SEMANTIK LEKSIKAL, SEMANTIK KALIMAT, MAKNA DAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seorang anak. Untuk berbahasa, anak-anak harus menghubungkan leksikon yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DESA PANTAI LABU BARU, KABUPATEN DELI SERDANG. Skripsi. Dikerjakan Oleh, NAMA : SATRIA SINAGA NIM :

BAB II KONSEP LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Melayu Sakai di Desa Kesumbo Ampai : Kajian Antropolinguistik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN TEORETIS, KONSEP DAN PENELITIAN TERDAHULU. meronim, member-collection, dan portion-mass (Saeed, 2009:63). Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia memiliki bahasa, binatang tidak memiliki bahasa (Verhaar, 2010:3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

VARIAN SEMANTIK PADA BENTUK DUPLET YANG TERSEBAR DI WILAYAH PEMAKAIAN KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK

BAB VI PENUTUP. dirumuskan tersebut berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Variabel

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

Semantik NORDIN BIN TAHIR INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yang dapat menggambarkan

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran

Bab 1. Pendahuluan. Dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

JENIS MAKNA DAN PERUBAHAN MAKNA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

Transkripsi:

SEMANTIK LEKSIKAL, SEMANTIK KALIMAT, MAKNA DAN KONTEKS BAHASA ACEH BESAR Isda Pramuniati Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Hubungan Semantik dengan kehidupan manusia sangat dekat karena bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi harus memperhatikan ketepatan makna sehingga petutur atau lawan bicara kita dapat memahami penyampaian pesan komunikasi dengan baik. semantik merupakan istilah teknis yang penggunaannya mengacu pada ilmu yang mempelajari tentang makna yang notabene merupakan bagian salah satu bagian linguistik. Selanjutnya dia menambahkan bahwa relasi semantik leksikal atau hubungan makna kata penting dipelajari pada semantik. Semantik muncul pada jajaran yang mempunyai makna, yakni pada kata dan kalimat. Maka mengacu pada tataran yang menjadi ruang lingkupnya, semantik terbagi atas semantik kata (semantik leksikal) dan semantik kalimat (semantik komposisional). PENDAHULUAN Bahasa cenderung mengalami perubahan bersamaan dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat penuturnya. Sebagaimana diketahui, bahasa dijadikan sebagai sarana ekspressi dan komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi. Pesatnya perkembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi di dunia Barat turut mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia, khususnya di bidang kosakata atau peristilahan. Masyarakat di Indonesia memiliki keterkaitan hubungan yang sangat erat dengan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa-bahasa daerah. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Halim (1976:11) Bahasa daerah, khususnya, mempunyai kedudukan sebagai bahasa ibu, dan juga berfungsi sebagai lambang identitas daerah, sebagai alat komunikasi dalam aktivitas sehari-hari, baik dilingkungan keluarga maupun antar kelompok penutur bahasa itu. Bahasa Aceh (selanjutnya disingkat BA) sebagaimana bahasa daerah lainnya di Indonesia selain berfungsi sebagai alat komunikasi juga merupakan pencerminan lambang sosial budaya yang masih berkembang, dilindungi, dan dipelihara oleh negara. Bahasa Aceh adalah suatu bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Austronesia. Dari perbandingan bahasa yang dilakukan oleh para ahli, kemungkinan BA berasal dari Hindia Belakang. Hal ini dikarenakan banyak kata atau pembentukan kata yang mendekati persamaannya dengan bahasa di Kerajaan Campa (Niemann dalam Osra M.Akbar et al. 1983 : 7). Adapun persamaannya antara lain sebagai berikut : Indonesia Aceh Campa Turun tron trun Tahun thon thun Menurunkan peutron patron Berharga meuyum moyom

