GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DI PUSKSMAS ANTANG KOTA MAKASSAR Novendra Charlie Budiman, Muh. Askar, Simunati Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tetap Program S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Novendra Charlie Budiman. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi di Puskesmas Antang Kota Makassar (dibimbing oleh M. Askar dan Simunati) Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan, sehingga ada istilah tumbuh kembang.pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.perkembangan merupakan perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap dan tingkah laku.tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi di Puskesmas Antang Kota Makassar. Jenis penelitian deskriptif dengan metode survey, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berkunjung ke puskesmas dan membawa bayi sebanyak 40 orang.pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling, didapatkan 36 responden sesuai dengan kriteria inklusi.pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan dari 36 responden yang diteliti, sebanyak 69,4% responden yang memiliki pengetahuan cukup dan 30,6% responden dengan pengetahuan kurang. Disimpulkan bahwa pengetahuan ibu di Puskesmas Antang Kota Makassar tentang Tumbuh Kembang Bayi umumnya memiliki pengetahuan cukup.berdasarkanhasil penelitian ini diharapkankan kepada Orang tua terlebih khusus ibu haru terus menerus mencari atau mempelajari tumbuh kembang khususnya pada Kata kunci :Pengetahuan Ibu, Tumbuh Kembang, Bayi. PENDAHULUAN Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini di Negara Indonesia.Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa. Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan, antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anakkarena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini.tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi. Beberapa penyakit yang saat ini yang menjadi penyebab kematian terbesar dari bayi, di antaranya penyakit diare, tetanus, gangguan perinatal, dan radang saluran napas bagian bawah (Hidayat, A.A.A. 2008 ). Kelangsungan hidup anak ditunjukan dengan angka kematian Penyebab kematian anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia, banyak faktor yang menyebabkan kematian anak ini, namun beberapa penyebab utama adalah keterlambatan mengakses pelayanan kesehatan(suriadi, dkk. 2009). Menurut WHO (2006), Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Masalah tersebut terutama dalam periode neonatal dan dampak dari penyakit menular, terutama pneumonia, malaria, dan diare ditambah dengan masalah gizi yang dapat mengakibatkan lebih dari 70% kematian anak (Laras 2008). Menurut Depkes RI (2008), angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu pada tahun 1990 tercatat masih mendekati angka 70 per 1000 kelahiran, namun lima tahun kemudian tepatnya 1995 terjadi penurnan hingga 66 per 1000 kelahiran. Volume 1 Nomor 5 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 1
Penurunan tajam terjadi pada periode tahun 1997 yaitu menjadi 50 bayi per 1000 kelahiran dan penurunan yang signifikan tercapai pada tahun 2003 yaitu menjadi 35 bayi per 1000 kelahiran. Angka kematian bayi pada periode 2003-2007 dikisarkan 34 per 1000 kelahiran. Namun, angka kematian bayi ini masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan Negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia,1,3 kali lebih tinggi dari Filipina dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand (Menkokesra, 2009). Untuk Sulawesi Selatan, angka kematian bayi menunjukan penurunan yang begitu tajam, yaitu dari 161 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1971 menjadi 55 pada tahun 1996, lalu turun lagi menjadi 52 pada tahun 1998 kemudian pada tahun 2003 menjadi 48. Ini berarti rata-rata penurunan AKB dari tahun 1998-2003 sekitar 4 poin. Namun, menurut hasil surkesnas 2002-2003, AKB di Sulawesi selatan sebesar 47 per 1000 kelahiran hidup sedangkan hasil susenas 2006 menunjukan AKB di Sulsel pada tahun 2005 sebesar 36 per 1000 kelahiran hidup, dan hasil SDKI 2007 menunjukan angka 41 per 1000 kelahiran hidup. Fluktuasi ini bisa terjadi karena perbedaan besar sampel yang diteliti, sementara itu data proyeksi yang dikeluarkan oleh Depkes RI bahwa AKB di Sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per kelahiran hidup. Sementara laporan dari dinas kesehatan kabupaten/ kota bahwa jumlah kematian bayi pada tahun 2006 sebanyak 566 bayi atau 4,32 per 1000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 709 kematian bayi atau 4,61 per 1000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 jumlah kematian bayi turun menjadi 638 atau 4,39 per 1000 kelahiran hidup(dinkes Sulsel, 2009 ). Pada pasal 23 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis.sepertiga dari kematian bayi di Indonesia terjadi dalam bulan pertama setelah lahir, 80 persen diantaranya terjadi pada minggu pertama kehidupan.penyebap utama kematian adalah infeksi saluran pernapasan akut, diare dan komplikasi komplikasi kelahiran. Selain penyebap utama ada beberapa penyakit menular sepeti meningitis, ensefalitis tipus dan juga cukup sering menjadi penyebap kematian bayi(erika kadek A, dkk, 2011 ). Mempelajari Tumbuh-Kembang mempunyai tujuan umum menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi dan social sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia dewasa yang berguna.seorang anak diketahui tumbuh kembang