BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agentspectafoam, HDM, dan polimer serta penambahan serat aluminium.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glenium. Untuk kuat tekannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 0%, 15,69%, 33,75%, dan 51,12% dari beton normal. membuat berat isi beton secara berturut-turut 2280 kg/m 3, 1970 kg/m 3,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

PENGGUNAAN FOAM AGENT DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beton (concrete). Beton merupakan bahan gabungan dari material-material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Pengujian Campuran Beton No. Uji : 10. Materi : Perancangan Campuran Beton Mutu Tinggi Metode BW Shacklock Halaman :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

Viscocrete Kadar 0 %

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

Ws(massa kering,gr) Perhitungan densitas benda uji beton ringan umur 21 hari. Wg(massa benda dlm air,gr)

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berat jenis beton pada umur 28 hari dengan foam 0%, 15%, 30%, dan 45%

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka telah banyak dipakai jenis beton ringan. Berdasakan SK SNI T

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Afifuddin (2012), melakukan penelitian penambahan batu apung terhadap sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity 1,4 ; 1,6 ; dan 1,8. Masing-masing specific gravity akan dibuat dalam 3 variasi persentase pengganti kerikil dengan batu apung sebesar 5%, 10%, dan 15%. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kuat tekan beton busa untuk specific gravity 1,6 pada ketiga variasi mengalami kenaikan berkisar 19,95% hingga 38,69%. Sementara itu pada specific gravity 1,8 kuat tekan beton busa mengalami penurunan untuk ketiga variasi. Pada pengujian kuat tarik belah beton pada specific gravity 1,6 mengalami peningkatan untuk variasi 5% dan 10% batu apung sedangkan 15% batu apung mengalami penurunan, untuk nilai kuat tariknya meningkat sebesar 10,22% dan 9,28%. Pada specific gravity 1,8, kuat tarik belah beton mengalami penurunan antara 3,65% hingga 13,39%. Dwipa (2014), telah melakukan penelitian penambahan foam organik buah lerak pada mortar sebesar 60% dan 120% volume mortar. Dari hasil pengujian terlihat bahwa pada nilai kuat tekan beton aerasi dengan bahan penambah foam organik sebanyak 60% pada umur 7 hari adalah 1,11 MPa dan pada umur 28 hari adalah 1,6 MPa. Pada beton aerasi dengan penambahan 120% foam organik pada umur 7 hari adalah 0,52 MPa dan pada umur 28 hari adalah 0,81 MPa. Simbolon dan Firmanto (2015) mencampurkan foam agent pada bata beton ringan dengan komposisi semen : pasir sebesar 1 : 0,5 ; 1 : 0,7 ; dan 1 : 0,9 menghasilkan kuat tekan sebesar 17,422 kg/cm 2 ; 14,756 kg/cm 2 ; dan 9,788 5

6 kg/cm 2. Serta penelitian dengan ditambahkannya sikaset accelerator membuat kuat tekannya menurun menjadi masing-masing 14,222 kg/cm 2 ; 14,933 kg/cm 2 ; dan 16,356 kg/cm 2. Pada percobaan tersebut digunakan benda uji kubus yang memiliki berat masing-masing 2,54 kg ; 2,66 kg ; dan 2,817 kg. Menurut Lilik (2015), bata ringan dengan penambahan serbuk gypsum 5%, digunakan variasi foam agent sebanyak 0,7 lt/m 3, 0,9 lt/m 3, 1,1 lt/m 3. Menghasilkan kuat tekan maksimum pada penambahan 0,7 lt/m 3 foam agent dengan hasil 3,58 MPa sedangkan variasi 0,9 lt/m 3 dan 1,1 lt/m 3, mengalami penurunan. Pada penelitian yang dilakukan Diputri (2012), pengaruh konsentrasi foam terhadap karakteristik bata beton pejal, dijelaskan bahwa dilakukan adukan bata beton pejal dengan mencampurkan semen dan pasir yaitu 1 : 2 dengan faktor air semen 0,45, serta dilakukan variasi terhadap konsentrasi foam sebesar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 kali dari volume semen. Benda uji pejal tersebut berdimensi (15 x 15 x 15) cm 3, untuk penyerapan air digunakan dimensi (5 x 5 x5) cm 3. Pada umur 28 hari densitas benda uji berada dibawah 1000 kg/m 3 untuk variasi 4 dan 5. Kuat tekan pada pengaruh untuk konsentrasi foam 0, 1, dan 2 secara berturut turut pada umur 28 hari adalah 100 kg/cm 2, 40 kg/cm 2, dan 25 kg/cm 2 sedangkan untuk konsentrasi 3, 4, dan 5 tidak memenuhi syarat yaitu berada dibawah kuat tekan 25 kg/cm 2. Untuk penyerapan pada konsentrasi foam 0, 1, 2, dan 3 kali volume semen memenuhi syarat dari batas maksimum sebesar dibawah 25%. Berdasarkan penelitian Malau (2014), pengaruh penambahan foaming agent dan silica fume terhadap kuat tekan dan berat jenis mortar untuk dinding panel.

