbah ini berasal dari bahan dasar berupa kapur dan belerang. Secara umum bahan tersebut susunan utamanya banyak mengandung Ca dan S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan porositas beton dari tiap-tiap persentase pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dalam campuran adukan beton dan untuk mengetahui persentase optimum pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dalam campuran adukan beton sehingga diperoleh kuat tekan yang maksimum serta porositas yang minimum. Metode perencanaan campuran dalam penelitian ini adalah metode SK SNI T-15-1990-03 dengan faktor air semen 0,3 dan 0,5. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder 15 x 30 cm untuk uji kuat tekan dan benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm untuk uji porositas. Persentase pengurangan semen akibat penambahan blotong adalah 0%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 40%. Pengujian dilaksanakan pada umur 28 hari. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian limbah blotong dapat mengantikan semen sebagai bahan dasar campuran beton. Meskipun hasil analisis menunjukkan bahwa kuat tekan beton yang menggunakan limbah blotong cenderung lebih rendah antara 1,073% sampai dengan 10,09% pada fas 0,5 dan lebih rendah 6,61% sampai dengan 17,94% pada fas 0,3 pada seluruh prosentase pengurangan semen, namun secara keseluruha, beton dengan penambahan limbah blotong mampu mempertahankan nilai kuat tekannya sebagai beton struktur sebesar 24 MPa sampai dengan 28 MPa. Adapun dari hasil analisis menunjukkan bahwa rembesan mengalami kenaikan sampai dengan 19,48% pada fas 0,3 dan 15,59% pada fas 0,5. Kata kunci : beton ; blotong ; fas ; kuat tekan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Beton mempunyai banyak keunggulan merupakan yang bahan sangat kuat, tahan karat dan tahan suhu tinggi api. Selain itu, kelebihan beton yang lebih menonjol dibandingkan bahan konstruksi yang lain yaitu beton memiliki kuat tekan yang tinggi. Beton dengan kuat tekan yang tinggi tersebut dapat diperoleh dengan cara pemilihan, perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan penyusun beton yang dipakai. Rekayasa teknologi beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami perkembangan. Bahan susun beton yang umum digunakan sampai saat ini adalah semen, pasir, kerikil atau batu pecah. Salah satu material penyusun beton adalah semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat bersama air dengan komposisi sekitar 25% - 40%. Harga semen relatif mahal dibandingkan dengan material penyusun beton yang lain. Pada penelitian ini digunakan limbah blotong yang berasal dari limbah padat proses pembuatan gula pasir yang diharapkan dapat mengganti semen. Penggunaan limbah blotong dalam penelitian ini karena limbah blotong belum banyak digunakan 118

kemanfaatannya yang selama ini hanya di buang begitu saja di lahan milik pabrik gula. Limbah ini berasal dari bahan dasar berupa kapur dan belerang. Secara umum bahan tersebut susunan utamanya banyak mengandung Ca dan S. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam penggunaan bahan tambahan harus dilakukan dengan takaran atau kadar yang tepat sehingga pengaruh penambahannya dapat mencapai hasil yang maksimal pada beton, karena penggunaan bahan tambahan yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kualitas beton. Untuk itu perlu didapatkan kadar optimum besarnya bahan yang akan ditambahkan. Bahan baku semen batu kapur atau batu gamping dan tanah liat atau tanah lempung. Batu kapur merupakan hasil tambang yang mengandung senyawa kalsium oksida (CaO). Sedangkan tanah lempung mengandung silica dioksida (SiO2) serta alumunium oksida (AI2O3). Kedua bahan ini kemudian mengalami proses pembakaran hingga meleleh. Pada penelitian ini bahan tambah yang dipakai adalah memanfaatkan limbah pabrik gula PG Gondang Baru Klaten. Limbah sering disebut blotong yang bahan dasarnya adalah dari kapur dan belerang sehingga banyak unsur kimia Ca dan S. