56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Salatiga. RSUD Salatiga merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah kotasalatiga.rsud Salatiga sangat strategis, berada di tengah kota yang mudah dijangkau dengan transportasi dari luar kota, dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki status kelas C, namun sejak 1 April 1995 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Daerah. Pada tahun 1996/1997 RSUD mendapatkan pengakuan akreditasi sebagai Rumah Sakit Sayang Bayi dari UNICEF dan pada tahun 1997 telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi Penuh untuk 5 (lima) standar pelayanan dari Depertemen Kesehatan selama 3 tahun. 3.2 Tipe penelitian Penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2002).Variabel independent adalah komunikasi terapeutik perawat dan variabel dependent adalah kecemasan anggota keluarga pasien ICU. 3.3 Desain penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh 56
57 jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya (Sastroasmoro, 2010).Dalam pengertian yang lebih sempit desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian.berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan Cross Sectional, dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan(notoatmodjo, 2002). 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008) Menurut Sugiyono (2008) pengertian dari populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek maupun
58 subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Ada dua jenis populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Dengan perkataan lain populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Dari populasi terjangkau inilah akan dipilih sampel yang terdiri dari subjek yang akan diteliti. Pada penelitian ini populasi terjangkaunya adalah keluarga dari pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Nazir, 2003).Sampel adalah keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Nursalam & Siti Pariani, 2007).Pada penelitian ini sampel diambil dari keluarga dari pasien yang sakit dan dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam & Siti Pariani, 2007). Penelitian ini menggunakan total sampling. Menurut Sugiyono
59 (2007),total sampling adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu semua anggota keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. 3.5 Identitas variabel penelitian 3.5.1 Variabel Independen Variabel independenadalah faktor yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi variabel depedent (Nursalam & Siti Pariani, 2000:166). Variabel independennya adalah komunikasi terapeutik yang mencangkup komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan oleh perawat dengan keluarga pasien. 3.5.2 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen (Nursalam & Siti Pariani, 2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan keluarga pasien.
60 Kerangka penelitian Variabel bebas Komunikasi Perawat Variabel terikat Anggota keluarga pasien yang di rawat di ruang ICU Data demografi Jenis kelamin Umur responden Tingkat pendidikan Pekerjaaan Hubungan dengan pasien Keterangan : : Diteliti. : Tidak diteliti
61 3.6 Definisi Operasional Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor Variabel Independen Komunikasi terapeutik perawat Komunikasi verbal Komuniksi non verbal Proses penyampaian pesan, makna dan pemahaman perawat untuk memfasilitasi proses penyembuhan pasien. Penyampaian pesan yang dilakukan melalui kata-kata, bicara atau lesan. Bentuk perilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang Melalui simbol, tanda atau perilaku yang umum, dan biasanya terjadi dua arah. Suara jelas, kecepatan, singkat, sederhana atau bahasa yang biasa digunakan, sesuai konteks waktu dan ruang, keakuratan, mudah memberi pengertian, tekanan suara yang hangat dan umpan balik Memelihara kontak mata, berhadapan, sedikit miring atau membungkuk, postur terbuka : lengan, postur Kuesioner Pertanyaan no. 1-15 Pertanyaan no 16-24 Nominal Dikotomi / Skala Guttman Ordinal /Likert Ordinal /Likert 2 = ya 1 = tidak < 20 : Komunikasi perawat kurang 20 25 : Komunikasi perawat Cukup >25 : Komunikasi perawat baik < 20 : Komunikasi perawat
