PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode )

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012)

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

Hilya Lailia Darminto R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun )

PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM (STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE )

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano Alumni STIE MURA Lubuklinggau. 2. Dosen Tetap STIE MURA Lubuklinggau.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

PENGRUH TINGKAT BUNGA DEPOSITO, TINGKAT INFLASI, PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

Christian, Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, Dan Tingkst Inflasi Terhadap Indeks

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INDEKS HANG SENG TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB V PENUTUP. Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun dapat diambil kesimpulan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

Amida Tri Septifany R. Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 18

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

Analisis impor Indonesia dari Cina

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pasar Modal di Indonesia

PENDAHULUAN Salah satu rasio penilaian yang umum digunakan adalah untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio harga pasar terhadap nilai buku. Untuk

Transkripsi:

PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2015) Ria Wijayaningsih Sri Mangesti Rahayu Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Email: ria.wijayaningsih@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study to examine the effect of BI Rate, FED Rate, and Kurs Rupiah simultaneously, partially, and dominant variabels affect on Composite Stock Price Index by using multiple linier regression analysis. This study uses data monthly of January 2008 to December 2015 with 96 sample of data time series for each independent and dependet variabel. Simoultan analysis shows BI Rate, FED Rate, and Kurs Rupiah significantly affect Composite Stock Price Index. Partial analysis shows: first, BI Rate affect negative on Composite Stock Price Index; second, FED Rate does not affect Composite Stock Price Index; third, Kurs Rupiah affect negative on Composite Stock Price Index. Variables dominant affect on Composite Stock Price is variable Kurs Rupiah. The finding in this study idicate the diversity information about changes in FED Rate so that investors tend to be confident on the self evaluation to decide on stock investing. Keywords: BI Rate, FED Rate, Kurs Rupiah, IHSG ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah secara simultan, parsial, dan pengaruh variabel yang dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data bulanan dari Januari 2008 hingga Desember 2015 dengan jumlah sampel 96 data time series untuk setiap variabel bebas dan terikat. Secara simultan, hasil analisis menunjukkan BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara parsial hasil analisis menunjukkan pertama, BI Rate menunjukkan pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan; kedua, FED Rate tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan; ketiga, Kurs Rupiah menunjukkan pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah variabel Kurs Rupiah. Temuan dalam penelitian ini mengidentifikasikan adanya keragaman informasi pada perubahan FED Rate sehingga investor cenderung percaya diri pada penilaian diri sendiri untuk memutuskan berinvestasi saham. Kata kunci: BI Rate, FED Rate, Kurs Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan. 69

