BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

P R O F I L DESA DANUREJO

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III PENYAJIAN DATA. kabupaten Sidoarjo, jawa Timur. Secara geografis Desa Kedung Turi Sebelah

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA ADIREJA WETAN. Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Desa Adireja Wetan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dari Kecamatan Berbah, 24 km dari Kantor Kabupaten Sleman, dan 8 km dari

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM TOKO HARAPANKU DI DESA SUNGAI KERANJI. toko memulai usaha tersebut dengan modal Rp modal awal ini berupa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Dimana sebagian besar penduduknya. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini sebenarnya tidak terlalu

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

4. Komposisi penduduk menurut Mata pencaharian penduduk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

OLEH : SITI SATRIYA GUSRI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAKUNCEN KECAMATAN BOJONEGARA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia di sektor pertanian. Pertanian tersebut menyebar luas di berbagai kabupaten/kota, yang termasuk di dalamnya Kabupaten Deli Serdang. Tanjung Morawa sebagai salah satu kecamatan yang berada di Deli Serdang, memiliki komoditas pertanian yang sedang berkembang, yaitu pertanian tanaman hias. Perkembangan usahatani tanaman hias yang sedang berkembang di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut menyebar luas di berbagai desa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Lubuk Pakam 2014, Tanjung Morawa merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang yang penggunaan lahan untuk usahahatani tanaman hias yang tertinggi, yaitu 2.166 ha dari total luas keseluruhan Kecamatan Tanjung Morawa. Ini berarti 16,44% penggunaan lahan di Tanjung Morawa adalah untuk usahatani tanaman hias. Penduduk yang paling banyak bekerja sebagai petani tanaman hias adalah penduduk Desa Bangun Sari. Di Desa ini terdapat beberapa dusun yang mana seluruh atau hampir seluruh warga dusun tersebut menjalankan usahatani tanaman hias, 1

2 seperti Dusun IX, X, dan XI. Berikut merupakan distribusi penduduk Desa Bangun Sari berdasarkan jenis pekerjaan. Tabel 1.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Bangun Sari Tahun 2014/2015 Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Petani 567 124 Buruh tani 133 6 PNS 183 309 Pengrajin industri rumah tangga 108 11 Pedagang keliling 119 27 Peternak 19 - Montir 69 - Dokter, Perawat, Bidan swasta 8 11 TNI dan POLRI 45 Pengusaha kecil mengengah 213 118 Pengacara / Notaris 1 - Dukun kampung, Jasa pengobatan alternatif 7 2 Dosen swasta 9 4 Karyawan swasta 512 1043 Tukang batu, cukur/salon, jahit, becak/ angkutan 90 15 umum Pensiunan 53 31 Jumlah 2136 1701 Sumber :Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2015 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Desa Bangun Sari bekerja sebagai karyawan swasata yaitu sebanyak 1.555 jiwa atau 40,53% dari jumlah penduduk usia produkif, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai petani maupun buruh tani adalah 830 jiwa (21,63%). Hal ini diketahui karena sebagian besar penduduk di Desa Bangun Sari melakukan usahatani sebagai pekerjaan sampingan, namun tidak sedikit pula yang melakukan usahatani sebagai pekerjaan utama.

3 Usahatani tanaman hias memang dapat memberikan keuntungan besar bagi para petani. Namun tidak semua petani tanaman hias, khususnya di Desa Bangun Sari merasakan hal yang demikian. Tidak sedikit petani mengakui bahwa dari hasil usahatani tanaman hias tesebut hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan ada di antaranya yang merasa memiliki pendapatan rendah. Hal ini tidak sejalan dengan perkembangan pertanian tanaman hias di daerah ini. Ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi petani dalam menjalankan usahatani tanaman hias. Jumlah petani di daerah tersebut banyak, sehingga persaingan di antara petani cenderung ketat. Persaingan merupakan masalah yang sudah umum dalam kegiatan berusaha. Ada berbagai permasalahan yang dihadapi petani yang menyebabkan pendapatan beberapa petani tidak mencukupi di luar dari ketatnya persaingan. Petani tanaman hias di Desa Bangun Sari, pada umumnya telah menjalankan kegiatan usahatani tanaman hias cukup lama. Hal ini dikemukakan oleh Anggia Wulandari (2009) yang melakukan penelitian di Desa Bangun Sari. Berdasarkan penelitian pada saat itu, rata-rata petani telah menjalankan usahatani tersebut selama 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 petani tanaman hias telah menjalankan usahatani tersebut selam 18 tahun. Pengalaman petani identik dikaitkan dengan lamanya petani tersebut menjalankan usahanya, kemampuan dalam bertani, dan keterampilan yang dimiliki petani dalam mengelola usahatani tersebut. Dengan pengalaman bertani rata-rata 18 tahun, selayaknya telah mampu menunjukkan bahwa usahatani tanaman hias tersebut memberikan hasil yang baik kepada petani sehingga

