METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

III. METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Transkripsi:

27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan classroom action research, yaitu suatu penelitian tindakan yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dalam hal ini guru melakukan penelitian dengan berkolaborasi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelajaran di kelas. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan ( planning), melaksanakan tindakan ( action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan ( observer and evaluation), dan melakukan refleksi ( reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Hopkins dalam Arikunto, 2006: 105).

28 Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Selesai Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas. (diadopsi dari Arikunto 2007: 74) B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo. Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri 12 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. 2. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo. Jalan raya Nunggalrejo Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

29 3. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yang dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni selama kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penelitian laporan hasil penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik tes dan teknik non tes. 1. Teknik tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individual atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan setiap akhir siklus. Guru memberikan beberapa pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah pemberian tindakan dengan strategi pembelajaran active knowledge sharing. 2. Teknik non tes Teknik nontes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru, motivasi, sikap dan psikomotor siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing. Lembar observasi disusun dan diisi oleh

30 observer dengan cara memberi tanda checklist pada saat berlangsungnya pembelajaran. D. Alat Pengumpul Data Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan valid, yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain: 1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui kinerja guru serta motivasi, sikap, dan psikomotor siswa selama pelajaran berlangsung. 2. Tes Hasil Belajar, berupa post-test, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing. E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu: data motivasi, sikap, dan psikomotor siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

31 a. Motivasi belajar Tabel 3.1 Aspek Motivasi Belajar No. Aspek yang diamati 1. Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran 2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan Skor 1 2 3 4 Kriteria skor: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Nilai motivasi belajar siswa diperoleh dengan rumus: R N x 100 SM Keterangan: N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3.2 Kategori Motivasi No. Rentang nilai Kategori 1 0 20 Sangat kurang 2 21 40 Kurang 3 41 60 Cukup 4 61 80 Baik 5 81 100 Sangat baik (Dimodifikasi dari Poerwanti, 2008:7.8)

32 b. Kinerja guru Tabel 3.3 Aspek Kinerja Guru No 1. 2. 3. Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi dan motivasi b. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Kegiatan Inti a. Penguasaan materi pelajaran b. Penerapan strategi pembelajaran aktif yang mendidik c. Penerapan pendekatan scientific d. Penerapan pembelajaran tematik terpadu e. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran f. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran g. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Kegiatan Penutup a. Penutup pembelajaran Skor 1 2 3 4 5 Kriteria skor: 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang Baik 3 = Cukup Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: R N x 100 SM Keterangan: N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)

33 Tabel 3.4 Kategori Kinerja Guru Peringkat Nilai Amat baik (A) 91 100 Baik (B) 76 90 Cukup (C) 61 75 Kurang (K) 60 (Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 31) c. Sikap (afektif) Tabel 3.5 Aspek Sikap Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. Aspek yang diamati Disiplin a.membiasakan hadir tepat waktu b.patuh pada tata tertib bersama/sekolah c.mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan d.tertib dalam menerapkan aturan penulisan yang baku. Santun a.menghormati orang yang lebih tua b.tidak berkata kotor, kasar dan takabur c.mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan dari orang lain d.meminta ijin ketika akan keluar saat pelajaran berlangsung Peduli a.berempati kepada sesama teman kelas b.memelihara lingkungan kelas c.mengingatkan pekerjaan teman yang kurang tepat d.memiliki keinginan untuk tahu Toleransi a.menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya dan gender b.tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat c.dapat menerima kekurangan orang lain d.dapat memaafkan kesalahan orang lain Bekerja Sama a.bersedia membantu teman tanpa mengharap imbalan b.aktif dalam kerja kelompok c.mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi d.membagi tugas kepada teman dalam diskusi/ tidak mendominasi Skor 1 2 3 4

34 Tabel 3.6 Rubrik Penilaian pada Aspek Sikap Siswa Nilai Angka Nilai Mutu 1 Kurang 2 Cukup 3 Baik 4 Sangat Baik Keterangan Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan Jika hanya tiga poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan Jika empat poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan Nilai sikap siswa diperoleh dengan rumus: R N x 100 SM Keterangan: N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3.7 Kategori Sikap Siswa Nilai Skala Predikat 86 100 A 81 85 A- 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D+ 0 45 D (Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang

35 d. Psikomotor Tabel 3.8 Aspek Psikomotor Siswa No. Aspek yang diamati 1. Menyampaikan ide atau pendapat 2. Melakukan interaksi dengan teman saat berdiskusi 3. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru 4. Mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan 5. Melakukan komunikasi antara siswa dengan guru Skor 1 2 3 4 Kriteria skor: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus: N R SM x100 Keterangan: N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3.9 Kategori Hasil Belajar Psikomotor Nilai Skala 0 100 Predikat 86 100 A 81 85 A- 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B- Kategori Sangat Baik Baik

