BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

PENANAMAN NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menjalani kehidupan. Adil merupakan suatu sifat dasar dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Ideologi negara adalah pedoman hidup dalam penyelenggaraan negara.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demokrasi saat ini sudah tidak asing lagi didengar oleh banyak kalangan

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara dapat dipandang sebagai persekutuan manusia yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Bagi seorang guru mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memahami yang diajarkan.pendidikan harus mendapat perhatian baik oleh

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran berkonstitusi setiap warga negara merupakan sesuatu yang diidam-idamkan oleh negara manapun, namun hal itu tidak mudah, karena sadar atau taat pada konstitusi merupakan sebuah pembatasan kebebasan yang dimiliki oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut menganut komunisme, liberalisme ataupun Pancasila, kesadaran berkonstitusi akan tetap menjadi problem dan tantangan suatu negara. Kesadaran berkonstitusi menjadi unsur penting dalam mewujutkan masyarakat yang tertib, aman dan nyaman. Pernyataan tersebut senada dengan yang ada dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV, mengenai fungsi negara Indonesia: untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia serta untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia. Kesadaran berkonstitusi semakin dibutuhkan di era demokrasi seperti saat ini. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang menjamin hak individu sebagai bagian hak asasi manusia (HAM), namun dalam pelaksanaanya terkadang kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Keadaan tersebut jika dibiarkan akan terjadi kekacauan antar individu maupun antar kelompok yang memiliki 1

2 kepentingan yang sama, sehingga hal tersebut akan mengganggu ketertiban dan jalannya pemerintahan suatu negara. Konstitusi sebagai hukum dasar negara sangat dibutuhkan untuk mengendalikan keadaan apabila terjadi kekacauan dalam suatu negara, karena konstitusi merupakan pedoman dalam menjalankan negara. Pedoman berupa konstitusi, dibentuk dan disusun berdasarkan kesepakatan dari seluruh warganegara berdasarkan asas perwakilan, yaitu melaui wakil rakyat yang berada di lembaga legeslatif, sehingga tidak ada alasan bagi warganegara untuk tidak taat terhadap konstitusi. Konstitusi juga sebagai wujud kesepakatan antara pemerintah dengan warganegara, sehingga jika masing-masing pihak mematuhi kesepakatan tersebut akan tercipta ketertiban hukum. Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran berkonstitusi sangat diperlukan oleh tiap-tiap negara di seluruh dunia. Kesadaran berkonstitusi yang dimiliki tiap-tiap warga negara akan mendorong ketaatan hukum yang telah disepakati antara pemerintah dengan warga negara, dengan ketaatan terhadap hukum, akan tercipta kesadaran berkonstitusi, sehingga dengan kesadaran berkonstitusi yang dimiliki tiap warga negara, dapat terwujud masyarakat tertib dan bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokus kan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Sebagai mata pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman. Adapun visi dan misi Pendidikan Kewarganegaraan ialah sebagai berikut:

3 menanamkan komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan ialah menghindarkan Indonesia dari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prisip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (BSNP, 2006:155). dengan memperhatikan visi dan misi tersebut diharapkan Pendidikan Kewarga negaraan mampu menciptakan warga negara yang memiliki kepribadian dan berkarakter sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Selaras dengan visi dan misi tersebut di atas, Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Pancasila. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, dalam lampiranya dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa sekolah ialah sebagai berikut: 1. Agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainya 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (BSNP, 2006:155-156). Berdasarkan tujuan tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu meberikan kepada peserta didik wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air, tertib serta bertanggung jawab.