4 para petani tetap menjalankan kegiatan bertani tanaman hias tersebut. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki petani, juga diduga menjadi salah satu penyebab pendapatan beberapa petani di Desa Bangun Sari masih rendah. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat dilihat melalui tingkat pendidikan yang dimiliki. Pendidikan diketahui dapat mempengaruhi pola pikir petani tanaman hias, seperti strategi pemasaran, pengoptimalan biaya produksi, dan lain sebagainya yang mana berpeluang meningkatkan hasil yang diperoleh petani. Berikut merupakan distribusi penduduk Desa Bangun Sari berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 1.2 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Bangun Sari Tahun 2014/2015 Pendidikan Laki-laki Perempuan Sedang dalam TK/ PG 119 153 Sedang sekolah 1250 1206 Tamat SD 313 318 Tamat SMP/ Sederajat 1136 1361 Tamat SMA/ Sederajat 1489 1469 Tamat Perguruan Tinggi 73 81 Belum usia sekolah 168 214 Tidak tamat SD 194 207 Tidak tamat SMP 106 91 Tidak tamat SMA 81 74 Jumlah 4929 5174 Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2015 Berdasrkan tabel 1.2, diketahui bahwa rata-rata pendidikan yang dimiliki penduduk Desa Bangun Sari adalah sekolah menengah atau setara dengan SLTP dan SLTA yaitu sebanyak 5447 jiwa (53,92%) yang termasuk di dalamnya petani tanaman hias. Ini berarti pendidikan yang dimiliki penduduk Desa Bangun Sari cukup baik karena pada umumnya penduduk sudah dapat membaca dan menulis dengan

5 baik. Masalah selanjutnya yang dimiliki petani adalah tingkat kepemilikan modal, yang mungkin menyebabkan pendapatan beberapa petani masih rendah. Modal dalam bertani dapat dikaitkan dengan modal awal dan modal kerja/ modal produksi. Pada usahatani tanaman hias ini modal awal yang dimaksud berupa luas lahan yang digunakan untuk bertani dan total tanaman hias yang dimiliki beserta peralatan dan perlengkapan yang dimiliki petani saat memulai menjalankan kegiatan usahatani tanaman hias tersebut. Sedangkan modal kerja/ modal produksi dalam hal ini berupa tambahan bibit tanaman, pupuk dan pestisida, penggunaan teknologi, peralatan dan perlengkapan, curahan tenaga kerja yang digunakan dalam proses bertani sehari-hari. Berdasarkan observasi singkat, ditemukan perbedaan-perbedaan modal yang dikeluarkan petani tanaman hias, bahkan ada perbedaan yang moncolok di antara beberapa petani, terutama pada modal awal. Petani yang memiliki modal yang kuat cenderung memiliki jumlah tanaman hias yang lebih banyak dari pada petani yang tidak/ kurang kuat modalnya. Meskipun variasi tanaman yang dimiliki petani relatif sama, namun banyaknya jumlah tanaman sedikit atau banyak memiliki daya tarik tersendiri yang mungkin mempengaruhi calon pembeli untuk singgah dan membeli tanaman hias tersebut. Demikian pula dengan penggunaan bibit tanaman, pupuk/ pestisida, teknologi, peralatan dan perlengkapan, dan tenaga kerja. Pada umumnya, petani yang memiliki modal lebih kuat akan menggunakan bibit tanaman, pupuk dan pestisida yang lebih baik, penggunaan teknologi, peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih. Petani juga

6 akan menggunakan tenaga kerja yang memang ahli di bidang tanaman hias. Hal ini sejalan dengan nilai rupiah yang harus dikeluarkan oleh petani. Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam lagi mengenai pengalaman, pendidikan, dan modal pada usahatani tanaman hias. Untuk itu penulis mengangkat judul Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, dan Modal Terhadap Pendapatan Petani Tanaman Hias (Studi Kasus: Jalan Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : a. Pendapatan petani tanaman hias di daerah penelitian rendah b. Keberagaman pengalaman, pendidikan, dan modal yang dimiliki petani tanaman hias dalam menjalankan usahatani. c. Perbedaan biaya produksi antar petani tanaman hias d. Perbedaan curahan tenaga kerja dalam usahatani tanaman hias. e. Ketatnya persaingan dalam menjalankan usahatani tanaman hias. f. Kemampuan petani dalam mengelola usahatani tanaman hias masih rendah. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh Pengalaman, Pendidikan, dan Modal Usaha Terhadap

7 Pendapatan Petani Tanaman Hias di Jalan Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa? 2. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa? 3. Apakah modal berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa? 4. Apakah pengalaman, paendidikan dan modal secara bersamaan berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui apakah pengalaman berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa. 2. Untuk mengetahui apakah pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan petani

8 tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa. 3. Untuk mengetahui apakah modal berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa. 4. Untuk mengetahui apakah, pengalaman, pendidikan, dan modal secara bersamaan berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias di Jl. Darmo, Dusun IX, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Sebagai tambahan pengetahuan dalam memperluas wawasan tentang pengalaman, pendidikan, dan modal dan pengaruhnya terhadap pendapatan petanibagi petani tanaman hias Sebagai bahan masukan dan pertimbangan petani tanaman hias dalam meningkatkan pendapatan. 2. Bagi Universitas Negeri Medan Sebagai tambahan literatur keperpustakaan Universitas di bidang penelitian tentang pengaruh pengalaman, pendidikan, dan modal terhadap pendapatan petani tanaman hias. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

9 Sebagai tambahan referensi bagi pihak lain yang ingin mengembangkan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.