KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MASUKAN PANAS (HEAT INPUT) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK SAMBUNGAN LAS TIG Al-13,5Si

Pengaruh Kuat Arus Listrik Terhadap Ketangguhan Impak Dan Kekuatan Tarik Sambungan Las MIG Baja Karbon Tinggi

Kajian Struktur Mikro Sambungan Las TIG Al-13,5Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Pengaruh Arus Listrik Dan Filler Dengan Kampuh X Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las SMAW Pada Baja ST 37

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB IV DATA DAN ANALISA

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016 ISSN

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

Analisa Ketangguhan dan Struktur Mikro pada Daerah Las dan HAZ Hasil Pengelasan Sumerged Arc Welding pada Baja SM 490

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Pengaruh Temperatur Quenching Terhadap Kekerasan Dan Ketangguhan Hasil Pengelasan Baja Keylos 50

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

Available online at Website

PENGEMBANGAN METODE STRESSED SHEETING WELD PADA PENGELASAN PLAT BERPENGUAT DENGAN VARIASI TEMPERATUR PREHEAT ABSTRACT

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN BENTUK STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1040 AKIBAT POLARISASI ARUS PADA PENGELASAN SMAW. Rihat Sebayang 1*

Kata kunci : tegangan sisa, HAZ, SMAW.

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

PENGARUH ANNEALING PADA PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN SIFAT FISIS PADA PENGELASAN BAJA UNTUK CHASIS MOBIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Peningkatan Kualitas Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Metode Taguchi

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

Journal of Mechanical Engineering Learning

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 1 Agustus 2014

Dimas Hardjo Subowo NRP

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

Journal of Mechanical Engineering Learning

Keywords : Schaeffler, DeLong, WRC-1992, dissimilar metal weld.

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

Transkripsi:

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK Wijoyo Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Mesin Universitas Surakarta Email: joyowi@yahoo.co.id Bayu Kartiko Aji Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Mesin Universitas Surakarta Email: kartikaaji.bayu@yahoo.com ABSTRAK Aplikasi sambungan las masih menjadi pilihan utama pada bidang konstruksi. Hal ini dikarenakan konstruksi menjadi ringan, murah dan cepat dalam proses pengerjaanya. Kekuatan las sangat dipengaruhi oleh komposisi dan sifat logam induk maupun logam pengisi, proses pengelasan, pemanasan serta adanya tegangan sisa. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki kekerasan dan struktur mikro sambungan las GMAW baja karbon tinggi akibat variasi masukan arus listrik. Penelitian menggunakan bahan baja AISI 1065 dan logam pengisi ER70S-6, dengan variasi arus listrik 80 A, 100 A dan 120 A. Kecepatan pengelasan adalah 5 mm/s, kecepatan logam pengisi 4 mm/s dan tegangan DC 22 V. Pengujian kekerasan dengan menggunakan mesin uji kekerasan rockwell, sedangkan foto mikro struktur menggunakan mikroskop optic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi arus listrik yang dipakai dalam pengelasan sampai 120 A, maka kekerasan hasil lasan semakin menurun, sedangkan struktur mikro didominasi cementite dengan ukuran yang lebih halus. Kata kunci: arus, GMAW, kekerasan, sturktur mikro. ABSTRACT Applications welded joints are still the main choice in the field of construction. This is because the construction becomes lighter, cheaper and faster in the welding process. Weld strength is strongly influenced by the composition and properties of the based metal and filler, welding process, the heating and the presence of residual stress. The purpose of this study was to investigate the hardness and GMAW welding joint microstructure of high carbon steel due to variations in electrical current input. Research using AISI 1065 steel material and filler ER70S-6, with a variation of the electric current of 80 A, 100 A and 120 A. The welding speed is 5 mm/s, the speed of filler metal 4 mm/s and a DC voltage of 22 V. Hardness test using rockwell hardness testing machine, while the micro-structure photograph using an optical microscope. The results showed that the higher the electric current used in the welding up to 120 A, the hardness results of welds decreases, while the predominantly cementite microstructure with finer sizes. Keywords: electric current, GMAW, hardness, micro structures. 1. PENDAHULUAN Sambungan las banyak digunakan dengan pertimbangan bahwa konstruksi ringan, murah dan pengerjaan cepat. Perancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan disekitarnya [1]. Kekuatan sambungan las secara umum dipengaruhi oleh komposisi dan sifat logam yang dilas, komposisi dan sifat logam pengisi (elektroda), proses pengelasan, daerah pemanasan langsung, daerah yang terkena pengaruh panas dan adanya tegangan sisa. Proses pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Energi panas pada pengelasan tersebut akan menimbulkan terjadinya siklus termal. Adanya siklus termal tersebut akan mengakibatkan terjadinya tegangan sisa, distorsi serta laju pendinginan pada logam las dan daerah sekitarnya. Struktur mikro logam las sangat dipengaruhi oleh laju pendinginan dan komposisi kimia bahan (logam induk dan elektroda). Pada akhirnya tegangan sisa dan struktur mikro 243

