Densitas zooxanthellae pada Karang Porites lutea sebelum dan sesudah terpapar sianida

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Sianida Terhadap Pemutihan Karang Porites lutea

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG JAWA TIMUR

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.4 Prioritas Ancaman

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

Pemutihan Karang di Perairan Laut Natuna Bagian Selatan tahun (Coral Bleaching at Southern Natuna Sea in 2010) Edi RUDI 1 )

KONDISI TERUMBU KARANG HIDUP BERDASARKAN PERSEN TUTUPAN DI PULAU KARANG PROVINSI SUMATERA UTARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN

LAJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES LUTEA DI KARIMUNJAWA DAN BANGKALAN, INDONESIA. Wahyu Andy Nugraha. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak.

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2) : 39-51, 2017

EFFECTIVITY OF LIGHT INTENSITY ON COLOR GRADATION AND CAROTENOIDS CONTENT OF Lobophyllia hemprichii

DAMPAK PENERAPAN SERTIFIKASI PERDAGANGAN IKAN HIAS LAUT PADA KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI KEPULAUAN SERIBU

Pertumbuhan fragmen bibit ukuran berbeda dalam pembudidayaan karang hias Acropora formosa

PENDAHULUAN POLA REPRODUKSI KARANG

STUDI TENTANG LAJU RESPIRASI BIOTA PERAIRAN

PENGARUH PENINGKATAN SUHU TERHADAP ADAPTASI FISIOLOGI ANEMON PASIR (Heteractis malu): SKALA LABORATORIUM

STATUS PERSENTASE TUTUPAN KARANG SCLERACTINIA DI PULAU BUNAKEN (TAMAN NASIONAL BUNAKEN) DAN DI PANTAI MALALAYANG, PESISIR KOTA MANADO

LAJU PERTUMBUHAN KARANG Goniastrea sp PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

LAMPIRAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BAHAN KULTWIT NCC CTI CFF

STUDI KORELASI NILAI SUHU PERMUKAAN LAUT DARI CITRA SATELIT AQUA MODIS MULTITEMPORAL DAN CORAL BLEACHING DI PERAIRAN PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

Mengenal. An introduction to coral reefs

YANG DI TRANSPLANTASI DI PERAIRAN TELUK TEMPURUNG KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG

ADAPTASI FISIOLOGI ANEMON PASIR (Heteractis malu) TERHADAP PENINGKATAN SUHU LINGKUNGAN PERAIRAN 1 O C DAN 2 O C

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI PEMUTIHAN TERUMBU KARANG

Apakah terumbu karang?

DINAMIKA PERIKANAN KERAPU DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA. Grouper Fishery Dynamics in Karimunjawa National Park. Oleh:

KONDISI TUTUPAN TERUMBU KARANG KIMA DI KAWASAN PERAIRAN DESA BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

PERILAKU SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA TERUMBU KARANG

REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO

KELIMPAHAN SERTA PREDASI Acanthaster planci di PERAIRAN TANJUNG KELAYANG KABUPATEN BELITUNG. Anugrah Dwi Fahreza, Pujiono Wahyu P., Boedi Hendrarto*)

FENOMENA TSUNAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP TERUMBU KARANG

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

DAMPAK PEMUTIHAN KARANG TERHADAP EKOSISTEM TERUMBU KARANG PADA TAHUN 2010 DI PERAIRAN UTARA ACEH

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Selama Tiga Tahun Terakhir pada Perairan Taka Malang dan Tanjung Gelam Kep. Karimunjawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akumulasi Logam Berat Pb pada Karang Acropora aspera: Studi Pendahuluan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN TAHUNAN KARANG KERAS Porites lutea DI KEPULAUAN SPERMONDE: HUBUNGANNYA DENGAN SUHU DAN CURAH HUJAN ABSTRACT

Identifikasi Tingkat Kesehatan Karang Berdasarkan Coral Health Chart Menggunakan Pengolahan Citra Digital Dan Metode Kuadrat Terkecil

