Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

III. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. termasuk pada jenis beton ringan struktural.

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN MEMAKAI PERAWATAN STEAM CURING TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

Volume 2, Nomor 3, Agustus 2012 ISSN

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

ANALISA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN NON AUTOCLAVED AERATED CONCRETE DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN BOTTOM ASH TUGAS AKHIR

PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN BETON f c 25 MPa ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 9, No. 2, September 2013 ISSN : 1907-69 PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DALAM CAMPURAN BETON SEBAGAI SUBSITUSI SEMEN DITINJAU DARI UMUR DAN KUAT TEKAN Masyita Dewi Koraia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash sebagai subsitusi semen dalam campuran beton ditinjau dari umur dan kuat tekan. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan maksimum untuk beton dengan berbagai variasi campuran fly ash. Metode yang digunakan berdasarkan hasil penelitian. Variasi campuran beton yang digunakan pada penelitian pada penelitian ini adalah o%, 5%, 10% dan 15% dengan waktu pengamatan 7, 14, 28, 35, 42 dan 56 hari. Dalam penelitian ini kuat tekan beton dihitung dengan menggunakan rumus P/A (kg/cm 2 ). Hasil penitian menunjukan bahwa beton normal (0%) kuat tekannya 34,889 Mpa > 25 Mpa. Berdasarkan hasil kuat tekan yang diperoleh, fly ash bisa digunakan sebagai subsitusi semen dalam campuran beton tetapi waktu untuk mencapai kuat tekan maksimum lebih lambat dibanding dengan beton normal (> 56 hari). Kata kunci : Subsitusi, beton normal, fly ash, umur beton, kuat tekan beton. PENDAHULUAN Sumatera Selatan mencanangkan diri sebagai lumbung energi nasional, salah satu pendukungnya adalah kandungan batu bara yang sangat potensial di kabupaten Muara Enim. Di Sumatera Selatan pertumbuhan pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara semakin meningkat. Peningkatan pemakaian batubara mengakibatkan meningkatnya produk samping yang berasal dari pembakaran batu bara tersebut. PLTU Bukit Asam, misalnya, mengkonsumsi batubara pada 1996 sebanyak 0.93 juta ton menghasilkan 43 ribu ton abu ( ash). Diprediksi terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 1.06 juta ton/tahun yang menghasilkan 53 ribu ton/tahun abu. Perbandingan abu yang dihasilkan 85% berupa abu terbang ( fly ash) dan 15% abu dasar ( buttom ash). Produk samping( fly ash dan buttom ash), hasil pembakaran batubara merupakan bahan baku yang baik untuk digunakan dalam semen, beton, mineral pengisi aspal, industri pembangunan jalan dan dalam produksi agregat berbobot ringan. Di Belanda dan Jepang pemakaian produk samping ini jauh lebih dipilih dari pada membuangnya. Abu PLTU Bukit Asam baru dimanfaatkan sekitar 10%. Penggunaan abu ini bertujuan mengurangi kandungan semen dalam campuran beton. (Kema Technology Indonesia, 1996). Hingga dekade ini, material beton masih tetap merupakan bahan yang paling disukai untuk pekerjaan-pekerjaan dalam bidang Teknik Sipil. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemudahan bahan ini untuk dibuat ke dalam berbagai bentuk dan relatif tidak membutuhkan pemeliharaan yang cukup berarti selama umur layan yang telah ditetapkan. Komponen biaya terbesar dalam pembuatan beton adalah semen. Untuk menekan biaya produksi beton maka digunakan fly ash sebagai subsitusi semen dalam campuran beton. Jika ditinjau dari kuat tekan beton, beton yang menggunakan semen akan mencapai kuat tekan maksimum pada umur 28 hari, sedangkan beton yang menggunakan fly ash sebagai subsitusi semen mencapai kekuatan maksimumnya lebih lama dari pada beton biasa Fly ash digunakan dalam campuran beton untuk mengurangi biaya produksi. Namun penggunaan fly ash dalam campuran beton menunjukan kenaikan kuat tekan yang lebih lambat dibandingkan dengan campuran beton yang menggunakan semen. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mengetahui waktu dicapainya kuat tekan maksimum pada campuran beton yang menggunakan fly ash. Pada penelitian ini beton yang diamati adalah beton normal dengan kuat tekan 25 Mpa, dengan variasi waktu pengamatan 7,14, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari dan variasi penambahan fly ash 0%, 5%, 10% dan 15%. Pengaruh Penambahan Fly Ash Dalam Campuran Beton Sebagai..Masyita 149

