BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Sutiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deden Taopik, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta

BAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model. dan efisien serta mendapat hasil optimal.

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh pembaca.komik merupakan sumber bacaan yang dapat. dinikmati para pembaca.rohani (1997: 78) mengungkapkan bahwa komik

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan tujuan. pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia dilahirkan menjadi makluk sempurna yang memiliki akal fikiran,

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah : guru, siswa, kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pembelajaran, motivasi memegang peranan penting dalam

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia busana, menciptakan sebuah desain merupakan hal pokok sebagai dasar menghasilkan suatu karya busana. Untuk lebih mendapatkan suatu desain yang baik dan menarik, seorang perancang harus mengetahui dan memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain. Perancang harus mengetahui bagaimana memilih garis atau siluet, bentuk, ukuran, tekstur, dan warna serta bagaimana menyusunnya menjadi susunan atau desain yang indah. Pengetahuan dasar tentang garis, bentuk, ukuran, tekstur, dan warna ini didapat dari pengetahuan unsur-unsur desain. Khusus dalam dunia pendidikan kejuruan, peserta didik yang berada dalam konsentrasi bidang busana secara mutlak harus memahami pengetahuan tentang unsur-unsur desain tersebut. Unsur-unsur desain sangat erat kaitannya dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik pada konsentrasi tata busana berikutnya. Peserta didik harus mampu menguasai pengetahuan unsurunsur desain yang merupakan salah satu materi penting dalam mata pelajaran dasar desain ini sebagai bekal awal untuk dapat diaplikasikan atau diterapkan pada mata pelajaran busana berikutnya. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui apakah peserta didik dapat menguasai materi unsur-unsur desain. Jika peserta didik tidak mampu untuk menguasai materi unsur-unsur desain, maka peserta didik tidak akan mampu

2 menciptakan karya busana yang baik. Ini membuktikan bahwa materi unsur-unsur desain adalah hal pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Namun fakta yang penulis temukan di lapangan justru tidak sesuai dengan harapan bahwa peserta didik mampu menguasai pengetahuan unsur-unsur desain. Peserta didik nyatanya banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi tersebut. Padahal seperti yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa pengetahuan unsur-unsur desain ini merupakan tolak ukur peserta didik nantinya dalam menciptakan suatu desain. Hal ini terjadi karena peserta didik merasa unsur-unsur desain adalah materi pelajaran yang sulit. Ditambah lagi dengan strategi guru yang masih monoton dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Hal inilah yang menjadi landasan dasar penulis untuk mencari cara bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 12 Juni 2015 lalu dengan guru mata pelajaran Dasar Desain di SMK Negeri 3 Pematangsiantar berkaitan dengan hasil belajar siswa diketahui bahwa masih banyak peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hasil belajar siswa tahun ajaran 2014/2015 dalam kurun waktu 2 (dua) semester menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes awal yang penulis lakukan pada siswa kelas X Tata Busana sebanyak 32 siswa hanya mencapai tingkat ketuntasan ±30% atau sekitar 10 siswa sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan mencapai ±70% atau sekitar 22 siswa. Sementara standard Kriteria Ketunasan

3 Minimal (KKM) adalah 70. Dibawah ini dapat dilihat rekapitulasi nilai tes awal siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar. Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Tes Awal Siswa Kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar No Jumlah Siswa % Nilai 1. 10 orang 30 >70 2. 22 orang 70 <70 Jumlah siswa 32 orang Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar. Dari hasil wawancara tersebut, beberapa peserta didik merasa bahwa materi unsur-unsur desain yang terdapat pada mata pelajaran Dasar Desain merupakan materi yang cukup sulit untuk dipahami peserta didik. Selain itu, ketidaktertarikan terhadap buku paket juga faktor peserta didik merasa bosan untuk membaca hingga timbul rasa malas untuk membaca. Merupakan tugas pendidik (guru) untuk menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses pembelajaran. Pendidik harus mencari cara untuk membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu cara yang coba penulis tawarkan adalah penggunaan media komik. Dimaksudkan, dengan mengganti materi yang ada pada buku paket lalu dituangkan ke dalam sebuah media visual yaitu media komik. Media komik memiliki gambar-gambar serta alur cerita yang akan membuat peserta didik merasa terhibur. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 64), mengungkapkan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan

4 memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya. Peran media pembelajaran berbasis visual seperti komik ini memiliki potensi besar untuk merangsang peserta didik lebih efektif dalam merespon materi pembelajaran yang disampaikan. Anak-anak, sebagaimana orang dewasa juga menyukai komik sehingga jika media komik dipakai di dalam proses pembelajaran, maka akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Peserta didik akan terlibat total dalam proses pembelajaran untuk melahirkan hasil akhir yang sukses dan tentunya akan memuaskan. Selain itu, media komik juga dapat membantu peserta didik dalam mentransfer materi yang disampaikan untuk selanjutnya disimpan dalam memori otak melalui gambar-gambar yang disajikan di dalam komik. Peserta didik akan dengan cepat menangkap setiap kata atau kalimat jika itu memiliki unsur gambar yang menarik. Melalui media komik ini, kegiatan pembelajaran pada materi unsur-unsur desain akan lebih menyenangkan. Media komik ini juga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan judul, Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Unsur-unsur Desain Siswa Kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa : 1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar unsur-unsur desain. 2. Kurangnya minat baca siswa terhadap buku paket. 3. Guru masih menggunakan media pembelajaran buku paket dan papan tulis tanpa didukung oleh media lainnya. 4. Guru masih kurang kreatif dalam menciptakan media pembelajaran di dalam kelas. 5. Hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar belum maksimal. 6. Penerapan media komik pada materi ajar unsur-unsur desain dapat meningkatkan hasil belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan jenis komik yang ada berupa kartun/karikatur, komik potongan, dan buku komik (Comic book) maka penulis menggunakan komik jenis Comic Book. Sebagai batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh media pembelajaran komik untuk hasil belajar kompetensi dasar yaitu unsur-unsur desain meliputi, garis, arah, bentuk, tekstur, ukuran, value, dan warna.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka dapat diuraikan rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2015/2016 tanpa menggunakan media komik? 2. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2015/2016 dengan menggunakan media komik? 3. Apakah penggunaan media komik berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2015/2016 tanpa menggunakan media komik. 2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2015/2016 dengan menggunakan media komik.

7 3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar unsur-unsur desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematangsiantar. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dilihat dari segi teoritis dan praktisnya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis 1.1 Bagi Siswa a) Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi ajar unsur-unsur desain. b) Mempermudah siswa untuk memahami konsep/materi unsur-unsur desain dengan membuat proses memahami materi menjadi lebih menyenangkan. 1.2 Bagi Guru a) Meningkatkan inovatif serta kreatifitas guru dalam menyusun dan membuat rancangan pembelajaran. b) Menambah wawasan guru terhadap alternatif menggunakan media pembelajaran unsur-unsur desain yang dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajarinya. 2. Manfaat Praktis 2.1 Bagi Siswa a) Mendapat pengalaman yang menarik dalam mempelajari unsurunsur desain dengan media komik.

8 b) Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari unsurunsur desain serta mendapat kemudahan dalam proses pembelajaran karena adanya media komik sebagai media pembelajarannya. 2.2 Bagi Guru a) Sebagai alat bantu atau alat pendukung dalam proses belajar mengajar berlangsung. b) Merangsang guru untuk kreatif dalam menciptakan media pembelajaran yang tidak monoton. 2.3 Bagi Sekolah a) Menambah koleksi media pembelajaran yang dapat menjadi referensi untuk pembelajaran di kelas dan memotivasi pihak sekolah untuk lebih berkreasi dalam menciptakan media pembelajaran baru dalam menunjang hasil belajar siswa.