ATM (Asychronous Transfer Mode)

dokumen-dokumen yang mirip
ATM (Asynchronous Transfer Mode)

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

A I S Y A T U L K A R I M A

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

BAB II ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM) Teknik menstransfer ini menjelaskan cara pengguna jaringan memuat

Data dan Komputer Communikasi William Stalling Edisi 7. BAB 11 Transfer Mode Asynchronous

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

1.1 PENGANTAR 1.2 FRAME RELAY

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

BAB II WIDE AREA NETWORK

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

7.1 Karakterisasi Trafik IP

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

Protokol dan Arsitekturnya

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Karakteristik. Protokol dan Arsitekturnya. Langsung atau Tidak Langsung. Monolitik atau Terstruktur. Simetrik atau asimetrik

Standard IEEE 802. Pertemuan II

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

Data and Computer BAB 2

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

ANALISA THROUGHPUT DAN LAYANAN DALAM JARINGAN ATM

Internetworking / WAN (Wide Area Network)

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL OSI

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

BAB III TEORI PENDUDUKUNG

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.


JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

PROTOKOL. 25/03/2010 Komunikasi Data/JK 1

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

WAN (Wide Area Network)

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

TCP dan Pengalamatan IP

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

PERENCANAAN PELANGGAN HDSL PADA JARINGAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara

Teknologi Telekomunikasi

Endi Dwi Kristianto

Wide Area Network [WAN]

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

ANALISIS LAYANAN VIDEO PADA JARINGAN ATM DENGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING

Pendahuluan. Koneksi secara fisik (Topologi secara fisik) Koneksi secara Logis (Topologi secara Logic)

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7. Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network)

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

-KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan

JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Jaringan Telekomunikasi dan Informasi FEG2E3

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

BAB II LOCAL AREA NETWORK (LAN) Local Area Network sering kali disebut LAN, merupakan jaringan milik pribadi

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

PROTOKOL KOMUNIKASI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Materi 1. Pendahuluan

Bab III Prinsip Komunikasi Data

3. Standar LAN. 3.1 Ethernet 3.2 Fast Ethernet (1OOBase-T) 3.3 Gigabit Ethernet 3.4 FDDI 3.5 ATM LAN 3.6 Wireless LAN

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Transkripsi:

Kelompok 10 ATM (Asychronous Transfer Mode) Jaringan Komputer Lanjut Ainan Nurizzaman ( 50410442 ) Dewi Yulia Ningsih ( 51410916 ) Irfan Maulana ( 58410890 )

2 ATM (Asychronous Transfer Mode) Daftar Isi Halaman DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR TABEL... 5 BAB I - Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)... 6 1.1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)... 6 1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)... 7 1.2.1. Physical Medium Sublayer... 8 1.2.2. Transmission Convergence (TC) Sublayer... 9 1.2.3. ATM Layer... 9 BAB II - Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode)... 11 2.1. Layanan Real-Time... 11 2.1.1. Constant Bit Rate (CBR)... 11 2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR)... 11 2.2. Layanan Non Real-Time... 12 2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-vbr)... 12 2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR)... 12 2.2.3. Available Bit Rate (ABR)... 12 2.3. Layanan AAL (ATM Adapter Layer)... 13 BAB III - Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode)... 16 3.1. Label Switching... 16 3.2. Low Latency... 16 3.3. Kadar Kelajuan dan Bandwidth yang Tinggi... 17 3.4. Penyatuan Rangkaian... 18 3.5. Penyatuan Kemasukan daripada Premis Pelanggan... 18 3.6. Kemampuan Bekerja dengan Protokol yang ada dan Legasi LAN... 18

3 ATM (Asychronous Transfer Mode) 3.7. Bandwidth atas Permintaan... 18 BAB IV - Contoh Kasus ATM (Asynchronous Transfer Mode)... 19 DAFTAR PUSTAKA... 20

4 ATM (Asychronous Transfer Mode) Daftar Gambar Halaman Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)... 6 Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM... 8 Gambar 3. Alokasi Sumber Daya... 13 Gambar 4.Penjadualan 1... 17 Gambar 5.Penjadualan 2... 17