Untuk menghitung perkembangan kuat tekan beton yang menggunakan semen Portland type I digunakan tabel dibawah ini : Tabel 1. Perkembangan kuat tekan beton yang untuk semen Portland type I Umur beton (hari) Koefisien Kuat tekan Beton Penelitian ini bertujuan untuk : 3 7 14 21 28 0.46 0.70 0.88 0.96 1 1. Mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap kualitas campuran beton yang dihasilkan. 2. Mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan pada umur 7, 14, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari. 3. Mengetahui nilai kuat tekan beton yang dihasilkan pada setiap penambahan persentase fly ash. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Dengan penambahan fly ash diharapkan dapat memperkecil biaya produksi beton dengan cara mengurangi dosis pemakaian semen. 2. Menjadikan limbah fly ash bernilai ekonomis. 3. Diharapkan dapat menjasi inovasi baru dalam pembuatam beton. 4. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam pekerjaan pembuatan beton yang menggunakan fly ash. 5. Diharapkan fly ash dapat dikembangkan menjadi teknologi yang ramah lingkungan. Sebelum dilakukan pencampuran bahanbahan penyusun beton dilakukan pengujian berupa : 1. Pengujian Terhadap Agregat Kasar dan Halus mencakup pengujian berat jenis dan penyerapan, berat isi, analisa ayak dan kadar lumpur 2. Pengujian Terhadap Semen mencakup pengujian kehalusan butir (fineness) dan waktu pengikatan (setting time) Perencanaan campuran beton berpedomankan pada Perencanaan Campuran beton Normal (SK SNI T-15-1990-03) Jumlah sampel dibuat berdasarkan variasi waktu pengamatan dan variasi penambahan fly ash. Variasi waktu pengamatan dibuat 7 buah (7, 14, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari). Variasi penambahan fly ash dibuat 4 buah (0%, 5%, 10% dan 15%). Replikasi 2 buah. Sehingga untuk penelitian ini diperlukan = 7 x 4 x 2 =56 buah. Terhadap beton segar dilakukan pengujian slump untuk mengetahui konsistensi campuran sebagai dasar kemudahan pekerjaan dan pengujian bobot isi dari beton..metode PENELITIAN Bahan yang digunakan pada penilitian ini adalah : 1. Agregat halus (pasir) berasal dari daerah Musi II 2. Agregat kasar berasal dari daerah Lahat. 3. Air, untuk campuran beton adalah air PAM 4. Semen yang digunakan adalah semen Baturaja tipe I. 5. Fly ash berasal dari PLTU Bukit Asam Tanjung Enim. Peralatan yang digunakan adalah : Oven pengering, timbangan, cetakan kubus (15x15x15 cm), Mesin Pengaduk Beton (Molen), Alat uji slump beton, Mesin uji kuat tekan beton. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

PEMBAHASAN Dari pengujian terhadap agregat didapat data sebagai berikut : 1. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus No Uraian Hasil 1 Modulus Kehalusan 4,503 2 Kadar Air (%) 3,311 3 Kadar Lumpur (%) 5,440 4 Berat Isi Gembur (gr/cm 3 ) 1,447 5 Berat Isi Padat (gr/cm 3 ) 1,567 6 Berat Jenis Kering 2,086 7 Berat Jenis SSD 2,194 8 Penyerapan (%) 5,159 9 Susunan Butir Zona 2 Dari pengujian agregat halus (pasir) dapat ditarik kesimpulan bahwa agregat halus yang digunakan pada campuran beton mempunyai modulus kehalusan lebih besar dari syarat beton normal menurut SII. 0052. Kadar lumpur yang didapat lebih besar dari syarat (maksimum 5 %), sehingga untuk digunakan dalam campuran beton agregat ini harus dicuci terlebih dahulu. 2. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar No Uraian Hasil 1 Modulus Kehalusan 8,511 2 Kadar Air (%) 1,320 3 Kadar Lumpur (%) 0,333 4 Berat Isi Gembur (gr/cm 3 ) 1,540 5 Berat Isi Padat (gr/cm 3 ) 1,695 6 Berat Jenis Kering 2,500 7 Berat Jenis SSD 2,575 8 Penyerapan (%) 3,000 Dari pemeriksaan agregak kasar, kadar lumpur yang terdapat pada agregat kasar lebih kecil dari yangdisyaratkan, sehingga agregat ini tidak perlu dicuci jika akan digunakan dalam campuran beton. Dari pengujian kekerasan terhadap agregat dengan menggunakan bejana Rudolf, didapat kekerasan agregat 99,3 %. Dari hasil pengujian ini kekerasan agregat memenuhi syarat. Standar mensyaratkan bagian hancur yang menenmbus ayakan 2 mm kurang dari 14%. 3. Pengujian Beton Segar a. Pengujian Slump Beton Hasil pengujian slump beton terhadap beton segar dapat dilihat pada gambar 2. Nilai Slump (cm) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6.5 Nilai Slump 7.4 Gambar 2. Grafik Nilai Slump Beton Dari pengadukan beton yang telah dilakukan pada 4 (empat) macam variasi campuran didapat nilai slump yang berbeda-beda. Tapi semua nilai slump yang didapat masih sesuai dengan slump rencana yaitu 60-100 mm atau 6-10 cm Nilai slump terendah didapat pada beton normal yang menggunakan 100% semen (0% fly ash) yaitu 6.5 cm. Penambahan 5% fly ash menghasilkan slump 7,4 cm, 10 % fly ash menghasilkan slump 8.3 cm dan 15% fly ash menghasilkan slump 9.3 cm. Dari gambar 2 terlihat, penambahan persentase fly ash mengakibatkan meningkatnya nilai slump beton segar. b. Pengujian Berat Isi Beton Hasil pengujian slump beton terhadap beton segar dapat dilihat pada gambar 3. Berat Isi Beton (gr/cm3) Gambar 3. Grafik Nilai Berat Isi Beton 8.3 9.3 0% 1 5% 2 10% 3 15% 4 2.7 2.65 2.6 2.55 2.5 2.45 2.4 2.35 2.3 Persentase Fly Ash Dalam Beton 2.67 Berat Isi Beton 2.68 2.53 2.45 0% 1 5 % 2 10% 3 15% 4 Persentase Fly Ash