7 Diperoleh kuat tekan secara berturut turut untuk perbandingan semen : pasir : silica fume adalah 126,25 kg/cm 2 pada beton normal, 78,28 kg/cm 2 untuk 1 : 1 : 5%, dan 86 kg/cm 2 untuk 1 : 1 : 10%. berat jenis beton yang dicampur dengan foam akan meningkat namun seiring penambahan silica fume berat jenis akan meningkat dibandingkan beton foam tanpa silica fume. Penambahan silica fume sebesar 10 % dapat meningkatkan kekuatan dan penambahan foam dapat menurunkan kekuatan beton seiring jumlah penambahan foam. Untuk pengunaan silica fume sendiri sudah terdapat beberapa penelitian tentang hal tersebut sebagai pengganti semen seperti yang telah dilakukan Susilo (2012). Susilo melakukan penelitian dengan agregat batu apung dan silica fume serta bahan tambah sikamen NN dan Plastimen vz 0,7 untuk menguji efek pada berat jenis dan kuat tekan beton ringan dengan membuat 6 variasi antara lain 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%. Secara berturut-turut pada hasil pengujian 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% memiliki berat jenis 1846,333 kg/m 3, 1825,912 kg/m 3, 1852,339 kg/m 3, 1863,151 kg/m 3, 1868,557 kg/m 3, dan 1834,321 kg/m 3. Dari hasil tersebut secara berturut-turut juga memiliki kuat tekan 18,16 MPa, 20 MPa, 20,192 MPa, 21,2 MPa, 18,8 MPa, dan 20,3979 MPa. Maka dari hasil penelitian memiliki kuat tekan optimum pada pengganti 9% silica fume. Menurut Sebayan, (2011), pada penelitinnya yaitu tentang tinjauan sifatsifat mekanik beton alir mutu tinggi dengan silica fume sebagai bahan tambahan, silica fume pada pencampurannya menyebabkan kelecakan semakin berkurang. Kelecakan berfungsi pada pengecoran beton yang memiliki tulangan cukup padat.

8 Kuat tekan optimum beton ber silica fume sebesar 51,35 MPa pada umur 56 hari diperoleh pada kadar silica fume 9% sebagai bahan tambah. Pada penelitian Bermansyah (2005) yang meneliti tentang perilaku susut pada beton menggunakan admixture silica fume pada lingkungan tidak terlindung, dikatakan bahwa silica fume yang digunakan sebagai bahan tambah dengan variasi 3%, 5%, 7%, dan 10% mengalami susut terbesar pada variasi 7% sebesar 0,00010 pada umur beton 56 hari. Silica fume berperan sangat penting dalam memperkecil susut pada lingkungan yang berbeda. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zai (2014), melakukan penelitian pengaruh bahan tambah silica fume dan superplasticizer terhadap kuat tekan beton mutu tinggi dengan metode ACI. Pada penelitian tersebut dilakukan pencampuran dengan mutu beton 70 MPa dengan bahan tambah superplasticizer 2% dan variasi silica fume 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi silica fume 10% memiliki kadar optimum pada beton umur 28 hari dengan kuat tekan 84,93 MPa. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa penambahan superplasticizer akan membuat pengerjaan semakin mudah namun seiring dengan penambahan silica fume yang bersamaan dengan superplasticizer, nilai slump semakin mengecil dimana adukan semakin padat dibanding tanpa silica fume. Pada penelitian Talinusa, dkk (2014), Pengaruh dimensi benda uji terhadap kuat tekan beton memiliki karakteristik yang berbeda beda. Pada benda uji berbentuk kubus dengan dimensi (10 x 10 x 10)cm 3, (12,5 x 12,5 x 12,5)cm 3, dan (15 x 15 x 15)cm 3 diperoleh kuat tekan rata-rata 32,86 MPa, 31,26 MPa, dan

9 31,036 MPa. Pada pengujian benda uji siinder dengan ukuran 10cm x 20cm, 12.5cm x 25cm, dan 15cm x 30cm diperoleh kuat tekan secara berturut-turut 31,47 MPa, 30,85 MPa, dan 30,44 MPa.