PENDAHULUAN Pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi pasar modal tersebut mencerminkan bahwa pasar modal tumbuh menjadi leading indikator bagi perekonomian suatu negara. Penilaian pasar modal tidak bisa dilepaskan dari penilaian keseluruhan situasi ekonomi secara makro. Secara teori, kondisi pasar modal sangat dipengaruhi oleh penampilan ekonomi secara agregat, hubungan antar pasar modal dengan ekonomi makro menunjukkan korelasi positif (dalam arti, situasi ekonomi begitu besar pengaruhnya terhadap pasar modal) (Widoatmodjo, 2009:9). Kondisi ekonomi yang memberikan dampak bagi pasar modal dapat dilihat dari kebijakan moneter suatu negara. Menurut Rahardja dan Manurung (2008:437) kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Sehingga sebagai investor sebaiknya memperhatikan kondisi ekonomi sebelum berinvestasi di dalam pasar modal. Investor dapat berinvestasi di pasar modal yang diotorisasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan memperdagangkan surat berharga (efek). Surat berharga (efek) yang paling banyak diminati adalah saham, karena saham dapat menunjukkan penyertaan atas kepemilikan suatu perusahaan dengan return berupa peningkatan harga dan deviden. Sebagai investor sebaiknya memperhatikan kondisi ekonomi sebelum memutuskan untuk berinvestasi saham ataupun efek lainnya. Informasi tersebut, yaitu suku bunga dan nilai tukar yang merupakan salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter. Suku bunga merupakan salah satu instrument dalam kebijakan moneter yang ditentukan oleh bank sentral. Suku bunga yang ditentukan bank sentral merupakan salah satu variabel ekonomi yang diamati oleh berbagai pihak dalam perekonomian karena dampaknya yang luas. Suku bunga yang dapat menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi saham di BEI adalah suku bunga Indonesia atau disebut BI Rate dan suku bunga Amerika yang disebut FED Rate. Jika BI Rate mengalami kenaikan akan berdampak pada naiknya biaya transaksi perusahaan dalam proyek investasi, menarik pihak yang memiliki kelebihan dana dalam hal ini adalah investor untuk mengalihkan dana ke instrument investasi lain yang lebih aman seperti sukuk, deposito, surat utang (obligasi) negara, dan lain-lain. Sehingga, jika BI Rate tinggi dan sebagian besar investor memilih berinvestasi pada instrument lain, maka harga saham di BEI menurun yang dicerminkan melalui Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pergerakan harga saham secara keseluruhan perusahaan yang terdaftar di BEI. FED Rate juga merupakan informasi yang dapat diperhatikan oleh investor karena FED Rate dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar (dalam hal ini dollar AS sebagai mata uang global) dan kredit dengan tujuan stabilitas ekonomi yang dapat diukur melalui neraca pembayaran internasional, kestabilan harga, dan kesempatan kerja. Pada saat BI Rate lebih tinggi daripada FED Rate, akan menimbulkan perkiraan depresiasi rupiah serta apresiasi dollar sehingga menyebabkan investor domestik (dalam negeri) maupun investor luar negeri akan tertarik memegang aset domestik dan begitupun sebaliknya. Informasi BI Rate dan FED Rate dapat menjadi pertimbangan sekaligus informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi saham. Namun, investor juga harus memperhatikan nilai tukar khususnya nilai tukar dollar AS pada rupiah (Kurs Rupiah). Kurs harus diperhatikan karena kurs mempengaruhi harga barang-barang yang diproduksi di dalam negeri yang dijual diluar negeri dan biaya dari barang-barang luar negeri yang dibeli di negara domestik. Pada saat nilai dollar AS tinggi dan rupiah melemah investor akan lebih menyukai investasi dalam bentuk dollar AS dibandingkan dengan investasi pada surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka panjang. Begitu sebaliknya, jika dollar AS turun dan rupiah menguat maka investor akan lebih menyukai investasi saham. Meningkatnya investasi saham akan menimbulkan perubahan harga saham di BEI yang akan tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan. Keputusan investor sebelum melakukan investasi saham dengan melihat suku bunga dan nilai tukar menjadi sangat penting, karena dengan mempertimbangkan informasi tersebut investor akan mengetahui keadaan emiten di BEI sehingga keputusan investor untuk membeli saham berdampak pada perubahan harga saham. Perubahan harga saham yang terjadi juga akan berdampak pada pergerkan Indeks Harga Saham Gabungan, karena Indeks Harga Saham Gabungan mencerminkan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham keseluruhan emiten yang terdaftar di BEI. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun 2015 dimulai pada pertengan bulan Agustus 2015 di BEI hingga mencapai titik terendah pada 4111.111. Bahkan pada bulan September 2015 Indeks Harga Saham Gabungan 70

