BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio w/p terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan lunak dalam rongga mulut secara detail. Menurut Craig dkk (2004)

BAB I PENDAHULUAN. mudah dalam proses pencampuran dan manipulasi, alat yang digunakan minimal,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversibel menunjukkan bahwa

PENGARUH UJI TEMPERATUR AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Maranta arundinaceae L.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis dari penelitian ini adalah eksperimental laboratori.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

BAB 1 PENDAHULUAN. rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir,

BAB I PENDAHULUAN. cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan cenderung patah jika diberi

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu Air

Manipulasi Bahan Cetak Alginat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (ph) AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Marantha arundineceae L)

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : Arasti Naspy

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Recovery from Deformation Material Cetak Alginat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bidang kedokteran gigi semakin beragam dan pesat. Terdapat berbagai jenis

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL IMBIBISI

Uji Temperatur Air Pencampur Terhadap Setting Time Bahan Cetak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana) Dian Yosi Arinawati¹, Andi Triawan²

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

STOIKIOMETRI. Oleh. Sitti Rahmawati S.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Gambar 2. Jamur tiram cokelat

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis P-larut batuan fosfat yang telah diasidulasi dapat dilihat pada Tabel

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. terdiri dari dua variabel yaitu variabel ekspresi IL-17 dan TNF- α dan yang

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

MODUL STOIKIOMETRI 1

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Oleh : SRI MARYANI. Oleh : SURYATI A

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

4. PEMBAHASAN 4.1. Penampakan Fisik Bumbu Penyedap Blok Spirulina 4.2. Sifat Higroskopis Bumbu Penyedap Blok Spirulina

Antiremed Kelas 11 Kimia

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio w/p terhadap setting time bahan cetak alginate dengan penambahan pati garut (Maranta Aurundinaceae L.). Penelitian dilakukan pada 5 kelompok dengan penambahan air yang berbeda. Rata-rata waktu setting time alginat penelitian dapat dilihat pada tabel 3. Sampel Penambahan air 20.5 ml 19.5 ml 18.5 ml 17.5 ml 16.5 ml N 5 5 5 5 5 Rata-rata 2.720 2.520 2.300 2.400 2.420 Standar deviasi 0.1924 0.0837 0.1000 0.1000 0.837 Tabel 3. Rata-rata Waktu Setting Alginat Tiap Kelompok Gambar 6. Grafik Rerata Waktu Setting Alginat Tiap Kelompok 30

31 Tabel 3 menunjukan nilai rerata setting time bahan cetak alginat pada tabel yang tertinggi adalah 2.720 menit pada kelompok penambahan air 20.5 ml. sedangkan nilai rata-rata yang terendah adalah 2.3 menit pada kelompok penambahan air 18.5 ml. Setelah mengetahui nilai rata rata dan standar deviasi, tahap selanjutnya dilakukan tes normalitas setiap datanya dengan melihat nilainya dari test of normality. Data dikatakan normal bila p>0,05. Hasil uji normalitas data penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Nilai Normalitas Setiap Kelompok Perlakuan Data Waktu setting Shapiro-Wilk p Keterangan 20.5 ml 19.5 ml 18.5 ml 17.5 ml 16.5 ml 0,979 0,928 Normal 0,881 0,314 Normal 0,821 0,119 Normal 0,821 0,119 Normal 0,881 0,314 Normal Tabel 4 menunjukan bahwa data tersebut di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi dari semua kelompok lebih dari 0,05 atau p >0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya, data di atas dilakukan uji homogenitas.

32 Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Waktu setting F hitung p Ket. 20.5 ml 19.5 ml 18.5 ml 1,461 0,251 Homogen 17.5 ml 16.5 ml Tabel 5 menunjukan bahwa nilai p > 0,05 yang berarti data pada penelitian ini adalah homogen. Oleh karena itu, data dapat dianalisis dengan anova satu jalur seperti tampak pada Tabel 4. Tabel 6. Ringkasan Analisis Anova Satu Jalur Data Waktu setting Rerata F hitung p Ket. 20.5 ml 2.72 19.5 ml 2.52 18.5 ml 2.3 8,915 0,000 Signifikan 17.5 ml 2.4 16.5 ml 2.42

33 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi p < 0,05. Oleh karena itu hipotesis penelitian ini diterima. Hal tersebut berarti rasio serbuk dan cairan berpengaruh terhadap setting time bahan cetak alginat dengan penambahan pati garut. Selanjutnya, data dianalisis dengan LSD 0,05 seperti pada Tabel 5. Tabel 7. Perbedaan Mean Masing-Masing Penambahan Air Pada Uji LSD 0,05 Penambahan air 20.5 ml 19.5 ml 18.5 ml 17.5 ml 16.5 ml 20.5 ml - 0.2000 0.4200 0.3200 0.3000 19.5 ml -0.2000-0.2200 - - 18.5 ml -0.4200-0.2200 - - - 17.5 ml -0.3200 - - - - 16.5 ml -0.3200 - - - - Tabel 7 di atas diperoleh hasil mean pada penambahan air dapat diketahui bahwa perbedaan mean antara penambaha air 20,5ml dan 19,5ml adalah 0,2000, 20,5ml dan 18,5ml adalah 0,4200, sedangkan perbedaan 20,5ml dan 17,5ml adalah 0,3200 dan terakhir 20,5ml dan 16,5ml adalah 0,3000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan mean yang paling besar adalah pada penambahan air 18,5ml, jadi setting time yang paling cepat adalah pada penambahan air 18,5ml.