5 ATM (Asychronous Transfer Mode) Daftar Tabel Halaman Tabel 1. Jenis Aplikasi AAL dan ATM... 14

6 ATM (Asychronous Transfer Mode) BAB I Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) Pada tahun 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang disebut Broadband Integrated Service Digital Network atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan sebagai carrier service (layanan pembawa) yang mampu menyediakan komunikasi ke enduser (ujung pemakai) dengan kecepatan tinggi dan dalam system yang tenintegrasi. 1. 1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) Pengertian umum dari ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah standard ITU-T untuk relay sel dimana bermacam-macam tipe informasi, seperti: video, suara atau data dibawa dalam bentuk sel-sel berukuran kecil. Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode) Asynchronuous Transfer Mode (ATM) merupakan model transfer yang digunakan dalam implementasi B-ISDN yang telah distandardisasikan melalui CCITT (ITU) series I. ATM memiliki karakteristik umum sebagai berikut : ATM beroperasi pada connection oriented mode Sebelum informasi ditransfer dari terminal ke network, sebuah fase setup logical / virtual connection harus dilakukan untuk menyediakan resource diperlukan. Jika resource tersedia tidak mencukupi maka connection dari terminal akan dibatalkan. Jika fase transfer informasi telah selesai, maka resource yang telah digunakan akan dibebabskan kembali. Dengan menggunakan connection-oriented ini akan memungkinkan network untuk menjamin packet loss yang seminim mungkin.

7 ATM (Asychronous Transfer Mode) Pengurangan fungsi header Untuk menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya memiliki fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi virtual connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat dilakukan call setup dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam network serta memungkinkan multiplexing dari virtual connection virtual connection berbeda melalui satu link tunggal. Selain fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh header, terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header diabatasi, maka implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah / sederhana dan dapat dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan menyebabkan processing delay dan queuing delay yang rendah. Panjang filed informasi dalam satu cell relatif kecil Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan untuk membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang kecil akan menjamin delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk keperluan service-service real time. 1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) Pada sistem telekomunikasi modern, model OSI telah digunakan untuk menjelaskan organisasi dari seluruh fungsi-fungsi komunikasi dengan pendekatan layer (layer approach). Fungsi fungsi dari layer dan hubungan layer satu dengan lainnya dijelaskan dalam suatu Ptotocol Reference Model (PRM). Penjelasan PRM untuk BISDN dijelaskan pada rekomendasi ITU-T I.321. BISDN PRM terdiri dari tiga plane, yaitu : 1. User Plane 2. Control Plane 3. Management Plane Management plane meliputi dua jenis fungsi yaitu : Fungsi layer managemet Fungsi plane management Seluruh fungsi manajemen yang terkait dengan keseluruhan sistem akan ditempatkan dalam plane management yang bertanggung jawab untuk menyediakan koordinasi diantara seluruh plane yang ada. Pada plane ini tidak digunakan struktur layer (layered structure). Pada layer management digunakan struktur layer. Layer management melakukan fungsifungsi manajemen yang terkait dengan resources dan parameter-parameter yang ada dalam protocol entity (misalkan : meta signalling). Layer management menangani aliran informasi OAM (Operation and Maintenance) yang spesifik untuk setiap layer.

8 ATM (Asychronous Transfer Mode) User Plane menyediakan fungsi pengiriman/transfer informasi user, dan meliputi seluruh mekanisme yang terkait transfer informasi misalnya flow kontrol dan error recovery. Didalam user plane digunakan pendekatan layer. Control Plane bertanggung jawab terhadap fungsio-fungsi call control dan connection control yang mana fungsi-fungsi ini merupakan seluruh fungsi signalling yang sangat penting dalam melakukan connection / call setup, connection / call supervise, dan connection/ call release. Didalam control plane juga digunakan pendekatan layer. Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM B-ISDN PRM dibagi menjadi tiga layer yaitu: PHY (Physical) layer, digunakan untuk mengirimkan (transport) informasi (bit/cell) ATM layer, digunakan untuk melakukan fungsi multiplexing dan switching / routing AAL (ATM Adaptation Layer), yang bertanggung jawab untuk melakukan adaptasi informasi service dari layer yang lebih tinggi ke ATM stream. 1.2.1. Physical Medium Sublayer PM sublayer merupakan sublayer yang terendah dan hanya meliputi fungsi-fungsi yang bergantung pada media fisik yang ada (misalnya optical, electrical, dll). PM sublayer menyediakan kemampuan transmisi bit, meliputi bit alllignment, line coding, dan jika perlu konversi electrical/optical. Media yang biasanya sering digunakan adalah fiber optik, coaxial dan twisted pair cable. Fungsi-fungsi bit timing dalam PM sublayer adalah membangkitkan dan rekonstruksi bit timing yang cocok dengan media yang digunakan, penyisipan dan pemisahan informasi bit timing, dan fungsi line coding jika dibutuhkan.