sempat mengalami penurunan hingga 4033.587 di BEI. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan membuat investor melakukan aksi lepas saham. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan yang terjadi akibat adanya spekulasi mengenai kebijakan yang akan diambil bank sentral AS atau The FED di tahun 2015 yang berkaitan dengan kenaikkan tingkat suku bunga dan menguatnya dollar AS sehingga investor mulai menjadikan dollar AS sebagai salah satu investasi secara fisik yang dapat digunakan pada kondisi tersebut. Keadaan seperti ini yang menyebabkan melambatnya perekonomian Indonesia pada triwulan kedua. Menurut Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan kedua Tahun 2015, perlambatan ekonomi Indonesia terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan invetasi dan konsumsi pemerintah, serat masih lemahnya kinerja ekspor. Perlambatan tersebut diakibatkan karena ketidakpastian kenaikkan suku bunga FED Rate di AS yang masih terus berlanjut dan ekonomi Tiongkok yang masih melambat yang akhirnya berdampak pula pada nilai tukar rupiah sehingga mengalami depresiasi (Bank Indonesia:2015c). Kurs Rupiah Menurut Mishkin (2011b:136) nilai tukar atau kurs adalah harga dari mata uang suatu negara dalam harga mata uang dengan negara lainnya. Sehingga kurs rupiah merupakan nilai tukar mata uang Amerika Serikat dengan Indonesia. Kurs penting karena kurs mempengaruhi harga barangbarang yang diproduksi di dalam negari yang dijual di luar negeri dan biaya dari barang-barang luar negeri yang dibeli di negara domestik. Indeks Harga Saham Gabungan Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:101) indeks harga saham gabungan menunjukkan pergerakan harga saham perusahaan yang tercatat di bursa efek secara umum. Pada pasar modal Indeks Harga Saham Gabungan paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan ekonomi di pasar modal. Suku Bunga Nilai Tukar Indeks Harga Saham KAJIAN PUSTAKA BI Rate Menurut Bank Indonesia (2015a) BI Rate adalah suku bungan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) dan diumumkan kepada publik. BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubenur Bank Indonesia dengan mempertimbangkan rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi. Selain itu BI Rate ditetapkan juga memperhatian berbagai informasi lainnya seperti leading indikator, survei, informasi anecdotal, variabel informasi, expert opinion, asesmen faktor risiko dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter (Bank Indonesia, 2015b). FED Rate FED Rate adalah besarnya tingkat bunga yang dikeluarkan oleh bank Sentral Amerika Serikat (The FED) sebagai suku bunga acuan yang dapat digunakan antar lembaga penyimpanan dalam waktu semalam atau di Indonesia sebagai PUAB O/N yang diotorisasi oleh The FED. Suku bunga The FED merupakan tingkat bunga yang diterapkan bank Sentral Amerika Serikat untuk meminjam dana kepada perbankan umum yang ada di Amerika Serikat (The FED:2015). Mata Uang Gambar 1. Model Konseptual BI Rate FED Rate Kurs Rupiah Gambar 2. Kerangka Hipotesis IHSG METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh variabel BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh atau sensus. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dengan jumlah sampel 96 dari bulan Januari 2008 hingga Desember 2015. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan cara menulusuri data historis dari Bank Indonesia, Federal Reserve, dan Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis dalam 71

penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, dan analisis koefisien determinasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Simultan BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tabel 1. ANOVA Indeks Harga Saham Gabungan Model Sum of Squares df Mean Squa F Sig 1 re Regression.216 3.072 35.573.000 b Residual.184 91.002 Total.401 94 a. Dependent Variabel: IHSG b. Predictors: (Constant), KURS RUPIAH, FED RATE, BI RATE Sumber: Output SPSS diolah, 2016. Berdasarkan hasil uji F dan nilai signifikansi, secara simultan variabel BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Hal ini berarti bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima sehingga investor harus memperhatikan informasi BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah sebelum berinvestasi di BEI. Hal ini sesuai dengan teori klasik dalam Nopirin (2012:167) menyatakan bahwa jika tingkat bunga semakin tinggi maka keinginan investor untuk menabung akan semakin tinggi, sehingga keinginan masyarakat untuk berinvestasi semakin rendah. Sehingga dapat disimpulkan apabila suku bunga tinggi banyak investor yang menginvestasikan dananya disektor perbankan sehingga perdagangan saham di BEI sepi dan lesu yang akhirnya mengakibatkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Demikian pula apabila apabila suku bunga rendah kecenderungan investor untuk menabung menjadi lebih kecil, investor lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya di BEI karena lebih menguntungkan sehingga permintaan saham di BEI meningkat yang akan meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Informasi Kurs Rupiah juga harus diperhatikan investor karena saat Kurs Rupiah mengalami apresiasi, investor akan tertarik untuk berinvestasi pada surat berharga. Demikian pula, disaat Kurs Rupiah mengalami depresiasi maka dollar AS akan menjadi alternatif investasi yang menjanjikan sehingga berdampak pada penurunan investasi di BEI. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Saputra (2011) bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai kurs dollar AS (USD) dan tingkat suku bunga Indonesia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Sedangkan untuk hasil suku bunga Amerika Serikat mendukung hasil penelitian Suyanto (2009) bahwa suku bunga Amerika Serikat atau dikenal FED Rate memiliki pengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada saat krisis global pada tahun 2007-2008, namun suku bungan Amerika Serikat memiliki pengaruh secara tidak langsung. Pengaruh Parsial BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tabel 2. Koefisien Regresi Indeks Harga Saham Gabungan Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant).014.005 2.978.004 BI RATE -.583.205 -.209 -.006 2.836 1 FED.003.023.023.132.089 RATE KURS -.142.142 -.656.000 RUPIAH 1.273 a. Dependent Variabel: IHSG Sumber: Output SPSS diolah, 2016. Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi, secara parsial variabel BI Rate berpengaruh Gabungan di BEI. Hasil secara parsial menunjukkan BI Rate berpengaruh negatif atau terbalik terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Hal ini berarti pada saat BI Rate naik maka Indeks Harga Saham Gabungan menurun begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori klasik dalam Nopirin (2012:167) menyatakan bahwa jika tingkat bunga semakin tinggi maka keinginan investor untuk menabung akan semakin tinggi, sehingga keinginan masyarakat untuk berinvestasi semakin rendah. Sehingga dapat disimpulan bahwa semakin tingginya BI Rate membuat keinginan masyarakat untuk menabung semakin tinggi, namun semaikin rendah keinginan masyarakat untuk berinvestasi yang akan mengakibatkan menurunnya harga saham secara umum yang dapat dilihat pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Selain itu, hal ini juga didukung oleh Tandelilin (2010:103) bahwa berubahnya tingkat suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik dengan keadaan ceteris paribus (pada saat suku bunga meningkat, harga saham akan menurun dalam keadaan ceteris paribus, yaitu 72

