BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara yang lebih demokratis, berjalannya mekanisme cheks and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sosialisasi empat pilar sudah ada sejak tahun Untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI 4 PILAR BERBANGSA DAN BERNEGARA. Hj. Desy Ratnasari, M.Si, M.

PLEASE BE PATIENT!!!

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

GAGASAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PEMASYARAKATAN KONSTITUSI. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PANDUAN PELAKSANAAN LOMBA KARYA TULIS EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XI/2013 Tentang Sosialisasi UUD 1945 Oleh Pimpinan MPR

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI INDONESIA. A. Kewenangan Memberi Pertimbangan dan Fungsi Pengawasan Dewan

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

PENGENALAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENDIDIKAN KESADARAN BERKONSTITUSI 1 Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil dan Sejarah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI)

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

UNDANG-UNDANG TERSENDIRI MENGENAI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT: PERLUKAH? 1

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

Info Lengkap di: buku-on-line.com 1 of 14

R. Herlambang P. Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2014

Urgensi Menata Ulang Kelembagaan Negara. Maryam Nur Hidayat i-p enelit i P usat St udi Fakult as Hukum UI I

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL KATA PENGANTAR

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 109/PUU-XIV/2016 Jabatan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. era orde baru, dimana pada era orde lama dibawah pemerintahan Presiden

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

Mendiskripsikan fungsi NKRI. Menjelaskan tujuan NKRI

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

PENGEMBANGAN MATERI AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Pendidikan Kewarganegaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

SISTEM POLITIK INDONESIA

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi konstitusi telah membawa perubahan mendasar terhadap sistem ketatanegaraan maupun kemasyarakatan melalui penegasan penyelenggaraan pemerintahan negara yang lebih demokratis, berjalannya mekanisme cheks and balances antar lembaga negara serta penegasan pengakuan, penghormatan dan perlindungan terhadap hak azasi manusia dan hak konstisusional warga negara. Dalam rangka mendorong pelaksanaan faham konstitusionalisme yang menempatkan konstitusi dalam kedudukannya yang tertinggi (supreme) dalam negara, maka pengetauan, pemahaman, dan pengalaman norma fundamental konstitusi adalah sebuah keniscayaan yang harus diperkuat melalui pembentukan kesadaran berkonstitusi bagi seluruh komponen bangsa. Meskipun dalam paham konstitualisme, konstitusi adalah merupakan kesepakatan bersama warga masyarakatnya, namun reformasi yang didorong oleh gerakan reformasi pada pertengahan tahun 1998 merupakan proses politik yang berlangsung cepat, sehingga perubahan fundamental terhadap norma dasar tersebut tidak sepenuhnya melibatkan partisipasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan, sehingga muatan materi perubahan konstitusi pun belum sepenuhnya dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh oleh komponen bangsa. 1

2 Majelis Permusyawaratan Rakyat merupakan lembaga perwakilan rakyat dan daerah sekaligus sebagai lembaga demokrasi yang mempunyai tangggung jawab dalam pemberdayaan pastiripaasi masyarakat dalam kerangka demokratisasi, disamping melaksanakan kewenangan konstitusional sebagaimana diamanatkan oleh ketentuan Pasal 3 dan Pasal 8 UUD NRI Tahun 1945, juga melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD, yakni memasyarakatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat) berlokasi di Jalan Jend. Gatot Subroto No.6, Jakarta. Dahulu sebelum dibentuknya MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) untuk memenuhi ketentuan UUD 1945, maka melalui Penetapan Presiden Nomor 2/1959, dibentuklah Majelis Permusyawaratn Rakyat Sementara (MPRS) 1. MPRS yang di bentuk berdasarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 melaksanakan tugasnya pada periode tahun 1960-1965. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) secara terprogram telah melaksanakan sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ke seluruh komponen bangsa yang sudah dimulai sejak Tahun 2006 sampai sekarang sebagai pelaksanaan dari ketentuan pasal 8 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang susunan dankedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD dan Pasal 15 ayat (1) huruf e Undang Undang nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD yang menugaskan kepada Pimpinan MPR untuk mengkoordinasikan Anggota MPR memasyrakatakan 1 Cetakan kedua, Agustus 2007 sekjen MPR RI