9 ATM (Asychronous Transfer Mode) 1.2.2. Transmission Convergence (TC) Sublayer TC sublayer melakukan lima fungsi, yaitu: 1. Membangkitkan dan melakukan recovery frame transmisi 2. Melakukan adaptasi terhadap cell flow sesuai dengan struktur payload dari sistem transmisi yang digunakan pada arah kirim dan pemisahan cell flow dari frame transmisi dilakukan pada arah sebaliknya. Frame transmisi yang digunakan dapat memanfaatkan sistem transmisi : SDH (Synchronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.709, atau PDH (Plesiochronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.703, atau Berbasis cell Cell-cell tersebut ditempatkan dalam sistem transmisi dengan mengacu pada metode mapping yang telah distandardisasi. Sebagai tambahan, ATM Forum juga menambahkan FDDI (Fiber Distributed Data Interface) sebagai option untuk usernetwork interface. 3. Melakukan suatu mekanisme yang memungkinkan receiver untuk memulihkan kembali (recover) batas batas cell (cell boundaries). 4. Membangkitkan HEC Sequence yang dilakukan pada arah kirim. HEC Sequence disisipkan dalam salah satu field pada header ATM cell. Pada sisi terima, nilai HEC dihitung kembali dan dibandingkan dengan nilai yang diterima, jika memungkinkan maka error pada header akan dapat dikoreksi. 5. Melakukan mekanisme pada arah kirim dengan menyisipkan idle cell untuk mengadaptasi rate dari ATM cell ke kapasitas payload dari sistem transmisi. Pada arah terima fungsi cell rate decoupling akan menghilangkan seluruh idle cell yang ada sehingga hanya assigned cell dan unassigned cell saja yang diteruskan ke ATM layer. 1.2.3. ATM LAYER ATM layer merupakan layer diatas physical layer yang memiliki karakteristik yang independent terhadap media fisik yang digunakan. ATM layer melakukan fungsi-fungsi utama sebagai berikut: Cell multiplexing/demultiplexing, pada arah kirim cell-cell dari VP (Virtual Path) dan VC (Virtual Channel) individual akan dimultiplexing menghasilkan suatu cell stream. Pada sisi terima fungsi cell demultiplexing akan memisahkan cell stream yang diterima menjadi cell flow individual ke VP dan VC terkait. Translasi VPI dan VCI. Translasi VPI (VP Identifier) dan VCI dilakukan di ATM switching node. Didalam VP node nilai dari VPI field dari setiap incoming cell akan ditranslasikan ke nilai VPI yang baru untuk outgoing cell. Pada VC switch baik nilai VPI maupun VCI akan ditranslasikan ke nilai VPI dan VCI yang baru.

10 ATM (Asychronous Transfer Mode) Pembangkitan / pemisahan cell header, fungsi ini diterapkan pada titik-titik terminasi dari ATM layer. Pada arah kirim, pada field informasi yang telah diterima dari AAL ditambahkan ATM cell header (kecuali field HEC) dan nilai VPI serta VCI dari cell header dapat diperoleh dengan melakukan translasi dari SAP (Service Access Point) identifier. Pada arah terima, fungsi pemisahan cell header akan memisahkan cell header, dan hanya filed informasi saja yang diteruskan ke AAL. Generic Flow Control (GFC). Fungsi GFC hanya digunakan pada BISDN UNI (User Network Interface) saja. GFC digunakan untuk mendukung kontrol dari ATM traffic flow dalam satu customer network dan dapat digunakan untuk mengurangi kondisi-kondisi overload pada UNI. Informasi GFC ditumpangkan dalam assigned cell dan unassigned cell.

