LAPORAN PRAKTIKUM 4 BM 506 METABOLISME GLUKOSA,UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEHNIK SPEKTROFOTOMETRI) Kamis, 6 Oktober 2011 Oleh : DITA HASNI NINGRUM WAHYUNI Tujuan : Mahasiswa mampu menggunakan alat spektrofotometer Mahasiswa memahami prinsip dasar spektrofotometri Mahasiswa dapat membuktikan hukum Beer-Lambert Mahasiswa mampu membuat larutan stock dan melakukan pengenceran. Mahasiswa mampu menggunakan alat sentrifuge untuk mendapatkan sampel serum Mahasiswa mampu mengumpulkan data dari hasil praktikum. Mahasiswa mampu membuat dan menginterpretasi grafik. Tabel 1a: Urea (data untuk kalibrasi doubling dilution) Konsentrasi stok urea= 500 mg/dl faktor Konsentrasi (mg/dl) Group meja 1 Group meja 3 1 500 2,019 1,713 2 250 3,602 3,313 4 125 4,00 3,754 8 62,5 3,710 3,614 16 31,25 2,460 2,477 32 15,625 1,357 3,122 64 7,8125 0,612 0,637 128 3,90625 0,167 0,409 blanko 0 0 1
4.500 Grafik Perbandingan Serapan dengan Konsentrasi (Larutan Urea : Doubling Dilution) Meja 1 Meja 3 linear regression meja 1 4.000 linear regression meja 3 Linear (linear regression meja 1) Linear (linear regression meja 3) 3.500 3.000 y = 0.2439x - 0.8335 R 2 = 0.9351 2.500 y = 0.0825x - 0.0593 R 2 = 0.9902 2.000 1.500 1.000 0.500-0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Kesimpulan grafik 1.a : 1. Dari grafik, nilai yang diambil untuk membentuk linear regression dan untuk mendapatkan equation adalah 4 nilai serapan terbawah. Hal ini dikarenakan, memasuki nilai serapan ke-5 larutan sudah jenuh sehingga linear regression tidak lagi mengikuti rumus Beer-Lambert. 2. Perbedaan linear regression meja 1 dan meja 3 mungkin disebabkan perbedaan dalam proses pengenceran urea. 3. Terbukti hukum Beer-Lambert memang sesuai dengan hasil grafik. 2
Tabel 1b: Urea (data untuk kalibrasi desimal delution) Konsentrasi stok urea= 500mg/dl faktor Konsentrasi (mg/dl) Group meja 1 Group meja 3 1 500 1,631 1,493 3 166,67 3,528 3,195 10 50 3,691 3,545 30 16,67 1,476 1,490 100 5 0,255 0,488 300 1,667 0,139 1,785 blanko 0 0 3
4.000 Grafik Perbandingan Serapan dengan Konsentrasi (Larutan Urea : Decimal Dilution) Meja 1 Meja 3 linear regression meja 3 3.500 linear regression meja 1 Linear (linear regression meja 3) Linear (linear regression meja 1) 3.000 2.500 2.000 y = -0.3891x + 2.4337 R 2 = 1 1.500 y = 0.0932x - 0.1014 R 2 = 0.9819 1.000 0.500-0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Kesimpulan grafik 1.b : 1. Dari grafik, nilai yang diambil untuk membentuk linear regression dan untuk mendapatkan equation adalah 3 nilai serapan terbawah untuk group meja 1. Hal ini dikarenakan, memasuki nilai serapan ke-4 larutan sudah jenuh sehingga linear regression tidak lagi mengikuti rumus Beer-Lambert. 2. Sementara untuk linear regression meja 3, nilai yang diambil adalah 2 nilai serapan terbawah, karena nilai serapan ke-2 terbawah ternyata lebih rendah dari nilai serapan terbawah; sehingga garis linear mengarah ke kiri. Hal tersebut bisa disebabkan kesalahan dalam pengenceran, dimana kemungkinan tabung reaksi telah terkontaminasi, dan tidak bersih. 4