3 Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, yang dikenal dengan Istilah Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yakni Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai simbol semangat persatu dan kesatuan bangsa dalam keanekaragaman Indonesia. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara diniscayakan sebagai pilar-pilar bangsa dan negara yang menopang keutuhan NKRI dalam mencapai tujuan cita-cita bangsa sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan oleh MPR RI melalui berbagai metode sosialisasi karena disesuaikan dengan kelompok sasaran sosialisasi baik di tingkat pemerintah pusat maupun di daerah agar materi muatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tersebut dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh oleh seluruh komponen bangsa. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut pimpinan MPR telah membentuk Tim Kerja Sosialisasi MPR sesuai dengan bidang tugasnya telah melakukan pembahasan dan penyusunan materi dan metode sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu upaya untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sangat penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pendidikan politik rakyat serta pengembangan demokrasi agar

4 masyarakat semakin memahami hak-hak dan kewajiban konstitusionalnya sehingga konstitusi secara nyata dapat menjadi landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PR atau Humas merupakan salah satu fungsi manajemen perlu memahami dan memberikan perhatian padanya untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Salah satu kegiatan PR adalah sosialisasi, sosialisasi merupakan salah satu fungsi komunikasi yang berperan penting dalam pola tingkah laku seseorang di tengahtengah masyarakat dan lingkungan budayanya, dengan demikian tingkah laku seseorang dapat diramalkan dari keadaan tidak atau belum tersosialisasinya menjadi manusia masyarakat dan beradap. Kesendirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk dimana kepribadian itu merupakan suatu komponen penyebab atau pemberi warna dari wujud tingkah laku sosial manusia. Jadi dalam hal ini sosialisasi diartikan, sebagai proses yang membantu individu melalui dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan cara berfikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.. Untuk mendukung sosialisasi agar berjalan dengan lancar suatu aktivitas dari humas yakni melakukan sosialisasi empat pilar dengan beberapa metode yang diselenggarakannya oleh MPR RI seperti: Pemasyarakatan Langsung, Training of Trainers (TOT), Seminar/Sarasehan, Focus Group Disscussion (FGD), Lomba Cerdas Cermat, Dialog Interaktif di Televisi, Seni dan Budaya 2. Peran PR atau humas sebagai penyelenggara dari suatu kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini sangat berperan penting mengingat sosialisasi ini tidak akan berjalan dengan baik 2 Ibid, Hal 4

5 apabila tidak terkomunikasikan dengan baik pula seperti yang dilontarkan oleh Bpk. Agus sebagai Kepala Bagian Pemberitaan Hubungan Antar Lembaga bahwa Sosialisasi ini tidak akan berjalan dengan baik dan efektif tanpa ada campur tangan humas dalam pelaksaannya 3. Kegiatan Sosialisasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa Sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara periode 2011. Sosialisasi empat pilar sudah ada sejak tahun 2006. dahulu sosialisasi ini dinamakan sosialisasi UUD 1945 dan masih berlangsung sampai saat ini. Nama Empat Pilar merupakan gabungan dari : UUD 1945, Bhineka Tunggal, NKRI, Pancasila, mengingat akan pentingnya meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pemaparan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan dasar identitas negara kita serta mengembalikan rasa nasionalisme yang sudah mulai memudar disebagian masyarakat Indonesia yang mengakibatkan masyarakat saat ini menjadi anarkis, terjadinya perpecahan antar suku dan budaya seperti fakta yang dilihat dari pemberitaan di media televisi, hal-hal seperti itu yang membuat dasar program sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara karena sangat penting untuk dikomunikasikan secara berkesinambungan dengan target khalayaknya yaitu seluruh masyarakat di seluruh Indonesia dari berbagai segementasi, dengan tujuan untuk mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpedoman pada nilai-nilai dalam pancasila dalam hidup bermasyarakat 4. 3 Hasil Wawancara dengan Bpk. Agus 4 PUSKAJI SEKJEN MP RI, Tahun 2011, Hal. 2

6 Karena peneliti melakukan di tahun 2012 maka difokuskan untuk program sosialisasi Empat Pilar ini di tahun 2011 melihat hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim Sosialisasi Empat Pilar disetiap tahunnya yang mendapatkan kelemahan dan kekurangan sehingga perlu disempurnakan agar sesuai dengan maksud dan tujuan program sehingga ditahun 2011 sampai saat ini banyak sekali menggunakan media sebagai alat menyampaikan isi-isi pesan dari Empat Pilar ini 5, maupun bentuk publikasi yang dilakukan oleh humas di MPR baik melalui media cetak maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh masyarakatseluruh kegiatan apa saja yang dilakukan dalam sosialisasi ini. Banyaknya lokasi, target sasaran dan metode yang di lakukan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh MPR RI ini penulis memilih 4 metode sosialisasi saja karena menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Bpk. Agus dan Bpk. Hendri kabag Pusat Kajian Penelitian Sekjen MPR RI metode tersebut merupakan metode yang benar-benar dilakukan oleh humas dengan menggunakan media dalam mengkomunikasikan isi pesan yang akan disampaikan tanpa terkait dengan unit lain sehingga akan terlihat secara jelas bagaiman peran humas dalam sosialisasi ini sebagai teknisi komunikasi. Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini melalui dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Bpk. Agus selaku Kepala Bagian Pemberitaan Hubungan Antar Lembaga SEKJEN MPR RI dan dari data sekunder peneliti yang didapat, ditahun 2012 ini masihberlangsung sampai dengan akhir tahun dan terdapat 9 metode sosialisasi namun karena peneliti memfokuskan pada periode 2011, hanya ada 7 metode sosialisasi yang di 5 Studi Evaluasi Efektivitas Pemasyarakatan Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara, PUSKAJI MPR RI 2011.Hal. 8

7 lakukan dalam sosialisasi Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. 6 Pada Penelitian ini Nara Sumber kunci adalah Humas di MPR yang berperan penting dalam sosialisasi ini dan penonton serta wartawan dijadikan sebagai informan pembanding. Peneliti sangat tertarik bagaimana peran humas atau PR di lembaga tersebut, mengamati beberapa waktu terakhir seperti fakta yang ada sebelum sosialisasi Empat Pilar ini peran Humas di MPR RI ini sangat kurang berfungsi dengan baik terlihat dari kurangnya publikasi yang dilakukan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh MPR RI sehingga menjadi menarik peneliti apakah humas di MPR RI sangat berperan dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini mengingat salah satu peran PR adalah sebagai teknisi komunikasi di mana sebagai seorang PR harus mampu menjadi teknisi komunikasi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan serta mengharapkan apa yang disampaikan tersebut mampu mempersuasif khalayaknya khususnya dalam sosialisasi Empat Pilar ini. Bagaimana peran humasnya dalam membina hubungan baik dengan media, dan bagaimana cara-cara yang dilakukan seperti apa demi tujuan organisasi tercapai dengan baik serta menggunakan media apa dalam mengkomunikasikan isi pesan yang di sampaikan melalui setiap metode sosialisasinya. Sosialisasi Empat Pilar ini sangat penting dikomunikasikan karena selain amanat yang diimplementasikan Adapun prioritas riset yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah mengenai segala bentuk peran humas MPR RI dalam mendukung sosialisasi 6 PUSKAJI MPR RI,Hal 4, Tahun 2011

8 empat pilar pada tahun 2011 ini, yaitu diantaranya dengan mengadakan beberapa kegiatan sosialisasi yang akan dikomunikasikan kepada masyarakat luas melalui beberapa metode yang sudah disusun demi meningkatan pengetahuan masyarakat luas terhadap isi-isi dari empat pilar). 1.2 Perumusan Masalah Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian, yaitu Bagaimana peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Periode 2011?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara periode 2011. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Ilmu Komunikasi, khususnya Bidang Studi Public Relations dalam kaitannya dengan kegiatan sosalisasi yang dilakukan oleh humas MPR RI melalui beberapa metode sosialisasi. Di sisi lain, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan memperluas ataupun melakukan kajian ulang terhadap variabel penelitian yang sama.

9 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Peran seorang Humas Pemerintahan dalam melakukan kegiatan sosialisasi. Sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat memberikan masukan kepada humas di MPR RI untuk selalu mengevaluasi disetiap kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan agar tercapai sesuai tujuan yang diharapkan. Disisi lain diharapkan pula menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin memperluas / membuat kajian ulang terkait dengan peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.