Uji Lethal Concentration (LC) Senyawa Cyanida pada Karang Tingkat Laboratatorium dalam Kaitannya sebagai Bahan Penangkap Ikan Hias

Kondisi Eksisting Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Dok II Kota Jayapura Provinsi Papua

Fluktuasi Biomassa Lamun di Pulau Barranglompo Makassar

Pengaruh Surfaktan dan Hidrokarbon Terhadap Zooxanthellae

Studi Perubahan Densitas Zooxanthellae pada Translokasi dan Transplantasi Karang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

KATA PENGANTAR. Penulis

Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Beras Basah Kotamadya Bontang

PERDAGANGAN KARANG HIAS : SUATU ANCAMAN TERHADAP EKOSISTEM TERUMBU KARANG? Oleh Giyanto 1)

Cara menggunakan Tabel Kesehatan Karang

NEMATOSIT DAN TIGA MACAM WARNA KARANG Galaxea fascicularis (Linnaeus) DITEMUKAN DI TERUMBU KARANG PANTAI MALALAYANG KOTA MANADO

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEKTIVITAS POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN TOKSISITAS LEACHATE (AIR LINDI) DENGAN BIOINDIKATOR IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

ARIF SATRIA Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Rakornas Satgas 115 Jakarta, 12 Juli 2017

STUDI DAMPAK KENAIKAN SUHU DAN MUKA LAUT TERHADAP PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG DI BALI BARAT TESIS

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CORAL BLEACHING ANCAMAN TERBESAR EKOSISTEM TERUMBU KARANG SAAT INI: ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA PEMANTAUAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercemar adalah plankton. Plankton adalah organisme. mikroskopik yang hidup mengapung atau melayang di dalam air dan

Metodologi Penelitian Ikan Karang

DENSITAS ZOOXANTHELLA PADA KARANG Acropora sp DI PULAU SIKUAI KOTA PADANG SUMATERA BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

ULASAN. Pemutihan Karang: Pengaruhnya terhadap Komunitas Terumbu Karang. Coral Bleaching: Influences on the Coral Reef Communities CHAIR RANI

2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak

IMPLEMENTASI ALAT PEMANGGIL IKAN BERBASIS PEMANCAR SUARA DAN CAHAYA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(1), Januari 2014 ISSN: KONDISI TERUMBU KARANG PULAU BUNAKEN PROVINSI SULAWESI UTARA

KAJIAN TENTANG PELEPASAN POLIP (BAIL-OUT) KARANG LUNAK Sinularia flexibilis SECARA BUATAN

Muhammad Arsyad, Ristiana Eryati dan Irwan Ramadhan Ritonga

Reproduksi karang Acropora aspera di Pulau Panjang, Jawa Tengah: II. Waktu spawning

DENSITAS ZOOXANTHELLAE BERDASARKAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DI PERAIRAN KESSILAMPE DAN BUNGKUTOKO KENDARI

STUDI KONDISI HIDROLOGIS SEBAGAI LOKASI PENEMPATAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN TANJUNG BENOA BALI

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU KARANG CONGKAK KEPULAUAN SERIBU

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Cara Makan dan Sistem Reproduksi

ANALISIS VOLUME LALU LINTAS IKAN KERAPU (SERRANIDAE) BERDASARKAN PENDEKATAN SERTIFIKASI DI PROVINSI GORONTALO

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU

LAJU PERTUMBUHAN KARANG Porites Sp. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

PENGAMATAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DI PULAU MARATUA DAN PULAU-PULAU SEKITARNYA. oleh: Onny Nurrahman Marwayana 1) Abstract

ANALYSIS OF CORAL S COVER AND CORAL S MORTALITY INDEX AROUND PAGAI STRAIT, MENTAWAI

PERTUMBUHAN IKAN HIAS BANGGAI CARDINALFISH (PTERAPOGON KAUDERNI) PADA MEDIA PEMELIHARAAN SALINITAS YANG BERBEDA ABSTRAK

Distribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

Jl. Veteran Malang, *Korespondensi penulis:

JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

Inventarisasi Bio-Ekologi Terumbu Karang Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

Transkripsi:

Densitas zooxanthellae pada Karang Porites lutea sebelum dan sesudah terpapar sianida Wahyu Andy Nugraha.Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo ABSTRACTS This research was focused on zooxanthellae density of coral Porites lutea before and after exposed to cyanide. Coral was put on aquarium in random, and then exposed to cyanide with 0.1 g/l; 1 g/l and 10 g/l concentration and control (without exposure) for 10 minutes. 5 corals were used as sample in every treatment. After exposed for 10 minutes, corals were put back to the reef ecosystem in the sea with the depth of 1 meter. Zooxanthellae density was measured before exposure and 12 days after exposure. The average zooxanthellae density of coral was decrease exponentially with additional concentration of cyanide. In the control, zooxanthellae density was decrease 23 percent after 12 days. While in the concentration of 0.1 g/l; 1 g/l and 10 g/l cyanide, zooxanthellae density was decrease 53%, 70% and 83%, respectively. Keyword : cyanide, zooxanthellae, coral PENDAHULUAN Sianida digunakan di ekosistem terumbu karang untuk mengumpulkan ikan akuarium tropis dan untuk memenuhi permintaan rumah-rumah makan terhadap kebutuhan akan ikan karang hidup di Asia Tenggara. Sianida banyak digunakan di negara-negara asia tenggara seperti Indonesia dan Filipina sebagai obat bius untuk mencari ikan karang hidup seperti ikan hias, kerapu, maupun ikan konsumsi lainnya (Pet dan Pet- Soede, 1999). Permintaan akan ikan laut hidup untuk restoran hasil laut terutama di negara maju seperti Jepang yang terus meningkat mendorong bertambahnya penggunaan sianida (Erdmann dan Pet, 1999). Penggunaan sianida yang terlalu banyak mengakibatkan kematian organisme target. Tetapi apabila menggunakan dosis yang tepat hanya akan membuat organisme target terbius, sehingga nelayan dapat menangkapnya dengan mudah. Walaupun penggunaan dosis yang tepat pada ikan tidak menyebabkan efek samping pada ikan, namun praktek peggunaan sianida memberi dampak kerusakan pada ekosistem terumbu karang. Praktek penggunaan sianida ini sering mengakibatkan apa yang Johannes dan Riepen (1995) istilahkan sebagai kerusakan lingkungan yang luas. Cairan sianida di dalam konsentrasi yang digunakan untuk menangkap ikan karang berukuran besar dapat mematikan kebanyakan organisme terumbu karang lain, termasuk ikan yang lebih kecil, avertebrata, dan karang (Jones, 1997). Pada penggunaan sianida, kerusakan 158