4 Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan muatan materi yang terkandung di dalam kurikulumnya diharapkan mampu memberikan kesadaran dalam diri siswa untuk patuh dan taat terhadap negara.kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan memuat aspek-aspek yang dapat memberikan pedoman terhadap siswa, supaya memiliki rasa taat dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Materi-materi yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya meliputi; norma, hukum dan peraturan /serta konstitusi negara. Materi tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran dalam diri siswa untuk mematuhi peraturan yang berlaku, dengan berlatih taat peraturan sejak dini diharapkan dapat terbiasa, sehingga tanpa dipaksa siswa akan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa konstitusi merupakan salah satu materi Pendidikan Kewarganegaraan, untuk memberikan penanaman kesadaran berkonstitusi sejak dini terhadap siswa dan siswi di sekolah. Keberhasilan penanaman kesadaran berkonstitusi pada siswa sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya buku ajar. Buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan mestinya memuat materi-materi yang sesuai dengan kurikulum. Materi dalam buku ajar mestinya juga disesuaikan dengan tingkat atau jenjang sekolah. Buku ajar yang dijadikan kajian penelitian ini, secara garis besar memuat materi yang disesuaikan dengan kurikulum di SMP dan MTs Kelas VIII. Meski buku tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, akan tetapi yang menjadi masalah adalah proses penyampaiannya, apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud dalam buku?, bagaimana antusiasme siswa dalam merespon materi yang disampaikan oleh guru?.

5 Penanaman kesadaran berkonstitusi pada siswa di sekolah dimaksudkan untuk menciptakan generasi penerus yang sadar akan hukum. Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana amanat kurikulum harus menghasilkan perubahan prilaku yang lebih matang secara psikologis dan sosiokultural, khususnnya sebagai warga negara yang sadar hak dan kewajibanya sebagaimana yang diamanatkan konstitusi. Sekolah sebagai lembaga formal dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, merupakan sarana yang ideal bagi pemerintah untuk mensosialisasikan kesadaran berkonstitusi di kalangan generasi penerus bangsa. Departemen pendidikan sebagai wakil pemerintah dalam mengkoordinir dunia pendidikan di Indonesia, melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan penanaman kesadaran akan pentingnya ketaatan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia. Penanaman kesadaran berkonstitusi pada peserta didik, khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP), selain dipengaruhi oleh guru sebagai penyampai materi, juga ditentukan oleh muatan dalam buku teks yang menjadi pedoman peserta didik dalam mempelajari konstitusi, misalnya muatan materimateri yang berkaitan dengan konstitusi, penanaman tentang kesadaran berkonstitusi, dan lainnya yang dapat memberikan wawasan tentang konstitusi. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah merupakan salah satu sarana penanaman nilai-nilai konstitusi, sehingga memiliki kesadaran berkonstitusi. Pelaksanaan penanaman kesadaran berkonstitusi di sekolah hendaknya mengacu pada pedoman dan sumber-sumber tertentu, misalnya buku ajar dan

6 sumber buku lainya. Tujuan pengunaan buku ajar tersebut agar materi-materi yang disampaikan lebih terarah dan sesuai dengan jenjang pendidikan, dengan demikian siswa akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang apa yang diajarkan. Buku sebagai sumber belajar materi kesadaran berkonstitusi sangatlah banyak, dari banyak pengarang, dan banyak penerbit. Tiap-tiap buku memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Paling penting dalam penanaman kesadaran berkonstitusi adalah bagaimana seorang guru Pendidikan Kewarga negaraan menanamkan dan memberikan contoh terhadap siswanya untuk sadar hukum, dengan perkataan lain apa yang terdapat dalam buku pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat ditanamkan bukan saja konsepnya, tetapi juga perilaku dan kesadaran berkonstitusi. Siswa memiliki kesadaran untuk taat terhadap konstitusi yang berlaku, mulai dari tata tertip di sekolah hingga peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Buku ajar sebagai sumber pembelajaran penting di sekolah, kualitasnya tidak boleh diabaikan, karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kualitas buku ajar dapat dilihat dari isi, materi yang terkandung di dalam buku, dan kesesuaian materi dengan kurikulum. Kualitas buku ajar yang telah diterbitkan, setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya ialah sebagai berikut: 1. Faktor penulis buku, kemanpuan penulis yang meliputi penguasaan materi dan kemampuan menguraikan yang dimiliki oleh seorang penulis atau pengarang buku ajar.