62 mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya. terbuka : kaki, postur rileks, anggukan kepala atau tunjukkan ketertarikan, senyum, muka menunjukkan ketertarikan atau perhatian, pembicaraan menunjukkan ketertarikan, kerapihan, mendengar. kurang 20 25 : Komunikasi perawat Cukup >25 : Komunikasi perawat baik Variabel Dependen Kecemasan Suatu keadaan yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut atau phobia tertentu. Lebih jauh dikatakan pula kecemasan dapat dikomunikasikan dan menular, hal ini dapat mempengaruhi hubungan terapeutik perawat-klienkeluarga. Diharapkan dengan adanya Aspek fisik dan psikis meliputi 14 item HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) : Perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala sensorik, gejala cardiovasculer, gejala pernafasan, gejala gastrointestinal, gejala urogenetalia, gejala vegetatif atau otonom, perilaku yang ditunjukkan saat wawancara Kuesioner Ordinal/ likert 0 : tidak ada gejala sama sekali 1 : Ada 1 (satu) dari gejala yang ada 2 : Ada separuh dari gejala yang ada 3 : Ada lebih dari separuh gejala yang ada 4 : Semua
63 komunikasi yang efektif maka kecemasan akan menurun gejala ada Skor : Menjumlah skor dari masingmasing item 1-14 hasilnya : -< 6 : Tidak ada kecemasan -6 14 : Kecemasan ringan -15-27 : kecemasan sedang ->27 : kecemasan berat
64 3.7 Instrument penelitianrespon penelitian 3.7.1 Bentuk Instrument penelitian pada penelitian ini yaitu kuesioner.kuisioner ini berguna untuk menggali informasi tentang variabel komunikasi perawat dan kecemasan anggota keluarga pasien di ruang ICU. a. Variabel komunikasi yang terdiri dari 24 pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban berdasarkan skala Likert, yaitu ya dan tidak. Hasil pengukuran dipresentasikan dengan persentase dari masing masing jawaban setiap item. b. Variabel kecemasan anggota keluarga pasien terdiri 14 pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban berdasarkan skala Diferensial sematik yaitu, 1, 2, 3, 4. Hasil pengukuran dipresentasikan dengan persentase dari masing masing jawaban setiap item. 3.7.2 itas dan reliabilitas Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk realibel. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut. Jika akan diukur kepuasan kerja seorang karyawan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat
65 mengungkapkan tingkat kepuasan kerjanya. Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Sebagai contoh jika seseorang menjawab tidak suka terhadap perilaku korupsi para pejabat, maka jika beberapa waktu kemudian ia ditanya lagi untuk hal yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban semula, yaitu membenci perilaku korupsi. Jika tidak maka pertanyaan tersebut tidak reliabel. Untuk memenuhi validitas dan reliabilitas instrument, dilakukan uji coba instrumen pada tanggal 10-14 Juli 2012 kepada anggota keluarga pasien yang dirawat ruang ICU Rumah Sakit Dr. Ario Wirawan Salatiga yaitu sebanyak 20 orang. a) itas instrumen Untuk mengetahui validitas instrumen, data hasil ujicoba instrumen dianalisis dengan uji validitas Pearson Product Moment, rumus yaitu : r x yi = N XY X Y 2 2 N X X N Y Y 2 Keterangan : r = Koefisien N= Jumlah sampel
66 X= Skore setiap pertanyaan Y=Skore total pertanyaan. Ketentuan : Jika r x y > r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti item kuisioner valid, dan jika r x y < r tabel pada taraf signifikansi 5 % item kuisioner tersebut tidak valid. Hasil uji validitas instrumen komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pasien di ruang ICU disajikan pada tabel di bawah ini. Hasil uji validitas instrumen komunikasi terapeutik perawat No.Item r Hitung r Table/Kriteria Keterangan 1 0,44 2 0,50 3 0,44 4 0,50 5 0,47 6 0,47 7 0,47 8 0,47 9 0,41 10 0,48 11 0,50 12 0,48 13 0,50 14 0,48
67 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0,51 0,51 0,48 0,50 0,48 0,48 0,48 0,41 0,44 0,51 Sumber data : diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan tabel diatas semua item pertanyaan memiliki nilai r hitung > 0,036, sehingga disimpulkan semua item pertanyaan pada variabel komunikasi perawat semuanya valid
