BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Widianty (2001), meneliti dengan judul yaitu : Analisa Rencana Perubahan

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang karena setiap fasilitas mempunyai tata letak. Tata letak yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam perhitungan kos

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. BAB I Pendahuluan. Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal perusahaan serta pengaruhnya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor industri berkembang dengan pesat di Indonesia. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya keadaan ekonomi saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang era globalisasi yang penuh tantangan bagi negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya arus globalisasi, dimana perdagangan bebas dan investasi di tiap negara sudah tanpa batas dan proteksi lagi. Selain itu persaingan yang terjadi akan semakin ketat dan tidak bisa dihindari lagi, maka dunia usaha mau tidak mau harus berhadapan dengan pengusaha-pengusaha dan produsen-produsen dari luar negeri yang bergerak dibidang industri yang sama. Dengan tingkat persaingan yang sangat ketat di sektor industri, maka setiap usaha industri dituntut untuk semakin meningkatkan produksinya dengan kualitas produk yang baik serta proses produksi yang efektif guna menghindari pemborosan dan biaya agar proses produksi perusahaan dapat berjalan baik dan efisien. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mendayagunakan kemampuan dan sumber-sumber yang ada secara optimal untuk menghadapi persaingan tersebut, karena dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada akan dapat mengurangi pengeluaran perusahaan dan produktivitas perusahaan akan meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan tersebut adalah perencanaan layout fasilitas produksi. Perencanaan layout fasilitas produksi ini merupakan aspek yang penting karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, efisiensi dan efektivitas kerja perusahaan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Plan layout adalah fase yang termasuk dalam desain dari suatu sistem produksi. Tujuan dari layout adalah untuk memperkembangkan sistem produksi 1

2 sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis. Plant layout yang baik dapat membantu kita dalam produksi, di mana dengan penempatan fasilitas yang baik, maka material handing dan material movement dapat ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih efisien. Oleh karena itu di dalam mengatur layout ruangan, baik ruangan kantor maupun ruangan pabrik, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah ruangan gerak bagi material dan para pekerja ruangan untuk service dan repair equipment, maupun pabrik (plant) nya sendiri. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur (konfeksi). Dalam proses produksinya perusahaan ini menggunakan mesin yang diatur dengan menggunakann prosess layout. Tata letak berdasarkan macam proses, sering dikenal dengan process atau functional layout. Didefinisikan sebagai metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen. Tata letak berdasarkan proses ini umumya dipergunakan untuk industri manufacturing yang bekerja dengan jumlah produksi relatif kecil dan terutama untuk jenis produk yang tidak standar. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui sebesar apa pengaruh layout terhadap efektivitas kerja, efisiensi waktu dan biaya dalam satu perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu menerapkan metode dalam merancang layout yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, baik dari segi penggunaan tenaga kerja, peralatan, waktu, dan biaya. Dengan sistem produksi yang efektif dan efisien perusahaan akan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dengan demikian proses produksi perusahaan dapat berjalan dengan benar sehingga tingkat produksi dapat dioptimalkan. Berbagai usaha dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menghadapi perubahan yang signifikan dalam tatanan perekonomian, baik dalam ruang

3 lingkup nasional, regional maupun global, dimana dunia usaha menjadi sangat kompetitif melalui peran ekonomi yang semakin besar. Perusahaan industri dituntut untuk masuk dalam persaingan tersebut, sehingga diperlukan sebuah perencanaan yang baik dalam melakukan setiap kegiatan produksinya. Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam keberhasilan suatu industri adalah plant layout. Dengan menerapkan plant layout yang tepat dengan karakteristik produksi perusahaan, diharapkan kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai titik optimal. Hasil akhir dari segala usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah peningkatan kualitas yang berujung pada kepuasan konsumen. Oleh karena itu penulis merasa tertarik dan ingin membahas lebih dalam masalah ini guna membuktikan pentingnya plant layout dalam meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan. Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian tentang penerapan plant layout pada sebuah perusahaan yang akan disusun dalam sebuah skripsi dengan pokok bahasan yaitu STUDI TENTANG PENERAPAN PLANT LAYOUT PADA PT. EMPI. 1.2 Identifikasi Masalah Layout fasilitas produksi adalah usaha pendayagunaan lantai untuk menentukan dan menyusun fasilitas-fasilitas fisik secara efisien dan efektif (teratur) untuk melaksanakan proses produksi. Selain itu susunan ini bertujuan untuk mengoptimumkan hubungan antar operator / pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara baik, ekonomis, dan aman. Apabila perusahaan tidak melakukan perencanaan layout fasilitas produksi yang baik maka akan terjadi pemborosan baik dari segi waktu maupun biaya. Oleh karena itu diperlukan adanya perubahan terhadap layout tersebut, baik dengan

4 melakukan sedikit perubahan dengan sedikit uang ataupun dengan perubahan secara menyeluruh dengan sejumlah uang tertentu. Berdasarkan hal itu, maka penulis mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan plant layout yang digunakan di PT. EMPI? 2. Berapa tingkat efisiensi plant layout di PT. EMPI? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bagaimana penerapan plant layout pada PT. EMPI. 2. Mengetahui berapa tingkat efisiensi plant layout di pabrik PT. EMPI.