optimal bila pertumbuhan fisiknya (berat badan dan tinggi) meningkat dibarengi dengan kemampuan berpikir dan kreativitasnya yang baik.pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu genetik, hormon dan lingkungan(arif, Nurhaeni, 2006). Pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional.pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.pertumbuhan dan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkung (Hidayat, A. A.A.2008 ). Perkembangan dan pertumbuhan bayi merupakan bertambahnya dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.dalam pertumbuhan bayi terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh, akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya jumlah ukuran di dalam tingkat sel, organg maupun individu (Nigroho, B, 2009 ). Pada masa bayi, pertumbuhan dan pekembangan terjadi secara cepat.pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah dua kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun sudah menjadi satu stengah kali panjang badan saat lahir.pertumbuhan lingkar kepala juga pesat, Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50 %.Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.masa ini juga merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebapkan terjadinya kelainan emosional dan masalah sosialisasi pada masa mendatang ( Nursalam, dkk 2008 ). Volume 1 Nomor 5 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 2
Bayi mempunyai beberapa gerak reflex, involunter yang membuatnya untuk hidup.seperti bernafas, mengisap, menelan, dan menggigil. Beberapa dari gerak reflex ini seperti mencari-cari dan terkejut akan hilang dengan berjalannya waktu. Gerak reflex lainnya ( berdiri, melangkah dan mengambil) merupakan dasar dari kemampuan motorik yang kelak akan dipelajari bayi (Hidayat, A.,A., A.,2008 ). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahman pada tahun 2011 di RS Labuang Baji Makassar didapatkan bahwa ada beberapa variabel yang diteliti dalam hal kembang anak balita di Puskesmas Tamamaung Makassar yaitu tinggi/berat badan anak, pemberian vitamin A, imunisasi, ASI, dan penanganan diare(rahman, 2011). Berdasarkan data yang diterima dari puskesmas Antang yaitu sejak bulan Januari- Desember tahun 2011, jumlah ibu yang membawa bayinya berkunjung ke puskesmas berjumlah 451 orang, (Data rekamedik Puskesmas Antang 2011). Dari uraian tersebut penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang kembang BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah deskritif dengan metode survey.penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Antang Kota Makassarpada tanggal 23Juli sampai 15 Agustus tahun 2012. Populasi Penelitian adalah Seluruh Ibu yang berkunjung ke Puskesmas Antang Kota Makassar dan membawa bayi sebanyak 40 orang.penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 36 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah responden di Puskesmas Antang Kota Makassaryang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 36 orang diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 36 responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Ibu yang bersedia menjadi responden b) Ibu yang berkunjung ke puskesmas dengan membawa bayinya c) Ibu yang tidak buta huruf 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden b) Ibu yang berkunjung tanpa membawa bayi ke pukesmas c) Ibu yang tidak dapat membaca (buta huruf) Pengumpulan data Pengumpulan data dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu bagian Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Antang Kota Makassar, data primer dari quisioner. Pengolahan data dilakukan dengan: 1. Editing Dilakukan pemeriksaan ulang mengenai hasil pengisian kuisioner. 2. Codding a. Pembuatan daftar variabel b. Pembuatan daftar koding c. Pemindahan isi kuisioner ke daftar koding 3. Tabulasi Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki dan sesuai dengan tujuan penelitian Analisis data Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur.analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik. Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi.. HASIL PENELITIAN 1. Karateristik umum responden Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Anak di Puskesmas Antang Kota Makassar Umur Anak Jumlah (n) 1-4 bulan 12 33,3 5-8 bulan 9 25,0 9-12 blan 15 41,7 Persentase (%) Tabel 5.1. menunjukkan kelompokumur anak terbanyak dalam penelitian ini adalah kelompok umur 9-12 bulan sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan anak yang berumur1-4 bulan sebanyak 12 orang (33,3%) dan kelompok umur 5-8 bulan sebanyak 9 orang (25,0%). Volume 1 Nomor 5 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 3
