I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam menyejahterakan rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. Prevalensi gizi buruk pada batita di Indonesia menurut berat badan/umur

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

Assalamu alaikum Wr. Wr. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

Perspektif Keperawatan Maternitas. Nety Rustikayanti

Katalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar di negara ini. Diketahui, pada 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun Jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa ditangani, maka si ibu bisa meninggal selama proses persalinan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( DI PONDOK KELURAHAN KATRANGREJO KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO)

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai Deklarasi World Food Summit 1996

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KURIKULUM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKES HELVETIA MEDAN KURIKULUM MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia. Salah satu diantaranya adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah dilihat dari aspek kesehatan masyarakatnya. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (www.depkes.go.id diakses tanggal 20 Desember 2013 Pukul 22.10 WIB) Indonesia merupakan salah satu negara yang menandatangani satu paradigma pembangunan global, yakni Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium. MDGs ini dideklarasikan pada bulan September tahun 2000 oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Deklarasi MDGs merupakan hasil kesepakatan negara-negara maju dan berkembang di dunia. Dalam program pembangunan global yang disepakati ini

2 memiliki target pencapaiannya sampai tahun 2015. MDGs memiliki delapan tujuan yang memiliki target dan indikator tertentu, yaitu diantaranya memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan pelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. (http://regional.kompasiana.com diakses tanggal 20 desember 2013 pukul 20.16 WIB) Indonesia sebagai salah satu Negara yang ikut menyepakati sebuah pembangunan global Millennium Development Goals atau MDGs harus berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs tersebut kedalam program-program pembangunan nasional. MDGs bertujuan untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah, tetapi juga merupakan tugas seluruh komponen bangsa Indonesia. Hal ini membuat pencapaian tujuan dan target MDGs harus menjadi pembahasan seluruh masyarakat. Seluruh dari target tersebut harus dicapai pada tahun 2015 yang berarti sudah berlalu 12 tahun lebih dan hanya tersisa sekitar satu tahun dari sekarang. Namun pada kenyataannya, Indonesia masih sangat kurang dalam pencapaian target tersebut. Sebagai gambaran kurangnya pencapaian target, akan diberikan contoh yaitu tentang kasus kekurangan gizi. Tahun 2012, prevalensi balita kurang gizi pada tingkat nasional sudah menyentuh angka 18,4 %, sedangkan target MDGs

3 sendiri pada tahun 2015 diharapkan sudah mencapai angka 15,5 %. Prevalensi merupakan jumlah individu atau persentasi populasi yang terinfeksi pada waktu tertentu. (http://kamuskesehatan.com diakses tanggal 16 Januari 2014 pukul 15.45 WIB) Jika dilihat pada tingkat nasional prevalensi balita kurang gizi telah hampir mencapai target MDGs, namun masih terjadi disparitas antar provinsi. Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, disparitas antar provinsi dalam prevalensi kekurangan gizi pada balita pada beberapa provinsi di Indonesia akan ditunjukkan oleh tabel berikut: Tabel 1.1 Persentase beberapa provinsi di Indonesia yang kekurangan Gizi No Provinsi Persentase (%) 1 DI Yogyakarta 10,9 2 Nusa Tenggara Timur 33,6 3 Maluku 27,8 4 Sulawesi Tengah 27,6 5 Kalimantan Selatan 26,6 6 Aceh 26,5 7 Lampung 17,5 Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/ diakses tanggal 20 Desember 2013 Pukul 22.20 WIB Jika dilihat dari tabel diatas, tingkat kekurangan gizi di beberapa Provinsi di Indonesia telah menunjukkan hampir mencapai target MDGs yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun, hal ini masih dikatakan masih kurang sehingga pencapaian taget MDGs belum tercapai sepenuhnya. Hal serupa juga terjadi pada tujuan MDGs lainnya. Menurut Asisten Khusus Utusan Peresiden Indonesia untuk MDGs, menurunkan penyebaran HIV/AIDS dan menurunkan angka kematian ibu