Densitas zooxanthellae pada 158 162 (Wahyu Andi Nugraha) karang terjadi pada apa yang dinamakan coral bleaching atau pemutihan karang, suatu keadaan dimana zooxanthellae lepas dari tubuh karang. Apabila hal ini terus berlangsung maka akan mengakibatkan kematian karang karena kurangnya supply hasil fotosintesis dari zooxanthellae. Meskipun efek penggunaan sianida terhadap kerusakan karang sudah dapat dipastikan, tapi derajat kerusakan karang dalam hal penurunan kandungan zooxanthellae pada berbagai konsentrasi sianida belum terlalu jelas. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat produktif. Ekosistem ini merupakan tempat tinggal bagi berbagai ikan laut ekonomis penting. Beberapa ikan laut penting tersebut antara lain ikan hias akuarium dan kerapu yang bernilai jual tinggi dalam keadaan hidup (Pet dan Pet-Soede, 1999). Karena tuntutan tersebut, maka penggunaan sianida sebagai pembius tidak dapat dielakkan. Penggunaan sianida di Indonesia dimulai sekitar duapuluh tahun yang lalu, dan terus meningkat (McAllister, et al., 1999). Meskipun penggunaan sianida memberikan andil dalam kerusakan karang, namun tingkat kerusakan yang dihasilkan dari penggunaan pembius ini belum terlalu jelas dideskripsikan. Penelitian di Bolinao Filipina memberikan estimasi kerusakan terumbu karang akibat penggunaan sianida sekitar 0,4% dari total penutupan karang pertahun (Johannes dan Riepen, 1995). namun hal ini masih terus menjadi perdebatan. Beberapa pertanyaan yang masih belum jelas terjawab adalah pengaruh sianida pada zooxanthellae dan pengaruh berbagai konsentrasi sianida pada karang. Hoegh-Goldberg (1999) mendapatkan bahwa sianida mematikan karang karena pengaruh sianida pada proses fotosintesis oleh zooxanthellae. Karena terhambatnya proses fotosintesis di zooxanthellae, energi yang diberikan ke polip karang juga berkurang. Proses ini pada akhirnya akan mengakibatkan pemutihan dan kematian karang. Oleh karena itu penelitian ini terfokus pada derajat kerusakan karang berdasarkan kandungan zooxanthellae-nya dengan pemberian berbagai konsentrasi sianida. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa besarkah derajat kerusakan karang dengan melihat kandungan zooxanthellae pada berbagai konsentrasi sianida. MATERI DAN METODE 1. Pengambilan dan persiapan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan peralatan SCUBA dan palu serta tatah. Sampel karang yang diambil mempunyai ukuran yang relatif sama untuk menghilangkan kesalahan interpretasi, yaitu diameter sekitar 10 cm karena ukuran ini diharapkan tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, sehingga tidak merusak ekosistem. Jumlah koloni sampel yang diambil sebanyak 4 sampel. 159

2. Perlakuan dengan Sianida Karang diletakkan dalam akuarium secara acak, kemudian ekspos dengan konsentrasi sianida selama 10 menit. Pada perlakukan ini terdapat 4 buah perlakuan : a. Akuarium pertama : perlakuan dengan konsentrasi 10 gram perliter b. Akuarium kedua : perlakuan dengan konsentrasi 1 gram perliter c. Akuarium ketiga : perlakuan dengan konsentrasi 0,1 gram perliter d. Akuarium keempat : tanpa pemberian sianida, sebagai kontrol Setelah 10 menit, karang diletakkan kembali ke laut dengan kedalaman 1 meter. Selama 12 hari perlakuan, karang diamati dalam hal angka kematian, warna karang (pemutihan), dan kesehatan secara umum. Setelah 12 hari semua karang dihitung konsentrasi zooxanthellae-nya. 3. Analisa data Angka kematian karang, perubahan warna, dan kesehatan umum karang selanjutnya dianalisa secara deskriptif. Sedangkan hubungan antara kandungan zooxanthellae dan pemberian sianida dianalisa dengan analisa regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan zooxanthellae pada karang juga menurun pada berbagai perlakuan. Pada karang kontrol, kandungan zooxanthellae berkurang dari 766800 menjadi 588600/cm 2. Pada konsentrasi 0.1 ppt, kandungan zooxanthellae berkurang dari 64800 menjadi 30600/cm 2. Pada konsentrasi 1 dan 10 ppt, kandungan zooxanthellae berkurang dari masing-masing 62100 dan 43200/cm 2 menjadi masing-masing 18900 dan 7200/cm 2. Tabel 1. Kandungan zooxanthellae sebelum dan sesudah perlakuan sianida kontrol 0.1 ppt 1 ppt 10 ppt Sebelum perlakuan 766800 64800 62100 43200 Sesudah perlakuan 588600 30600 18900 7200 Persentase perubahan zooxanthellae pada berbagai konsentrasi meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi sianida yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian terdahulu (Jones, 1997; Jones dan Steven, 1997; dan Cervino, et al 2003). Berdasarkan persentase sebelum dan sesudah perlakuan, kandungan zooxanthellae pada perlakuan dengan konsentrasi 0.1 ppt berkurang sebesar 53%, sedangkan pada perlakuan dengan konsentrasi 1 dan 10 ppt 160

