BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) formal yaitu Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1) dan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, sosial emosional, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IV pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Rodhotul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajad. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa berperan membentuk individu yang cerdas, terampil, beriman, bermoral, berakhlak mulia dan berkualitas. 1

2 Dalam masa ini anak peka dalam menerima rangsangan yang cukup baik terarah dan didorong ke tingkat pertumbuhan dan perkembangannya sehingga diharapkan kemampuan dasar anak didik dapat berkembang tumbuh secara baik, benar, terarah dan optimal. Dalam upaya mencetak anak didik yang baik di TK maka guru Taman Kanak-kanak sangat perlu menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Diantara banyak metode yang dipergunakan guru untuk mengembangkan kreativitas anak yaitu permainan dengan kartu angka sebab permainan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan logika matematika seperti mengenal angka dalam Bahasa Indonesia / Bahasa Inggris. Memberi pengetahuan kemampuan logika matematika anak merupakan suatu hal yang penting karena dengan logika matematika meraka dapat berpikir logis dan mampu berkomunikasi dengan teman atau orang-orang di sekitarnya. Logika matematika merupakan bentuk utama untuk mengekspresikan pikiran dan pengetahuan apabila anak melakukan hubungan dengan orang lain. Kecerdasan matematika-logis didefinisikan sebagai komponen menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kemampuan ini meliputi kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan masalah dan menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran. Cerdas secara matematika-logis berarti cerdas angka dan cerdas dalam hukum logika berpikir. Kecerdasan matematika logis (sebelum ditemukan kecerdasan naturalis) mencakup beberapa macam pikiran yaitu mencakup tiga bidang yang saling

3 berhubungan yakni matematika, ilmu pengetahuan (sains) dan logika (Cambell, 2002). Kecerdasan matematika logis mulai muncul pada masa kanak-kanak dan meledak pada masa remaja dan awal masa remaja. Wawasan matematis tingkat tinggi akan menurun setelah 40 tahun (Amstrong, 2003). Anak-anak yang mempunyai kecerdasan matematika logis cenderung berpikir secara numerik dan dalam konteks pola urutan logis, sebab akibat dan kategorial. Pembelajaran logika matematika adalah pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan memadukan kegiatan yang mewakili pada suatu bidang kurikulum pengembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial dan sebagainya. Semua bidang pengembangan yang ada dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada satu tema. Oleh karena itu, pembelajaran logika matematika di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) disebut juga pembelajaran tema. Pembelajaran tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada ide-ide pokok atau sentral tentang anak dan lingkungannya. Pentingnya metode-metode yang digunakan. Usia dini / pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik dan menyenangkan (Depdiknas, 2007 : 1).

4 Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika. Permainan ini diperlukan untuk menumbuhkembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 : 1). Kemampuan logika matematika perlu dikembangkan agar anak mampu mengeksplorasi dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga pada akhirnya akan menjadi individu yang mau menolong dirinya sendiri dan orang lain (Sujiono, 2005 : 1.16). Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulan berupa lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal. Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain membantu anak mengenal dirinya, dengan siapa dia hidup, serta lingkungan tempat dia hidup. Anak memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan dan mengekspresi perasaannya dengan bermain.

5 Permasalahan yang dihadapi anak didik kelompok B di TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran yaitu adanya anak yang belum memahami konsep bilangan, mengurutkan bilangan, dan menghitung hasil penambahan. Ada anak yang masih terbalik dalam menulis angka karena rendahnya kemampuan anak dalam berpikir. Pada saat ini, banyak orang tua murid yang mengharapkan anak mereka jika keluar dari TK bisa berhitung dan membaca dengan lancar. Apabila masalah ini tidak segera mendapat solusi, maka akan sulit untuk mendapatkan hasil belajar anak didik yang memuaskan. Hal tersebut bisa terjadi karena metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang tepat, alat peraga yang digunakan kurang menarik, dan kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan bahan ajar sehingga anak-anak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak antusias memperhatikan apa yang disampaikan guru. Salah satu solusi untuk mengembangkan logika matematika anak didik kelompok B di TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran adalah dengan menggunakan kartu angka. Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : Upaya Mengembangkan Kemampuan Logika Matematika Melalui Permainan Kartu Angka pada Anak Kelompok B di TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di depan dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Masih rendahnya kemampuan logika matematika anak, ada kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran yang kurang tepat. 2. Adapun kemungkinan rendahnya kemampuan berhitung anak dipengaruhi beberapa faktor yang terdapat dalam diri anak seperti kesiapan, minat dan motivasi. Sehubungan dengan hal ini muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti yaitu apakah faktor dalam diri anak dapat mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Metode yang diterapkan tidak sesuai dengan usia anak 3. Perlunya memilih dan menerapkan metode dalam pembelajaran logika matematika menjadi sebuah alternatif meningkatkan kemampuan logika matematika. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terfokus dan jelas maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini yang dibahas terbatas pada : 1. Penerapan metode tersebut untuk mengembangkan kemampuan logika matematika terutama dalam mengenal penjumlahan angka 1 10 pada anak Kelompok B TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kartu angka

7 3. Penerapan metode pada pembelajaran logika matematika pada Kelompok B di TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui permainan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan logika matematika anak di Kelompok B TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan logika matematika anak melalui kartu angka. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatan kemampuan logika matematika melalui kartu angka pada anak Kelompok B di TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014

8 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Menambah perbendaharaan ilmu pendidika di Taman Kanak-kanak khususnya tentang pengembangan kemampuan logika matematika anak melalui permainan kartu angka pada anak TK Pertiwi Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. b. Secara khusus dapat bermanfaat sebagai prinsip-prinsip, model dan cara pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi anak didik 1) Dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik secara optimal 2) Dengan kegiatan permainan hitung anak dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan logika matematika dalam mengenal angka dan membilang b. Bagi guru 1) Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kratif dan ivovatif untuk meningkatkan kreativitas anak. 2) Dapat memotivasi anak didik agar seluruh aspek perkembangannya meningkat, khususnya logika matematika.

9 c. Bagi pendidik 1) Dapat membantu sekolah memperbaiki pelayanan terhadap anak dalam proses pembelajaran di sekolah 2) Dapat teori baru tentang peningkatan logika matematika sesuai dengan anak.