11 ATM (Asychronous Transfer Mode) BAB II Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode) Asinkron adalah nama sebuah jaringan khusus. Asynchronous Transfer Mode merupakan sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki sebuah identitas yang unik. Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode : a. Layanan real-time CBR (Constant Bit-Rate) RT-VBR (Real-Tiime Variable Bit-Rate) b. Layanan non real-time NRT-VBR (Non Real-Time Variable Bit-Rate) ABR (Available bit-rate) UBR (Unspecified Bit-Rate) c. Layanan AAL (ATM Adaption Layer) 2.1. Layanan Real-Time Perbedaan yang paling utama antar aplikasi berhubungan dengan jumlah penundaan dan variasi penundaan, dikenal sebagai kerlipan. Penerapan Real-Time secara khas melibatkan suatu alir informasi persis sama benar dengan pemakai yang dimaksudkan untuk reproduksi yang mengalir pada suatu sumber. Sebagai contoh, seorang pemakai mengharapkan suatu arus dari audio atau informasi video untuk disediakan secara berlanjut dengan lembut. Aplikasi yang melibatkan interaksi antara orang-orang mempunyai batasan yang ketat pada penundaan. Secara khas, penundaan apapun yang bernilai ratusan milidetik menjadi mengganggu dan nyata. Maka, permintaan di jaringan ATM untuk menswitch dan mengirimkan data yang realtime adalah tinggi. 2.1.1. Constant Bit Rate (CBR) Layanan CBR adalah adalah layanan yang paling sederhana untuk digambarkan. CBR digunakan oleh aplikasi yang memerlukan suatu data yang ditetapkan secara terus-menerus yang tersedia sepanjang sambungan dan batas atasnya relatif ketat pada penundaan. CBR biasanya digunakan untuk informasi video dan audio yang tidak dimampatkan. Contoh aplikasi CBR meliputi: Videoconferencing, Interaktif audio, Distribusi Audio/Video (televisi). 2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR) RT-VBR dimaksudkan untuk aplikasi time-sensitive yaitu, yang menuntut dengan ketat pembatasan penundaan dan variasi penundaan. Perbedaan yang paling mendasar antara aplikasi dengan RT-VBR dan CBR adalah bahwa aplikasi pemancaran RT-VBR pada sebuah rate yang bervariasi terhadap waktu. Sumber RT-VBR dapat ditandai seperti bursty. Sebagai contoh, bahwa pendekatan yang baku ke tekanan video menghasilkan urutan dari bingkai gambar dari bermacam-macam ukuran. Sebab video yang real-time memerlukan suatu transmision rate bingkai yang seragam, tingkat tarip data yang nyata bervariasi.

12 ATM (Asychronous Transfer Mode) Layanan RT-VBR mengijinkan jaringan lebih fleksibel dibanding CBR. Jaringan bisa secara statistik terdiri dari banyak bagian sambungan dengan kapasitas yang disajikan sama dan masih menyediakan layanan yang diperlukan bagi masing-masing sambungan. 2.2. Layanan Non Real-Time Jasa non-real-time dimaksudkan untuk aplikasi yang mempunyai karakteristik bursty lalu lintas dan tidak mempunyai batasan yang ketat pada penundaan dan variasi penundaan. Maka, jaringan mempunyai fleksibilitas yang lebih besar di dalam menangani arus lalu lintas dan dapat membuat penggunaan yang terdiri dari banyak bagian untuk meningkatkan efisiensi jaringan. 2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-vbr) Karena beberapa aplikasi yang non-real-time, hal ini memungkinkan untuk menandai arus lalu lintas sedemikian sehingga jaringan dapat menyediakan QoS pada area kerugian dan penundaan. Aplikasi seperti itu dapat menggunakan layanan NRT-VBR. Dengan layanan ini, sistem akhir menetapkan suatu tingkat tarip sel puncak, rata-rata tingkat tarip sel, dan suatu ukuran dari bagaimana bursty atau clumped sel dimungkinkan. Dengan informasi ini, jaringan dapat mengalokasikan sumber daya untuk menyediakan penundaan secara relatif rendah dan kerugian sel yang minimal. Contoh layanan NRT-VBR meliputi reservasi perusahaan penerbangan, transaksi perbankan, dan proses monitoring. 2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR) Jumlah kapasitas dari suatu jaringan ATM yang dipakai dalam membawa CBR dan dua jenis lalu-lintas VBR selalu ditambah. Penambahan kapasitas tersedia untuk satu atau keduaduanya dengan pertimbangan: 1. Tidak semua dari total sumber daya telah merasa terikat dengan CBR dan lalulintas VBR. 2. Bursty nature dari lalu-lintas VBR berarti bahwa, pada beberapa waktu, kurang dari kapasitas yang dilakukan telah digunakan. Semua kapasitas yang tak terpakai ini bisa tersedia untuk layanan UBR. Layanan ini pantas untuk aplikasi yang dapat memaklumi keterlambatan dan kerugian sel. Dengan UBR, sel disampaikan pada suatu first-in-first-out (FIFO) yang menggunakan kapasitas yang dikonsumsi oleh jasa yang lain Contoh aplikasi UBR meliputi: Text/Data/Image transfer, messaging, distribusi, retrieval, dan remote terminal. 2.2.3. Available Bit Rate (ABR) Untuk meningkatkan layanan yang disajikan bagi sumber bursty yang akan menggunakan UBR, layanan ABR telah digambarkan. Suatu penggunaan aplikasi ABR menetapkan peak cell rate (PCR) yang akan digunakan dan minimum cell rate (MCR) yang diperlukan. Jaringan mengalokasikan sumber daya sedemikian sehingga semua aplikasi ABR menerima sedikitnya sama dengan kapasitas MCR. Kapasitas manapun yang tak terpakai kemudian dibagi secara adil dan mode yang terkendali antar semua sumber ABR. Mekanisme ABR menggunakan umpan balik yang

13 ATM (Asychronous Transfer Mode) eksplisit ke sumber untuk meyakinkan bahwa kapasitas secara wajar dialokasikan. Kapasitas manapun yang tidak digunakan oleh ABR disediakan untuk lalu-lintas UBR. Suatu contoh dari suatu aplikasi penggunaan ABR adalah interkoneksi LAN. Dalam hal ini, sistem akhir yang dihubungkan dengan jaringan ATM adalah router. Gambar dibawah memperlihatkan bagaimana suatu jaringan mengalokasikan sumber daya selama suatu periode posisi mantap dari waktu (tidak ada penambahan atau pengurangan virtual channel). 2.3. Layanan AAL (ATM Adapter Layer) Gambar 3. Alokasi Sumber Daya Penggunaan dari ATM yaitu menciptakan kebutuhan akan suatu lapisan adaptasi untuk mendukung protokol perpindahan informasi yang tidak didasarkan pada ATM. Contohnya adalah PCM (pulse code modulation) suara. PCM suara adalah suatu aplikasi yang menghasilkan suatu aliran bit dari suatu isyarat suara. Untuk mempekerjakan aplikasi ini pada ATM, diperlukan untuk memasang bit PCM menjadi sel untuk transmisi dan untuk membacanya pada resepsi sedemikian untuk menghasilkan suatu yang lembut, arus yang tetap dari bit penerima. AAL Service 1. Itu-T I.362 memberi contoh umum tentang jasa yang disajikan oleh AAL: 2. Penanganan dari kesalahan transmisi 3. Segmentation dan reassembly, memungkinkan blok yang lebih besar data untuk dibawa di bidang informasi dari ATM 4. Penanganan dari hilangnya sel dan kondisi sel yang miss-inserted 5. Kendali aliran dan kendali pemilihan waktu Untuk memperkecil banyaknya AAL protokol yang berbeda yang harus ditetapkan untuk mendapatkan variasinya, ITU-T dijelaskan pada empat kelas dari layanan dengan jangkauan luas dari persyaratan. Penggolongan telah didasarkan pada apakah suatu hubungan pemilihan waktu harus dijaga antara sumber dan tujuan, apakah aplikasi memerlukan suatu tingkat tarip bit yang tetap, dan apakah perpindahan adalah sambungan yang diorientasikan atau tidak. Sistem klasifikasi tidak lagi ditemukan di dalam dokumen ITU-T, tetapi konsep telah memandu pengembangan dari protocol AAL. Pada pokoknya, lapisan AAL menyediakan mekanisme untuk memetakan suatu aplikasi yang luas ke lapisan ATM dan menyediakan

