BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik mengutamakan proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang dilakukan di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada Sistem Pendidikan Nasional, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepara Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membentuk manusia Indonesia secara keseluruhan serta meningkatkan kebugaran jasmani para siswa. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) yang diajarkan di sekolah memiliki peran sangat penting yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dengan kesegaran jasmani yang baik siswa diharapkan dapat belajar dengan baik dan juga memiliki derajat kesehatan yang baik, sehingga pada 1

gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik. Kesegaran jasmani sangat penting bagi setiap orang dalam kehidupan seharihari, baik itu masyarakat umum, pegawai, mahasiswa atau pelajar, termasuk pelajar Sekolah Dasar. Kesegaran jasmani merupakan faktor yang sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak, karena derajat kesegaran jasmani seseorang menentukan kemampuan fisiknya dalam kehidupan seharihari. Semakin tinggi kesegaran jasmaninya maka semakin tinggi pula kemampuan ataupun keterampilan kerja fisik untuk aktivitasnya. Kesegaran jasmani termasuk salah satu faktor penunjang seseorang dapat melakukan berbagai macam aktivitas fisik, melaksanakan tugas seharihari secara efektif dan efisien dalam jangkauan yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan. Keadaan tingkat kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Pencapaian kesegaran jasmani tidak hanya dilakukan dalam aktivitas yang berada di ruang lingkup pendidikan formal saja, tetapi dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah. Bagi siswa SD, kesegaran jasmani penting untuk menjaga kesehatan pada saat belajar di sekolah maupun di lingkungan sebagai anggota masyarakat. Lebih dari itu setelah lulus dari SD, maka kesegaran jasmani berguna untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi diperlukan kesegaran jasmani yang baik. Oleh sebab itu pendidikan jasmani perlu dilaksanakan dan ditingkatkan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. 2

Pendidikan jasmani di sekolah sangat penting bagi siswa, dalam kurikulum 1994 sekolah dasar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diberikan pada kelas I, II, III, IV, V, VI dengan dua jam pelajaran setiap minggu. Jumlah minimal untuk mendapatkan kebugaran yang baik adalah dengan melakukan aktivitas olahraga tiga kali setiap minggunya.. Dengan jumlah alokasi waktu yang diterapkan di Sekolah dirasa masih kurang, karena kegiatan siswa duduk di kelas terlalu lama secara terus menerus duduk dalam ruang kelas untuk mengikuti pelajaran akan menimbulkan kelelahan dan kejenuhan, untuk itu siswa memerlukan adanya aktivitas jasmani yang dapat memberikan penyegaran, sehingga pada gilirannya melalui pendidikan jasmani maka akan membantu siswa dalam mempertahankan kondisi kesegarannya, sehingga selalu siap dalam kondisi kesegarannya. Tingkat kesegaran jasmani yang baik tidak akan tercapai apabila hanya diperoleh melalui aktivitas pendidikan jasmani pada jam-jam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah saja, untuk itu diperlukan aktivitas jasmani di luar jam pelajaran bahkan di sekolah. Tingkat kesegaran jasmani seseorang memang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Bagi siswa status kesegaran anak, selain dipengaruhi oleh pelajaran pendidikan jasmani di sekolah, juga dipengaruhi oleh aktivitas anak di luar jam pendidikan jasmani, baik itu yang dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar. Bagi siswa SD Negeri II Kaligowong dan Siswa SD Negeri III Kaligowong sebagian besar siswa rumahnya jauh dari sekolah sehingga untuk sampai ke sekolah diperlukan waktu yang cukup lama dan itu ditempuh dengan hanya menggunakan transportasi sepeda dan berjalan kaki dengan jarak 3