34 B. Pembahasan Penelitian mengenai pengaruh rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginat dengan penambahan pati garut telah dilakukan. Rerata setting time alginat yang telah dicampur dengan ubi garut terlihat pada tabel 3 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginate dengan penambahan pati garut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Anusavice (2004) yang menyatakan bahwa mengganti rasio serbuk dan cairan dapat berpengaruh terhadap setting time bahan cetak alginat. Pernyataan ini juga didukung oleh Van Noort (2006) yang mengatakan aspek rasio serbuk dan cairan dapat berpengaruh terhadap setting time bahan cetak alginat. Penambahan air yang digunakan harus sesuai dengan bubuk yang akan dipakai sehingga didapatkan konsistensi gel yang ideal dengan setting time yang singkat. Melisa dkk. (2009) juga memperkuat dengan pernyataan adonan yang encer akan menambah setting time bahan cetak, sedangkan bila adonan lebih kental maka fleksibilitas menjadi lebih rendah. Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data berdistribusi normal. Hal tersebut terjadi karena hasil signifikansi atau nilai p>0,05. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan setting time pada setiap kelompoknya. Sesuai dengan yang ditunjukkan pada grafik yaitu setting time tercepat ada pada kelompok dengan penambahan air 18,5ml. Tabel 5 menunjukkan bahwa uji homogenitas data dengan nilai signifikansi 0,251 atau p>0,05. Hal tersebut terjadi karena pada

35 hasil penelitian terdapat perubahan setting time pada tiap kelompoknya dengan berubahnya rasio serbuk dan cairan. Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis dengan menggunakan Oneway ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai 0,000 atau p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antar kelompok sampel, artinya dengan menurunkan rasio serbuk dan cairan akan menyebabkan perubahan setting time yang bermakna. Hal ini terjadi karena perbandingan air terhadap bubuk yang tidak sesuai dapat berakibat mengubah konsistensi, setting time, kekuatan dan kualitas bahan cetak. Adonan yang encer akan menambah setting time bahan cetak, sedangkan bila adonan lebih kental maka fleksibilitas menjadi lebih rendah. (Melisa, dkk 2009). Adonan alginat yang encer merupakan hasil reaksi air dan serbuk alginat yang direaksikan dengan air akan membentuk massa palstis yang halus dan menjadi gel yang irreversible dalam beberapa menit setelah pencampuran (Craig dkk, 2000). Reaksi dimulai dengan terlarutnya alginat, garam kalsium dan fosfat pada pencampuran serbuk dengan air hingga terbentuk sol (Combe, 1992). Reaksi sol terbentuk karena kalsium sulfat yang bereaksi dengan kalium alginat akan dihalangi oleh natrium fosfat yang berfungsi sebagai retarder atau untuk memperpanjang waktu kerja (Anusavice, 2003). Ion kalsium dari kalsium sulfat bereaksi dengan ion fosfat dari natrium fosfat menjadi kalsium fosfat yang tidak larut (Craig dan Powers, 2002). Reaksinya berlangsung sebagai berikut:

36 2Na 3 PO 4 + 3CaSO 4 Ca 3 (PO 4 ) 2 + 3Na 2 SO 4 Ion kalsium mulai bereaksi setelah semua natrium fosfat habis bereaksi. Reaksi antara ion kalsium dengan kalium alginate menghasilkan kalsium alginat. Reaksinya berlangsung sebagai berikut: K Alginat + CaSO4 K 2 SO 4 + Ca Alginat Reaksi ini merubah sol menjadi gel, kalsium alginat mengendap dan membentuk fibril (Craig dkk, 2000). Sol natrium alginat yang tidak bereaksi, kelebihan air dari partikel pengisi yang tertinggal akan terbungkus dalam suatu selubung kalsium alginat yang tidak larut. Hal ini dapat menyebabkan reaksi tidak berlanjut sampai sempurna (Anusavice, 2004). Pati garut yang ditambahkan pada alginat yang digunakan sebagai bahan cetak pada penelitian ini dimungkinkan akan memperpanjang setting time bahan cetak karena ion kalsium yang bereaksi dengan alginat terlebih dahulu akan bereaksi dengan pati. Pernyataan ini juga didukung oleh Damat et al (2008) pada penelitiannya yang menyatakan bahwa amilosa yang terkandung dalam pati memiliki gugus hidroksil sehingga bersifat hidrofilik atau akan cepat bereaksi dengan air. Tabel 7 menunjukkan hasil uji LSD 0,05 untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan antar masing-masing kelompok sampel. Hasil uji LSD 0,05 menunjukkan setting time material cetak alginat pada peningkatan rasio air menjadi lebih cepat

37 (p<0,05). Setting time pada penambahan air 18,5ml lebih cepat dibandingkan 16,5ml, 17,5ml, 19,5ml atau 20,5ml. Penambahan air 17,5ml lebih cepat dibandingkan 16,5ml sedangkan penambahan air 19,5ml lebih lambat dibandingkan 18,5ml. Hanya penambahan air pada 18,5ml didapatkan hasil yang signifikan. Ini dapat diartikan penambahan air 18,5ml adalah penambahan air yang ideal untuk bahan cetak alginat bila dibandingkan 4 kelompok penambahan air yang lain.