III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING ENERGI SURYA DENGAN KOLEKTOR KEPING DATAR [THE DESIGN OF SOLAR DRYING TOOL WITH A FLAT CHIP COLLECTORS]

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

II. TINJAUAN PUSTAKA

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

UJI KINERJA ALAT PENGERING HYBRID TIPE RAK PADA PENGERINGAN CHIP PISANG KEPOK [PERFORMANCE TEST OF HYBRID DRYER SHELVES TYPE FOR DRYING BANANA CHIPS]

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Tahapan Perancangan Alat Pengering Gagasan Awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

III. METODOLOGI PENELITIAN. terhadap temperatur ruangan ini dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Juandi M, M. Ridwan Haekal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

JENIS-JENIS PENGERINGAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM TERMOSIFON [DESIGN OF SOLAR THERMAL COLLECTOR TOOL WITH THERMOSIFON SYSTEM]

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 (1-10)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

PEMBUATAN ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET BERPENUTUP KACA DAN PLASTIK TRANSPARAN

ANALISIS PARAMETER FISIS KOLEKTOR BIOMASSA SEBAGAI PENGERING KERUPUK SINGKONG

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING KERUPUK TENAGA SURYA TIPE BOX MENGGUNAKAN KOSENTRATOR CERMIN DATAR

PENENTUAN EFISIENSI DARI ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET BERPENUTUP KACA

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB III PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI

ALAT PENGERING SINGKONG TENAGA SURYA TIPE KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW

BAB III METOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

Transkripsi:

38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus September 2011. Tahap kedua yaitu pengujian alat yang dilaksanakan di ruang terbuka/lapangan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada pertengahan bulan Desember 2011 Januari 2012. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi meteran, gergaji kayu, kunci pas dan ring, penitik, palu, timbangan digital (merk Ohaus), timbangan digital (merk Tanita), oven (merk Venticell), alumunium foil, tabung dessicator, cawan, stopwatch, thermometer, lux meter, gelas ukur, dan anemometer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik transparan, kayu reng 2 cm x 3cm, pelat seng 2 x 3 m, kayu kaso 5 x 6 cm, gabus putih 2,5 cm, mur baut 3/8 x 1 ½, handle laci, kawat kasa 0,5 cm, roda kursi, paku reng kayu, lem kayu, cat hitam, tiner, paku payung, amplas. Bahan yang digunakan untuk pengujian alat adalah buah pisang setengah matang dalam bentuk chip segar dan air.

39 3.3. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap-tahap perancangan, pembuatan alat, pengujian hasil rancangan, pengamatan, dan pengolahan data. Pelaksanaan pengujian dilakukan sesuai dengan mekanisme kerja alat hasil rancangan. 1. Kriteria Desain Kriteria desain alat pengering yang akan dibuat yaitu : 1) Kapasitas alat pengering ±50 kg. 2) Waktu pengeringan ±18 jam ketika Matahari cerah. 2. Perancangan Untuk merancang atau mendesain alat pengering tenaga surya sederhana ini, aspek yang perlu diperhatikan adalah efektifitas dan efisiensi. Karena alat yang dirancang ini diharapkan mampu menekan waktu yang digunakan pada saat pengeringan dengan cara alami dan menghasilkan produk yang baik. Hasil pengeringan yang baik adalah bahan dengan kadar air maksimum 15 20 %. 3. Pendekatan Desain Alat pengering energi surya dengan kolektor keping datar ini didesain dengan menggunakan bahan-bahan yang relatif tidak terlalu mahal di pasaran dan kualitas bahan dapat diunggulkan serta desainnya sangat sederhana. Medium pengering adalah udara panas yang dihasilkan melalui kolektor yang menangkap sinar Matahari dan dialirkan secara alamiah ke ruang ruang pengering selanjutnya akan digunakan untuk mengeringkan bahan. Alat ini bekerja dengan

40 kapasitas bahan basah sebesar 50 kg. Sketsa gambar alat pengering ini dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. 10 cm Atap Cerobong Rangka Cerobong 15 cm 2 cm 10 cm Ruang Pengering Kolektor Keping Datar 150 cm Rak-rak Pengeringan Ruang Plenum 30 cm 15 cm 183 cm 94 cm Gambar 10. Alat pengering energi tenaga surya kolektor keping datar tampak depan

41 Gambar 11. Alat pengering energi surya dengan kolektor keping datar tampak atas 4. Rancangan Fungsional Alat pengering yang akan dibuat berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : kolektor keping datar, kamar pengeringan, rak pengering, ruang plenum, saluran udara, rangka, dan cerobong. 1) Kolektor Keping Datar Bagian yang berfungsi menyerap panas matahari, menjadi sumber panas untuk dialirkan ke dalam kamar pengeringan. Kedua sisi lebarnya terbuka. Bagian atas ditutup dengan plastik tembus cahaya. Bagian dalamnya terbuat dari seng yang dicat hitam, yang dasarnya dilapisi bahan isolator yaitu gabus putih dengan ketebalan 2,5 cm. Penempatannya pada sekeliling dinding ruang plenum yang berada dalam ruang pengering dan terletak di bawah rak pertama atau rak yang paling bawah dan agak

42 dimiringkan. Maksudnya supaya udara panas mengalir ke atas. Pengaliran udara ini terjadi secara alami sesuai dengan hukum alam, bahwa udara panas akan bergerak ke atas. 2) Ruang Pengeringan Ruang pengeringan ini dibuat sedemikian rupa sehingga di dalamnya dapat diletakkan rak-rak pengeringan. Seluruh ruang pengeringan ini ditutup dengan plastik transparan. Fungsi plastik ini sama dengan pada kolektor yaitu mencegah keluarnya radiasi infra merah sebagai sumber panas. 3) Rak Pengering Rak pengering berbentuk kotak persegi panjang dengan dasar dari ram. Dinding dari kayu, yang seluruhnya dicat hitam. 4) Ruang Plenum Berfungsi untuk meratakan dan menyalurkan udara pengering ke ruang pengering. Ruang plenum berada di bagian dasar kamar pengeringan. 5) Saluran Udara Saluran udara ini berada pada kolektor. Berfungsi untuk menyalurkan udara panas dari kolektor keping datar ke ruang plenum. 6) Rangka Berfungsi sebagai penopang dan penguat alat secara keseluruhan. 7) Cerobong Cerobong berfungsi sebagai tempat jalan udara yang mengandung uap air dari dalam ruang pengering.

43 5. Rancangan Struktural Susunan dari alat pengering yang akan dirancang yaitu rangka alat ruang pengering yang terbuat dari kayu ukuran 5 cm x 6 cm, rangka ini langsung berhubungan dengan rangka cerobong yang berada di atas ruang pengering. Kemudian merangkai empat buah kolektor keping datar yang tebuat dari kayu reng ukuran 2 cm x 3 cm sebagai rangkanya dan akan dipasang disekeliling ruang plenum yang berada di dalam ruang pengering. Setelah itu membuat rak-rak pengeringan sebanyak sepuluh buah yang terbuat dari kayu reng ukuran 2 cm x 3 cm sebagai rangkanya dan alasnya terbuat dari kawat kasa. Rak-rak pengeringan ini dipasang secara bertingkat di dalam ruang pengering. Gambar sketsa alat pengering ini bisa dilihat pada Gambar 10 dan 11. Berikut adalah bagian-bagian penyusun alat kolektor keping datar : 1) Ruang Pengeringan Ruang pengeringan dibuat dengan kayu reng dan kayu kaso sebagai rangkanya dan plastik transparan (plastic polycarbonate) sebagai dindingnya. Ruang pengering ini berbentuk kotak persegi panjang serta dicat hitam dengan ukuran dimensi 100 cm x 100 cm x150 cm, dengan kapasitas maksimum ± 50 kg. Bagian atas ruang pengering ini diberi cerobong, untuk keluarnya udara panas yang membawa uap hasil pemanasan. Bagian dasarnya dibuat dari papan atau seng yang bagian luarnya dilapisi oleh isolator. Pada bagian dasar ini ditempatkan kerikil-kerikil yang dicat hitam. Kerikil ini berfungsi sebagai bahan penyimpanan panas sehingga pada saat tidak ada sinar matahari (malam hari, cuaca mendung, hujan), pemanasan dapat berjalan terus, karena panas yang disimpannya dapat

44 dikeluarkan lagi. Seluruh bagian dalam ruang pengering ini dicat hitam supaya banyak menyerap panas matahari. 2) Kolektor Keping Datar Kolektor keping datar berbentuk balok persegi panjang dengan ukuran dimensi 94 x 183 cm x 15 cm. Kolektor panas ini dibuat dengan menggunakan kayu sebagai rangkanya, papan triplek dan gabus putih (isolator) sebagai alasnya, serta seng pelat yang telah dicat hitam sebagai kolektor keping datar yang diatasnya ditambah dengan plastic polycarbonate. Kolektor ini dibuat sebanyak 4 (empat) buah, hal ini bertujuan agar alat pengering dapat menyerap energi radiasi matahari yang lebih besar. Sehingga suhu dalam alat pengering lebih tinggi dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Ke-empat kolektor ini dipasang pada sekeliling dinding ruang plenum yang berada dalam ruang pengering dan terletak di bawah rak pertama atau rak yang paling bawah. Sketsa ukuran kolektor keping datar tampak atas dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Sketsa kolektor keping datar tampak atas

45 3) Rak Pengering Rak pengering ini berjumlah 10 buah berbentuk persegi panjang dengan diameter 96 cm x 98 cm x 10 cm dengan dinding terbuat dari kayu yang seluruhnya dicat hitam dan kawat kasa sebagai alas atau wadah tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan. Rak pengering ini terletak dalam ruang pengering dan dipasang bertingkat sebanyak 10 tingkat. Dimulai dari rak pertama yang berada dibagian paling bawah, diikuti rak kedua dan seterusnya hingga rak ke-sepuluh yang berada di rak paling atas. Pada rak pengering ini terdapat beberapa bagian penting antara lain rangka, kassa, dan pegangan. 4) Cerobong Pada alat pengering sebelumnya tidak menggunakan cerobong. Pada kali ini alat pengering di buat sama seperti sebelumnya tetapi di modifikasi dengan tambahan cerobong yang berbentuk silinder. Cerobong dengan ukuran dimensi 15 x 15 x 10 cm, terbuat dari plat seng, diberi tutup berbentuk kerucut dan dicat hitam agar dapat menyerap panas matahari. 6. Pembuatan Alat Adapun tahap-tahap pembuatan alat pengering energi surya dengan kolektor keping datar ini adalah sebagai berikut : 1) Membuat sektsa alat pengering. 2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 3) Memotong bahan. 4) Membuat kolektor keping datar, dan saluran udara.

46 5) Membuat rangka. 6) Membuat kamar pengering. 7) Membuat ruang plenum. 8) Melapisi ruang pengering dan ruang plenum dengan papan triplek. 9) Membuat cerobong atap. 10) Membuat pintu pengeluaran. 11) Merangkai alat secara keseluruhan. 7. Pengujian Teknis 1). Pengujian tanpa beban. Pengujian alat tanpa beban dimaksudkan untuk mengetahui perubahan suhu pada ruang plenum dan pada ruang pengering. Pengujian dilakukan selama 2 jam dengan pengambilan data setiap 15 menit. 2). Pengujian dengan Beban a Parameter yang diukur Parameter yang diukur selama pengujian alat meliputi ; a) Kadar air awal bahan b) Penurunan kadar air selama pengeringan c) Suhu yang meliputi : Suhu ruang plenum Suhu ruang pengering

