KULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.

dokumen-dokumen yang mirip
KULIAH ke: 9. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Pedaging. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik pedaging.

Bab 2 TERNAK ITIK 43

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

PERTEMUAN/KULIAH KE: 12 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini Anda akan dapat: 1. Memahami dan menjelaskan interaksi antara

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

PERTEMUAN/KULIAH KE: 13

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 4 : METODE UNTUK MENENTUKAN AVAILABILITAS ASAM AMINO PADA UNGGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai sekurang-kurangnya satu gugusan amino (-NH 2 ) pada posisi alfa dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

I. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki genetik yang dapat menghasilkan produksi baik. Menurut (Rasyaf,

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

MATERI DAN METODE. Materi

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang cukup potensial dalam bidang. pertanian dalam arti luas. Hasil samping pertanian yang dapat dimanfaatkan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras adalah jenis ayam-ayam unggul impor yang telah dimuliabiakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan bibit induk atau bibit sebar. Ayam yang akan digunakan sebagai

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kulit udang. Proporsi kepala dan kulit udang diperkirakan antara 30%-40% dari

PENGARUH SUPLEMENTASI LISIN DALAM RANSUM RENDAH PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN. Jurusan/Program Studi Peternakan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. unggas membutuhkan pakan untuk hidup, pertumbuhan, dan produksi. Burung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan populasi ternak unggas di Indonesia semakin hari semakin

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

Transkripsi:

KULIAH ke: 10 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa akan dapat: 1. Menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan zat makanan pada ternak itik pedaging meliputi energi, protein, vitamin, mineral, dan asam lemak esensial. 2. Dapat menghitung kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral, dan asam lemak esensial untuk itik peking. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking. DESKRIPSI SINGKAT: Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari kebutuhan zat makanan untuk itik peking, meliputi energi, protein, vitamin, mineral, dan asam lemak esensial. Dalam bahasan ini juga dibicarakan bagaimana menghitung kebutuhan energi, protein, vitamin, dan mineral bagi itik peking baik periode starter maupun finisher. PETUNJUK BELAJAR: Sembari membaca ulasan ini buatlah pertanyaanpertanyaan yang dapat membantu Anda dalam mengingat dan memahami substansi dalam pertemuan ini. Misalnya: 1. Pelajari kembali tentang kebutuhan zat makanan untuk itik petelur dan itik pedaging serta cara menghitung kebutuhan zat makanan. 2. Latihlah diri Anda menghitung kebutuhan zat makanan untuk ternak itik peking. BAHAN BACAAN: 1) Nutrient Requirements of Poultry NRC, 1994; 2) Panduan Lokakarya Unggas Air, 2001 TUGAS: 1. Hitunglah kebutuhan protein untuk itik peking periode starter dan finisher. 2. Jelaskan perbedaan kebutuhan zat makanan bagi itik petelur, itik pedaging dan itik peking. 59