logam las tersebut akan mempengaruhi sifat mekanis dari logam lasan, terutama terjadinya penurunan sifat fatik [2]. Heat input sangat berpengaruh terhadap struktur mikro logam las. Hal ini terjadi disebabkan oleh kuat arus yang besar akan meningkatkan masukkan panas sehingga memperlambat laju pendinginan. Peningkatan heat input meningkatkan jumlah prosentase ferit acicular dan ketangguhan sambungan las [3]. Preheat mempengaruhi struktur mikro hasil pengelasan, yaitu terbentuk struktur mikro berupa ferit batas butir. Kekuatan impak optimum pada suhu transisi -15 o dan energinya sebesar 125 Joule pada preheat 100 o C sambungan las GTAW baja A283C [4]. Ketangguhan impak HAZ pada baja HQ130 menurun dengan masukan panas las dari 9,2 kj/cm ke 26,4 kj/cm. Waktu pendinginan (t 8/5 ) antara 10-20 detik pada masukan panas antara 13,1-18,6 kj/cm meningkatkan ketangguhan HAZ hasil pengelasan GMAW baja HQ130 [5]. Nilai kekerasan zona HAZ lebih tinggi dari logam las dan logam dasar, hal ini disebabkan oleh jumlah fase austenit interdendritik yang tinggi dan tingkat pendinginan yang cepat pada butir daerah HAZ hasil pengelasan plat AISI 904 L stainless steel super austenitic dengan menggunakan las GMAW [6]. Hasil sambungan pengelasan logam AISI 304 & 316 dengan las TIG & las MIG adalah sebagai berikut: nilai kekerasan (BHN) di arus listrik 40 ampere untuk las TIG adalah 162,53 BHN, sedangkan pada las MIG adalah 196,54 BHN. Kekuatan tarik sambungan las TIG lebih tinggi dari sambungan las MIG, yaitu berturut-turut adalah: 675,22 MPa dan 652,029 N/mm 2 [7]. Las GMAW merupakan proses pengelasan busur listrik, dengan busur listrik diselimuti oleh gas di atas daerah pengelasan. Kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpankan secara terus-menerus. Gas pelindung yang digunakan adalah Argon, Helium atau campuran dari keduanya. Untuk memantapkan busur kadang-kandang ditambahkan gas O 2 antara 2-5% atau CO 2 antara 5 20%. Masukan panas adalah besarnya energi panas tiap satuan panjang las ketika sumber panas bergerak. Besarnya masukan panas pada proses pengelasan adalah seperti pada persamaan (1) [8]: q EI v dengan : q = masukan panas (J/mm), v = kecepatan pengelasan (mm/s), η = efisiensi, E = potensial listrik (volt) dan I = arus listrik (ampere) Proses pembekuan logam cair sangat sensitif terhadap kecepatan pendinginan. Pada umumnya waktu pendinginan (cooling time) antara temperatur 800 o C - 500 o C dipakai sebagai acuan pada pengelasan baja karbon rendah, karena pada interval suhu tersebut terjadi transformasi fasa dari austenite menjadi ferrite atau bainite yang dipengaruhi oleh kecepatan pendinginannya. Struktur mikro baja yang terbentuk selama pendinginan antara temperatur 800 o C 500 o C (Δt 8/5 ) ditentukan oleh laju pedinginan. Waktu pendinginan dapat dihitung dari persamaan (2) berikut [8]: (1) t 8 5 q v 1 1 2 k 500 T0 800 T 0 (2) dengan : Δt 8/5 = waktu pendinginan antara temperatur 800 o C - 500 o C (s), k = konduktifitas panas (J/mms - 1 K -1 ) dan T 0 = suhu awal ( o C) Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki kekerasan dan struktur mikro sambungan las GMAW baja karbon tinggi akibat variasi masukan arus listrik. 2. METODOLOGI 2.1 Bahan Bahan yang dipakai pada penelitian ini adalah baja AISI 1065 dan logam pengisi yang digunakan adalah ER70S-6 sedangkan gas yang digunakan adalah gas argon (Ar). 2.2 Proses Pengelasan Pengelasan menggunakan pelat baja AISI 1065 dan filler ER70S-6. Pengelasan GMAW dilakukan dengan variasi arus 80 A, 100 A dan 120 A, tegangan DC 22 V polarisasi terbalik (DCRP), debit gas argon 2,5 sampai 5 ltr/menit, kecepatan pengelasan 5 mm/s dan kecepatan kawat 4 mm/s. Tebal pelat yang digunakan adalah 10 mm, alur las dibuat bentuk V ganda dengan sudut 70 o dan las multirun seperti 244