4. Pengujian Beton Keras Hasil pengujian terhadap beton keras dengan pengamatan 7. 14, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini. 45.00 40.00 35.00 Kuat Tekan (MPa) 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 0 10 20 30 40 50 60 % Penambahan Fly Ash 0 5 10 15 Gambar 4. Hasil Kuat Tekan (Umur beton Vs Variasi penambahan Fly Ash) Dari grafik terlihat untuk beton tanpa penambahan fly ash (0% fly ash) kuat tekan beton mengalami peningkatan cukup signifikan sampai dengan umur 28 hari. Setelah umur 28 hari masih terjadi kenaikan sampai umur 35 hari dan setelah itu sampai umur 56 hari tidak terlihat kenaikan kuat tekan beton lagi. Untuk penambahan % 5 fly ash, nilai kuat tekan beton mengalami kenaikan selama umur pengamatan. Pada umur 28 hari beton Dari pengujian ini terlihat bahwa fly ash memberikan kenaikan kuat tekan dalam waktu yang cukup panjang, dibandingkan mencapai kuat tekan yang direncanakan dan sampai akhir umur pengamatan 56 hari, masih terjadi kenaikan kuat tekan. Hal yang sama terjadi pada penambahan fly ash 10 % dan 15 %. Dari hasil uji anava terlihat waktu pengamatan memberikan pengaruh terhadapkuat tekan yang dihasilkan. Terjadi interaksi antara campuran dan waktu pengamatan yang mempengaruhi kuat tekan yang di hasilkan. dengan pemakaian semen yang cenderung memberikan kuat tekan maksimum pada umur 28 hari KESIMPULAN 1. Dari hasil pengujian slump terlihat semakin banyak jumlah fly ash yang ditambahkan, maka semakin besar nilai slump yang dihasilkan. 2. Dari hasil pengujian berai isi beton terlihat semakin banyak jumlah fly ash yang ditambahkan, maka semakin kecil nilai berat isi beton yang diperoleh. 3. Pada beton tanpa penambahan fly ash (0% fly ash), kuat tekan beton mencapai kenaikan yang cukup besar sampai umur 28 hari dan masih meningkat secara perlahan pada umur 35 hari dan cenderung konstan sampai umur 56 hari. 4. Pada beton yang menggunkanan fly ash terlihat kenaikan beton pada awal umur pengamatan agak lambat dan beton terus mangalami kenakaikan selama umur pengamatan.

5. Fly ash bisa digunakan untuk subsitusi semen dalam campuran beton tetapi untuk mencapai kuat tekan maksimal lebih lambat dibandingkan beton dengan normal DAFTAR PUSTAKA ----------, 1990, Tata Cara Pembuatan Beton Normal SK KNI T-15-1990-03, Yayasan LPMP, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. ----------, 1990, Standar SK SNI S-0401989 F Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan bangunan Bukan logam), Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Mulyono Tri, Ir, M.T., 2004, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta. PT. Kema Technology Indonesia, 1997, Pedoman Umum Untuk Pengelolaan Abu Terbang dan Abu Dasar Pembangkit Listrik dengan Bahan Bakar Batubara di Indonesia PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Volume 2 : Laporan Teknis, Jakarta. RIWAYAT PENULIS Masyita Dewi Koraia, S.T.,M.T., adalah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang - 30139