2.3. KEBUTUHAN ZAT MAKANAN TERNAK ITIK PEKING Itik dapat tumbuh dengan baik dalam dua lingkungan, yaitu pertama sistem kandang terbuka, dimana pertumbuhan dalam ruang terbuka, sebagai contohnya lapangan dengan air untuk berenang. Kedua, sistem kandang dalam bentuk sangkar, dimana itik dibesarkan dalam lingkungan yang terkontrol, dengan lantainya bisa berupa litter/ kombinasi litter dan lantai kawat. Pakan dalam bentuk pellet lebih efisien penggunaannya bagi itik daripada pakan dalam bentuk mash, sebab pakan dalam bentuk pellet lebih mudah dikonsumsi dan dapat mengurangi pakan yang tercecer Pakan pada periode stater (02 mgg) biasanya diberikan dalam bentuk pellet, dengan diameter 3,18 mm, dan pakan pada periode grower (sesudah 2 mgg) diberikan dalam bentuk yang sama dengan diameter lebih besar yaitu 4,76mm. Kebutuhan 22 protein selama periode stater ini masih diragukan, sebab level protein 18 dan 19, berturutturut dalam pakan dengan energi 3000 sampai 3025 kkal ME/ kg pakan adalah cukup untuk umur 0 sampai 2 minggu. Laju pertumbuhan anak itik tidak disebabkan oleh besarnya konsentrasi ME dalam pakan, meskipun pakan dengan kandungan ME meningkat akan memperbaiki efisiensi pakan, tetapi menambah lemak karkas. Penelitian untuk menentukan kebutuhan mineral dan vitamin, yang utama difokuskan pada periode stater (02 mgg). Data kebutuhan zat makanan ini sangat sedikit, kacuali kebutuhan akan selenium dan niacin. Kebutuhan kalsium pada entok (muscovy duck) adalah 0,46 sampai 0,42 untuk periode umur 38 dan 812 minggu. Bobot badan dan konsumsi pakan untuk itik waktu menetas sampai umur 8 minggu diberikan dalam Tabel 2.3.1. Pakan yang berenergi tinggi, seringkali menyebabkan tingginya lemak karkas. Di dalam kebanyakan kejadian, pakan energi tinggi harus disesuaikan dengan kandungan protein kasar, dan imbangan energi:protein adalah paling berperan dalam peningkatan lemak di dalam karkas. Ada alasan untuk percaya bahwa energi netto dari lemak ditingkatkan manakala porsi yang pantas dipertimbangkan tentang lemak sedang disimpan di dalam karkas itu. dan situasi ini merugikan penggunaan tentang pakan dengan energi tinggi.berdasarkan pemanfaatan yang nyata atas itik tentang serat kasar, dan kemampuan itik untuk melakukan penyesuaian pakan yang mengandung konsentrat pakan energi, hal ini sepertinya adalah keuntungan untuk menggunakan pakan mediumlow energi konsentrasi. penambahan terhadap pakan konsentrasi energi di tujukan untuk alat pengendalian lemak dalam karkas, di sana telah pula dilaporkanan tentang pemberian pakan rejim terbatas, khususnya terhadappada masa akhir grower dan masa akhir dari periode finisher. Pembatasan pakan yang bermanfaat untuk pengendalian lemak dalam karkas seperti halnya perhatian ke protein: energi di dalam pakan, walaupun suatu kombinasi dari keduanya adalah mungkin. Ketika dengan pemberian pakan dengan program terbatas, laju 60

pertumbuhan akan berkurang, oleh karena itu produsen harus menyadari kembalian moneter lebih tinggi dari karkas seperti. Dengan itu sepertinya suatu keuntungan yang nyata dalam pemberian pakan yang dibatasi di peternakan pembibitan itik grower. Kebanyakan breeding stock menternakkan ternak terpilih dari dalam flock pada umur pasar normal, dan demikian ada suatu tantangan yang besar untuk mencapai burungburung sampai kepada waktu kedewasaan seksual. Pakan dengan LowNutrient pemilikan tebal/padat ( Tabel 2.10) hidup dengan suatu basis terbatas menurut berat/beban badan diinginkan sepertinya satusatunya metoda [yang] praktis keduaduanya kedewasaan seksual yang menunda dan pengendalian mendewasakan ukuran badan. Tanpa kendali seperti (itu), produksi telor adalah sering sangat lemah, dan kesuburan [jantan/pria] mungkin (adalah) [yang] tidak ada. di bawah kondisikondisi seperti (itu), calon peternak harus diberi makan menurut badan menimbang seperti sebelumnya diuraikan untuk ayam pedaging peternak bursa/stock. Diskusi pada ilmu gizi itik, adalah yang juga meliputi kebutuhan mereka akan air. Itik relatif memerlukan air yang banyak, dan ini mungkin berhubungan dengan tingkat kebutuhan pada saluran pencernaan. Mengurangi waktu akses ke air, sebagai alat pengendalian kelembaban litter, hal ini paling sering mengakibatkan intake berkurang dan menghambat laju pertumbuhan, walaupun 2 4 jam periode untuk akses terhadap air sepertinya adalah suatu situasi kompromi. Bertentangan dengan kepercayaan populer bahwa air harus disediakan dalam kaleng sehingga dapat berenang dan mencelupkan kepalanya. Kebanyakan diskusi sampai saat ini hanya memusat pada strain Peking Type pedaging, ada sedang berkembang minat akan produksi entog. Perbedaan strain genetically beda adalah dengan mudah yang dikenali oleh Dimorfisma seksual yang besar di dalam berat/beban badan dengan jantan yang Sedikitnya 50 lebih berat pada suatu umur pemasaran yang sedikit diakhirkan.pada anak Entog nampak untuk cenderung menurunkan sedikit kebutuhan protein di sekitar 21 dan 19 CP yang berturutturut di dalam pakan stater untuk betina dan jantan. Kebutuhan nampak merosot pada 1417 CP di dalam pakan finisher untuk kedua jenis kelamin. 61

