BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. ditempuh oleh sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, diantaranya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menimbulkan tantangan daya saing terhadap pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki kinerja yang optimal. Tugas dari manajemen sumber

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

I MJLIK PERPUSTAf{AA.N!

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB II LANDASAN TEORI. adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

karyawan. Kinerja tersebut tidak terlepas dari bagaimana pengelolaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963 menjadikan PMI sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nomer : Fakultas : Semester : PETUNJUK PENGISIAN

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga masyarakat

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, setiap perusahaan berupaya untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuan yang hendak dicapai individu dalam mendukung tujuan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya atau karyawannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada mutu. dalam Nasrudin, 2010:67). Rivai (2010:34-35) menyebutkan, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kepuasan kerja, yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Kinerja pimpinan meliputi integritas kepribadian, proaktif, kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak lepas dari semakin banyaknya pihak-pihak yang memerlukan laporan

INSTRUMEN STANDAR KOMPETENSI WIDYAISWARA

Transkripsi:

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap organisasi selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja guru, dengan harapan apa yang menjadi tujuan sekolah akan tercapai. Berbagai cara akan ditempuh oleh sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, diantaranya adalah melalui dorongan motivasi serta pemberian pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, seperti kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi. Kepemimpinan kepala sekolah dapat mendorong peran guru kearah posisi yang memiliki tanggungjawab yang lebih besar, lebih memberikan kebebasan mengambil keputusan dan berkreasi. Perhatian pimpinan kepala sekolah terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pengembangan karir guru, dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Dalam setiap sekolah, budaya organisasi/sekolah selalu diharapkan baik karena baiknya budaya sekolah akan berhubungan dengan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan sekolah. Dengan budaya sekolah yang baik akan mudah mengatasi masalah yang dihadapi dan bisa mencapai tujuan sekolah dengan mengandalkan kekuatan yang ada di lingkungan sekolah. Adanya budaya sekolah yang baik dapat mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja guru. Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang 51

52 berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik (Komara, 2007). Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apa pun jenis mata pelajarannya. Motivasi merupakan dorongan emosi seseorang untuk bertindak dan berperilaku tertentu untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Motivasi merupakan suatu cara yang dapat mendorong gairah kerja guru, agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan sekolah. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi dipandang sebagai motor yang menimbulkan energi dalam diri seseorang dan dengan energi tersebut seseorang dapat berbuat sesuatu. Oleh sebab itu, motivasi kerja guru yang baik akan meningkatkan kinerja guru.

53 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut : Kepemimpinan H 1 H 4 Motivasi Kerja Budaya Organisasi H 2 H 7 Kinerja H 5 Kepribadian Guru H 3 H 6 Sumber: dari beberapa penelitian terdahulu untuk dikembangkan dalam penelitian ini, 2014 3.2. Kerangka Konseptual Gambar 3.1 Kerangka Konseptual 3.2.1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Kepala sekolah dan guru merupakan komponen-komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dalam organisasi sekolah, hubungan kepala sekolah dan guru merupakan hubungan antara atasan atau pimpinan dengan bawahan. Untuk itu guna tercapainya mutu pendidikan yang optimal, diperlukan kerja sama yang sinergis antara kepala sekolah dan guru, serta antara guru dengan guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang ingin menggerakkan gurunya untuk mengerjakan tugas, haruslah mampu memotivasi sehingga guru akan memusatkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mencapai hal yang telah ditetapkan. Motivasi kerja adalah pra kondisi bagi individu untuk

54 berprilaku di dalam pekerjaan yang dia tekuni. Penelitian yang dilakukan oleh Carudin (2011), Susanto (2012), Candrani (2013) menemukan bukti empiris bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. H 1 : Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja guru 3.2.2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Guru Selain dari kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi kerja guru hal lain yang tak kalah pentingnya adalah budaya organisasi sekolah. Budaya organisasi sekolah merupakan unsur penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah yang perlu mendapat perhatian serius. Budaya organiasasi sekolah merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota suatu penyelenggara organisasi sekolah yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi ainnya. Sistem pengertian bersama ini dalam pengamatan yang lebih seksama merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu organisasi. Oleh karena itu budaya organisasi sekolah menjadi hal penting yang dapat memotivasi kerja guru. Penelitian yang dilakukan oleh Liliyana, dkk (2011), Candrani (2013) menemukan bukti empiris bahwa budaya organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. H 2 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja guru 3.2.3. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Kerja Guru Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di