47 d) Energi yang tersedia untuk proses pengeringan menggunakan alat pengukur radiasi surya lux meter. e) Lama pengeringan b. Proses Pengeringan Sebelum proses pengeringan dilakukan, sampel bahan yang akan dikeringkan dengan alat pengering diukur kadar airnya dengan menggunakan alat ukur kadar air (moisture tester) untuk mengetahui kadar air awal bahan. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan buah pisang basah sebanyak 50 kg dengan 3 (tiga) kali unit percobaan. Pengukuran kadar air bahan dilakukan dengan sampel yang diambil di 10 titik yang tersebar pada ruang pengering. Pengeringan akan dihentikan jika kadar air rata-rata sampel telah mencapai rentang kadar air antara 15% - 20%. a) Persiapan bahan Pada tahap persiapan bahan ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu : (a) Pertama, dilakukan penyortiran terhadap buah pisang yang bebas dari ganguan hama, penyakit, serta kerusakan lainnya (cacat atau luka). (b) Buah pisang kemudian dikupas kulitnya. Setelah didapat buah pisang dirajang dengan ketebalan ± 2 mm menggunakan alat perajang untuk memperoleh bentuk chip. (c) Menimbang buah pisang yang telah berbentuk chip sebanyak 50 kg, lalu dibagi menjadi sepuluh bagian dengan masing-masing bagian adalah 5 kg pada semua rak.

48 b) Persiapan alat Pada alat pengering terdapat 10 rak. Dalam tahap persiapan alat, hal yang dipersiapkan yaitu memasukkan chip buah pisang pada masing-masing rak sebanyak 5 kg. Setelah itu meletakkan thermometer di bagian tengah di setiap raknya. 8. Pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan cara : 1) Setelah semua bahan dan peralatan siap, kemudian dilakukan pencatatan suhu awal. Pencatatan suhu dilakukan dengan cara melihat thermometer di setiap raknya dan thermometer yang diletakkan di luar alat sebagai suhu lingkungan. Pada dua jam pertama suhu dilihat setiap 15 menit sekali, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan kenaikan suhu pada alat pengering dan selanjutnya suhu dilihat setiap 1 jam sekali sampai bahan mengering dengan kadar air 15 20 %. Thermometer yang diletakkan di luar alat dan thermometer diletakkan di dalam alat diberi penghalang berupa kertas yang berfungsi untuk menghalangi panas matahari langsung. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari dilakukan pada pukul 07.00 17.00 WIB, apabila terjadi hujan, pengeringan dihentikan dan dilanjutkan esok harinya. 2) Setelah itu dilanjutkan dengan pengambilan sampel untuk perhitungan kadar air chip buah pisang yang diambil pada masing-masing rak. Sampel yang diambil berada pada 10 (sepuluh) titik pada kotak pengering. Pengambilan sampel dilakukan sebelum bahan mulai dikeringkan dan setiap 2 jam sekali.

49 Setelah itu sampel dibungkus dengan alumunium foil dan dimasukkan ke dalam tabung dessicator, hal ini bertujuan agar kandungan air pada bahan tidak berubah. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara sampel tersebut ditimbang lalu ditaruh dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 24 jam kemudian ditimbang lagi. Proses pengeringan ini dilakukan dengan 3 kali unit percobaan, tiap unit percobaan dilakukan dengan cara dengan cara yang sama pada waktu yang berbeda. Proses pengeringan ini dapat dilihat pada Gambar 13. Mulai Kriteria Desain (Kapasitas alat pengering ±50 kg, Waktu pengeringan ±18 jam ketika matahari cerah.) Perancangan (efektifitas dan efisiensi kadar air maksimum ± 15 % 20 %) Pembuatan Alat Pengujian Teknis (Pengujian tanpa beban, pengujian dengan beban) Pelaksanaan Penelitian Pengamatan dan Pengukuran Suhu pada ruang pengering Kadar air Lama pengeringan Kecepatan Udara Hasil pengeringan Analisis Data Selesai Gambar 13. Diagram alir proses pembuatan dan pengujian alat pengering energi surya dengan kolektor keping datar.

