BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSTRAKSI DAN PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS ZAT WARNA DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

Spektrofotometer UV /VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI STABILITAS ZAT WARNA DARI DAUN PANDAN SPEKTROFOTOMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena jika dipanen mentah maka buah tidak akan matang. Buah ini sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Spektrofotometer UV-Vis

MAKALAH Spektrofotometer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama resin akrilik kuring panas memenuhi syarat sebagai bahan basis gigi

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dahulu. Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. sudah sejak lama diketahui orang. Tanaman tomat (Lycopersium

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13]

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri UV-Vis

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa.

Spektrofotometri uv & vis

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

SOAL-SOAL SPEKTROFOTOMETRI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

KOLORIMETRI dan SPEKTOFOTOMETRI. Imam Santosa, MT

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Meskipun

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Gelombang Elektromagnetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Pandan Banyak orang seringkali bingung membedakan daun padan wangi maupun daun pandan suji. Sepintas keduanya memang terlihat sama namun sebenarnya keduanya mempunyai manfaat yang berbeda-beda dalam makanan. Daun pandan wangi biasanya sering digunakan sebagai pengharum kue tradisional, minuman maupun makanan, namun seringkali juga digunakan sebagai pewarna makanan. Sedangkan daun pandan suji lebih sering digunakan sebagai pewarna makanan, sedangkan manfaatnya sebagai penghasil aroma kurang bisa difungsikan karena aroma daun pandan suji tidak seharum daun pandan wangi. Keduanya dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan, namun untuk mengetahui daun pandan wangi atau pandan suji yang lebih efektif digunakan sebagai pewarna alami makanan perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. 2.1.1 Daun Pandan Wangi Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) atau biasa disebut pandan saja adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara lain: Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa); Seuke Bangu, Pandan Jau, Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatera); Pondang, Pondan, Ponda, Pondago (Sulawesi); Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon Foni, Pondak, Pondaki, Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali), Bonak (Nusa Tenggara) (Eri Weni A. D., 2009). 4

5 Gambar 1. Pandanus amaryllifolius Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa perdu dan rendah, tingginya sekitar dua meter. Batangnya menjalar, pada pangkal keluar berupa akar. Daun berwarna hijau kekuningan, diujung daun berduri kecil, kalau diremas daun ini berbau wangi. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujungujungnya, warna hijau dan berbau wangi. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi (Eri Weni A. D., 2009). 2.1.1.1 Taksonomi Daun Pandan Wangi Tabel 1. Klasifikasi Ilmiah Pandan Wangi Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies (Sumber : Eri Weni A. D., 2009) Plantae Magnoliophyta Liliopsida Pandanales Pandanaceae Pandanus Pandanus amaryllifolius, Roxb.

6 Kandungan kimia yang terdapat pandan wangi antara lain: Alkaloida, Saponin, Flavonoida, Tanin, Polifenol, Zat warna. 2.1.2 Daun Pandan Suji Tanaman suji atau lebih sering dikenal dengan daun pandan suji (Dracaena angustifolia) merupakan tanaman perdu dari keluarga Liliceae yang banyak tumbuh liar dipulau jawa. Tinggi tanaman ini dapat mencaoau 2-7 meter. Daun tanaman ini berwarna hijau gelap, berbentuk lancet garis, kaku, dan meruncing dengan panjang rata-rata 10-25 cm dan lebar 0.9-1.5 cm. Gambar 2. Dracaena angustifolia Daun pandan suji tumbuh tersebar diberbagai negara di Asia, di Indonesia sendiri sering dijumpai daun pandan suji dengan nama yang berbeda, di Jawa disebut sujen (Jawa Tengah), dan suji (Jawa Barat). Sedangkan di Sulawesi disebut tawaang im bolai (Minahasa), di Maluku disebut pendusta utan (Ambon), ngose kolotidi (Temale). Tanaman ini sudah banyak sudah banyak ditanam dipekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangannya atau

7 ditanam sebagai pagar hidup, namun belum banyak yang menanamnya dalam skala besar atau perkebunan. (Diana Sofiatun, 2013) 2.1.2.1 Taksonomi Daun Pandan Suji Tabel 2. Klasifikasi Ilmiah Pandan Wangi Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies (Sumber : Diana Sofiatun, 2013) Plantae Spermatophta Monocotyledoneae Liliales Liliaceae Dracaena Dracaena angustifolia, Roxb. 2.1.3 Kegunaan Daun Pandan Manfaat daun pandan untuk kehidupan manusia adalah sebagai zat pewarna alami makanan sekaligus sebagai pewangi, karena daun pandan terutama daun pandan wangi menimbulkan aroma yang khas. Selain untuk pengawet dan pewangi, tanaman daun pandan wangi juga dapat digunakan sebagai obat tradisional dapat digunakan sebagai obat rematik, lemah syaraf, pegal linu, dan dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu juga dipakai sebagai bahan alami untuk perawatan rambut (Eka Tri, 2010). Daun pandan suji secara tradisional digunakan sebagai pewarna makanan namun seiring perkembangan jaman, daun pandan suji dapat digunakan sebagai pewarna teksil batik. Serta juga digunakan sebagai obat tradisional sebagai obat gonorhoe, obat beri-beri, obat kencing nanah dan lainlain. (Diana Sofiatun, 2013) 2.2. Pewarna alami Pewarna makanan merupakan salah satu bahan tambahan (aditif) makanan yang ditambahkan untuk tujuan memberikan warna pada makanan

8 atau minuman agar mempunyai penampilan yang menarik. Bahan pewarna makanan ini dapat berupa bahan sintetis maupun bahan alami. Berikut adalah jenis-jenis pewarna alami (uncertified colour) antara lain : Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun, sehingga sering disebut zat warna hijau daun. Karotenoid, yaitu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah orange, yang terlarut dalam lipid, berasal dari hewan maupun tanaman antara lain, lumut, tomat, cabe merah, wortel. Anthosianin, warna pigmen anthosianin merah, biru violet biasanya terdapat pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran. Zat pewarna yang termasuk dalam uncertified color ini adalah zat pewarna mineral, walapun ada juga beberapa zat pewarna seperti β-karoten dan kantaxantin yang telah dapat dibuat secara sintetik. Penggunaan zat pewarna ini bebas dari prosedur sertifikasi dan termasuk daftar yang telah tetap. Satusatunya zat pewarna uncertified yang penggunaanya masih bersifat sementara adalah carbon black (Nurul Fatkhiyah, 2013). 2.3. Klorofil Warna hijau biasanya diperoleh dari daun-daunan yang mengandung klorofil. Klorofil atau biasa disebut zat hijau daun adalah pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam proses fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun dan tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh beberapa kelompok bakteri fotosintetik (Wikipedia, 2015). Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri

9 warnanya. Klorofil terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis. Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari (Muh Yahya N., 2011). Klorofil mengandung antioksidan, antiperdangan, dan merupakan zat yang dapat menyembuhkan luka. Beberapa manfaat klorofil bagi kesehatan tubuh antara lain: Membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan dan menetralkan polusi yang kita hirup maupun dari asupan makanan Membantu darah membawa oksigen serta menstimulasi sel-sel darah merah untuk menyediakan suplai oksigen yang dibutuhkan tubuh Mengandung zat antimutasi dan antikarsinogenik yang berfungsi melindungi tubuh melawan efek samping obat (Yudiati Resti Praswati, 2010) Sumber klorofil adalah sayuran hijau dan daun-daunan hijau. Daundaunan yang biasa digunakan sebagai bahan pewarna makanan antara lain daun suji, daun pandan dan daun katu. Daun-daun yang digunakan sebagai bahan pewarna makanan selain menghasilkan warna hijau, dipilih juga daun yang memberikan aroma yang sedap pada makanan.

10 2.4. Mekanisme Analisa Zat Pewarna Alami Daun Pandan Zat warna dari daun pandan dapat diambil dengan menggunakan teknik ekstraksi dan filtrasi membran dan untuk analisa stabilitas zat warna yang dihasilkan, digunakan metode analisa absorbansi dengan spektrofotometri. Ekstraksi dapat dipandang sebagai operasi pemisahan solute C dari campurannya dengan diluen A, dengan menggunakan sejumlah massa solven B sebagai tenaga pemisah (Mass Separating Agent, MSA). Dimana solven yang digunakan dalam penelitian ini adalah air. Filtrasi membran adalah metode pemisahan suatu zat dari campuran homogennya dengan zat lain pada fase cair - cair dengan menggunakan sebuah membran. Membran adalah lapisan tipis yang memisahkan dua fasa yang membolehkan perpindahan spesi-spesi tertentu yang disukai dan menahan spesi lain yang tidak disukai. Membran telah banyak digunakan dalam proses pemisahan (filtrasi), salah satunya adalah dalam pemekatan jus. Sudah lama ahli kimia menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat kimia. Dalam penggunaan dewasa ini, istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya pengabsorpsian energi cahaya oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran pengabsopsian yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. Di dalam metode spektrofotometri, apabila nilai absorbansi semakin besar atau transmitansi semakin kecil, menunjukkan bahwa konsentrasi dari suatu zat dalam larutan sampel semakin besar, begitu juga sebaliknya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Muh Yahya N. (2011) untuk absorbansi daun pandan wangi pada variabel suhu 30, 40, 50, 60, 70 80, dan 90 o C diketahui bahwa suhu optimum adalah pada 75 o C dengan nilai