2 10 Jurnal SIMETRIS, Vol 6 No 2 November 2015 terlihat pada Gambar 1. Dimensi plat adalah 300 mm x 100 mm x 10 mm. Komposisi logam induk dan logam pengisi dapat dilihat pada Tabel 1. 70 o 1,5 2.3 Pengujian Gambar 1. Bentuk Alur Las Tabel 1. Komposisi kimia logam induk dan logam pengisi dalam % berat Unsur AISI 1065 ER70S-6 Fe Balance Balance C 0.693 0,06-0,15 Si 0.254 0,8-1,15 Mn 0.264 1,4-1,85 P 0.033 0,025 max S 0.003 0,035 max Cr 0.084 0,15 max Mo 0.153 0,15 max Ni 0.335 0,15 max Al 0.07 - Co 0.082 - Cu 0.188 0,50 max Nb 0.098 - Pb 0.0096 - Sn 0.009 - Ti 0.051 - V 0.052 - W 0.515 - Pengujian kekerasan menggunakan mesin uji kekerasan rockwell. Pengamatan struktur mikro pada masing-masing hasil las dengan variasi arus listrik yang diperoleh dari hasil foto mikro dengan menggunakan mikroskop optic. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan pada daerah las, HAZ dan logam induk. Nilai kekerasan pada daerah las paling tinggi disusul dengan HAZ dan logam induk. Data distribusi kekerasan hasil pengujian pada Gambar 2 menunjukkan kecederungan yang seragam pada tiap spesimen yaitu terjadi peningkatan nilai kekerasan pada daerah las dan selanjutnya menurun pada HAZ sampai logam induk. Fokus penelitian ini adalah pada daerah las sehingga pembahasan mengenai pengujian kekerasan juga difokuskan pada daerah las. Gambar 3 menunjukkan perbandingan kekerasan sambungan las pada 245

berbagai arus listrik. Pada las dengan variasi arus listrik 80 A, 100 A dan 120 A, mempunyai nilai kekerasan rata-rata logam las berturut-turut adalah: 62,67 HRC, 55,27 HRC dan 44,80 HRC. Dari hasil nilai kekerasan berbagai spesimen pada logam las tersebut disebabkan pada spesimen las dengan variasi arus listrik 80 A mengalami laju pendinginan yang cepat. Laju pendinginan yang cepat ini menyebabkan struktur mikro las yang terbentuk menjadi lebih kasar (cementite) dibanding struktur mikro las pada arus listrik yang lebih tinggi. Struktur mikro yang kasar ini (cementite) mempunyai sifat keras, ini ditunjukkan pada spesimen dengan arus listrik 80 A yang mempunyai nilai kekerasan paling tinggi, karena struktur mikronya paling kasar dan menurun pada spesimen las pada arus listrik 100 A dengan struktur mikro yang lebih halus. Sedangkan pada spesimen las dengan arus listrik 120 A, kekerasan lasannya paling rendah, hal ini disebabkan karena laju pendinginan yang lambat, sehingga material menjadi lunak. Hasil ini sejalan dengan [3], [4] dan [5], bahwa peningkatan arus listrik akan meningkatkan heat input pada pengelasan yang berdampak pada memperlambat laju pendinginan dan peningkatan kekuatan sambungan las. Gambar 2. Distribusi Kekerasan Rockwell 3.2 Pengamatan Struktur Mikro Gambar 3. Perbandingan Kekerasan Pada Spesimen Logam Las Pengamatan struktur mikro bertujuan untuk melihat apakah terjadi perubahan struktur mikro pada lasan dengan variasi arus listrik selama proses pengelasan. Pengamatan struktur mikro dilakukan pada ketiga spesimen dan diambil pada tiga titik dari raw material, daerah HAZ, dan daerah las. Dengan pembesaran gambar sampai 200x dan hasil foto struktur mikro dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan 6, dibawah ini: Hasil foto mikro las menunjukkan adanya perbedaan. Secara keseluruhan struktur dari logam induk (raw material) memiliki bentuk struktur mikro yang didominasi pearlite dan sedikit cementite yang menjadi ciri khas dari struktur mikro dari baja karbon tinggi. Pearlite adalah gabungan ferrite dan cementite berwarna gelap dan bersifat mampu mesin dan keras tetapi ulet. Sedangkan cementite mempunyai sifat yang keras. Saat terjadinya pengelasan yang menyebabkan adanya siklus thermal (pemanasan dan pendinginan cepat), hal ini sangat berpengaruh terhadap daerah HAZ maupun daerah las. Pada daerah HAZ struktur 246