14 ATM (Asychronous Transfer Mode) protokol yang dibangun di atas kemampuan manajemen lalu-lintas dari lapisan ATM. Maka, perancangan AAL protokol harus berhubungan dengan kategori layanan yang dapat dilihat pada Tabel. Tabel 1. Jenis Aplikasi AAL dan ATM Tabel menyatakan bahwa jenis aplikasi AAL dan ATM bersama-sama dapat saling mendukung. Adapun jenis aplikasinya adalah: 1. Circuit emulition: Mengacu pada pendukungan dari transmisi struktur yang synchronous. 2. VBR suara dan video: Ini adalah aplikasi yang real-time dipancarkan di dalam format yang dimampatkan. Satu efek dari tekanan adalah bahwa suatu tingkat tarip bit variabel dapat mendukung aplikasi itu, yang memerlukan suatu bit-stream penyerahan yang berlanjut kepada tujuan. 3. Service data unit: Meliputi messaging dan jasa transaksi yang tidak memerlukan pendukungan yang real-time. 4. IP pada ATM: Transmisi paket IP pada sel ATM. 5. Multi-Protocol encapsulation on ATM (MPOA): Pendukungan dari berbagai protokol selain dari IP (IPX, Appletalk, DECNET) pada ATM. 6. LAN emulation: Pendukungan dari lalu-lintas LAN-to-LAN ke jaringan ATM, dengan emulation dari LAN menyiarkan kemampuan (transmisi dari stasiun yang menjangkau banyak stasiun lain). LAN emulation bersedia mengijinkan suatu transisi yang mudah dari suatu LAN kepada suatu ATM. Protokol AAL Lapisan AAL terorganisir pada dua sublayers: Convergence Sublayer (CS) dan Segmentation and Reassembly Sublayer (SAR). CS menyediakan aplikasi pendukung fungsi yang spesifik yang diperlukan untuk menggunakan AAL. Masing-masing AAL mendukung pemakai ke AAL pada suatu layanan pada service access point (SAP). SAR bertanggung jawab atas informasi pengemasan yang diterima dari CS ke dalam sel untuk transmisi dan membongkar informasi di akhir yang lain. Pada lapisan ATM, masingmasing sel terdiri dari 5 byte header dan suatu 48 byte bidang informasi. SAR harus mengemasi SAR header mana saja dan bidang informasi ditambah informasi CS ke dalam 48 byte.

15 ATM (Asychronous Transfer Mode) Suatu higher-layer dari data adalah encapsulated unit data protokol yang tunggal. Protocol data unit (PDU) terdiri dari higher-layer data dan mungkin suatu header dan informasi yang berisi informasi protokol level CS. CS PDU kemudian melewatkan hingga ke lapisan SAR dan terbagi-bagi ke dalam sejumlah blok. Masing-masing dari blok ini adalah encapsulated pada 48-octet SAR PDU yang tunggal, yang meliputi header dan suatu kereta gandeng sebagai tambahan terhadap blok dari data yang dilewati dari CS. Akhirnya, masing-masing SAR PDU membentuk muatan payload dari ATM sel yang tunggal. Pada awalnya, ITU-T menggambarkan satu tipe protokol untuk masing-masing kelas layanan, yang disebut tipe 1 sampai tipe 5. Masing-masing jenis protokol terdiri dari dua protokol, satu di CS sub-layer dan satu di SAR sub-layer. Tipe 3 dan 4 telah digabung dengan tipe 3/4, dan suatu jenis yang baru, yaitu tipe 5. Dalam semua kasus, suatu blok data dari lapisan yang lebih tinggi adalah encapsulated ke dalam suatu PDU di CS sub-layer. Sub-layer ini dikenal sebagai common part convergence sublayer (CPCS), masih terbuka kemungkinan tambahan, fungsi yang khusus mungkin dilakukan level CS. CPCS PDU kemudian melewatkan ke SAR sub-layer, di mana hal tersebut menghancurkan blok payload. Masingmasing blok payload dapat berkait dengan suatu SAR PDU, yang mempunyai total panjang 48 byte. Masing-masing 48 byte SAR PDU berkait dengan ATM sel yang tunggal.