11 absorbansinya 0,735. Pada penelitian tersebut menggunakan waktu selama 30 menit untuk setiap variabel pemanasan ekstrak daun pandan wangi. Teori ini didukung dengan SEAFAST Center (2012) yang menyatakan bahwa pemanasan optimum untuk daun pandan suji yaitu 30 menit pada temperature 75 o C. Sedangkan pada daun pandan wangi, kandungan klorofil pada daun ini akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperature (variabel temperature yaitu 63, 70, 80, dan 90 o C). 2.5. Spektrofotometri Spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis instrumental yang menggunakan dasar interaksi energi dan materi. Spektrofotometri dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi suatu larutan melalui intensitas serapan pada panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang dipakai adalah panjang gelombang maksimum yang memberikan absorbansi maksimum. Salah satu prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan sinar tampak (visible) (Susila Kristianingrum, 2014). 2.5.1. Spektrofotometri Sinar Tampak Cahaya atau sinar tampak adalah radiasi elektromagnetik yang terdiri dari gelombang. Seperti semua gelombang, kecepatan cahaya, panjang gelombang dan frekuensi dapat didefinisikan sebagai : Dimana : C = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m/s) V = frekuensi dalam gelombang per detik (Hertz) λ = panjang gelombang dalam meter

12 λ Arah rambatan sinar Gambar 3. Radiasi Elektromagnetik dengan panjang gelombang λ Cahaya/ sinar tampak terdiri dari suatu bagian sempit kisaran panjang gelombang dari radiasi elektromagnetik dimana mata manusia sensitif. Radiasi dari panjang gelombang yang berbeda ini dirasakan oleh mata kita sebagai warna yang berbeda, sedangkan campuran dari semua panjang gelombang tampak seperti sinar putih. Sinar putih memiliki panjang gelombang mencakup 400-760 nm ( nm). Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan daerah sinar inframerah. Gambar 4. Spektrum gelombang elektromagnetik lengkap

13 Persepsi visual tentang warna dibangkitkan dari penyerapan selektip panjang gelombang tertentu pada peristiwa penyinaran obyek berwarna. Sisa panjang gelombang dapat diteruskan (oleh obyek transparan) atau dipantulkan (oleh obyek yang buram) dan dilihat oleh mata sebagai warna dari pancaran atau pantulan cahaya. Oleh karena itu obyek biru tampak berwarna biru sebab telah menyerap sebagian dari panjang gelombang dari cahaya dari daerah oranyemerah. Sedangkan obyek yang merah tampak merah sebab telah menyerap sebagian dari panjang gelombang dari daerah ultraviolet-biru. Bagaimanapun, di dalam spektrometri molekul tidak berkaitan dengan warna dari suatu senyawa, yaitu warna yang dipancarkan atau pantulkan, namun berkaitan dengan warna yang telah dipindahkan dari spektrum, seperti panjang gelombang yang telah diserap oleh suatu unsur di dalam suatu larutan. Energi gelombang seperti bunyi dan air ditentukan oleh amplitudo dari getaran (misal tinggi gelombang air) tetapi dalam radiasi elektromagnetik energi ditentukan oleh frekuensi ν, dan quantized, terjadi hanya pada tingkatan tertentu : dimana : h = konstanta Planck, 6,63 x 10-34 J.s Tabel 3. Panjang gelombang berbagai warna cahaya λ (nm) Warna yang Warna tertransmisi *) teradsorbsi (komplemen) 400-435 Violet Hijau-Kuning 435-480 Biru Kuning 480-490 Biru-Hijau Oranye 490-500 Hijau-Biru Merah 500-560 Hijau Ungu 560-580 Hijau-Kuning Violet 580-595 Kuning Biru 595-650 Oranye Biru-Hijau 650-760 Merah Hijau-Biru *) Warna Larutaannya

