PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA WALL THICKNESS PADA LEMBARAN PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) HASIL PROSES VACUUM TERMOFORMING

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BAB II LANDASAN TEORI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

BAB II DASAR TEORI. masing masing penggerak tersebut digerakan oleh motor Stepper yang dikontrol

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

TEGANGAN DAN REGANGAN

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

PEMBUATAN MODEL PRODUK PALU PLASTIK DARI BAHAN DAUR ULANG PLASTIK PP, PET, DAN HDPE

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

ANALISIS AKURASI DIMENSI HASIL PROSES VACUUM THERMOFORMING DENGAN VARIASI KETINGGIAN MOLD ALUMINUM

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN MEMAHAMI

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

PERANCANGAN ALAT INJEKSI PLASTIK UNTUK GAGANG PISAU PADA UKM PENGRAJIN PISAU DI DESA HADIPOLO KUDUS

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN

kekuatan dan sifatnya cocok untuk memikul beban. Baja struktur banyak dipakai

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB XI POLIMER. C dan C mempunyai ikatan ganda : ikatan tunggal = : ikatan ganda

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Transkripsi:

PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION Aga 1, Leonard Alan Christandy 2, Handoko Sugiharto 3, Gogot Setyo Budi 4 ABSTRAK: Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Plastik juga mempunyai banyak kelebihan seperti ringan, kuat, mudah dibentuk, anti karat, tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, juga biaya proses yang lebih murah. Penelitian ini berfokus pada penggunaan plastik jenis polyethylene terephthalathe sebagai bahan pengganti kawat baja pada gabion. Ada tiga tipe dari polyethylene terephthalathe yang akan digunakan yaitu 1510-E, 1910-E, dan 1910-NE. Pengujian dibagi menjadi dua tahap yaitu pengujian kuat tarik terhadap masing-masing polyethylene terephthalathe dan kawat baja secara individu untuk mendapatkan regangan yang terjadi, dan pengujian kuat tarik rangkaian polyethylene terephthalathe dan gabion untuk mendapatkan kapasitas tarik maksimum. Hasil dari pengujian pertama menunjukkan kuat tarik maksimum dari polyethylene terephthalathe tipe 1510-E, 1910-E,1910-NE, dan kawat baja Ø2,7mm sebesar 555,607kg; 608,52kg; 608,52kg; dan 317,49kg dengan regangan sebesar 5,889%; 7,067%; 4,312%; dan 4,381%. Setelah dilakukan pengujian pertama didapat bahwa polyethylene terephthalathe tipe 1510-E mempunyai kuat tarik yang paling mendekati kawat baja sehingga digunakan sebagai bahan pengujian kedua. Sedangkan hasil pengujian kedua didapat kuat tarik maksimum rangkaian polyethylene terephthalathe tipe 1510-E dan gabion sebesar 2010,77kg atau 16,39kg/cm 2 dan 1852,025kg atau 15,1kg/cm 2. KATA KUNCI: gabion,polyethylene terephthalathe, kuat tarik, regangan. 1. PENDAHULUAN Dewasa ini penggunaan bahan baku plastik menjadi tren tersendiri dikalangan masyarakat Indonesia. Secara bertahap plastik mulai menggantikan peranan gelas, kayu, bahkan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu ringan, kuat, mudah dibentuk, anti karat, tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan, juga biaya proses yang lebih murah (Mujiarto, 2005). Pada umumnya, plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu thermoplast dan thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan cara dipanaskan. Sedangkan plastik thermoset adalah plastik yang dapat dicairkan dan hanya dapat dibentuk satu kali, setelah plastik tersebut dipadatkan, maka mereka akan tetap padat. Yang termasuk golongan plastik thermoplast antara lain Polyethylene (PE), Polypropylene (PP), Polystyrene (PS), Acrylonitrite butadienestyrene (ABS), Stryene acrylonitrite (SAN), Nylon, Polyethylene terephthalate (PET), dan Polycarbonate nylon (PC). Sedangkan yang termasuk golongan plastik thermoset antara lain Poly urethene (PU), Urea formaldehyde (UF), Melamine formaldehyde (MF), Polyester, dan epoksi. Sampai saat ini pemanfaatan bahan baku plastik sebagian besar digunakan untuk peralatan rumah tangga. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21409037@john.petra.ac.id. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21409037@john.petra.ac.id. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, hands@petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, gogot@ petra.ac.id 1