Dalam perkembangannya, BA mendapat pengaruh dari bahasa Arab, Belanda, Portugis, Spanyol,Cina dan lain-lain. Dewasa ini BA merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi dan menjadi ciri khas penduduk yang menempati daerah pesisir Timur dan Barat Daerah Istimewa Aceh. Pelestarian bahasa ini sebagai pendukung dan pengembang kebudayaan daerah yang dapat mendukung kebudayaan dan bahasa nasional. Bahasa Aceh Besar, merupakan salah satu dari beberapa bahasa-bahasa Aceh yang kerap digunakan oleh masyarakat suku Aceh seperti bahasa Gayo, bahasa Melayu Tamiang, bahasa Alas, dan lain-lain, terutama yang tinggal di jalur Utara dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tepatnya di Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Pidie. Namun Bahasa Aceh Besar bukan hanya digunakan di dua kabubaten tersebut saja melainkan pada sesama suku Aceh lainnya yang tinggal di daerah berbeda. Hal ini dikarenakan BA yang berkembang di Banda Aceh ini merupakan bahasa Aceh standar sebagai akibat hilangnya unsur-unsur dialek penuturnya. Hanya saja tidak dapat dipungkiri masih menimbulkan hambatan-hambatan dalam permasalahan makna (semantis) ketika terjadi komunikasi, khususnya di kalangan para pemuda. SEMANTIK LEKSIKAL : RELASI LEKSIKAL 1. Pengantar Semantik leksikal menyangkut makna leksikal yakni makna yang dimiliki atau yang terdapat pada leksem meski tidak ada konteks apa pun. Sebagai contoh leksem buya (buaya) memiliki makna leksikal sejenis binatang melata. Oleh karenanya makna leksikal merupakan makna yang sebenarnya. Hal ini seperti yang diuatarakan oleh Kearns (2000:3) bahwa makna leksikal sebagai makna dari kata itu sendiri sedangkan bidang yang meneliti semantik leksikal menurut asas-asasnya dinamai leksikologi. Sementara Pateda (2001:74) mengatakan dalam kajian semantik, semantik leksikal cenderung lebih memfokuskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Pendapat yang sama diutarakan oleh Saeed (2000; ),bahwasanya kajian tentang makna kata disebut juga kajian semantik leksikal. AdapunTujuan deskripsi tradisional tentang semantik leksikal ialah: a.mempresentasikan makna setiap kata. b.menunjukkan bagian makna kata dalam bahasa. Penjelasan tersebut di atas mengindikasikan bahwa makna leksikal adalah makna sebenarnya, yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang mengatakan bahwa makna leksikal adalah makna kamus. Pemikiran ini memang tidak salah, namun terdapat juga makna lainnya seperti makna kiasan,makna gramatikal,dll.dalam penelitian ini kita akan menguraikan tentang semantik leksikal, yang membahas tentang unsur leksikon dan relasi leksikal. Pembicaraan mengenai semantik leksikal bukanlah suatu pembicaran yang baru. Para ahli seperti Saeed (1977) dan Cruse (1991) telah membicarakan semantik leksikal, makna leksikal ini dipunyai unsur unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya (Harimurti 1982 : 103). Verhaar (1983 : 9) mengarahkan makna leksikal suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri sebab makna sebuah kata dapat berubah apabila kata tersebut telah berada di dalam kalimat. Chaer (1994 : 289) menambahkan makna yang dimiliki atau ada pada leksem meskipun tanpa konteks apapun : misalnya makna leksem kuda memiliki makna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai. Dengan contoh itu dapat dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai

dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya. Adapun kajian makna untuk mendeskripsikan tentang semantik leksikal untuk mempresentasi makna setiap kata dalam bahasa dan menunjukkan bagian makna kata suatu bahasa yang saling berhubungan (Saeed, 1977). Dalam pembahasan relasi semantik leksikal, Saeed (2000:63) membaginya atas beberapa bentuk relasi makna yaitu homonimi, polisemi, sinonimi, antonimi, hiponimi, meronimi, koleksi anggota (member - collection), porsi massa (portion - mass). Adapun Pateda (2001 :200) mengutarakan bahwa relasi makna leksikal hanya meliputi 5 tipe yakni sinonimi, antonimi, hiponimi, homonimi, polisemi,. Sedangkan Allan (1986:174) membatasi pembagiannya dengan berdasar pada sinonimi, hiponimi, dan antonimi. Data di atas menunjukkan bahwa pada relasi semantis leksikal, terdapat beberapa tipe relasi makna, antara lain sinonimi, hiponimi, homonimi, polisemi, meronimi, koleksi keanggotaan dan porsi massa. Dua terakhir yang disebutkan tidak dibahas dalam kaijian penelitian ini. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa pembentukan makna kata berhubungan dengan benda atau objek di alam semesta yang berkonsepsik sebagai hubungan antara kata dengan objek / benda. Selanjutnya penjelasan makna kata dapat dihubungkan dengan kata lain yang terdapat pada sistem bahasa. Oleh karena itu penganalisisan setiap makna kata senantiasa mengacu pada tahapan segi semantik leksikal yang seterusnya akan dibagi dari sisi kedua hubungan ini. Semantik leksikal adalah kajian tentang makna kata. Kearns (2000:3) menyebutkan makna leksikal sebagai makna dari kata itu sendiri. Sementara Pateda (2001:74) mengatakan semantik leksikal sebagai kajian semantik yang lebih memusatkan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Berbicara tentang relasi semantik, pada relasi semantik leksikal Saeed mengungkapkan beberapa relasi makna (2000:63) yaitu homonimi, polisemi, sinonimi, antonimi, hiponimi, meronimi, koleksi anggota (member dan collection), porsi marsa (portion mars). Namun, Cruse (1986) mengungkapkan pembagian hanya dalam 5 konsep dasar yakni sinonimi, hiponimi, meronimi, antonimi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada relasi semantis leksikal, terdapat beberapa tipe relasi makna, antara lain sinonimi, hiponimi, homonimi, polisemi, meronimi, koleksi keanggotaan dan porsi marsa. Mengenai dua tipe yang terakhir tidak dapat disinggung lebih jauh. Unsur leksikon adalah unsur-unsur kalimat yang secara sematik bersifat primitif yang maknanya harus ditetukan didalam leksikon. Yang termasuk dalam unsur leksikon adalah kata-kata dasar, kata-kata turunan, dan kata majemuk beserta idiom. Kata-kata Dasar Pada Bahasa Aceh Besar banyak ditemukan konsep kata-kata dasar, kata yang merupakan kata dasar, baik bersuku satu maupun bersuku dua masing-masing ditulis sebagai satu kesatuan kecuali kata yang diakhiri dan diawali oleh huruf vocal. Berikut contoh kata-kata yang antara lain dapat kita amati melalui contoh berikut ini : - Baroe kamoe meuduek pakaat Kami baru saja duduk pakat Na ulam jang tan soe cok Lauk mana yang mau diambil? Contoh kata meuduek pada kalimat tersebut mengacu pada bentuk dasar dari kata duduk, begitu juga halnya dengan kata cok yang bermakna ambil, kedua kata tersebut belum mendapat penambahan proses afiksasi.