14 2.5.2 Komponen Utama Spektrofotometer Sumber Monokromator Sel Sampel Detektor Indikator Amplifier Gambar 5. Blok diagram prinsip kerja spektrofotometer 1. Sumber Sinar Sumber sinar yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbsi adalah lampu wolfarm, deuterium lampu hidrogen. Lampu wolfarm digunakan untuk daerah visibel (tampak) sedangkan untuk lampu hidrogen atau deuterium digunakan untuk sumber daerah UV. 2. Monokromator Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang menguraiakan radiasi polikromatik dan berfungsi untuk memunculkan garis resonansi dari semua garis yang tidak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Macam - macam monokromator : - Prisma - Kuarsa untuk daerah UV - Kisi difraksi - Kaca untuk daerah sinar tampak - Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR Keuntungan menggunakan kisi : - Dispersi sinar merata - Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama - Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum

15 3. Sel Sampel Berfungsi untuk sebagai tempat untuk meletakkan sampel. - UV, Vis dan UV-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat untuk memasukkan sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik. 4. Detektor Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor yang digunakan dalam UV VIS disebut detektor fotolistrik Persyaratan - persyaratan penting untuk detektor meliputi : 1. Sensivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai tingkatan rendah sekalipun 2. Waktu respon yang pendek. 3. Stabilitas yang panjang 4. Sinar elektronik yang mudah diperjelas dan sistem pembacaan. Macam - macam detektor : - Detektor foto - Photocell - Phototube - Hantaran foto - Dioda foto - Detektor panas 5. Penguat (amplifier) Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator. 6. Indikator Dapat berupa : - Recorder - Komputer

16 2.6 Hukum Kuantitatif 2.6.1 Hukum Bouguer (Lambert) Hubungan antara absorbsi radiasi dan panjang jalan medium penyerap pertama kali dirumuskan oleh Bouguer (1729) meskipun kadang-kadang dianggap berasal dari Lambert (Underwood;1998). Bila sebuah medium penyerap yang homogen seperti larutan kimia dibagi menjadi lapisan-lapisan maya masing-masing dengan ketebalan sama, maka tiap-tiap lapisan akan menyerap bagian yang sama dari suatu sinar radiasi monokromatik yang diarahkan melewati medium tersebut atau tiap lapisan mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama. Penemuan Bouguer dapat dirumuskan secara matematik sebagai berikut: k 1 p Bila persamaan tersebut diintegrasikan antara batas-batas p 0 dan p dan 0 dan b akan menghasilkan persamaan : ln k 1 b 2.6.2 Hukum Beer Hubungan antara konsentrasi macam-macam zat penyerap dan besarnya absorpsi dirumuskan oleh Beer pada tahun 1859. Hukum Beer analog dengan Hukum Buoguer dalam menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi dengan suatu peningkatan aritmatik dalam konsentrasi. log k 4 c 2.6.3 Hukum Gabungan Bouguer Beer Hukum-hukum Bouguer dan Beer bila digabung akan menghasilkan suatu persamaan : log

17 Istilah log (po/p) dinamakan absorbansi dan diberi tanda A. Sedangkan b, c dan k berturut-turut merupakan panjang jalan lewat medium penyerap. Konsentrasi zat penyerap dan tetapan. Bila konsentrasi (c) dalam satuan gram per liter maka tetapan tersebut disebut absorptivitas dengan tanda a. Apabila c dengan satuan mol per liter, tetapan disebut absorptivitas molar dengan tanda є. Maka sistem disarankan, hukum Bouguer Beer dapat berupa dua bentuk : A = a b c atau A= є b c Dimana : A = absorbansi a = absorpsivitas c = konsentrasi є = tetapan / absorpsivitas molar b = panjang jalan sinar Karena a dan b tetap maka terdapat hubungan yang linear antara A (absorbans) versus c (konsentrasi). 2.7 Kesalahan Dalam Spektrofotometer Kesalahan - kesalahan dalam penggunaan alat spektrofotometer adalah: 1. Kesalahan dalam hal penggunaan alat atau pengoperasian instrumen dari alat spektrofotometer tersebut, seperti pada cara memegang sel kuvet harus sesuai dengan petunjuk) karena sidik jari dapat menyerap pengukuran daerah ultra ungu. 2. Gelombang gas tidak ada dalam lintasan optik. 3. Penyerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti dan ketidakstabilan dalam sirkuit harus diperbaiki. 4. Ketidak tetapan contoh dalam konsentrasi zat.