Melihat keunggulan karakteristik bahan baku plastik tersebut, penulis ingin mengaplikasikan bahan baku plastik dalam dunia konstruksi. Salah satu inovasi yang akan penulis angkat dalam penelitian ini adalah pembuatan gabion menggunakan bahan baku plastik. Selain inovasi tersebut, recycle juga di perlukan untuk mengolah polyethylene terephthalatekarena penggunaan polyethylen terephthalathe menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun ke tahun. Dari tahun 2000 hingga 2010, permintaan polyethylene dunia diperkirakan meningkat dari 27,6 juta ton menjadi 56 juta ton dengan banyaknya botol plastik yang digunakan sebagai kemasan air minum (Welle, 2011). Gabion konvensional terdiri dari tiga macam kawat yaitu kawat sisi, kawat anyam, dan kawat ikat. Kawat yang digunakan dalam pembuatan gabion harus memiliki karakter yang tahan terhadap panas, tahan terhadap zat kimia, kuat tarik yang tinggi, kaku, dan tidak getas. Dari berbagai jenis plastik yang sudah penulis sebutkan di atas, polyethylene terephthalate mempunyai sifat mekanis yang cocok untuk pembuatan gabion. Polyethylene terephthalate mempunyai kuat tarik yang tinggi, kaku tetapi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia, dan tahan terhadap panas dan minyak. Diharapkan polyethylene terephthalate dapat menjadi jawaban dari sebuah inovasi sekaligus recycle sebagai bahan pembuat gabion yang layak dan sesuai kapasitas tarik dari gabion kawat. 2. METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan cara, bahan dan alat yang dipakai dalam melakukan pengujian kuat tarik polyethylene terephthalathe dan kawat konvensional secara individual dan dalam sebuah rangkaian. Bahan yang digunakan untuk pengujian kedua dipilih berdasarkan hasil dari pengujian pertama agar kapasitas tarik dari rangkaian polyethylene terephthalathe dapat mencapai kesetaraan dengan kapasitas tarik dari gabion kawat. Tahapan penelitian pertama yang dilakukan yaitu sampel dipotong dengan panjang 90cm dan dijepit pada dua plat besi, lalu dongkrak dipasang di atas plat besi, kemudian pemasangan karet ban bekas agar strap tidak putus karena tajamnya bidang siku dari dongkrak. Berikutnya pendongkrakan polyethylene terephthalathe strap. Perpanjangan sampel di ukur pada tiap tahapan gaya tarik hingga sampel melewati fase elastis dan plastis hingga putus. Tahapan penelitian kedua yang dilakukan yaitu sampel polyethylene terephthalathe dirangkai sesuai dengan desain yang dibuat, lalu sampel polyethylene terephthalathe yang sudah dirangkai diletakkan pada pangkuan besi dan dijepit dengan plat pada pinggiran pangkuan besi agar sampel tidak bergerak, kemudian dongkrak diletakkan dibawah pangkuan besi dan didongkrak ke atas sampai sampel polyethylene terephthalathe putus dan kuat tekan pada dongkrak di catat sebagai kapasitas kuat tarik dari rangkaian sampel polyethylene terephthalathe. Sampel gabion di potong agar ukuran sesuai dengan pangkuan besi, lalu Sampel gabion diletakkan pada pangkuan besi dan dijepit dengan plat pada pinggiran pangkuan besi agar sampel tidak bergerak, kemudian dongkrak diletakkan dibawah pangkuan besi dan dilakukan pendongkrakkan ke atas sampai sampel gabion putus dan kuat tekan dongkrak dicatat sebagai hasil kapasitas tarik dari gabion. 3. ANALISA DAN HASIL 3.1 Analisa Hasil Pengujian Polyethylene Strapping Band dan Kawat Baja Pada pengujian yang pertama, digunakan dua plat besi yang dilapisi karet sebagai penjepit ujung polyethylene terephthalathe agar tidak terjadi slip ketika dilakukan pengujian. Juga digunakan dongkrak dengan manometer untuk memberi gaya tarik pada polyethylene terephthalathe sekaligus sebagai alat ukur untuk mengetahui kapasitas tarik dari polyethylene terephthalathe tersebut dan didapatkan hasil seperti pada Tabel 1, Gambar 1, Tabel 2,Gambar 2, Tabel 3, dan Gambar 3. Menurut Hukum Hooke fase elastis di tandai dengan pertambahan gaya yang diberikan berbanding 2

lurus dengan pertambahan panjangnya sehingga membentuk kurva linier (Kharida, Rusilowati, Pratiknyo, 2009), sehingga dapat diketahui titik leleh dari masing-masing sampel. Bacaan Dial Tabel 1.Hasil Pengujian Polyethylene Terephthalathe Tipe 1510 Embossed Sampel 1 Sampel 2 L Σ L P σ Rata- Rata (kg) (MPa) Lo L Lo L Rata Rata 2 105.83 70.55 367.46 380.21 0.0000 0.00% 3 158.75 105.83 368.98 1.52 381.42 1.21 1.37 1.37 0.0037 0.37% 4 211.66 141.11 370.53 1.55 383.11 1.69 1.62 2.99 0.0080 0.80% 5 264.58 176.38 371.87 1.34 384.92 1.81 1.58 4.56 0.0122 1.22% 6 317.49 211.66 374.40 2.53 387.46 2.54 2.53 7.10 0.0190 1.90% 7 370.41 246.94 377.00 2.60 389.77 2.31 2.46 9.55 0.0255 2.55% 8 423.32 282.21 379.76 2.76 392.43 2.66 2.71 12.26 0.0328 3.28% 9 476.24 317.49 383.10 3.34 395.14 2.71 3.03 15.29 0.0409 4.09% 10 529.15 352.77 387.00 3.90 397.50 2.36 3.13 18.42 0.0493 4.93% 11 582.07 388.04 401.10 3.60 3.60 22.02 0.0589 5.89% Daerah Linier Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Polyethylene Strap 1510 Embossed. 3

Bacaan Dial Tabel 2. Hasil Pengujian Polyethylene Terephthalathe Tipe 1910 Embossed Sampel 1 Sampel 2 L Σ L P σ Rata- Rata (kg) (MPa) Lo L Lo L Rata Rata 2 105.83 55.70 384.00 389.88 0.0000 0.00% 3 158.75 83.55 385.65 1.65 391.35 1.47 1.56 1.56 0.0040 0.40% 4 211.66 111.40 386.55 0.90 392.55 1.20 1.05 2.61 0.0067 0.67% 5 264.58 139.25 387.90 1.35 393.73 1.18 1.26 3.88 0.0100 1.00% 6 317.49 167.10 389.35 1.45 395.30 1.57 1.51 5.39 0.0139 1.39% 7 370.41 194.95 390.86 1.51 397.35 2.05 1.78 7.17 0.0185 1.85% 8 423.32 222.80 393.08 2.22 399.75 2.40 2.31 9.47 0.0245 2.45% 9 476.24 250.65 395.30 2.22 404.45 4.70 3.46 12.94 0.0334 3.34% 10 529.15 278.50 397.95 2.65 412.55 8.10 5.38 18.31 0.0473 4.73% 11 582.07 306.35 401.25 3.30 413.84 1.29 2.30 20.61 0.0533 5.33% 12 634.98 334.20 407.99 6.74 6.74 27.35 0.0707 7.07% Daerah Linier Gambar 2. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Polyethylene Strap 1910 Embossed 4