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan limbah yamg melimpah ketika musim giling dan belum termanfaatkan secara maksimal untuk campuran beton Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif pemanfaatan limbah blotong dalam mengurangi jumlah semen pada campuran beton, sekaligus berapa kuat tekan dan porositasnya. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu teknologi beton khususnya dalam pemakaian bahan tambah. Jika hasil penelitian ini signifikan, diharapkan pemakaian beton dengan bahan tambah blotong ini dapat diterapkan dan mampu memberikan solusi terhadap pemanfaatan bahan sisa penggilingan pabrik gula limbah blotong yang saat ini belum banyak dimanfaatkan keberadaannya di bidang teknik bangunan. II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian beton Beton adalah campuran material berupa semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah tertentu dengan perbandingan tertentu. Campuran tersebut bila dituang ke dalam cetakan kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti batuan. (Tjokrodimuljo,1996). Di Indonesia terdapat banyak mineral blotong karena sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari batuan gunung api atau rempah-rempah gunung api yang merupakan sumber mineral blotong. Menurut penyelidikan para ahli geologi telah diketemukan 47 tambang blotong galian industri yang terdapat di wilayah Indonesia. (Sutarti dan Rachmawati,1994) Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Beton Sifat beton pada umumnya lebih baik jika kuat tekannya lebih tinggi. Dengan demikian untuk meninjau mutu beton umumnya secara kasar hanya ditinjau kuat tekannya saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas beton antara lain sebagai berikut : Faktor Air Semen (fas) 119

Terdapat hubungan antara kuat tekan, faktor air semen, dan nilai banding antara semen dan agregat. Semakin banyak semen yang dipergunakan, makin tinggi kuat tekan betonnya. Demikian juga nilai faktor air semen yang tepat untuk setiap nilai proporsional antara semen dan agregat. Faktor air semen tertentu yang optimum yang menghasilkan kuat tekan beton maksimum. Sifat Agregat Sifat agregat akan mempengaruhi kekuatan beton, agar kekuatan beton tinggi diperlukan agregat yang kuat yang melebihi kekuatan pastanya. Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya. Jenis Semen Jenis semen ikut menentukan kekuatan betonnya, jenis-jenis ini dibagi menurut kegunaannya masing-masing. Terdapat lima jenis semen di Indonesia, masing-masing memunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda-beda. Seperti tergambar pada Gambar 1. Gambar 1. Kuat tekan beton untuk berbagai jenis semen (Sumber : Tjokrodimuljo, 1996) Jumlah Semen Jumlah kandungan semen berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Jika nilai slump sama, (nilai faktor air semen berubah) beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi. Hal ini karena pada nilai slump sama jumlah air hampir sama, sehingga penambahan semen berarti pengurangan nilai faktor air semen, yang berakibat penambahan kuat tekan beton. Umur Beton Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton itu. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : faktor air semen dan suhu perawatan. Semakin tinggi suhu perawatan semakin cepat kenaikan kekuatan betonnya, dan semakin tinggi faktor air semen semakin lambat kenaikan kekuatan betonnya. Bahan Tambah Beton Pengertian bahan tambah menurut Tjokrodimuljo,1996, ialah bahan selain unsur pokok beton (air,semen,agregat) yang ditambahkan pada adukan beton sebelum, setelah atau selama pengadukan beton dengan tujuan untuk mengubah sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras. 120