5 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai penerapan teori yang telah didapat selama perkuliahan ke dalam praktek sebenarnya di lapangan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan Dari penelitian ini diharapkan adanya suatu hasil optimal yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan sebagai bahan informasi dalam bidang operasional, khususnya mengenai plant layout. 2. Penulis Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh gambaran lebih mendalam mengenai bagaimana penerapan teori manajemen operasi atau produksi, terutama mengenai pelaksanaan plant layout. 3. Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dan tambahan informasi dalam mempelajari dan menerapkan manajemen operasi pada umumnya dan penerapan plant layout pada khususnya.

6 1.5 Kerangka Pemikiran Perusahaan manufaktur sudah barang tentu akan menghasilkan suatu produk untuk dijual ke pasar. Dalam memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan merencanakan kegiatan produksi (input-proses-output) untuk memuaskan keinginan konsumen. Rencana tersebut harus terintegrasi dengan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan. Diantaranya, manajemen pemasaran akan berkoordinasi dengan manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen sumberdaya manusia untuk menentukan kuantitas produksi dari produk tersebut. Dalam kegiatan operasionalnya terdapat tujuan yang utama yang ingin dicapai yaitu menghasilkan laba dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas antara lain diperlukan adanya plant layout yang baik. Dalam suatu pabrik, tata letak (layout) dari fasilitas produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi. Pengaturan tata letak (layout) didalam pabrik merupakan aktivitas yang sangat vital dan sering muncul permasalahan didalamnya. Masalah yang paling utama adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas produksi tersebut telah dibuat sebaik-baiknya sehingga mencapai suatu proses produksi yang paling efektif dan efisien serta bisa mendukung kelangsungan serta kelancaran proses produksi secara optimal. Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak (layout) memiliki implikasi strategis karena menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja. Tata letak (layout) yang efektif dapat membantu organisasi mencapai strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah atau respon cepat. Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak (layout) yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Keputusan mengenai tata letak (layout) meliputi penempatan yang terbaik dari mesin-mesin (dalam setting produksi), kantor dan meja-meja (pada setting

7 kantor) atau pusat pelayanan (dalam setting rumah sakit atau swalayan). Tata letak (layout) yang efektif mendukungi arus bahan baku, manusia, dan informasi di dalam dan antar wilayah. Tujuan manajemen adalah untuk mengatur sistem tersebut (tata letak/layout) sedemikian rupa agar sistem mampu beroperasi dengan efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tata letak (layout) ada berbagai pendekatan telah dikembangkan. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2007;451) pendekatan tersebut dibagi menjadi enam pendekatan : 1. Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung. 2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi yang bervolume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai job shop, atau produksi terputus). 3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan kantor, dan ruangan/kantor bagi mereka agar informasi dapat berjalan dengan lancar. 4. Tata letak ritel/sektor jasa, mengalokasikan tempat untuk rak-rak dan memberikan tanggapan pada perilaku konsumen. 5. Tata letak gudang, merupakan panduan antar ruang dan penanganan bahan baku. 6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mengusahakan pemanfaatan maksimal atas karyawan dan mesin-mesin pada produksi yang berulang atau berkelanjutan. Dalam menentukan dan menyusun plant layout diperlukan pertimbanganpertimbangan yang matang dimana perusahaan harus dapat menyusun langkahlangkah yang tepat dalam penyusunan plant layout secara optimal. Juga dalam penyusunan plant layout perlu memperhatikan hubungan dengan kegiatan lainnya didalam berproduksi seperti material handling dan produktivitas. Perusahaan perlu mempertimbangkan peralatan material handling yang akan dipergunakan

8 setiap pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi agar berjalan dengan lancar. Sedangkan untuk mencapai produktivitas yang tinggi perlu perbaikan dan penambahan salah satu atau beberapa unsur dari material, man, machine, methode, money dan market. Dengan plant layout yang baik diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi dengan jalan mempersingkat waktu produksi sehingga dengan waktu yang sama dapat dihasilkan jumlah produksi yang lebih besar. Dibawah ini merupakan skema kerangka pemikiran dari uraian yang telah di jelaskan diatas, sebagai berikut:

9 Analisa Plant Layout Secara Umum Mengukur Waktu dan Ruang Produksi Menentukan Tipe Plant Layout yang digunakan Perusahaan Menghitung Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Plant Layout Perusahaan Menganalisa Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Plant Layout Perusahaan Menganalisa Faktor yang Mempengaruhi Melakukan Perubahan dan Menghitung Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

10 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian (2003:73) sebagai berikut: 1. Metode Deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan penelitian secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, sehingga dapat memberikan saran-saran untuk masa yang akan datang. 2. Metode Historis, yaitu metode yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data masa lalu yang terjadi di perusahaan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research), penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan atau mengunjungi perusahaan yang bersangkutan, dimana pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara Dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak perusahaan yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi atau datadata yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti oleh penulis. b. Observasi Dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau tinjauan langsung terhadap situasi dan kondisi yang terjadi pada perusahaan yang bersangkutan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari dan

11 mengumpulkan bahan-bahan, literatur, jurnal, buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah serta bahan kuliah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. 1.7 Lokasi Penelitian Dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT. EMPI. (Eksindo Multi Product Industry) Jalan Bihbul Raya No. 68 Km. 6,7 Kopo, Kabupaten Bandung JABAR- INDONESIA.