Bacaan Dial Tabel 3. Hasil Pengujian Polyethylene Terephthalathe Tipe 1910 Non-Embossed Sampel 1 Sampel 2 L Σ L P σ Rata- Rata (kg) (MPa) Lo L Lo L Rata Rata 2 105,83 55,70 365,64 384,52 0,0000 0,00% 3 158,75 83,55 366,70 1,06 385,62 1,10 1,08 1,08 0,0029 0,29% 4 211,66 111,40 367,75 1,05 386,91 1,29 1,17 2,25 0,0060 0,60% 5 264,58 139,25 369,08 1,33 388,32 1,41 1,37 3,62 0,0097 0,97% 6 317,49 167,10 370,02 0,94 389,58 1,26 1,10 4,72 0,0126 1,26% 7 370,41 194,95 371,50 1,48 390,87 1,29 1,39 6,11 0,0163 1,63% 8 423,32 222,80 373,28 1,78 392,66 1,79 1,78 7,89 0,0210 2,10% 9 476,24 250,65 375,32 2,04 394,69 2,03 2,04 9,93 0,0265 2,65% 10 529,15 278,50 379,57 4,25 396,45 1,76 3,01 12,93 0,0345 3,45% 11 582,07 306,35 381,56 1,99 398,05 1,60 1,80 14,73 0,0393 3,93% 12 634,98 334,20 399,50 1,45 1,45 16,18 0,0431 4,31% Daerah Linier Gambar 3. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Polyethylene Strap 1910 Non Embossed. Berikutnya dilakukan pengujian yang sama pada kawat baja Ø 2,7 mm dan di dapat hasil seperti pada Tabel 4 dan Gambar 4. Tabel 4. Hasil Pengujian Kawat Baja Ø 2,7 mm Bacaan Dial P (kg) σ (MPa) Sampel 1 Sampel 2 Lo L Lo L L Rata- Rata Σ L Rata- Rata 2 105,83 184,95 389,00 390,85 0,0000 0,00% 3 158,75 277,43 390,15 1,15 392,17 1,32 1,23 1,23 0,0032 0,32% 4 211,66 369,91 393,17 3,02 394,50 2,33 2,68 3,91 0,0101 1,01% 5 264,58 462,38 396,79 3,62 398,93 4,43 4,03 7,94 0,0205 2,05% 6 317,49 554,86 405,57 8,78 408,18 9,25 9,01 16,95 0,0438 4,38% 5

Daerah Linier Gambar 4. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Kawat Baja Ø 2,7 mm Dari hasil pengujian tiga macam polyethylene terephthalathe dan kawat baja Ø2,7mm, ternyata kapasitas tarik ketiga tipe polyethylene terephthalatherelatif hampir sama. Kapasitas tarik paling besar adalah polyethylene terephthalathe tipe 1910-E dan 1910-NE, sedangkan untuk kapasitas tarik dari kawat baja hanya sekitar 50% dari kapasitas tarik polyethylene terephthalathe. Berdasarkan hasil pengujian di atas, maka penulis menetapkan untuk memilih polyethylene terephthalathe tipe 1510-E sebagai bahan untuk pengujian kedua karena kapasitas tariknya sudah melebihi kapasitas tarik dari kawat baja. 3.2 Analisa Hasil dan Perhitungan Polyethylene Terephthalathe dalam Rangkaian dan Gabion Setelah dilakukan pengujian pertama, telah didapatkan hasil bahwa kapasitas tarik polyethylene terephthalathetipe 1510-E dibandingkan dengan kawat baja adalah 1,75 kali lebih besar. Sedangkan luas lubang anyaman pada gabion kawat sebesar 60cm 2. Maka desain anyaman yang akan di buat mempunyai luas lubang anyaman sekitar 1,75 x 60cm 2 yaitu 105cm 2 dengan dimensi anyaman 8cm x 13cm. Tetapi pada Tabel 5 dapat dilihat hasil pengujian dengan luas anyaman 104cm 2 hanya memiliki kapasitas tarik rata-rata sebesar 1402,25kg sedangkan kapasitas tarik rata-rata dari gabion kawat yang diinginkan sebesar 1852,025kg. Dengan demikian anyaman polyethylene terephthalathe dibuat redesain dengan luas lubang anyaman yang lebih kecil yaitu 1,5 kali luas anyaman gabion. Dengan demikian didapat sebuah desain dengan ukuran 8cm x (11-11.5) cm dengan luas lubang anyaman sekitar (88-92) cm 2. Pembuatan anyaman polyethylene terephthalathe dilakukan secara manual dengan mengikat polyethylene terephthalathe menggunakan kawat bendrat sehingga membuat luas lubang anyaman tidak bisa sama persis antara sampel satu dengan sampel yang lain. Luas total anyaman sekitar 2500cm 2 (50x50 cm). Pada Tabel 5 dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa kapasitas tarik dari rangkaian polyethylene terephthalatheyang telah diredesain dengan luas lubang anyaman 1,5 kali luas gabion kawat mempunyai nilai rata-rata sebesar 1904,94kg yang berarti lebih besar dari kapasitas tarik rata-rata dari gabion kawat yaitu 1852,03kg. Tetapi pada hasil dari sampel empat dengan luas anyaman 92cm 2, kapasitas tarik dari rangkaian polyethylene terephthalathemenunjukkan angka yang lebih kecil dari sampel lima. Setelah dilihat dari rangkaian sampel empat ternyata pada titik putusnya terdapat goresan 6