Kata-kata Turunan Pembentukan imbuhan pada kata-kata pada bahasa Aceh Besar cenderung pada proses afiksasi, hal ini dapat ditemukan pada pembentukan kata-kata turunan yang merupakan hasil proses afiksasi yang mencakup kelompok awalan (prefiksasi), kelompok sisipan (infiksasi), dan kelompok akhiran (sufiksasi). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman dkk (1983 : 11) terdapat 39 buah bentuk imbuhan dalam Bahasa Aceh yang terdiri dari : 18 awalan, 4 sisipan dan 17 akhiran. Bentuk awalan pada bahasa Aceh Besar terdiri dari 8 buah awalan biasa dan 10 buah awalan kata ganti orang, berikut contoh-contoh yang dapat ditampilkan : Contoh prefiksasi : (1). Awalan Biasa a. meu- pada kata -- meuseupét terjepit b. seu- pada kata -- seumula menanamkan (2). Awalan Kata ganti Orang a. ku- - kuduek kududuki b. ta- -- tawoe kita pulang Pada contoh no (1) kata meu- merupakan awalan yang melekat pada kata dasar seupét maka menjadi meuseupét terjepit begitu juga halnya pada kata mula yang diberi afiks seu- maka menjadi seumula menanamkan. Adapun pada bentuk yang kedua (2) kata duek duduk memperoleh afiks kumengakibatkan perubahan makna menjadi kuduek kududuki. Awalan yang biasanya dijumpai dalam bahasa aceh Besar yakni : meu-, peu-, beu-, neu-, teu-, keu- dan si- (sama dengan se- dalam BI) serta seu-. Contoh infiksasi : 1. eum- pada kata keumawé memancing 2. eun- pada kata peunajoh makanan 3. eul- pada kata seulumpai sumbatan 4. eur- pada kata geureudhum bunyi letusan contoh (1) keumawé memancing berasal dari kata kawé pancing yang mendapat sisipan eum- sehingga menjadi keumawé. Hal yang sama terdapat juga pada contoh (2) pajoh makan ditambah sufiks eun- sehingga menjadi peunajoh makanan. Demikian pula pada contoh (3) sumpai sumbat diberi sufiks eul- sehingga menjadi seulumpai. Contoh sufiksasi: Akhiran dalam Bahasa Aceh berjumlah 17 buah yang terdiri dari 5 buah akhiran biasa, 10 buah akhiran kata ganti orang dan 2 buah kombinasi akhiran : 1. an- bungkosan bungkusan 2. sit- jeuet sit boleh juga contoh (1) berasal dari kata bungkos cantik yang diberi sufiks an sehingga menjadi bungkosan bungkusan. Pada contoh (2), kata jeut boleh diberi sufiks sit sehingga menjadi jeut sit boleh juga.