7 2. Faktor kepentingan penerbit, kondisi fisik buku, dengan tebal tipisnya buku, akan mempengaruhi biaya produksi seperti proses percetakan dan penghematan bahan-bahan, sehingga akan mempengaruhi cakupan isi materi dalam buku ajar. 3. Faktor muatan kurikulum, seharusnya dalam menyusun buku ajar harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemrintah, seperti yang telah diuraikan di atas, tapi karena dipengaruhi oleh dua faktor penulis dan penerbit maka muatan buku bisa kurang sesuai dengan kurikulum yang telah ditentutkan. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan buku ajar, mulai dari penulisan hingga penerbitan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga mempengaruhi kualitas dari buku ajar, yang dapat ditinjau dari segi kesesuaian dengan kurikulumnya, isi, materi dan kejelasanya. Berdasarkan uraian-uaraian tersebut mendorong peneliti untuk meneliti tantang muatan materi pendidikan kesadaran berkonstitusi yang terkandung dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas VIII SMP dan MTs karangan Dadang Sundawa, dkk. Apakah pendidikan kesadaran berkonstitusi itu benarbenar diajarkan di sekolah sesuai dengan yang termuat dalam buku ajar, dan kurikulum yang telah ditentukan?.

8 B. Perumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah penelitian berfungsi untuk memfokuskan permasalahan yang akan dibahas, adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana muatan materi kesadaran berkonstitusi dalam buku Pedoman Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karangan Dadang Sundawa, dkk yang digunakan di kelas VIII SMP Negeri 3 Kecamatan Mojogedang, Karanganyar Tahun 2011? 2. Bagaimana penanaman guru mengenai kesadaran berkonstitusi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Kecamatan Mojogedang, Karanganyar Tahun 2011? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui muatan materi kesadaran berkonstitusi dalam buku Pedoman Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karangan Dadang Sundawa, dkk yang digunakan di kelas VIII SMP Negeri 3 kecamatan Mojogedang, Karanganyar Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui proses penanaman kesadaran berkonstitusi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Kecamatan Mojogedang, Karanganyar Tahun 2011.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk pengembangan masalah pendidikan yang berkaitan dengan muatan buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan. b. Untuk memecahkan permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan muatan buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan. c. Untuk memaparkan muatan materi buku tentang pendidikan kesadaran berkonstitusi yang terkandung dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk siswa kelas VIII SMP dan MTs. d. Untuk mengetahui sosialisasi tentang pendidikan kesadaran berkonstitusi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Kecamatan Mojogedang, Karanganyar Tahun 2011. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi siswa: 1) Menambah pengetahuan siswa tentang berkonstitusi. 2) Memotivasi siswa untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Manfaat bagi guru: 1) Untuk pengembangan materi kesadaran berkonstitusi. 2) Untuk mendorong kesadaran siswa tentang berkonstitusi 3) Menanamkan kesadaran berkonstitusi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa.

10 c. Manfaat bagi sekolah: 1) Untuk mengembangkan kesadaran berkonstitusi khususnya pada siswa Sekolah Menegah Pertama. 2) Untuk memperbaiki penanaman kesadaran berkonstitusi pada siswa Sekolah Menegah Pertama. E. Daftar Itilah Daftar istilah merupakan penjelasan judul yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian, adapun daftar istilah dalam penelitian ini adalah: 1. Muatan : kandungan / isi. 2. Materi : yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. 3. Penanaman : memberikan pemahaman siswa tentang suatu hal. 4. Pendidikan : penanaman pengetahuan 5. Kesadaran : tanpa ada paksaan dari pihak lain 6. Konstitusi : peraturan-peraturan atau kaidak-kaidah hukum baik yang tertulis maupun tak tertulis. 7. Buku PKn SMP dan MTs kelas VIII : buku Pendidikan Kewarganegaraan yang diperuntukkan SMP dan MTs kelas VIII.