tidak melihat perubahan FED Rate dan Kurs Rupiah). Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian terdahulu dari Saputra (2011) bahwa secara parsial tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap Indek Harga Saham Gabungan di BEI. Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi, variabel FED Rate secara parsial tidak berpengaruh Gabungan. Tidak berpengaruhnya FED Rate karena ada keragaman informasi yang menyebabkan perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan investor. Keragaman informasi ini karena adanya investor yang tidak hanya melihat perubahan FED Rate saja, namun juga melihat selisish BI Rate dengan FED Rate sesuai teori paritas suku bunga. Mishkin (2011a:121) menyatakan pada saat suku bunga domestik (dalam negeri) lebih tinggi daripada suku bunga luar negeri, hal ini berarti mata uang asing mengalami perkiraan apresiasi positif yang akan memberikan kompensasi penuruanan suku bunga luar negeri lebih rendah. Hal ini dapat disimpulakan bahwa jika BI Rate lebih tinggi daripada FED Rate, maka terjadi perkiraan depresiasi rupiah dan apresiasi dollar yang akan berdampak pada investor domestik maupun investor luar negeri akan tertarik memegang aset domestik. Peningkatan selisih antara BI Rate dengan FED Rate akan mendorong investor untuk menanamkan modal ke pasar keuangan di Indonesia karena investor akan mendapatkan return yang lebih tinggi. Tidak signifikannya variabel FED Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan juga didukung mendukung penelitian Suyanto (2009) bahwa pengaruh perubahan tingkat suku bunga Amerika Serikat terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan lebih banyak dijelaskan oleh pengaruh secara tidak langsung. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Noerdiasyah (2009) tidak berpengaruhnya FED Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan karena FED Rate mempengaruhi melalui kegiatan ekspor, selain itu meskipun FED Rate tidak memiliki pengaruh secara signifikan tetapi masih memiliki hubungan positif dengan investasi. Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi, secara parsial variabel Kurs Rupiah berpengaruh Gabungan di BEI. Hasil secara parsial menunjukan Kurs Rupiah berpengaruh negatif atau terbalik terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Hal ini berarti pada saat dollar AS terapresiasi dan rupiah terdepresiasi maka Indek Harga Saham Gabungan di BEI naik, begitu sebaliknya pada saat dollar AS terdepresiasi dan rupiah terapresiasi maka Indeks Harga Saham di BEI menurun. Hal ini dikarenakan jika nilai dollar AS tinggi atau rupiah melemah maka investor akan lebih tertarik menyukai investasi dalam bentuk dollar AS dibandingkan investasi pada surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka panjang. Menurut Tandelilin (2010:344) Kurs Rupiah merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi dan menurunnya Kurs Rupiah berdampak pada meningkatnya biaya impor bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan emiten, meningkatnya biaya produksi, dan banyak emiten yang memiliki hutang luar negeri apabila Kurs Rupiah menurun akan meningkatkan beban hutang yang ditanggung emiten karena harus membayar dengan dollar AS yang menguat namun rupiah melemah sehingga nilai tukarnya besar. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Dyani (2009) dan Saputra (2011) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah memberikan pengaruh yang Gabungan di BEI. Variabel yang Berpengaruh Dominan terhadap Indeks harga Saham Gabungan. Berdasarkan hasil regresi linier berganda variabel BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah yang dilihat dari nilai Standardized Coefficient Beta, variabel yang dominan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah variabel Kurs Rupiah. Hal ini dikarenakan investor saham cenderung menunggu informasi tentang Kurs Rupiah, karena menurut Mishkin (2011b:110) ketika mata uang suatu negara terapresiasi, barang yang dihasilkan oleh negara tersebut di luar negeri menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih murah (asumsi harga domestik konstan dikedua negara). Demikian pula, ketika mata uang negara terdepresiasi, barang-barang negara tersebut yang di luar negeri menjadi lebih murah dan barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal. Alasan tersebutlah yang menjadikan Kurs Rupiah berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Hasil peneliti ini juga mendukung penelitian Dyani (2009) bahwa variabel yang dominan menpengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan adalah variabel nilai tukar rupiah. Namun berdasarkan hasil penelitian Saputra (2011) tingkat suku bunga Indonesia yang memberikan pengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini berarti bahwa investor harus memperhatikan kebijakan moneter yang berkaitan dengan suku bunga dan nilai tukar, karena kedua 73