3. Hukum Beer-Lambert sesuai untuk group meja 1 namun tidak sesuai dengan hasil group meja 3. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya, kurang bersihnya peralatan, proses pengenceran, pemanasan di water bath. Tabel 2a: Glukosa (data untuk kalibrasi doubling dilution) Konsentrasi stok glukosa= 50Mm Faktor Konsentrasi (mm) Group meja 2 Group meja 4 1 50 2,184 1,562 2 25 1,843 0,638 4 12,5 1,076 0,175 8 6,25 0,615 0,155 16 3,125 0,307 0,045 32 1,5625 0,209 0,031 64 0,78125 0,136 0,087 128 0,390625 0,082 0,061 blanko 0 0 5
2.500 2.000 Meja 2 Meja 4 Grafik Perbandingan Serapan dengan Konsentrasi (Larutan Glukosa : Doubling Dilution) linear regression meja 2 linear regression meja 4 Linear (linear regression meja 2) Linear (linear regression meja 4) 1.500 1.000 y = 0.0881x + 0.0564 R 2 = 0.9938 0.500 y = 0.0666x + 0.035 R 2 = 1-0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Kesimpulan : 1. Dari grafik, nilai yang diambil untuk membentuk linear regression dan untuk mendapatkan equation adalah 5 nilai serapan terbawah untuk group meja 2. Hal ini dikarenakan, memasuki nilai serapan ke-6 larutan sudah jenuh sehingga linear regression tidak lagi mengikuti rumus Beer-Lambert. 2. Sementara untuk linear regression meja 4, nilai yang diambil adalah 2 nilai serapan terbawah, karena memasuki nilai serapan ke-3; nilai serapan turun (lebih rendah) sehingga tidak mengikuti garis lurus lagi. Hal tersebut mungkin disebabkan kesalahan pada saat pemanasan dalam water bath, dimana kemungkinan larutan sudah semakin pekat sehingga konsentrasi glukosa menjadi semakin tinggi. 3. Hukum Beer-Lambert sesuai untuk group meja 2 namun tidak sesuai dengan hasil group meja 4. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya, kurang bersihnya peralatan, proses pengenceran, pemanasan di water bath. 6
Tabel 2b: Glukosa (data untuk kalibrasi desimal delution) Konsentrasi glukosa= 50mM faktor Konsentrasi (mm) Group meja 2 Group meja 4 1 50 2,402 0,1436 3 16,67 1,070 0,337 10 5 0,427 0,005 30 1,667 0,475 0,017 100 0,5-0,010 0,047 300 0,167 0,154 0,044 blanko 0 0 2.900 2.400 Grafik Perbandingan Serapan dengan Konsentrasi (Larutan Glukosa : Decimal Dilution) Meja 2 Meja 4 linear regression meja 2 linear regression meja 4 Linear (linear regression meja 2) Linear (linear regression meja 4) 1.900 1.400 0.900 y = -1.6517x + 0.8158 R 2 = 1 0.400 y = 0.009x + 0.0425 R 2 = 1-0.100 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 7
Kesimpulan : 1. Dari grafik, nilai yang diambil untuk membentuk linear regression dan untuk mendapatkan equation adalah 2 nilai serapan terbawah untuk group meja 2 dan meja 4. 2. Untuk linear regression meja 2, hal tersebut dikarenakan, memasuki nilai serapan ke-2, nilai yang dihasilkan adalah negatif, sehingga hukum Beer-Lambert tidak sesuai lagi untuk larutan. 3. Sementara untuk linear regression meja 4, nilai yang diambil adalah 2 nilai serapan terbawah, karena memasuki nilai serapan ke-3; nilai serapan turun (lebih rendah) sehingga tidak mengikuti garis lurus lagi. 4. Hukum Beer-Lambert tidak sesuai untuk group meja 2 dan group meja 4. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya, kurang bersihnya peralatan, proses pengenceran, serta pemanasan di water bath. Tabel 3. Konsentrasi glukosa dan urea dalam plasma yang dibaca pada grafik 1.a/2.a dan 1.b/2.b serta yang dihitung melalui rumus kit. Glukosa Urea Group 2 Group 4 Group 1 Group 3 Serapan sampel 2.431 0.220 0.008 0.147 Dari grafik 1a/2a 485.1 49.86 0.82 4.02 Dari grafik 1b/2b -17.64 354.96-1 5.88 Dari rumus kit 682.87 65.868 0.829 18.036 8