Tabel 2.3.1. Berat badan (kg/ekor) konsumsi pakan (kg/ekor/minggu) dan konsumsi air minum l/ekor/hari) itik pedaging jenis Peking. Umur (minggu) Berat badan (kg/ekor) Konsumsi pakan (kg/ekor/mg) Konsumsi air minum (l/ekor/hari) 1 0,27 0,23 0,22 2 0,77 0,75 3 1,36 1,16 0,66 4 1,81 1,34 0,68 5 2,31 1,47 0,85 6 2,81 1,63 1,20 7 3,18 1,77 1,50 62

Tabel 2.3.2. Kebutuhan zat makanan untuk itik pedaging. Zat makanan Stater 02 mg Grower > 2 mg Breeder ME (MJ/kg) 12,97 12,97 11,72 Protein () 22 16 16 Methionine () 0,47 Met + cys () 0,80 Lysine () 1,20 0,80 0,70 Arginine () 1,20 1,00 0,80 Tryptopan () 0,23 0,20 0,16 Kalsium () 0,65 2,75 Phospor () 0,40 0,30 Sodium () 0,14 0,14 Cloride () 0,13 Magnesium (mg) 600 Mangan (mg) 40 35 35 Zink (mg) 70 60 60 Selenium (mg) Jodium (mg) 0,30 Vitamin A (IU) 4000 3000 4000 Vitamin D (ICU) 400 Vitamin E (IU) 20 5 20 Vitamin (K) 2 1 2 Riboflavin (mg) 4 3 4 63

Tabel 2.3.3. Kebutuhan energi, protein, dan asam amino itik Peking Putih Zat makanan Unit Umur 0 2 mgg Umur 2 7 mgg Bibit Energi metabolis Kkal/kg 2900 2900 2900 Protein 22 16 15 Arginin 1,1 1,0 Isoleusin 0,63 0,46 0,38 Leusin 1,26 0,91 0,76 Lisin 0,90 0,65 Methionin 0,40 0,30 0,27 Methinonin + Sistin 0,70 0,55 0,50 Triptophan 0,23 0,17 0,14 Valine 0,78 0,56 0,47 64

Tabel 2.3.4. Kebutuhan mineral dan vitamin itik Peking Putih () atau units per kg pakan (90 BK). Zat makanan Unit 02 mgg 27 mgg Bibit Calsium 0,65 2,75 Chloride Magnesium Sodium Manganese 50 Selenium 0,20 Zinc 60 A IU 2, 2, 4,000 D3 IU 400 400 900 E IU 10 10 10 K 0,5 0,5 0,5 Niacin 55 55 55 Panthotehic acid 11,0 11,0 11,0 Pyrodoxine 2,5 2,5 3,0 Riboflavin 4,0 4,0 4,0 65

Latihan soal: 1. Apa perbedaan antara itik peking dengan itik pedaging yang lain. 2. Mengapa ternak itik, pada umumnya kandungan lemaknya lebih tinggi daripada ternak ayam. 3. Apa perbedaan dalam manajemen nutrisi antara itik yang dipelihara secara intensif dengan yang dipelihara dalam kandang umbaran. 66