kebijakan tersebut saling berkaitan untuk menjaga stabilitas perekonomian negara yang ditentukan oleh bank sentral. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Secara simultan BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. 2. Secara parsial BI Rate berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI, Secara parsial FED Rate tidak berpengaruh Gabungan di BEI, dan secara parsial Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. 3. Variabel yang dominan berpengaruh tehadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI adalah variabel Kurs Rupiah. Saran 1. Bagi investor, sebaiknya memperhatikan BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi di BEI. Selain itu investor juga harus memperhatikan perubahan BI Rate dan FED Rate terkait dengan kebijakan moneter dan transmisi kebijakan moneter yang akan berlaku sehingga tidak terjadi keragaman informasi dan tidak mengambil keputusan berdasarkan insting pribadi. Tetapi menghitung dan memperhatikan risiko sebelum pengambilan keputusan. 2. Bagi peneliti selanjutnya, saran yang dapat diberikan peneliti, a)menambahkan variabel makroekonomi seperti inflasi dan GDP, menggunakan teknik analisis lain untuk mengukur pengaruh dan hubungan variabel FED Rate terhadap Indeks Harga Saham di BEI agar diperoleh hasil analisis yang baik; b)membandingkan variabel makroekonomi domestik dengan internasional untuk melihat pengaruhnya terhadap pasar keungan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P dan Pakarti, P. Pengantar Pasar Modal. 2006. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bank Indonesia. 2015a. Penjelasan BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan, diakses pada Tanggal 05 September 2015 dari http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/penjelasan/contents/defalut.aspx.. 2015b. Penetapan BI Rate, diakses pada Tanggal 05 September 2015 dari http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/penetapan/contents/defalut.aspx.. 2015c. Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2015, diakses pada Tanggal 01 Desember 2015 dari http://publikasi/kebijakan- moneter/tinjauan/pages/laporan-kebijakan- Moneter-Triwulan-II2015.aspx. Dyani, D. A. M. 2009. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Periode Juli 2005-Juni 2008. Fakultas Ilmu Administrasi: Universitas Brawijaya. Federal Reserve. 2015. Federal Open Market Committee, diakses pada Tanggal 05 September 2015 dari http://www.dallasfed.org/research/basic/growth.cfm Mishkin, F. S. 2011a. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Buku 1. Edisi Kedelapan. Jakarta:Salemba Empat.. 2011b. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Buku 2. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat. Noerdiasyah Luthfi. 2007. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Suku Bunga The FED, dan Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham Perbankan Tahun 2004-2006 di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas Brawijaya. Nopirin. 2012. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro- Makro. Yogyakarta: BPFE. Rahardja, P dan Manurung, M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikroekonomi dan Makroekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saputra, Adi. 2011. Analisis Pengaruh Nilai Kurs Dollar AS (USD) dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di 74

Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas Brawijaya. Suyanto, 2009. Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga Internasional terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Selama Terjadi Krisis Keuangan Global. Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas Brawijaya. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi-teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius. Widiatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Gha;ia Indonesia. 75