55 antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik (Komara, 2007). Semakin baik kepribadian guru akan meningkatkan motivasi mengajar. Penelitian Angmalisang (2012) menemukan bukti empiris bahwa kepribadian guru berpengaruh positif terhadap motivasi kerja guru. H 3 : Kepribadian guru berpengaruh positif terhadap motivasi kerja guru 3.2.4. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan (Edwar Sallis, 2006). Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya, (Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, 2008). Hasil penelitian Carudin (2011), Rahmawati (2011), Tetuko (2012), Susanto (2012) menemukan bukti empiris bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. H 4 : Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja guru

56 3.2.5. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru Menurut Robbins (2006), budaya organisasi merupakan sistem makna bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi, mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap guru pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tetuko 2012) yang menemukan bukti empiris bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. H 5 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru 3.2.6. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Kinerja Guru Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian seorang guru merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara professional sebab kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan komunikasi personil antara guru dan siswa. Esensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan

57 lebih banyak ditentukan oleh kepribadian yang dimilikinya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang sifgnifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apapun jenis mata pelajarannya. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena guru berperan sebagai pembimbing, pembantu, dan sekaligus panutan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2013) yang menemukan bukti empiris bahwa kepribadian guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru H 6 : Kepribadian guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru 3.2.7. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti pindah. Dalam konteks sekarang motivasi adalah proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan dan meentapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan (Kreitner dan Kinicki, 2005). Motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi kerja erat hubungannya dengan kinerja atau performansi seseorang. Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu berbeda-beda. Ada motivasi kerjanya tinggi dan ada motivasi kerjanya rendah, bila motivasi kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang tinggi dan sebaliknya jika motivasinya rendah maka akan menyebabkan kinerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah. Jika guru mempunyai motivasi kerja tinggi

58 maka ia akan bekerja dengan keras, tekun, senang hati, dan dengan dedikasi tinggi sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2012) yang menemukan bukti empiris bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. H 7 : Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru 3.2.8. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi sebagai variable intervening Kepemimpinan memiliki figure yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja para guru dan pegawai. Kepemimpinan kepala sekolah yang ingin menggerakan tugas, harus mampu memotivasi sehingga guru akan memusatkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mencapai hal yang ditetapkan (Chandrani, 2013). Apabila kepemimpinan baik akan meningkatkan kinerja didukung dengan adanya motivasi yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryati (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja. 3.2.9. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi sebagai variable intervening Budaya organisasi sekolah mempengaruhi kualitas penyelenggaraan pendidikan pada suatu sekolah. Pengaruh budaya organisasi memiliki dampak terhadap kinerja yaitu kesesuaian budaya organisasi dapat mengurangi adanya konflik, baik yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun yang terkait dengan individu ( Ginting, 2011 ). Budaya organisasi yang ditetapkan dengan baik akan

59 mempengaruhi meningkatnya kinerja guru dengan didukung motivasi yang baik juga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmoko (2012) yang menemukan bukti empiris bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 3.2.10. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi sebagai variable intervening Kepribadian sering dimaknai dengan sikap dalam memandang sesuatu. Robbins (2006) mendefinisikan kepribadian sebagai jumlah total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan lainnya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa kepribadian dapat dibagi atas sikap (inner) dan perilaku (action). Sikap lebih banyak dipengaruhi oleh dirinya sendiri (pengaruh dari dalam) sedangkan perilaku lebih banyak pengaruh dari luar. Hasil penelitian Angmalisang (2012) menemukan bukti empiris bahwa kepribadian guru berpengaruh positif terhadap motivasi guru dan Wahyuni, dkk (2013) menemukan bukti empiris bahwa kepribadian guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru.