BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan selama beberapa dekade ini cukup menjadi perhatian di beberapa negara termasuk di Indonesia. Seiring berjalannya waktu dan pesatnya pembangunan mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan. Efek dari degradasi lingkungan ini berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya alam serta lingkungan hidup di masa mendatang. Guna mengantisipasi permasalahan lingkungan yang semakin kompleks dibutuhkan seperangkat aturan serta pedoman dalam menanganinya. Hal ini bertujuan agar aspek keberlanjutan sumber daya alam serta lingkungan hidup di masa mendatang tetap terjaga serta dapat terus mendukung kehidupan manusia. Sejalan dengan itu, maka muncul instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang salah satunya adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( selanjutnya disebut dengan KLHS). Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (selanjutnya disebut dengan KRP). Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (selanjutnya disebut dengan RTRW) beserta rencana rincinya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (selanjutnya disebut dengan RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (selanjutnya disebut dengan RPJM) baik di tingkat 1
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan terhadap KRP yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut dengan KLH), sebagai salah satu institusi yang diberi amanat untuk mengembangkan dan memastikan terlaksananya KLHS dalam perencanaan pembangunan di Indonesia berkewajiban untuk mendukung Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan KLHS. Bentuk dukungan tersebut berupa penyusunan dan penyiapan perangkat hukum dan pelaksanaan KLHS. pedoman Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perkembangan daerah yang pesat, oleh karena itu Kabupaten Banyuasin menerapkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Guna mengawal serta mendukung implementasi kebijakan yang berkaitan dengan aspek lingkungan hidup yang terdapat di dalam RTRW Kabupaten Banyuasin, maka dilaksanakanlah KLHS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen RTRW Kabupaten Banyuasin. KLHS RTRW Kabupaten Banyuasin disusun berdasarkan SEB Nomor. 660/5113/SJ dan Nomor. 04/MENLH/12/2010 tanggal 20 Desember 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (dengan menggunakan metode cepat untuk RTRW dan RPJM Provinsi dan Kabupaten/Kota). Dengan telah diselenggarakannya Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banyuasin pada Bulan Juni 2013 sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang nomor 24 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) setelah 6 (enam) b ulan terpilihnya Kepala Daerah wajib menyusun RPJMD yang didampingi dengan KLHS dan Kajian Akademis (KA). Sebagai upaya untuk menjamin keberlanjutan pembangunan di masa depan dalam penyusunan perencanaan pembangunan adalah dengan 2
mengintegrasikan kepentingan lingkungan pada arah pengambilan keputusan strategis yakni pada tataran KRP melalui aplikasi KLHS. KLHS tidak hanya merupakan kajian dampak lingkungan yang bersifat formal dan mengikuti tata prosedur tertentu, tetapi lebih dari itu, juga merupakan suatu kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang terbaik. KLHS sendiri juga merupakan pendekatan proaktif untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam KRP. I.2. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan KLHS adalah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam KRP pembangunan Kabupaten Banyuasin atas dasar prinsip keterkaitan, keseimbangan dan keadilan agar menjadi KRP yang berwawasan lingkungan Adapun Sasaran dari pelaksanaan kegiatan penyusunan KLHS adalah: 1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam KRP pembangunan Kabupaten Banyuasin dengan memperhatikan prinsip keterkaitan, keseimbangan dan keadilan; 2. merumuskan referensi untuk penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD), RPJMD tahun 2014-2018 dan Rencana Strategis (selanjutnya disebut dengan Renstra). I.3. Waktu Pelaksanaan Semua proses penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 dilaksanakan sepanjang Bulan Oktober sampai dengan Desember 2013 (setelah dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Banyuasin periode tahun 2013-2018). 3
Adapun proses penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018, meliputi: A. Proses, Lingkup Kegiatan, Metode, dan Hasil Pelaksanaan KLHS: 1. Tahap Persiapan; 2. Tahap Pra-Pelingkupan; 3. Tahap Pelingkupan; 4. Tahap Identifikasi dan Analisis data; 5. Tahap Pengkajian; 6. Tahap Perumusan Mitigasi/Adaptasi dan/atau Alternatif; 7. Tahap Rekomendasi. B. Pengintegrasian rekomendasi KLHS ke dalam Rancangan Awal RPJMD C. Hasil Pengawasan Mutu I.4. Kendala Pelaksanaan Konsekuensi dari dilantiknya Bupati terpilih mewajibkan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penanaman Modal (Bappeda & PM) Kabupaten Banyuasin menyusun RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018. Dokumen RPJMD tersebut wajib disisipi oleh KLHS (H al ini sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 67 Tahun 2012 Bab IV Pasal 26-35). Mengingat pelaksanaan penyusunan KLHS Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 beriringan waktu dengan penyusunan RPJMD yang harus diselesaikan bulan Maret 2014, maka pelaksanaannya menemui beberapa kendala, antara lain: 1. Waktu pelaksanaan yang singkat; 2. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang paham terhadap KLHS masih terbatas; 4
3. Kurang kooperatifnya SKPD-SKPD dalam menyetor program-program Renstra mereka, padahal program-program tersebut harus segera dilingkup dan ditapis; 4. Kurang aktifnya Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan (selanjutnya disebut dengan Pokja PL); 5. Kurangnya baseline data dikarenakan ada beberapa item data yang tidak tersedia di SKPD; dan sebagainya. 1.5. Kerangka Laporan Kerangka laporan KLHS dalam penyusunan RPJMD, antara lain: Daftar Singkatan dan Akronim Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan KLHS 1.3. Waktu Pelaksanaan KLHS 1.4. Kendala Pelaksanaan KLHS BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN 2.1. Tata Letak, Fisiografi, Ekonomi, dan Sosial Budaya 2.2. Ringkasan Rancangan RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014-2018 2.3. Fakta dan Analisis Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan (Disitir dari KLHS RPJMD) BAB III PROSES, LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN HASIL PELAKSANAAN KLHS 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Tahap Pra Pelingkupan 3.3. Tahap Pelingkupan 3.4. Tahap Identifikasi dan Analisis Data 5
BAB IV BAB V BAB VI 3.5. Tahap Pengkajian 3.6. Tahap Tahap Perumusan Mitigasi/ Adaptasi dan / atau Alternatif 3.7. Tahap Rekomendasi PENGINTEGRASIAN REKOMENDASI KLHS KE DALAM RANCANGAN AWAL RPJMD (Dokumentasikan rekomendasi KLHS yang telah diterima oleh Tim Penyusun dan diintegrasikan ke dalam dokumen rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014-2018) HASIL PENGAWASAN MUTU (Deskripsikan tabel hasil pengawasan mutu secara ringkas dan jelas) (Cantumkan tabel hasil pengawasan mutu) KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT (Dapat diisi dengan manfaat KLHS, pembelajaran dari pelaksanaan KLHS, dll serta langkah-langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan) DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN : SK POKJA PL Hasil Pemetaan Pemangku Kepentingan Notulensi dan daftar hadir setiap pertemuan, FGD, workshop, dll. 6