III. LANDASAN TEORI Pada saat ini, beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipakai secara luas, banyaknya pemakaian beton disebabkan oleh karena terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah didapat serta mudah diolah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan-bahan dasar penyusun beton harus diketahui oleh perencana, sehingga dapat mengembangkan dan memilih bahan penyusun yang baik serta dapat menentukan komposisi yang tepat. Perencanaan campuran beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang sebaik-baiknya, yaitu yang kuat tekannya tinggi, mudah dikerjakan, murah, tahan lama dan tahan aus. Material Penyusun Beton Bahan-bahan susun yang dipergunakan harus dalam kondisi yang baik. Di samping itu, perencanaan campuran yang baik juga mempengaruhi kualitas beton yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui sifat-sifat dari masing-masing bahan agar dapat menentukan material yang akan digunakan secara tepat. Semen Portland Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling halus clinker, terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambah. Sebagai hasil perubahan susunan kimia yang terjadi diperoleh susunan kimia yang kompleks. Agregat Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Menurut Tjokrodimuljo,1996, agregat ini menempati 70% dari volume beton. Agregat halus (pasir), agregat halus untuk bahan beton dapat berupa pasir alam ataupun berupa pasir buatan yang dihasilkan alat-alat pemecah batu dengan variasi ukuran 0,15 mm sampai dengan 5 mm. Agregat kasar (kerikil/batu pecah), pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan ukuran 5 mm sampai 40 mm. Spesifikasi agregat kasar juga tidak berbeda dengan agregat halus, yaitu mengenai komposisi kimia dan mineral, kekerasan dan kekuatan tergantung dari tempat asal batuan, bentuk dan ukuran butir, serta tekstur permukaan. Air Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang sangat penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya proses pengerasan pada beton, selain itu juga fungsi air menjadi bahan pelumas atau pelicin dalam campuran antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Bahan Tambah Limbah Blotong Untuk menghasilkan gula yang berkualitas dibutuhkan campuran-campuran bahan berupa kapur dan belerang. Kapur dan belerang ini dicampurkan dalam mesin press dengan nira hasil press tanaman tebu dalam suatu wadah. Proses pencampurannya ditambahkan air. Tahap selanjutnya adalah pemisahan nira dan tetes tebu dengan bahanbahan yang tidak berguna, bahan-bahan inilah yang menghasilkan limbah yang biasa disebut blotong. Secara visual blotong ini berwarna kuning dan berbau yang sangat menyengat. Blotong mengandung unsur kimia utama berupa Ca dan S. Perencanaan Beton 121

Pada penelitian ini, perencanaan adukan beton menggunakan metode SK-SNI-T- 15-1990-03. Prosedur perencanaannya meliputi penetapan kuat tekan beton yang direncanakan (f c ), penetapan nilai deviasi standar (S), penghitungan nilai tambah atau margin (M), penetapan kuat-tekan beton rencana rata-rata (f cr ), penetapan jenis semen portland yang diusahakan, penetapan jenis agregat, penetapan faktor air semen (fas), penetapan nilai slump, penetapan besar ukuran agegat maksimum, penetapan jumlah air, penetapan jumlah semen, penetapan perbandingan antara berat agregat halus dan agregat kasar, penetapan berat jenis agregat campuran, penetapan berat jenis beton, penetapan kebutuhan agregat halus, dan penetapan kebutuhan agregat kasar. Persentase pengunaan zat aditif menggunakan ketentuan yang telah disyaratkan. Kuat Tekan Beton Menurut Murdock, dan K. M. Brook, 1991, beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 MPa atau lebih, tergantung pada perbandingan air dengan semen serta tingkat pemadatannya. Kuat tekan beton diperoleh dengan pembuatan benda uji berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang ditekan pada sisi yang berbentuk lingkaran. Besarnya kuat tekan dari benda uji dilakukan perhitungan menggunakan rumus (Gideon, H. Kusuma.,1994) sebagai berikut : P f' c A dengan : f c = kuat tekan beton salah satu benda uji (N/mm 2 ) P = beban tekan maksimum (N) A = luas permukaan benda uji yang tertekan (mm 2 ) IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen, yaitu dengan mengadakan percobaan di laboratorium guna mendapatkan hasil yang menjelaskan hubungan antara bagian-bagian yang diteliti. Penelitian ini seluruhnya dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Percobaan ini dilakukan dengan menambah limbah blotong ke dalam adukan beton untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan bahan tersebut terhadap kuat tekan beton. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi : a) Semen yang digunakan adalah semen merk Holcim. b) Agregat halus berupa pasir, berasal dari kaliworo, Klaten, Jawa Tengah. c) Agregat kasar berupa batu pecah, berasal dari Wates, Kulonprogo, Yogyakarta. d) Air yang digunakan adalah air dari laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta. e) Bahan tambah yang berupa limbah blotong yang sudah berbentuk halus seperti tepung/granula. Limbah blotong berasal dari Pabrik Gula PG Gondang Baru Klaten. Tahapan Penelitian Tahap I : Persiapan alat dan penyediaan bahan Pada tahap ini dipersiapkan semua bahan yang akan dipakai dalam penelitian, yaitu semen Portland type I, pasir, kerikil, limbah Blotong, dan air. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kualitas bahan. Untuk semen meliputi : uji kehalusan butiran, dan uji visual. Agregat halus (pasir) meliputi : uji kandungan zat 122

organik, kandungan lumpur, berat jenis, dan gradasi butiran. Agregat kasar (kerikil) meliputi : uji kekerasan butiran, berat jenis, berat satuan, dan gradasi butiran. Untuk limbah Blotong meliputi : uji berat jenis, dan gradasi. Bahan-bahan tersebut secara kualitas harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan. Tahap II : Perencanaan beton Setelah diketahui bahan-bahan yang digunakan memenuhi persyaratan, maka berikutnya dilakukan perencanaan campuran adukan beton. Perencanaan campuran dalam penelitian ini menggunakan metode SNI, dan dilakukan dengan 2 macam fas., yaitu 0,40 dan 0,50. Tahap III : Pembuatan benda uji Setelah dilakukan pemeriksaan, dan sudah dapat ditentukan komposisi bahan penyusun beton, maka dilakukan pembuatan benda uji. Pembuatan adukan beton dimulai dengan memasukkan agregat kasar ke dalam concrete mixer, kemudian berturut-turut dimasukkan agregat halus dan semen portland dengan perbandingan berat sesuai perencanaan. Setelah ketiga bahan tersebut sudah tercampur dengan secara cukup merata, kemudian dimasukkan air sejumlah yang diperlukan. Setelah kira-kira 15 menit, dan adukan sudah diyakini merata, sebelum adukan dituang ke cetakan silinder, terlebih dahulu dilakukan uji slump dengan kerucut Abrams untuk mengetahui tingkat kelecakan adukan beton. Setelah pencetakan, diteruskan dengan pekerjaan perawatan beton. Pekerjaan perawatan dilakukan sampai beton mencapai umur yang direncanakan. Benda uji yang dibuat adalah benda uji silinder untuk uji kuat tekan beton. Jumlah benda uji dibuat sesuai dengan variasi dan kepentingan penelitian Tahap IV : Pelaksanaan pengujian kuat tekan Setelah usia benda uji mencapai mencapai umur yang ditentukan, kemudian dilakukan pengujian. Sehari sebelum pengujian, benda uji silinder diangkat dari bak perendaman untuk dikeringan dengan cara diangin-anginkan. Kemudian silinder diangkat dan ditempatkan secara sentries pada dudukan mesin penguji, dalam hal ini Concrete Testing Machine. Setelah siap, maka dimulai pembebanan dengan kecepatan pembebanan diatur 15 MPa/menit. Selama pengujian, dicatat besarnya beban dan perpendekan benda uji. Pengamatan dilakukan sampai benda uji hancur. Adapun perhitungan nilai porositas beton adalah : dengan pengujian permeabilitas yang hasilnya adalah seberapa panjang rembesan air yang terjadi pada silinder beton. Dari panjang pendek rembesan akan dapat diketahui seberapa tingkat porositas yang ada pada beton. Tahap V : Analisis data dan kesimpulan Setelah selesai pengujian, kemudian dilakukan analisis hasil pengujian. Data hasil pengujian kuat tekan silinder yang berupa beban P dan perpendekan benda uji dari pembacaan dial gauge digambarkan dalam suatu grafik hubungan tegangan-regangan. Kuat desak beton, f c diperoleh dengan menghitung persamaan kuat-tekan beton. Dari lima benda uji, diambil nilai rata-ratanya. Dari membandingkan nilai kuat-tekan rerata antara variasi benda uji, dapat diketahui seberapa besar pengaruh f.a.s dan pengurangan jumlah semen terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan. Besarnya permeabilitas ditunjukan dengan seberapa panjang air merembes ke dalam beton akibat tekanan air yang diberikan. 123