mikro menjadi rusak dari logam induknya, yaitu struktur pearlite menjadi hancur menjadi butiran bentuk yang kasar. Daerah yang paling terpengaruh oleh siklus thermal adalah daerah las, pada daerah las terjadinya pencairan dan kemudian membeku secara cepat. Pada daerah las ini struktur mikronya lebih kecil/halus dan lebih rapat, dengan dominasi cementite dan pearlite semakin berkurang. Dari ketiga spesimen dengan arus listrik 80 A, 100 A dan 120 A, ukuran cementite-nya yang paling besar adalah pada arus listrik 80 A, diikuti berturut-turut oleh arus listrik 100 A dan 120 A. Bentuk ukuran struktur yang berbeda ini yang mengakibatkan kekuatan lasnya juga berbeda, yaitu seperti yang ditunjukkan pada hasil pengujian kekerasannya, spesimen las dengan arus listrik 80 A mempunyai kekerasan yang tertinggi. a) b) c) Gambar 4. Struktur Mikro Pada Arus Pengelasan 80 A: a) Logam Induk, b) HAZ, c) Logam Las a) b) c) Gambar 5. Struktur Mikro Pada Arus Pengelasan 100 A: a) Logam Induk, b) HAZ, c) Logam Las a) b) c) Gambar 6. Struktur Mikro Pada Arus Pengelasan 120 A: a) Logam Induk, b) HAZ, c) Logam Las 4. KESIMPULAN 1) Peningkatan arus listrik pada pengelasan dapat menurunkan kekerasan hasil las. 2) Semakin tinggi arus listrik yang digunakan dalam pengelasan baja karbon tinggi sampai 120 A akan menurunkan jumlah dan ukuran cementite, yang memiliki sifat keras. 3) Sifaf-sifat mekanis yang lain hasil pengelasan pada variasi pemakaian arus listrik sangat mungkin dipengaruhi oleh struktur mikro dan sifat keras dari hasil lasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Wiryosumarto, H. dan Okumura, T. 1996. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT. Pradya Paramita. [2] Radaj, D. 1992. Heat effects of Welding : Temperature Field, Residual Stress, Distortion. Berlin: Springer-Verlag. [3] Subekti, N. 2005. Pengaruh Heat Input Terhadap Ketangguhan dan Struktur Mikro Pada Pengelasan Busur Terendam Pipa Spiral. Simetris 4. 10-18. 247

[4] Sembiring, A.S.F. et al. 2005. Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Ketangguhan Impak Sambungan Las GTAW Pada Pengelasan Baja A283C. Simetri 4. 1-9. [5] Juang, W., et al. 2003. Effect of Weld Heat Input on Toughness and Structure of HAZ of a New Super-high Strength Steel. Indian Academy of Sciences 26. 3, 301-305. [6] Sathiya P., et al. 2010. Microstructural characteristics on bead on plate welding of AISI 904 L super austenitic stainless steel using Gas metal arc welding process. International Journal of Engineering, Science and Technology 2. 6, 189-199. [7] Kumar L. S., et al. 2011. Experimental Investigation for Welding Aspects of AISI 304 & 316 by Taguchi Technique for the Process of TIG & MIG Welding. International Journal of Engineering Trends and Technology 2. Issue2, 28-33. [8] Kou, S. 1987. Welding Metallurgy. New York: John Willey, Sons, Inc. 248