LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN SPESIMEN HEWAN DAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP SEKOTA JAMBI

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

BAB III METODE PENELITIAN

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII. HERBARIUM. Modul ketujuh pada pelajaran Dendrologi ini membahas mengenai herbarium yang meliputi

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TAKSONOMI NUMERIK/ KONTEMPORER/ TAKSIMETRI

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi. Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MATA KULIAH DASAR TAKSONOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

II. METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

TOR (Term of References) Lomba Herbarium PIMFI 2013 Universitas Tanjungpura

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

TOR (Term of Reference) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

Perkembangbiakan Tanaman

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang. angka-angka, dengan menggunakan metode survey.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

Kata kunci: pelatihan, awetan botani, media pembelajaran, biologi

METODOLOGI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016

KOLEKSI & PENGELOLAAN SPESIMEN TUMBUHAN PAB 530 (3 sks) Semester IV

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

TROPICAL CURRICULUM PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember Spesimen

BAB III METODE PENELITIAN

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PETUNJUK PENGAMBILAN SAMPEL DNA SATWA LIAR. Petunjuk Penggunaan Kit (Alat Bantu) untuk Pengambilan Sampel DNA Satwa Liar

Transkripsi:

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI Pinta Murni, Muswita, Harlis, Upik Yelianti, Winda Dwi Kartika Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di MAN Cendikia Muaro Jambi, pada bulan November 2014 bertujuan untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang pembuatan herbarium sebagai salah satu bentuk pengembangan media pembelajaran biologi di SMA dan sederajat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama satu hari dengan melibatkan guru bidang studi biologi dan siswa-siswi kelas X. Hasil kegiatan pengabdian ini sangat baik, terlihat dari antusiasme siswa-siswi dalam merespon kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) menunjukkan sikap kerjasama dan sambutan yang baik, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berlangsung dengan lancar dan bermanfaat. Saran dari kegiatan ini adalah pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi). BAB I. PENDAHULUAN Salah satu usaha yang dapat dan terus dilakukan oleh tenaga pendidik dalam rangka peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa di sekolah adalah pengembangan dan inovasi dalam media pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan informasi teknologi (ICT) sangat berkembang saat ini, akan tetapi pembelajaran berbasis lingkungan juga tidak kalah penting mengingat bahwa penggunaan media (ICT) memerlukan kondisi dan fasilitas yang belum semuanya dapat terpenuhi setiap saat dan di semua tempat. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis lingkungan menjadi alternatif yang sangat membantu. Pembelajaran berbasis lingkungan, termasuk pemanfaatan lingkungan seperti objek organisme langsung di lingkungan atau melalui pengawetan dan preparasi objek organisme seperti tumbuhan, cukup mendukung untuk tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran yang optimal khususnya dalam bidang biologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan teknik pengawetan tumbuhan atau yang disebut herbarium. Herbarium merupakan material pokok yang penting dalam studi sistematik tumbuhan. Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai tempat penyimpanan spesimen tumbuhan baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada kertas (kertas mounting), diberi label berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari spesimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol. Pengetahuan dalam pembuatan dan pemeliharaan herbarium sangat dibutuhkan bagi pengajar (guru) di sekolah menengah. Dengan media ini, guru akan sangat terbantu dalam memberi penjelasan mengenai ciri-ciri tumbuhan atau karakter khusus suatu tumbuhan. Selain itu, dengan menggunakan herbarium siswa akan lebih tertarik dan lebih fokus dalam proses pembelajaran. Teknik ini diharapkan juga mampu menggerakkan Jambi 1

guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. MAN Cendikia, satu dari beberapa sekolah menengah yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi. Sekolah ini di nilai cukup strategis sebagai sasaran dalam kegiatan pengabdian ini. MAN Cendikia merupakan sekolah yang masih relatif baru sehingga diharapkan kegiatan pengabdian ini mampu membantu kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Selain itu, sekolah ini terletak cukup jauh dari kota, dan masih banyak terdapat sumber keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan disekitarnya. Sehingga sangat potensial untuk memanfaatkan sumber daya yang ada serta melakukan proses pembelajaran biologi berbasis lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan lokakarya pembuatan herbarium sebagai salah satu pengembangan media pembelajaran biologi berbasis lingkungan di MAN Cendikia di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar-mengajar, serta membantu siswa dalam proses pembelajaran agar lebih aktif dan bersemangat. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Herbarium Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai tempat penyimpanan spesimen tumbuhan, baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Menurut Index Herbariorum, edisi 8 tahun 1990 tercatat sekitar 272.800.926 spesimen telah tersimpan di 2639 herbarium yang tersebar di 147 negara. Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada kertas (kertas mounting), diberi label berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari specimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol. 2.2. Fungsi Herbarium 1. Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut. 2. Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud. 3. Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan. 4. Sebagai penyimpan bahan acuan 5. Sebagai wasit nama yang benar 6. Sebagai bank data 2.3. Tipe Herbarium Berdasarkan penggunaaanya, herbarium dibedakan menjadi 4 tipe utama yaitu : Umum (Internasional), Nasional (Regional), Lokal, dan Khusus. Tipe-tipe ini satu dengan yang lainnya saling berhubungan. a. Herbarium Internasional Herbarium internasional mempunyai fungsi yang besar antara lain : 1. Tempat penelitian skala besar, umumnya tingkat familia atau tingkat diatasnya. 2. Memproduksi monografi generik (dengan perhatian khusus pada batas marga) flora dunia meliputi beberapa negara, flora nasional atau lokal, serta tersedia daftar-daftar yang lengkap. 3. Berfungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen, ada fasilitas peninjau yang akan melakukan penelitian, pengidentifikasian spesimen terutama tentang taksa yang baru, dan pendistribusian duplikatduplikat. b. Herbarium Nasional atau Regional Herbarium nasional berfungsi antara lain : Jambi 2

1. Kontribusi flora utama yang meliputi beberapa negara 2. Produksi flora nasional atau lokal, termasuk daftar lengkapnya 3. Jasa, termasuk peminjaman, dilengkapi pula dengan fasilitas tamu ahli botani untuk penelitian, pengidentifikasian spesimen yang relevan dengan negara itu. Selain itu juga, pengiriman daftar spesimen, koleksi spesimen dari lapangan, dan pendistribusian duplikat-duplikat, perlengkapan bahan- bahan untuk penelitian seperti anatomi, sitologi, dan lainnya terutama bahan-bahan segar untuk tujuan penelitian itu. c. Herbarium Lokal Fungsi herbarium lokal termasuk : 1. Kontribusi kepada flora nasional 2. Produksi flora lokal dan daftar specimen 3. Jasa, termasuk pengidentifikasian spesimen yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan daftar determinasi, pengoleksian bahan spesimen, dan pendistribusian duplikat-duplikat, pengoleksian bahan spesimen untuk penelitian bidang-bidang ilmu tertentu. d. Herbarium Khusus Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tipe : 1. Herbarium historis 2. Herbarium yang mempunyai bidang terbatas 3. Herbarium Pendidikan 4. Herbarium yang berkaitan dengan bidang-bidang terapan 5. Herbarium untuk program riset khusus 2.4. Metode Pembuatan Herbarium Untuk proses pembuatan spesimen herbarium kering biasanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penyediaan Bahan dan Alat yang Diperlukan Secara umum, bahan dan alat yang diperlukan dalam pembuatan herbarium meliputi : a. Alat untuk mengamat, mengukur, dan mencatat : teropong binokuler, loupe, altimeter, kompas, alat tulis, etiket gantung, dan kamera. b. Alat untuk koleksi, parang, gunting tanaman, gergaji kecil, pisau. c. Bahan untuk pengawet dan penyimpan, alkohol, spritus bening, FAA, kertas koran, kantong plastik, sprayer. d. Alat untuk mengapit (pressing), kardus tebal atau triplek, tali. e. Alat untuk mounting, kertas monting (manila) dengan ukuran 29-31 x 39-42 cm, benang, jarum jahit, kantong biji, perekat. 2. Koleksi dan Pengawetan di Lapangan Kegiatan koleksi dan pengawetan dilapangan perlu memperhatikan : a. Ukuran sampel, biasanya 30 40 cm. Yang harus diperhatikan adalah organ yang penting tidak boleh dipotong atau dipisahkan, hanya bisa dilakukan pelipatan sehingga ukuran tetap seperti yang diinginkan. b. Kelengkapan organ, maksudnya setiap koleksi selain harus ada, suatu organ juga harus lengkap. c. Ketentuan untuk habitus tertentu :1). Tunbuhan kecil seperti rumput, herba, semak, yang ukurannya kecil di koleksi lengkap satu individu. 2). Untuk pohon, semak besar, liana dan sebagainya dikoleksi sebagian sesuai dengan ukuran tersebut di atas. 3). Untuk tumbuhan parasit dikoleksi beserta inangnya atau minimal jenis inangnya diketahui d. Pengamatan dan pencatatan, sebelum mengambil koleksi terlebih dahulu dicatat dan diamati sifat-sifat khas tumbuhan tersebut yang tidak terwakili dalam spesimen, antara lain : habitat, warna, bau, rasa atau karakter lainnya yang mungkin hilang setelah tumbuhan tersebut dikeringkan, vernacular name ( nama daerah ditempat koleksi) dan kegunaannya. Setiap spesimen diberi etiket gantung yang telah disiapkan sebelumnya. Etiket gantung dapat berisi data seperti nomor spesimen, Jambi 3