4 melahirkan masih sulit untuk dicapai negara Indonesia pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang belum menyadari arti pentingnya sebuah kesehatan tubuhnya. Ada juga karena diakibatkan oleh gaya hidup masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman budaya, kelakuan, sifat dan kebiasaan. Padahal memerangi HIV, meningkatkan kesehatan ibu, dan menurunkan angka kematian anak adalah tujuan tiga, empat, dan lima yang seharusnya dicapai pada tahun 2015 mendatang. Tujuan kelima dari MDGs adalah meningkatkan kesehatan bagi seorang ibu untuk mengurangi angka kematian ibu. Kesehatan seorang ibu tentu penting, terutama saat sedang hamil. Hal ini disebabkan karena dapat berpengaruh kepada kesehatan dan kelangsungan hidup anaknya. Contohnya ketika seorang ibu yang hamil terkena flu selama beberapa waktu, kemungkinan anaknya akan lahir kurang gizi. Kecacatan yang dialami seorang anak juga bisa bergantung pada kesehatan ibunya. Seorang ibu yang kesehatannya tidak stabil juga dapat mengakibatkan kematian untuk dirinya sendiri maupun anaknya. (http://media.kompasiana.com diakses tanggal 20 Desember 2013 pukul 22.21 WIB) Dalam pertemuan yang membahas tingkat AKI (Angka Kematian Ibu dan Anak), Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Amal Taher mengungkapkan survei kedokteran pada 2012 angka kematian ibu masih di atas 200 setiap 100 ribu kelahiran. Padahal, berdasarkan target MDGs, pada 2015 angka kematian ibu maksimal 102 per 100 ribu kelahiran. Beberapa program memang sudah diupayakan seperti program yang memprioritaskan penanganan dan pemberian fasilitas layanan kesehatan prima pada ibu dan anak, namun masalah kesehatan

5 yang kompleks ini masih butuh banyak perhatian. Masalah kesehatan baik layanan maupun tenaga sebaiknya lebih disikapi dengan baik. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani oleh BKKBN. (http://www.metrotvnews.com diakses tanggal 20 Desember pukul 20.30 WIB) Undang-undang Republik Indonesia nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah memberikan landasan yang kuat dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana. Salah satu tujuan Program Keluarga Berencana yang tercantum dalam undang-undang tersebut adalah menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak. Direktorat kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN No. 150/HK-010/2001 tertanggal 17 Juli 2001 mempunyai tugas untuk melaksanakan perumusan dan kebijakan program upaya peningkatan kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak melalui pelayanan promosi dan konseling. (Suparto, H. Sumbangsih Program KB Terhadap Pendidikan, Arsip online diakses tanggal 21 Desember 2013 pukul 22.00 WB) Tugas tersebut sesuai dengan tujuan program Keluarga Berencana yang tercantum dalam undang-undang sebagaimana yang telah tercantum diatas. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran serta promosi benefit terhadap kesehatan ibu dan anak. Dan tugas ini dipertegas juga dengan adanya Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dengan Badan Kependudukan dengan Keluarga Berencana Nasional Tentang Program Keluarga

6 Berencana Pasca Persalinan Dalam Jaminan Persalinan. Saat ini kondisi kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih rendah, hal ini terlihat dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu begitu memprihatinkan dimana sebelumnya pemerintahan telah bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Penurunan Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Akhir-akhir ini banyak diberitakan di sejumlah media mengenai polemik AKI. Diantaranya salah satu merupakan hasil SDKI terbaru (selanjutnya disebut SDKI- 2012) menyebutkan, sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak cukup tajam. Dibawah ini adalah Grafik tabel Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 1994-2015(Dalam 100.000 Kelahiran Hidup).

7 Grafik 1.1 Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 1994-2015 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 390 334 307 228 226 1994 1997 2002 2007 2009 2015 102 Sumber data: SDKI, 1994, 2002/2003, 2007, MDGs dan Bappenas Gambar diatas menunjukkan trend AKI Indonesia secara Nasional dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007, dimana menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus (Dinkes Provinsi Lampung, 2012 diakses tanggal 18 November 2013 pukul 21.25 WIB). Adapun jumlah kasus angka kematian ibu di Kota Bandar Lampung akan ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