yang mengindikasikan bahwa bahan polyethylene terephthalathe sudah tergores sebelum dilakukan perangkaian sehingga kapasitas kuat tariknya menjadi lebih kecil dibandingkan sampel lima. Walaupun demikian, hasil dari kapasitas tarik dari rangkaian polyethylene terephthalathe masih lebih besar dari gabion. Jenis Bahan PET 1510-E Tabel 5. Hasil Pengujian Rangkaian Polyethylene Terephthalathe dan Gabion Kapasitas Kapasitas Kapasitas Tarik Sampel Luas Lubang Bacaan Tarik Tarik Rangkaian rata-rata Anyaman (cm 2 ) Dial Rangkaian Rangkaian (kg) (kg/cm 2 ) (kg) (kg/cm 2 ) 1 8x13 = 104 13 1375,79 11,22 2 8x13 = 104 13,5 1428,71 11,65 1402,25 11,43 3 8x11 = 88 21 2222,43 18,12 2222,43 18,12 4 8x11,5 = 92 16 1693,28 13,81 5 8x11,5 = 92 20 2116,60 17,26 1904,94 15,53 Gabion 6 60 17,5 1852,03 15,10 7 60 16 1693,28 13,81 8 60 19 2010,77 16,39 1852,03 15,10 Gambar 5.Barchart Perbandingan Rangkaian Polyethylene Strap dengan Gabion Gambar 6.Barchart Perbandingan Tegangan Rata-Rata PET 1510-E dengan Gabion 7

4. KESIMPULAN Dari hasil pengujian Polyethylene terephthalathe (PET) dan kawat baja Ø2,7mm secara individu serta pengujian Polyethylene terephthalathe (PET) dalam rangkaian dan gabion dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan kapasitas tarik Polyethylene Terephthalathe (PET) tipe 1510-E, 1910-E, 1910-NE dengan kawat baja Ø2,7mm berturut-turut sebesar 1,75x; 1,92x; 1,92x lebih besar. 2. Regangan maksimum () yang terjadi pada tipe 1510-E, 1910-E, 1910-NE, dan kawat baja Ø2,7mm berturut-turut sebesar 5,889%; 7,067%; 4,312%; dan 4,381%. 3. Perbandingan titik leleh pada Polyethylene Terephthalathe (PET) dengan tipe 1510-E, 1910-E, 1910-NE, dan kawat baja Ø2,7mm masing-masing tercapai pada tegangan (σ) 176,38MPa; 194,95MPa; 194,95MPa; dan 369,91MPa. 4. Polyethylene Terephthalathe (PET) 1510-E yang digunakan sebagai bahan pengujian kedua dengan dimensi lubang anyaman sebesar 8cm x (11-11,5) cm yang setara dengan 1,5x luas lubang anyaman pada gabion kawat memiliki kapasitas tarik rata-rata mendekati kapasitas tarik rata-rata dari gabion. 5. Kapasitas kuat tarik rata-rata dari rangkaian polyethylene terephthalathe (PET) 1510-E lebih besar daripada kapasitas kuat tarik rata-rata gabion kawat dengan masing-masing kapasitas sebesar 2010,77kg atau 16,39kg/cm 2 dan 1852,025kg atau 15,1kg/cm 2. 6. Polyethylene terephthalathe dapat menjadi pengganti kawat baja sebagai bahan pembuat gabion ditinjau dari kapasitas kuat tariknya. 5. DAFTAR REFERENSI Kharida, L.A., Rusilowati, A., Pratiknyo, K., (2009). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. Mujiarto, I. (2005). Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. SNI 03-0900-1999. Spesifikasi Bronjong Kawat. Welle, F. (2011). Twenty Years of PET Bottle to Bottle Recycling- An Overview. Resources, Conservation and Recycling. 8