Densitas zooxanthellae pada 158 162 (Wahyu Andi Nugraha) masing-masing berkurang sebesar 70 dan 83%. persentase pengurangan zooxanthellae (%) 120 100 80 60 40 20 0 y = 18.494e 0.4107x R 2 = 0.8825 83 70 53 23 kontrol 0.1 ppt 1 ppt 10 ppt Gambar 1. Persentase perubahan kandungan zooxanthellae pada berbagai konsentrasi sianida Persentase perubahan zooxanthellae pada berbagai konsentrasi meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi sianida yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian terdahulu (Jones, 1997; Jones dan Steven, 1997; dan Cervino, et al 2003). millepora berkurang hampir 40% dalam waktu 30 hari setelah terekspos sianida dengan konsentrasi 5 ppt. Kal ini menandakan bahwa jika karang terekspos konsentrasi diatas 10 ppt, akan terjadi pengurangan kandungan zooxanthellae yang cukup signifikan, yang pada akhirnya dapat mematikan karang. Berdasarkan persentase sebelum dan sesudah perlakuan, kandungan zooxanthellae pada perlakuan dengan konsentrasi 0.1 ppt berkurang sebesar 53%, sedangkan pada perlakuan dengan konsentrasi 1 dan 10 ppt masing-masing berkurang sebesar 70 dan 83%. Pada Pocillopora damicornis kandungan zooxanthellae pada karang berkurang hingga nol persen pada konsentrasi 10 ppt, dan berkurang hampir 50% pada konsentrasi 1 ppt (Jones dan Steven, 1997). Sedangkan Cervino, et al (2003) mendapatkan kandungan zooxanthellae pada Acropora KESIMPULAN Sianida mempunyai efek sangat merusak karang, apalagi jika digunakan dengan dosis yang cukup besar, misalkan 1 atau 10 ppt, yang dapat mengakibatkan kematian pada karang. Sianida juga mengakibakan penurunan yang cukup drastis terhadap kandungan zooxanthellae pada karang. DAFTAR PUSTAKA Cervino, J.M., R.L. Hayes, M. Honovich, T.J. 161

Goreau, S. Jones, P.J. Rubec. 2003. Changes in zooxanthellae density, morphology, and mitotic index in hermatypic corals and anemones exposed to cyanide. Mar. Poll. Bull. 46: 573 586 Hoegh-Guldberg, O. 1999. Climate change, coral bleaching and the future of the world s coral reefs. Marine and Freshwater Research 50(8): 839 866. Johannes, R.E., and Riepen, M. 1995. Environmental, economic and social implications of the live reef fish trade in Asia and the Western Pacific. Report to The Nature Conservancy and the South Pacific Commission. 82pp. Jones, R.J. 1997. Zooxanthellae loss as a bioassay for assessing stress in corals. Mari. Ecol. Prog. Ser. 149, 163 71. Jones, R.J., and A.L. Steven. 1997. Effects of cyanide on corals in relation to cyanide fishing on reefs. Mar. Freshw. Res. 48, 517 522. M.V. Erdmann and Pet, J.S. 1999. Krismon & DFP: some observations on the effects of the Asian financial crisis on destructive fishing practices in Indonesia. SPC Live Reef Fish Information Bulletin 5: 22-26. McAllister, D.E, Caho, N.L dan Shih, C.T. 1999. Cyanide fisheries: Where did they start?. SPC Live Reef Fish Information Bulletin 5: 18-21. Pet, J. and Pet-Soede, L. 1999. A note on cyanide fishing in Indonesia. SPC Live Reef Fish Information Bulletin 5, 21-22. 162