8 Tabel 1.2 Kasus Angka Kematian Ibu Di Kota Bandar Lampung No. Tahun Angka Kematian Ibu 1. 2005 16 Kasus 2. 2006 22 Kasus 3. 2007 2 Kasus 4. 2008 26 Kasus 5. 2009 14 Kasus 6. 2010 19 Kasus 7. 2011 9 Kasus 8. 2012 30 Kasus Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung 2012 Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), diperlukan upaya terobosan. Salah satunya adalah dengan peningkatan KB pasca persalinan, yaitu penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Melalui program ini juga dapat mencegah kehilangan kesempatan ber-kb (missed opportunity) yang artinya melalui para pemberi informasi KB ibu hamil akan diberi penjelasan tentang pentingnya berkb, mendapatkan pelayanan yang lebih menyeluruh dan terpadu, sehingga hak reproduksinya dapat terpenuhi. (Sarwono : 2006). Upaya peningkatan KB pasca persalinan diperlukan mengingat kembalinya kesuburan perempuan pada keadaan pasca persalinan tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi. Rata-rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal. Dua dari tiga ibu yang tidak menyusui akan mengalami ovulasi sebelum datangnya menstruasi. Sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan pembagunan dengan mengurangi angka kematian ibu melalui program KB yang diserahkan sepenuhnya kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional untuk menjalankannya. Visi dari BKKBN yang akan dicapai kedepan

9 yang mengacu kepada fokus pembangunan pada rencana Pembangunan jangka Panjang nasional tahun 2005-2015 maka salah satu prioritas pembangunan nasional adalah Penduduk tumbuh seimbang 2015 yaitu mewujudkan pertumbuhan pendudukan yang seimbang dan keluiarga berkualitas yang ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (angka kelahiran) menjadi 2,1. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dalam program KB harus melalui jalan yang tepat guna. Upaya ini dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup yaitu dengan salah satu program pemerintah yang dijalankan adalah Program KB Pasca Persalinan. Pertambahan (pertumbuhan) jumlah penduduk merupakan fenomena alamiah yang tidak bisa dihindari. Konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk baik secara langsung ataupun tidak menimbulkan permasalahan baru yang harus dihadapi misalnya permasalahan lingkungan, keterbatasan sumber daya alam, kesehatan, ketenagakerjaan, akses pangan, ekonomi dan pendidikan. Pemerintah pun telah menggalakkan begitu banyak program untuk mengatasi masalah kependudukan, salah satunya adalah dengan program KB Pasca Persalinan meskipun demikian masalah kependudukan ini masih belum terwujud dengan baik sehingga peneliti tertarik ingin meneliti tentang masalah yang berbaur kependudukan yaitu dengan meneliti Program KB Pasca Persalinan. Program KB Pasca persalinan ini dapat memberikan konstribusi yang baik untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, dan juga dapat meningkatkan kualitas penduduk sehingga tujuan pembangunan yang telah ditetapkan

10 pemerintah sebelumnya dapat dicapai. Program KB Pasca Persalinan ini memiliki tujuan khusus yakni Tujuan ini harus dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan juga keluarga sebagai titik sentral pembangunan. Program Keluarga Berencana secara mikro berdampak terhadap kualitas individu dan secara mikro berkaitan dengan tujuan pembangunan pada umumnya. Secara mikro, KB Pasca Persalinan berkaitan dengan kesehatan dan kualitas hidup ibu/perempuan, juga kualitas bayi dan anak. Secara makro, KB Pasca Persalinan dan kesehatan reproduksi berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meraih tujuan MDG s tersebut. Penggunaan KB Pasca Persalinan berkaitan dengan rendahnya kematian ibu dan kematian anak dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Memiliki anak lebih sedikit dan lebih sehat dapat mengurangi beban ekonomi pada keluarga miskin, dan memungkinkan mereka menginvestasikan sumber dayanya dalam pengasuhan, perawatan, dan sekolah anak, sehingga nantinya diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan. Permasalahan untuk meningkatkan kualitas penduduk dan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu maka peneliti akan mencoba menelaah bagaimana pengimplementasian program keluarga berencana dalam penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan sehingga mengangkat sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Program Keluarga Berencana Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan Di Kota Bandar Lampung.

11 B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang hendak dikemukakan adalah : 1. Bagaimana implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan di kota Bandar Lampung untuk mengurangi angka kematian Ibu? 2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menjalankan program keluarga berencana dalam penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan di kota Bandar Lampung untuk mengurangi angka kematian ibu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diangkat maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi program keluarga berencana penggunaan alat kontrasepsi Pasca Persalinan dikota Bandar Lampung serta untuk mengetahui apa saja yang faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan program Keluarga Berencana Pasca Persalinan yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.

12 D. Kegunaan Penelitian Selain untuk mencapai tujuan, penelitian ini juga diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis yaitu dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan Administrasi Negara di Indonesia dan khususnya implementasi kebijakan. 2. Secara praktis yaitu penelitian ini dapat memberikan masukan bagi instansi pemerintah dan masyarakat luas sebagai bahan referensi dalam proses implementasi suatu program.