Benda uji silinder beton Gambar 2. Set-up pengujian tekan silinder beton V. ANALISIS DAN PEMBAHASAM Pengujian Kuat Tekan Beton Pada fas 0,3 persentase optimum pengurangan jumlah semen adalah 15 % dari total penambahan limbah blotong. Kuat tekan beton dengan bahan tambah blotong cenderung lebih rendah atau menurun dibandingkan dengan beton normal, yaitu antara 6,61% sampai dengan 17,94%. Pada fas 0,5, beton dengan bahan tambah blotong cenderung lebih rendah atau menurun nilai kuat tekannya dibandingkan dengan beton normal, yaitu antara antara 1,073% sampai dengan 10,09%, persentase optimum terjadi pada penambahan bahan tambah blotong dengan pengurangan semen sebesar 15 %. Dari dua variabel fas yang terpakai, terlihat bahwa fas 0,5 memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dari fas 0,3, hasil nilai kuat tekan yang diperoleh lebih mendekati ke nilai kuat tekan beton normal. Namun secara keseluruhan, beton dengan penambahan limbah blotong mampu mempertahankan nilai kuat tekannya sebagai beton struktur, yaitu berada pada kisaran 25 MPa sampai dengan 28 MPa. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pemakaian limbah blotong dapat diaplikasikan pada pembuatan beton struktur. Hasil pemeriksaan kuat tekan silinder beton pada umur 28 hari dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. kuat tekan rata-rata silinder beton pada umur 28 hari. Pengurangan Semen (%) Kuat tekan rata-rata (MPa) fas 0,3 fas 0,5 0 30.27 26.37 15 28.40 26.08 20 25.46 25.63 25 25.23 25.18 30 25.69 25.29 35 24.84 25.12 40 25.57 23.71 124

Hasil Pengujian Porositas Beton Perhitungan porositas beton dilakukan pada setiap variasi pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dengan melakukan percobaan permeabilitas beton. Hasil pengujian permeabilitas berupa panjang rembesan air yang masuk ke dalam beton akibat tekanan. Dari hasil pengujian permeabilitas dapat diketahui bahwa besarnya rembesan pada penambahan blotong secara umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan beton normal. Kenaikan nilai rembesan paling tinggi terjadi pada fas 0,3 pada pengurangan semen 35% sebesar 19,48% dibandingkan dengan beton normal. Sehingga pada beton dengan fas 0,3 penambahan 35% mempunyai nilai porositas yang paling tinggi. Pada fas 0,5 dengan pengurangan jumlah semen 35%, nilai rembesan mengalami kenaikan sebesar 15,59% dari beton normal. Hasil pengujian permeabilitas untuk keseluruhan disajikan dalam bentuk Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengujian permeabilitas beton Pengurangan Semen (%) Permeabilitas (Cm) fas 0,3 fas 0,5 0 3.94 4.37 15 3.79 4.04 20 3.42 3.73 25 4.05 3.95 30 3.71 3.85 35 4.25 4.21 40 3.17 3.69 VI. KESIMPULAN Secara keseluruhan, beton dengan penambahan limbah Blotong dengan variasi pengurangan jumlah semen mampu mempertahankan nilai kuat tekannya sebagai beton struktur, yaitu berada pada kisaran 24 MPa sampai dengan 28 MPa, meskipun terjadi sedikit kecenderungan untuk memiliki kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan beton normal. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah blotong dapat diaplikasikan pada pembuatan beton struktur. Nilai porositas beton dengan pengurangan jumlah semen akibat penambahan blotong mengalami kinaikan dibandingkan dengan beton normal. VII. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, (PUBI, 1971), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton SK SNI M- 14-1989, Penerbit Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991, Yayasan LPMB Puslitbang Pemukiman Balitbang PU, Jakarta. 125

Kusuma, G.H., Kole, P. dan Sagel. 1994. Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Murdock, L.J. dan K.M. Brook. 1991. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta. Nawy, E. G. 1990. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Eresco, Cetakan Pertama, Bandung. Sukandar,R.1990. Bahan Galian Industri, UGM Press, Yogyakarta. Sutarti, M., dan Rachmawati, M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, PT. Nafiri, Jakarta. Waskita, A.H.2004.Variasi Penambahan Kadar Zeolit Sebagai Bahan Aditif Terhadap Kuat Tekan dan Porositas Beton, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 126