16 ATM (Asychronous Transfer Mode) 3.1. Label Switching BAB III Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode) Dalam protokol ATM akan sangat sesuai menggunakan label switching karena pada label switching bekerja dengan cara memeriksa 3 lapisan header apabila satu paket diterima daripada router, dan menghantarkan paket tersebut ke hop (node) yang seterusnya berdasarkan destinasi yang diinginkan. Label switching ini akan memberikan keputusan dalam proses pengiriman ATM. Di dalam label switching, alamat dari ketiga lapisan akan dipetakan kepada pengecam yang lebih singkat yang dinamakan dengan label. Apabila satu paket dilalukan ke hop seterusnya label tersebut akan dihantarkan secara bersama-sama sebagai bagian dari header untuk memperbolehkan router menggunakan data yang ingin digunakan dan untuk mengetahui perjalan hop seterusnya. Dalam ATM label dibentuk dengan menggunakan 24 bit medan Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Connections Identifier (VCI). Label switching mempunyai banyak kelebihannya; diantaranya adalah ia lebih mudah untuk membina satu label switching router kerana paket yang digunakan boleh dilalui oleh label sebagai indeks ke dalam switch memory untuk menentukan hop seterusnya dan juga karena label adalah lebih ringkas berbanding alamat IP. Kedua, jika paket IP dilalukan melalui dua titik akhir dalam sebuah rangkaian ATM yang menggunakan cara tradisional, sehingga perlu untuk disambungkan dalam sesuatu konfigurasi full mesh antara suis ATM ataupun pemintaan melalui suis laluan maya (Switched Virtual Channel - SVC) harus diwujudkan menggunakan protokol yang sesuai. Label switching tidak memerlukan penyambungan mesh yangbegitu rumit dan ia juga mampu mengurangi bilangan router yang diperlukan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan label switching maka proses pengiriman dalam ATM akan lebih cepat dan melibatkan kos yang lebih rendah. Ketiga, label switching disekitar ATM kurang lebih sama dengan protokol lain sehingga bukan suatu yang mustahil untuk menggunakan cara yang sama untuk penghantaran paket dan juga pengurusan rangkaian. 3.2. Low Latency Salah satu ciri penting dari ATM adalah rendahnya penyembunyian dari kapasitas untuk merentangi LAN dan WAN. Hal ini disebabkan oleh paket-paket yang terdapat dalam lapisan ATM yang mempunyai panjang yang tetap. Gambar (a) menunjukkan bagaimana sebuah server yang memiliki 3 input yang berlainan. Dimana 3 input tersebuat diandaikan memiliki ukuran yang tetap. Paket-paket dalam sambungan input mungkin dikirimkan secara acak kepada sambungan input yang lain. Sekiranya server mengimbas input setiap d saat, dimana d merupakan panjang paket tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap paket input ialah d/2 saat.

17 ATM (Asychronous Transfer Mode) Gambar 4. Penjadualan 1 Penjadualan yang sempurna adalah bukan suatu yang mustahil di sini karena ukuran dari setiap paket yang dinamakan priori. Sebagai contoh, sekiranya kadar data di setiap sambungan input ialah 25Mb/s, maka untuk 53-oktet sel ATM, masa perkhidmatan ialah 16.96 mikro saat dan purata kelewatan ialah 8.48 mikrosaat. Maka langkah selanjutnya dapat kita lihat pada gambar (b) dimana paket input yang terdapat didalamnya memiliki paket input yang berbeda ukuran. Andaikan l adalah nilai minimum dan m adalah nilai maksimum. Keadaan ini akan diaplikasikan dalam penggunaan Ethernet. Dalam kes seperti ini, server terpaksa mengimbas data secara berterusan untuk menyesuaikan panjang antara setiap paket, sekiranya tidak diimbas dengan cara ini, paket akan ditahan dalam jangka masa yang lama. Gambar 5. Penjadualan 2 3.3. Kadar Kelajuan dan Bandwidth yang Tinggi Karena faktor low latency ATM digunakan untuk aplikasi yang memerlukan kadar kelajuan dan bandwidth yang tinggi. Dewasa ini terdapat banyak LAN berkelajuan tinggi seperti gigabit Ethernet dan MAN yang dapat menampung 10 Km luas diameter menggunakan protokol ATM sebagai fiber-distributed data interface (FDDI) dan dual queue distributed bus (DQDB).