68 Hasil uji validitas instrumen kecemasan anggota keluarga pasien di ruang ICU No. Item r Hitung r table/kriteria Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,73 1,11 0,68 0,88 0,51 0,75 0,72 0,57 0,60 0,76 1,02 0,69 0,50 0,89 Sumber data : diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan tabel diatas semua item pertanyaan variabel tentang tingkat kecemasan anggota keluarga pasien memiliki nilai r hitung > 0,036, sehingga disimpulkan semua item pertanyaan pada variabel kepuasan pasien semuanya valid. b) Reliabilitas instrumen Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, data hasil ujicoba instrumen dianalisis dengan tehnik Alpha Cronbach karena dalam instrumen tersebut menghasilkan
69 skor dikotomi (Sugiyono, 2010). Kriterianya yaitu instrumen dikatakan reliabel jika nilai α> 0,600 (Santoso, 2001). Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut: Hasil uji reliabilitas instrumen variabel komunikasi terapeutik perawat dan tingkat kecemasan anggota keluarga pasien di ruang ICU di sajikan pada table dibawah ini. Hasil uji reliabilitas instrument komunikasi terapeutik perawat dan kecemasan anggota keluarga pasien ICU No Variabel Cronbach Kriteria keterangan Alpha 1 2 Komunikasi perawat Kecemasan keluarga 0,801 0,788 0,600 0,600 Reliabel Reliabel Sumber : diolah dengan SPSS 17
70 Berdasarkan perhitungan statistik pada tabledi atas, diperoleh nilai α> 0,600, sehingga dapat disimpulkan instrumen komunikasi terapeutik perawat dan kecemasan anggota keluarga pasien ICU, yaitu reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian. 3.8 Responden penelitian Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek dari penelitian karena berbagai sebab karena tidak layak untuk diteliti atau tidak memenuhi kriteria inklusi pada saat penelitian berlangsung (Nursalam & Siti Pariani, 2003).Yang termasuk kriteria ekslusi yaitu: tidak memiliki hubungan keluarga dengan pasien, mengalami gangguan orientasi realita; tidak sadar, laki dan perempuan yangberusia <17 dan >60 tahun; pasien tidak dirawat di ruang ICU; menolak menjadi responden dan yang dirawat > 3 hari. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 35 responden. 3.9 Teknik pengumpulan data 3.9.1 Instrumen Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner dengan beberapa pertanyaan tertutup untuk mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi perawat dan tingkat kecemasan keluarga untuk mendapatkan informasi dari responden (Gulo, W. 2002: 123).
71 3.9.2 Tempat dan waktu Penelitian ini dilakukan diruang ICU di RSUD Salatiga. Waktu dilakukan penelitian ini yaitu pada tanggal 10 September 2012 3.9.3 Prosedur penelitian Setelah pembimbing menyetujui proposal dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, segera peneliti meminta ijin kepada pihak RSUD Salatiga dan mendapat ijin kemudian peneliti membuat beberapa kuisioner untuk keluarga pasien tentang komunikasi terapeutik perawat terhadap keluarga pasien serta rasa cemas keluarga saat mengetahui anggota keluarga dirawat ruang ICU. Dan setelah itu, peneliti melakukan pendekatan kepada anggota keluarga dari pasien ICU untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden peneliti. 3.10 Analisa data Setelah data terkumpul kemudian diolah yang meliputi identifikasi masalah penelitian dengan menggunakan cara deskriptif dengan menggunakan tabel deskriptif yang dikonfirmasi dalam bentuk prosentasi dan narasi. Untuk mengetahui hubungan komunikasi yang dilakukan perawat dengan tingkat kecemasan keluarga dari klien yang dirawat di ruang ICU adalah dengan menggunakan uji korelasi Sperman s
72 rho dengan derajat kemaknaan p < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara dua variabel. 3.11 Masalah Etika Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW dan permintaan ijin ke Kepala RSUD Salatiga. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi: a) Informed consent Lembar persetujuan diberikan pada subyek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan.jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. b) Tanpa nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar Likert scale yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. c) Kerahasiaan (Anonfidentiality) Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden.