BAB I PENDAHULUAN. dengan perkiraan seandainya anaknya perempuan, maka anaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN UKDW

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB III METODE PENELITIAN. dan interaksi suatu social, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. 60

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Akibat Hukum Pengabaian Nafkah Terhadap Istri. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMAKSAAN PERJODOHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAIN

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Tuhan, khususnya manusia. Dalam prosesnya manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

WAWANCARA KEPADA PELAKU TALAK DI LUAR PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1

Lingkungan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. aturan agama dan undang-undang yang berlaku.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjodohan adalah suatu proses perencanaan menjalin suatu keluarga oleh wali yang bersifat lebih mengikat, dan lebih sering dilakukan tanpa sepengetahuan anak yang dijodohkan. Kedua calon mempelai itu dijodohkan semenjak kecil, bahkan kadang sebelum mereka dilahirkan dengan perkiraan seandainya anaknya perempuan, maka anaknya dijodohkan dengan anak temannya misalnya, sehingga keduanya tak punya pilihan selain menerimanya. Proses pernikahan dibawah umur ternyata masih didapati di jaman modern sekarang ini. Semua itu tidak lepas dari budaya serta tradisi yang berkembang di masyarakat bahwa wanita tidak boleh terlambat untuk menikah, oleh karena itu banyak ditemukan dari anak anak usia remaja SD, SMP atau SMA sudah punya jodoh dan bahkan banyak pula yang sudah dinikahkan. Akan tetapi saat ini, alasan budaya tidak semata mata sebagai alasan utama keluarga menikahkan anak perempuannya saat masih belia. 1

2 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi Perempuan Indonesia (KPI) cabang Renbang, pernikahan dini karena perjodohan saat usia sekolah masih terbilang tinggi. Pada tahun 2006 2010, jumlah anak menikah dini (dibawah 17 tahun) masih meningkat. Sementara data lain menunjukkan, adanya beberapa penyebab terjadinya pernikahan usia dini. Dr. Sukron Kamil dari UIN menyatakan, 62% wanita menikah karena hamil, 21% dipaksa orangtua pernikahan karena ingin memperbaiki ekonomi dan keluar dari kemiskinan dan sisanya karena status sosial. 1 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, salah satu penyebab pernikahan di bawah umur adalah karena paksaan orang tua. Hal ini sangat sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Perjodohan yang semacam ini bukan hanya menimbulkan keretakan dalam rumah tangga, tetapi bahkan dapat memicu terjadinya perceraian yang tentunya akan menimbulkan dampak tekanan batin serta buruk bagi psikologis, kesehatan serta depresi pun dapat menyerang pada tiap pasangan tersebut. Anak-anak yang terlahir dari pernikahan mereka juga bisa merasakan sedih bila orangtua mereka bercerai. Akan tetapi dari segi lain juga ada pendapat yang menyatakan bahwa perjodohan menciptakan pernikahan yang lebih harmonis dibandingkan menikah atas dasar hasrat dan cinta. Seperti ungkapan Dr. Robert Epstein dari Harvard University, bahwa pernikahan atas dasar 1 Petti Lubis, (2012) Lutfi Dwi Puji Astutik. Efek Buruk Pernikahan di Bawah Umur (Faktanya pernikahan dini memiliki dampak negatif bukan sekedar fisik dan psikis). Jakarta, http://kosmo.vivanews.com. Diakses 5 Juni 2012

3 perjodohan atau diatur keluarga atau teman dekat ternyata memiliki ikatan cinta yang berkembang lebih besar dibandingkan pernikahan biasa. Pernikahan atas dasar cinta seringkali mengalami penurunan perasaan ke pasangan sejalannya waktu. Pernikahan karena cinta cenderung dibutakan oleh hasrat dan mengabaikan rincian yang penting. Dalam keadaan sulit, mereka seringkali melihat situasi secara sederhana sebagai sesuatu yang alami dalam mengakhiri mimpi romantis mereka. Inilah cara yang sama dalam menanggapi masalah dalam hubungan. 2 Sedangkan Islam sendiri telah menerangkan dalam al-qur an surat An-Nisa ayat 19 yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka 2 sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1294182/studi-perjodohan-ciptakanpernikahan-langgeng