vernacular name, lokasi koleksi, tanggal koleksi dan nama kolektor. e. Penyimpanan dan pengawetan di lapangan. Setelah dikoleksi selanjutnya disimpan dalam lipatan koran. Setelah semua spesimen dimasukan ke dalam lipatan koran, lalu disusun berlapis, diikat, dan dimasukkan dalam kantong plastik kemudian disemprot dengan alkohol, akhirnya kantong ditutup rapat agar udara tidak dapat keluar masuk. label permanen (label herbarium) yang memuat keterangan penting dari spesimen. Label herbarium biasanya ditempelkan di samping kanan bawah dari spesimen. Label dibuat dari kertas yang berkualitas baik, ukuran dapat bervariasi, tetapi biasanya bentuk empat persegi panjang sekitar 10 x 15 cm. Dengan demikian, spesimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah. 3. Pengapitan dan Pengeringan Sebelum dimasukkan ke tempat pengeringan, spesimen disemprot lagi dengan alkohol, satu persatu diletakkan dalam lipatan kertas koran dengan mengatur posisinya sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Kemudian spesimen disusun dalam apitan kertas kardus atau tripleks yang berukuran 32 x 42 cm dengan susunan kardus-spesimen-kardusspesimen dan seterusnya sampai maksimal 50 spesimen. Pastikan bahwa etiket gantung masih dapat dibaca dengan jelas pada saat dimasukkan. Kemudian spesimen diapit dan diikat, untuk selanjutnya dikeringkan dengan panas matahari atau oven. Lama penegeringan tergantung jenis tumbuhan, bila menggunakan oven digunakan suhu 60-80 ᵒC selama 46 48 jam. Spesimen yang mudah rusak seperti bunga atau buah, diawetkan dengan alkohol 70% dalam tabung atau botol. 4. Penempelan (Mounting) Spesimen yang sudah kering selanjutnya dilakukan identifikasi dan klasifikasi. Kemudian spesimen ditempelkan atau dijahitkan pada kertas mounting (kertas manila atau sejenisnya) yang berukuran 28 30 cm x 39 42 cm dengan pengaturan sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Semua spesimen dikelompokkan menurut famili atau tingkatan taksonnya. 5. Pemberian Label/Labelling Setelah dilakukan penempelan, selanjutnya spesimen dilengkapi dengan 6. Pemeliharaan Herbarium Untuk pemeliharaan herbarium yang lebih baik, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memberi perlakuan sebagai berikut : 1. Pembekuan pada temperatur 20 ᵒC sampai 60 ᵒC 2. Pemanasan sampai temperatur 60 ᵒC selama 4-8 jam 3. Peletakan spesimen kering dalam oven/microwave 4. Perlakuan spesimen dengan pencegah serangga, seperti Naphthalene, Paradichlorobenzene, Formaldehyde, dan sebagainya. 5. Pengasapan/fumigasi, biasanya menggunakan zat kimia metil-bromida cair BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Kegiatan Pendahuluan Persiapan awal dalam melaksanakan pengabdian masyarakat adalah perizinan lokasi pelaksanaan dan pembuatan surat menyurat yang dibutuhkan dalam memulai kegiatan pengabdian tersebut. Selanjutnya membuat materi yang akan disampaikan, baik itu materi dalam bentuk powerpoint dan makalah. 3.2. Pelaksanaan Pengabdian Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium ini dilaksanakan di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi pada bulan November 2014. Jambi 4