Kesimpulan tabel 3 : 1. Hasil yang didapat untuk glukosa, dikonversikan terlebih dahulu ke mg/dl untuk mendapatkan nilai yang seragam. 2. Dari hasil glukosa, terdapat perbedaan mencolok pada hasil perhitungan dari grafik 2b. Hal tersebut disebabkan memang terjadi kesalahan pada hasil grafik 2b diatas, dimana hukum Beer-Lambert tidak terbukti pada grafik 2b. 3. Sementara pada hasil urea untuk meja 1, hasilnya hampir sama dengan sedikit perbedaan nilai dari ketiganya baik dari rumus standar maupun dari grafik 1a dan 1b. 4. Sedangkan hasil urea untuk meja 3, terdapat perbedaan mencolok dari ketiga hasil. Selain memang disebabkan kesalahan grafik 1b untuk meja 3, kemungkinan lain adalah adanya kesalahan pada saat pengenceran, dengan tabung reaksi yang terkontaminasi dan lain-lain. 9
Tabel 4. Hasil pemeriksaan glukosa, trigliserida dan urea plasma mahasiswa DETIL MAHASISWA Group 1 Siti Syarifah 26 tahun (P) 2 potong gorengan (5 jam sebelum praktikum) + jus kuini (1 jam sebelum praktikum) Group 2 Dita Hasni 25 tahun (P) Nasi + ikan (1 jam sebelum praktikum) Group 3 Sukaisi 30 tahun (P) Lontong sayur (3 jam sebelum praktikum) + air madu (6 jam sebelum praktikum) Group 4 Taya 26 tahun (P) Nasi + ikan goreng (1 jam sebelum praktikum) GLUKOSA TRIGLISERIDA UREA A KADAR A KADAR A KADAR 0.286 250.87 0.092 162.83 0.008 0.83 2.431 682.86 0.091 86.25 0.166 22.13 0.131 38.87 0.337 262.25 0.179 18.36 0.220 65.86 0.090 90 0.147 18.04 10
3 PERBANDINGAN 4 GROUP MEJA (GLUKOSA, TRIGLISERIDA DAN UREA) Perbandingan glukosa 4 meja 2.5 Perbandingan Trigliserida 4 meja Perbandingan Urea 4 meja 2 1.5 y = 0.0036x - 0.1668 R 2 = 0.9272 1 y = 0.0081x + 0.0051 R 2 = 0.9466 0.5 y = 0.0014x - 0.0506 R 2 = 0.8218 0-100 0 100 200 300 400 500 600 700 800-0.5 Kesimpulan tabel dan grafik 4 : 1. Hasil yang diperoleh dari 4 meja sangat bervariasi. Hal ini bisa disebabkan faktor perbedaan makanan dan lamanya selang waktu dari sejak makan hingga pemeriksaan. Untuk faktor jenis kelamin, keempatnya samasama berjenis kelamin perempuan, sedangkan dari faktor usia tidak berbeda jauh. 2. Faktor lain yang mungkin menyebabkan variasi tersebut adalah kesalahan pengenceran, proses pemanasan di water bath, serta kurang bersihnya peralatan. 3. Penyimpangan equation paling besar terjadi pada pemeriksaan urea. Namun secara keseluruhan, hukum Beer-Lambert terbukti jika segala kesalahan yang ada dikesampingkan. SARAN : 1. Untuk selanjutnya, diharapkan ada penjelasan lebih lengkap dan jelas tentang alat-alat praktikum. Seperti penggunaan satu pipet hanya untuk satu jenis reagensia, tidak boleh dicampur-campur. 2. Mungkin perlu penjelasan lebih detil agar praktikan membersihkan peralatan praktikum dengan baik sebelum digunakan untuk melakukan percobaan; dimana jika tidak akan terjadi kesalahan pada pembacaan hasil. 11