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan terakhir ibudi Puskesmas Antang Kota Makassar Pendidikan terakhir ibu Jumlah (n) SD 3 8,3 SMP 9 25,0 SMA,SMK,SPK 15 41,7 D3 4 11,1 S1 5 13,9 Persentase (%) Tabel 5.2 menunjukkan jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden dengan pendidikan terakhir SMA, SMK, SPK sebanyak 15 orang (41,7%), selanjutnya responden yang pendidikan terakhir SMP sebanyak 9 orang (25,0%), Responden yang pendidikan terakhir S1 sebanyak 5 orang (13,9%) sedangkan Responden yang berpendidikan terakhir D3 sebanyak 4 orang (11,1%) dan Responden yang berpendidikan terakhir SD sebanyak 3 orang (8,3%). Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas Antang Kota Makassar Pengetahuan Jumlah Persentase (n) (%) Kurang 11 30,6 Cukup 25 69,4 Tabel 5.3 menunjukkan jumlah persentase pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak terbanyak dalam penelitian ini adalah Responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 25 orang (69,4%) sedangkan Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (30,6%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kembang bayi di Puskesmas Antang Kota Makassar sejak tanggal 23 Juli sampai 15 Agustus 2012 serta hasil pengolahan data yang telah dilakukan diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang Dari 36 responden yang diteliti,sebanyak69,4 %responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang anak sedangkan 30,6 % responden dengan pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang bayi lebih banyak dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2011) tentang Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak Balita di Puskesmas Tamamaung Makassarmenunjukkan terdapat 56,25% ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang tumbuh kembang anak balita sedangkan yang memeilikipengetahuan cukup sebanyak 43,75%. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hastuti (2010) dimana Orang tua memiliki peran yang penting untuk merangsang potensi yagn dimiliki oleh anak.tugas pengasuhan umumnya diserahkan kepada ibu yang didasarkan pada pengetahuan yang dimilikinya.salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan ibu. Apabila ibu memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi maka akan lebih aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam pengasuhan anak. (Rohmilia, 2012). Dari uraian tersebut maka peneliti berkesimpulan bahwa ibu yang memiliki bayi di Wilayah Puskesmas Antang Makassar lebih banyak yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang tumbuh kembang. Hal ini dapat disebabkan oleh karena tingkat pendidikan ibu yang sudah tinggi dan pengaruh perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat sehingga orang dengan mudah mendapatkan informasi terutama tentang proses tumbuh kembang Adapun ibu yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang bayi bisa diakibatkan oleh kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu tentang tumbuh kembang. Selain itu kurangnya pengetahuan ibu bisa diakibatkan oleh kebiasaan yang dimiliki oleh keluarga yang belum mencerminkan perhatian tehadap pentingnya memperhatikan proses tumbuh kembang bayi secara khusus dan anak secara umum. Volume 1 Nomor 5 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 4
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi di Puskesmas Antang Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengetahuan Ibu di Puskesmas Antang Kota Makassar tentang tumbuh kembang bayi dapat digolongkan berpengetahuan cukup dimana dari 36 responden yang di teliti terdapat 69,4 % berpengetahuan cukup. Saran 1. Saran kepada puskesmas Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk petugas kesehatan khususnya di wilayah puskesmas untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada ibu tentang tumbuh kembang pada 2. Saran untuk institusi Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi tentang gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang 3. Saran untuk peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana: Jakarta. Arif, Nurhaeni. 2006. Asi Dan Tumbuh Kembang Bayi. Nuha Medika: Yogyakarta. Aulia.Fadhli. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Pustaka anggrek:yogyakarta Data Rekamedik. 2011. Puskesmas Antang Kota Makassar Dinkes Sulsel, 2009. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan.(online), (http:/ datinkessulsel.wordpress com. diakses 20 maret 2011). Endang, K & Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Nuha Medika: Yogyakarta. Erika, K. A, 2011.Buku Ajar Keperawatan Anak.Fakultas Kedokteran Unhas: Makassar Hidayat, A. A. A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta Hidayat, A. A. A 2009.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta Laras, 2008. Kematian Bayi di Indonesia Banyak Terjadi Pada Masa Neonatal, (online), (http://www.kesehatan reproduksi.com, diakses 24 maret 2012) Mariambi. H. 2010. Tumbuh Kembang,Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta. Menkokesra, 2009.Angka Kematian Bayi di Indonesia Dengan Negara Lain, (online), (http://data.menkokesra.go.id, diakses 20 maret 2012). Muslihatun, W.N.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Fitramaya: Yogyakarta. Nanny, Vivian. L. D. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Salemba Medika: Jakarta. Nigroho. B, 2009.Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perubahan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan, (online), http :// www unisula. ac.id / perpustakaan/ indeks php htm. diakses 29 maret 2011). Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Salemba medika: Jakarta Rahman. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Balita di Tamamaung Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Indonesia Timur. Puskesmas Rohmila. 2012. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak dan Perkembangan Motorik Halus Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Penumping Surakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. ALFABETA CV : Bandung. Sukarmin, S. R. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Cv Sagung Seto: Jakarta. Mubarak, W. I, 2007Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.Graha Ilmu: Gresik. Volume 1 Nomor 5 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 5