4 bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. 3 Ayat ini menunjukkan bahwa mewariskan wanita dengan jalan paksa tidak diperbolehkan. Sedangkan secara istilah fiqih kawin paksa merupakan salah satu fenomena sosial yang timbul akibat tidak adanya kerelaan di antara pasangan untuk menjalankan perkawinan, tentunya ini merupakan gejala sosial dan masalah yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Dari berbagai penjelasan di atas, terdapat berbagai informasi yang berbeda-beda mengenai dampak perjodohan wali terhadap anak di bawah umur dalam upaya kawin paksa, ada yang mengatakan dengan adanya kawin paksa atau perjodohan ini menjadikan sebuah keluarga yang lebih langgeng dan juga ada yang berpendapat bahwa akan menjadikan rumah tangganya jauh dari harmonis. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian di lapangan mengenai tingkat perceraian rumah tangga yang terjadi akibat perjodohan tersebut di masyarakat, yang sebagai obyek penelitiannya akan di tujukan kepada pasangan-pasangan yang menikah dengan cara perjodohan wali terhadap anak di bawah umur dalam upaya kawin paksa yang terdapat di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang ini merupakan Desa terpencil yang berada di Malang bagian selatan, pekerjaan dari kebanyakan penduduk disana adalah sebagai petani, 3 QS. An Nisa (4):19, Daar An-Nasyaair wa daar Ibn Ashashah, Bairut, 1994.

5 pedagang dan pegawai pabrik kertas PT. Ekamas Purta yang terdapat di sekitar Desa tersebut. Mengenai tingkat pendidikan dari rata-rata penduduk di Desa ini hanya setingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), khususnya para perempuan. Terdapat pernyataan salah satu warga di Desa tersebut ketika peneliti memberikan satu pertanyaan sekilas mengenai pendidikan, dia berkata, sekolah ora usah suwe-suwe mas seng penteng duwe penggawean tros mending endang rabi, sekolah kan niate yo gawe golek penggawean, opo maneh arek wedok mas, wes gak usah dukur-dukur sekolahe ndang di rabekno ae, kan yo engkok melok bojone ungkapan bapak yang berinisial A.M. Dari budaya serta pemahaman masyarakat Desa Gampingan Kecamatan Pagak kabupaten Malang sebagaimana pernyataan salah satu warga seperti diatas tersebut, tentu memberikan pengaruh besar pada tingkah laku serta kebiasaan yang terjadi dalam lingkungannya, khususnya dalam urusan perkawinan. Dibuktikan banyak dari anak perempuan yang baru lulus sekolah menengah pertama (SMP), yang belum cukup umur untuk melangsungkan perkawinan dan belum kawin siap untuk melakukan perkawinan, ternyata banyak yang sudah dinikahkan, bahkan ada yang belum lulus sekolah dasar (SD) sudah di tentukan jodohnya oleh orang tuanya. Dan atas fenomena perkawinan tersebut timbulah banyak permasalahan yang