masing-masing siswa berbeda. Ditambah dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit dan lembah. Kondisi sekolah di setiap sekolah berbeda-beda. SD Negeri II Kaligowong yang berada di daerah lembah, sedangkan SD Negeri III Kaligowong berada di daerah lingkungan perbukitan. SD Negeri II Kaligowong yang berada di daerah lembah merupakan sekolah yang berada di lingkungan dengan kondisi penduduk yang produktif. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Kondisi alam yang sangat subur menjadikan lingkungan sekitar SD Negeri II Kaligowong terlihat hijau. Aktivitas masyarakat banyak dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kebudayaan modern sudah menghinggapi lingkungan tersebut. Anak-anak sudah mulai mengenal dunia digital. Alasan tersebut yang menjadikan anak-anak kurang melakukan aktivitas di luar ruangan. Anak-anak di lingkungan SD Negeri II Kaligowong lebih suka berada di dalam rumah. Melihat kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab kurangnya aktivitas yang kemungkinan dapat memengaruhi tingkat kesegaran jasmani. SD Negeri III Kaligowong yang berada di daerah lingkungan perbukitan dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit menjadikan kondisi alam yang biasanya memerlukan kondisi fisik yang tinggi untuk beraktivitas. Tidak jauh berbeda dengan kondisi di lingkungan SD Negeri II Kaligowong, anak-anak juga sudah terkontaminasi dengan kemajuan teknologi. Kurangya aktivitas gerak seperti melakukan permainan tradisional juga tidak banyak ditemukan di lingkungan tersebut. Aktivitas banyak dilakukan di dalam rumah 4

dengan menonton televisi. Kondisi tersebut pula yang memungkinkan dapat menurunkan tingkat kesegaran jasmani setiap individu. Harapan kondisi tingkat kesegaran jasmani di daerah lembah dan di daerah perbukitan desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012 adalah baik, akan tetapi karena berbagai kendala yang ada di lapangan, tidak semua siswa mempunyai kondisi tingkat kesegaran jasmani yang baik. Saat mengikuti pembelajaran penjas ada sebagian siswa yang kurang bersemangat dan kurang berminat terhadap aktivitas jasmani. Faktor cuaca seperti panas banyak menjadi alasan para siswa untuk tidak ikut dalam kegiatan olahraga. Faktor-faktor lain yang menjadi penghambat kondisi tingkat kesegaran jasmani siswa adalah kurangnya sarana dan prasarana dalam proses kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani, sedangkan guru kurang kreatif dalam memodifikasi materi pembelajaran dan peralatan pendidikan jasmani untuk siswa. Dengan keikutsertaan siswa dalam berbagai macam aktivitas fisik olahraga, diharapkan semua siswa di SD Negeri II Kaligowong dan Siswa SD Negeri III Kaligowong memiliki kesegaran yang relatif baik. Namun demikian untuk mengetahui status kesegaran jasmani anak-anak dari masing-masing sekolah, perlu diuji kebenarannya melalui penelitian. Atas dasar pertimbangan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dan perbukitan Desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012. 5

B. Identifiksasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kebiasaan melakukan aktivitas masing-masing siswa berbeda-beda, sehingga tingkat kesegaran jasmaninya berbeda-beda pula. 2. Kondisi lingkungan perbukitan maupun lembah dapat menjadikan kondisi kesegaran setiap siswa berbeda-beda. 3. Minimnya sarana dan prasarana penjas dimungkinkan menyebabkan minat untuk mengikuti KBM menjadi berkurang. 4. Kurangnya kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran penjas. 5. Belum diketahuinya tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dan perbukitan Desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. C. Pembatasan masalah Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah tentang tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dan perbukitan Desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012. D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka timbul permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini. Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut, Seberapa tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dan perbukitan Desa Kaligowong 6

UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012? E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dengan perbukitan Desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Dengan diketahuinya tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri yang berada di lembah dan perbukitan Desa Kaligowong UPTD Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012 maka dapat bermanfaat: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian dapat membuktikan secara ilmiah tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SD Negeri II Kaligowong yang berada di daerah lembah dengan siswa SD Negeri III Kaligowong yang berada di daerah perbukitan. 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan bagi penelitian di masa yang akan datang. Agar dalam masa yang akan datang olahraga di Indonesia semakin maju dan berkembang dan mendapatkan prestasi yang memuaskan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan upaya pemantauan dalam meningkatkan kesegaran 7

jasmani yang sesuai dengan tujuan program pembelajaran di sekolah. Selain itu juga sebagai bahan pembanding dan motivator untuk mengembangkan kesegaran jasmani siswanya masing-masing. 8