18 ATM (Asychronous Transfer Mode) 3.4. Penyatuan Rangkaian boleh memindahkan informasi suis litar (circuit switched information). Satu X.25 atau rangkaian gantian hanya boleh mengawali data packet-switched. Namun dalam Protokol ATM, protokol Pada dasarnya paket protokol hanya sesuai untuk bit variable service dan tidak boleh memindahkan data yang sensitive terhadap kelewatan. Sebagai contoh, penyesuaian rangkaian telefon awam hanya tersebut telah direkayasa agar mampu membawa berbagai jenis data sesuai dengan keperluan pengguna. 3.5. Penyatuan Kemasukan daripada Premis Pelanggan ATM membekalkan jalan untuk mencapai penyatuan braodband dari pada rangkaian itu sendiri. Data berkelajuan rendah dan kemudian akan dimasukkan dalam satu saluran ATM kepada premis pelanggan di mana satu kotak set-top akan mendimultiplexkan perkhidmatannya. Pengguna juga boleh meminta perkhidmatan istimewa daripada pembekal rangkaian dengan menggunakan upstream pengawal saluran. 3.6. Kemampuan Bekerja dengan Protokol yang ada dan Legasi LAN Aplikasi-aplikasi baru memerlukan bandwidth dan kelajuan rangkaian ATM. Salah satu contoh melibatkan kerjasama antara beberapa organisasi pengajian dengan data image beresolusi tinggi dan bandwidth tinggi. Rangkaian ATM jika dimasukkan masih berupaya bekerja dengan protokol rangkaian data tradisional dan legasi LAN seperti Ethernet, Token Ring dan FDDI. Maka infrastruktur rangkaian yang telah wujud perlu ditambah hanya bila atau di mana perlu, menuju ke arah evolusi teknologi baru yang lebih murah. 3.7. Bandwidth atas Permintaan Dalam rangkaian pribadi bandwidth yang lebih tinggi boleh diminta oleh pengguna. Walau bagaimanapun, secara umumnya mereka seharusnya dikenai syarat-syarat melalui pengurus rangkaian dan tidak boleh ditugaskan secara dinamik semasa penyambungan dibuat. Beberapa rangkaian pribadi yang dilengkapi dengan kebolehan penggunaan dari multiplexing di kedua ujungnya, adalah tidak mustahil untuk meminta dan meningkatkan kadar bandwidth secara dinamik. Dengan ATM, pengguna boleh meminta bandwidth yang diinginkan apabila satu panggilan dimasukkan, rangkaian akan mulai mencari bandwidth yang diminta secara dinamik.

19 ATM (Asychronous Transfer Mode) BAB IV Contoh Kasus ATM (Asynchronous Transfer Mode) Teknologi ATM akan mempengaruhi banyak segmen sosial, seperti menyentuh sisi konsumen, pelayanan umum, dan pasar komersial. Semua sektor akan diuntungkan oleh ATM dengan meningkatkan kualitas hidup dan keseluruhan produktivitas. Aplikasi ATM di sisi konsumen meliputi bidang hiburan, telecommuting, hone shopping, katalog dan multimedia on line, Electronic mail, sistem multimessaging, aplikasi multimedia interaktif, dan games. Aplikasi ATM di sisi pelayanan umum ialah sebagai media belajar jarak jauh, perpustakaan video, training melalui video, video conferencing, dan lain-lain. Aplikasi di sisi pasar komersial meliputi : LAN, WAN, Telemedicine, Distributed Data Access, Large File Transfer, Electronic Publishing, Financial Reporting, Integrated Voice, Terminal to Mainframe Computing, Video and Data Multiplexing, CD Room server, Inventory Control System, dan lain-lain.

20 ATM (Asychronous Transfer Mode) DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim, Arsitektur Protokol ATM, 2011. http://elsadha2000.blogspot.com/2011/01/arsitektur-protokol-atm.html Waktu akses: 9 Oktober 2013 21.00 WIB [2] Anonim, Jaringan Akses Broadband, 2012. http://telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/et3041/et3041-16.ppt Waktu akses: 9 Oktober 2013 20.30 WIB [3] Anonim, Jaringan ATM, 2012. www.ittelkom.ac.id/staf/lvy/lain-lain/15.jar%20atm.pptx Waktu akses: 9 Oktober 2013 20.40 WIB [4] Anonim, Pengenalan pada teknologi ATM, 2012. Waktu akses: 9 Oktober 2013 20.15 WIB