36 Nilai Skala 0-100 Predikat 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D+ 0 45 D (Modifikasi dari Kemendikbud, 2013: 131) Kategori Cukup Baik Kurang Baik 2. Analisis Kuantitatif Digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Nilai tes hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada setiap siklus. a. Nilai individual diperoleh menggunakan rumus: S = R N x 100 Keterangan S = nilai yang dicari R = skor yang diperoleh N = skor maksimum dari tes 100= bilangan tetap (Diadopsi dari Purwanto, 2008: 112) Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Nilai Skala Predikat 86 100 A 81 85 A- 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D+ 0 45 D (Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang

37 b. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh dengan rumus: x = x N Keterangan: =Nilai rata-rata yang dicari x =Jumlah nilai N =Aspek yang dinilai (diadopsi dari Sudjana, 2010: 109) c. Nilai klasikal P = siswa yang tuntas belajar siswa x 100% Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%) No. Tingkat Keberhasilan Keterangan 1. 86 100 Sangat Tinggi 2. 71 85 Tinggi 3. 56 70 Sedang 4. 41 55 Rendah 5. 26 40 Sangat Rendah (Adaptasi dari Aqib, dkk 2009: 41) F. Indikator Keberhasilan Segi proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas apabila setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2013: 13).

38 Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai standar nilai minimal yaitu 66 atau dengan kriteria baik, serta adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa secara klasikal pada setiap siklusnya. G. Prosedur Penelitian SIKLUS I Pada siklus I dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dan pada akhir siklus diadakan tes akhir (post test). 1. Perencanaan a. Melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yaitu pada tema tempat tinggalku subtema lingkungan tempat tinggalku. b. Menyusun perangkat pembelajaran meliputi: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara peneliti dan guru sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan di ajarkan. c. Menyiapkan lembar kerja siswa, lembar panduan observasi motivasi, sikap, psikomotor dan kinerja guru 2. Pelaksanaan Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

39 a. Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Guru menyampaikan apersepsi. b. Kegiatan inti 1) Siswa mengamati gambar peta Pulau Papua yang ada di buku siswa dan membaca teks bacaannya. 2) Siswa menuliskan batas-batas pulau Papua di buku siswa. 3) Siswa mendiskusikan jawaban dalam kelompoknya. 4) Siswa bereksplorasi mengenai arah (utara, selatan, timur, dan barat) 5) Siswa menentukan arah mata angin berdasarkan arah yang ditunjukkan oleh tangan kanan dan kiri. 6) Guru memberikan informasi yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan. 7) Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru dengan teman sekelompoknya. 8) Siswa ditugasi untuk menceritakan lingkungan tempat tinggalnya. Hal-hal yang harus ada dalam dalam cerita adalah batas wilayah, mata pencaharian, hasil bumi, lagu daerah, kebiasaan atau yang lainnya. 9) Guru mendorong siswa untuk aktif memberikan pendapat dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan.

40 10) Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya. Dalam hal ini guru menekankan siswa untuk saling membantu. 11) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masingmasing dan menginformasikan jawaban siswa. 12) Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut siswa menentukan topik-topik penting dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Kegiatan akhir 1) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Guru memberikan tes siklus I untuk menguji ketercapaian siswa setelah pembelajaran. 3) Guru menyampaikan pesan moral agar siswa senantiasa berdoa dan bersyukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup. 3. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi, sikap dan keterampilan siswa serta kinerja guru. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran.

41 4. Analisis dan Refleksi Hasil observasi dan tes hasil belajar kemudian dianalisis untuk dijadikan bahan refleksi yang digunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan/pertemuan siklus berikutnya. SIKLUS II Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi: 1. Perencanaan Secara umum perencanaan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus I. Namun pada siklus II, peneliti merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dilakukan sama dengan pada siklus I. Pada tahap ini pembelajaran dilanjutkan pada sub tema 2 yaitu Keunikan daerah tempat tinggalku dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing. a. Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Guru menyampaikan apersepsi.

42 b. Kegiatan inti 1) Siswa mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa. 2) Guru memberikan informasi yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang ingin ditanyakan lebih lanjut tentang materi yang sedang di ajarkan. 4) Siswa mengamati dan memberikan pendapatnya tentang gambar kepadatan penduduk Jakarta. 5) Siswa mengamati dan berdiskusi tentang cara pengolahan sampah. 6) Guru mengajak siswa untuk berfikir kritis dengan mengajukan beberapa pertanyaan. 7) Guru mendorong siswa untuk aktif memberikan pendapat dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan. 8) Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya. Dalam hal ini guru menekankan siswa untuk saling membantu. 9) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masingmasing dan menginformasikan jawaban siswa. 10) Siswa menentukan topik-topik penting dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Kegiatan akhir 1) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan dari

43 pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Guru memberikan tes siklus I untuk menguji ketercapaian siswa setelah pembelajaran. 3) Guru menyampaikan pesan moral agar siswa senantiasa berdoa dan bersyukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup. 3. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi, sikap dan keterampilan siswa serta kinerja guru. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran. 4. Analisis dan Refleksi Hasil observasi dan tes hasil belajar pada siklus II dianalisis di jadikan bahan refleksi yang digunakan untuk menentukan dilaksanakan atau tidaknya tindakan pada siklus III. Jika pada siklus II belum mencapai target yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus III.