6 menyebabkan keributan, percekcokan serta tak menutup kemungkinan terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan juga perceraian. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, tercatat kurang lebih 30 sampai 45 pasangan keluarga yang menikah dari proses perjodohan wali terhadap anak di bawah umur dalam upaya kawin paksa yang terdapat di Desa gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. Dengan jumlah yang begitu banyak mengenai pasangan yang melakukan kawin paksa (perjodohan) yang terdapat di lokasi tersebut, maka tentunya juga semakin banyak dan beragamnya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kawin paksa tersebut. Oleh sebab itu, alasan peneliti memilih lokasi di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang untuk menjadikannya sebagai obyek penelitian dikarenakan menurut peneliti dilokasi tersebut banyak sekali ditemukan pasangan suami istri yang menikah dengan paksaan (perjodohan) di bawah umur seperti yang diterangkan di atas, sehingga lebih bisa mendapatkan informasi yang falid mengenai hasil penelitian yang dimaksud. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat perceraian para pelaku perjodohan di bawah umur oleh wali dalam upaya kawin paksa yang terdapat di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang? 2. Faktor-faktor apakah yang mendorong orang tua menjodohkan putrinya?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mengenai tingkat perceraian para pelaku perjodohan di bawah umur olewh wali dalam upaya kawin paksa yang terdapat di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.. 2. Untuk mengetahui mengenai faktor-faktor apa saja yang mendorong orang tua untuk menjodohkan putra putrinya. D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan pengetahuan kepada para orangtua atau para wali mengenai dampak yang terjadi akibat kawin paksa, sehingga akan lebih bisa mempertimbangkan dalam menikahkan anaknya atau anak yang ia berhak menjadi wali baginya. 2. Memberikan konstribusi dalam khazanah pemikiran hukum Islam terutama dalam persoalan pernikahan. 3. Secara ilmiah dapat dijadikan hipotesa bagi penelitian berikutnya yang mempunyai relevansi dengan skripsi ini. E. Definisi Operasional Adanya definisi operasional dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan, agar penelitian yang dilakukan itu lebih baik, terfokus pada substansi persoalan yang akan diteliti, sehingga dari penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun dalam penelitian ini mengenai definisi operasional-nya terdiri dari:

8 4 Poendarminto, Kamus Besar.453. 5 Poendarminto, Kamus Besar,679. 6 Sabiq, Fiqh Sunah, 18. Kawin Paksa: Dalam penelitian ini yang peneliti maksud dengan kawin paksa adalah suatu perkawinan yang dilaksanakan tidak atas kemauan sendiri (jadi karena desakan atau tekanan) dari orang tua maupun dari pihak lain yang mempunyai hak untuk memaksanya menikah. Pengertian ini tentu peneliti landasi dengan memahami dua arti kata tersebut. Dalam arti bahasa Kawin berarti perjodohan antara laki-laki dan perempuan sehingga menjadi suami dan istri. 4 Sedangkan paksa adalah perbuatan (tekanan,desakan dan sebagainya) yang mengharuskan (mau tidak mau atau dapat harus..). 5 Wali: Dalam penelitian ini yang di maksud dengan Wali adalah orang yang berhak untuk menikahkan atau orang yang mempunyai hak untuk menikahkan. Menurut jumhur ulama, seperti Malik, Ats Tsauri, Laits, dan Syafi i, berpendapat bahwa wali dalam pernikahan adalah ahli waris, tetapi bukan paman dari ibu, dan keluarga dzawil arham. 6 Perceraian: peneliti mengartikan Perceraian adalah berpisahnya, terputusnya hubungan antar suamiistri. Sedangkan menurut bahasa Indonesia,

9 perceraian berasal dari suku kata cerai, dan perceraian menurut bahasa berarti perpisahan, perihal bercerai antara suami dan istri, perpecahan, menceraikan. 7 F. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut; Pertama, pendahuluan. Kedua pembahasan kajian teori. Ketiga, menguraikan pemaparan hasil penelitian yang berada di lapangan (field). Keempat, adalah analisa dan pembahasan, dan Kelima adalah penutup. Kelima bagian tersebut selanjutnya akan disistematisasikan ke dalam lima bab. BAB I : Pendahuluan, yang berisi secara global keseluruhan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : Merupakan tinjauan pustaka yang didalamnya memuat akar pengertian dan bangunan teori yang terdiri dari: kajian teori dan penelitian terdahulu. BAB III : Berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam menulis skripsi ini, meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber 7 WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 200.

10 data, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data. BAB IV : Adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang merupakan papara dan analisis data, yang diambil dari realita-realita obyek, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan merupakan ulasan dari kajian teori. BAB V : kesimpulan dan saran-saran, yang merupakan bab terakhir dalam penyusuna skripsi ini. Maka bahasan di dalamnya menyimpulkan secara keseluruhan, menjawab dari rumusan masalah dan dilanjutkan dengan saran-saran serta penutup.