3.2.2. Peserta Pengabdian Peserta yang menjadi sasaran pengabdian adalah guru-guru biologi dan siswa kelas X MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi. Jumlah peserta sebanyak 25 orang. 3.2.3. Metode Pelaksanaan Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan ini menggunakan beberapa metode : 1. Ceramah Materi yang diberikan dalam bentuk tayangan powerpoint meliputi penjelasan tentang pengertian, sejarah dan langkahlangkah pembuatan herbarium serta perawatannya. 2. Diskusi Pada tiap materi yang disampaikan, peserta dapat berdialog dan berdiskusi dengan tim pengabdi. 3. Praktik Pembuatan Herbarium Peserta diminta untuk melakukan praktik/latihan pembuatan herbarium. Langkah pertama dilakukan koleksi tumbuhan dari lapangan, langkah kedua pengawetan, pengapitan dan pengeringan. Langkah selanjutnya adalah penempelan (mounting) dan pemberian label (labelling). BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan di MAN Cendikia Muaro Jambi cukup memuaskan. Guru-guru, terutama guru bidang studi biologi ikut aktif dalam kegiatan ini. Siswa-siswi yang dilibatkan dalam kegiatan ini sangat antusias, terlihat dari berbagai pertanyaan yang mereka ajukan ke tim pengabdi. Selain itu, Kepala Sekolah MAN Cendikia juga menyambut baik kehadiran dari tim pengabdi. Kegiatan pengabdian ini dinilai sangat bermanfaat, terutama membantu guru bidang studi untuk meningkatkan kreatifitas dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk mendapatkan informasi terkait dengan pengembangan media berbasis lingkungan yang relatif murah dan mudah untuk dibuat. Kegiatan pengabdian ini dianggap sangat perlu dilakukan di sekolah- sekolah yang terletak di kawasan yang masih asri, seperti halnya MAN Cendikia. Sekolah ini disekelilingnya masih terdapat sumber daya alam hayati yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar, salah satunya melalui kegiatan pembuatan herbarium. Herbarium merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat merepresentasikan lingkungan disekitar kita. Kegiatan pembuatan herbarium mampu menarik perhatian dan keaktifan siswa, terutama di luar ruangan. Hal tersebut menjadi salah satu sarana bagi guru untuk memberi penilaian kepada siswa melalui aspek psikomotoriknya. Gambar 1. Tim Pengabdi sedang melakukan presentasi materi Jambi 5

Gambar 2. Respon dari siswa (mengajukan pertanyaan dan berdiskusi). BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium di MAN Cendikia Muaro Jambi, dapat berjalan dengan baik, dan disambut baik oleh pihak sekolah (siswa, guru dan kepala sekolah). 5.2. Saran Kegiatan pengabdian di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi sangat disambut baik oleh pihak sekolah. Pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi). UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jambi yang telah memberikan kepercayaan untuk mendapatkan dana PNBP melalui DIPA Universitas Jambi. dan Pengelolaan Herbarium. Makalah pada Lokakarya Taksonomi Tumbuhan. HEDS PROJECT FMIPA Universitas Bengkulu. Singh, G. 1999. Plant Systematics. Science Publishers, Inc. United States of America. Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum : Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Vogel, E.F. De. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy. Theory and Practice. Unesco. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Bridson, D and L. Forman. 1992. The Herbarium Hand-book. 2 nd. Royal Botanic Garden. Kew. Pudjoarinto, A. 1996. Teknik Herbarium Jambi 6