50 9. Pengamatan dan pengukuran Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan selama proses pengeringan yaitu: 1) Kadar air Kadar air dihitung sebelum pengeringan dan setiap 1 jam sekali yang bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang teruapkan dari bahan. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara sampel chip buah pisang ditimbang lalu ditaruh dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 24 jam kemudian ditimbang lagi. Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Ada dua metode untuk menentukan kadar air bahan, yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Pada penelitian ini, kadar air yang digunakan berdasarkan bobot basah (bb). Penentuan kadar air bahan berdasarkan bobot basah (wet basis) dalam perhitungannya berlaku persamaan (5). 2) Suhu pada ruang pengering Pengukuran suhu pada ruang pengering dilakukan dengan menggunakan thermometer yang diletakkan pada 11 (sebelas) titik pada alat pengering yaitu 1 (satu) buah thermometer pada masing-masing tingkatan rak, dan 1 (satu) buah thermometer dalam ruang plenum. Serta meletakkan thermometer di luar alat pengering untuk mengetahui suhu normal lingkungan. Pada dua jam pertama suhu dilihat setiap 15 menit sekali, selanjutnya suhu dilihat setiap 1 jam sekali.

51 3) Lama pengeringan Lama waktu pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan chip buah pisang dimulai saat bahan terkena sinar matahari hingga bahan kering dengan kadar air rata-rata sampel mencapai 15 20 % basis basah. Data yang disajikan dalam bentuk tabel. 4) Kecepatan Udara Pengukuran kecepatan udara dilakukan menggunakan alat anemo meter yang diletakkan pada lubang udara masuk (terletak di bawah kolektor panas) dan lubang keluar (ruang pengeluaran menuju cerobong). Pengukuran kecepatan udara dilakukan untuk mengetahui besarnya tekanan angin yang masuk dan besarnya tekanan angin yang keluar menuju ruang cerobong. Sehingga dapat diketahui besarnya tekanan angin yang hilang. 5) Hasil pengeringan Chip buah pisang hasil pengeringan dianalisis berdasarkan warna dan bau untuk mengetahui secara fisik perbedaan chip buah pisang hasil pengeringan dengan menggunakan alat pengering tenaga surya sederhana ini.

52 a. Analisis efisiensi a) Beban uap air Beban uap air jagung adalah jumlah air yang harus diuapkan hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Untuk menghitung beban uap air dihitung berdasarkan Persamaan 4. b) Laju pengeringan Laju perpindahan air (W) dihitung menggunakan 2 persamaan yaitu berdasarkan Persamaan 1 dan Persamaan 2. Hal ini bertujuan untuk menghitung laju perpindahan air dengan satuan (kg H2O/jam) dan laju perpindahan air dengan satuan (% bb/jam). c) Energi yang digunakan untuk proses pengeringan Jumlah kalor yang digunakan untuk pengeringan kandungan air dari bahan dinyatakan dengan Persamaan 9, sedangkan untuk mengukur entalpi penguapan pada temperatur rata-rata (kj/kg) dinyatakan dengan Persamaan 10. d) Energi input untuk mengeringkan bahan Energi radiasi yang tiba di alat pengering dinyatakan dalam Persamaan 11. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari yaitu lux meter.

53 e) Efisiensi pengeringan Efisiensi pengeringan dinyatakan sebagai perbandingan kalor yang digunakan untuk pengupan kandungan air dari bahan terhadap energi radiasi surya yang tiba di alat pengering. Sehingga persamaan efisiensi pengeringan dapat ditulis sebagai berikut :... (25) b. Analisis Data Data-data hasil pengamatan dan pengukuran parameter disajikan dalam bentuk tabel, gambar, grafik serta dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.