Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN DAN SUPERVISI

Penerimaan Penugasan & Perencanaan Audit

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

REPRESENTASI MANAJEMEN

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

SURAT PERIKATAN AUDIT

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STANDAR PERIKATAN AUDIT

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal

Transkripsi:

Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.

1. Untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup (standar pekerjaan lapangan # 3) 2. Untuk menetapkan biaya audit yang layak 3. Menghindari salah pengertian dengan klien, untuk menjaga hubungan baik dengan klien dan untuk memudahkan pelaksanaan kerja yang bermutu dengan biaya yang wajar.

Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas tersebut Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi perusahaan Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan.

Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas tersebut. Supervisi Supervisi merupakan aktivitas pengarahan auditor kepada asisten dalam melaksanakan penugasan audit, untuk mencapai tujuan audit, dan penentuan apakah tujuan tersebut tecapai.

Unsur-unsur dalam supervisi; 1. Memberi instruksi kepada asisten 2. Tetap menjaga penyampaian informasi masalahmasalah yang dijumpai dalam pelaksanaan audit 3. Mereview pekerjaan yang dilaksanakan 4. Menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan Luas tidaknya supervisi yang dianggap memadai tergantung pada beberapa kondisi, yaitu faktor kompleksitas masalah yang dihadapi dan faktor kualifikasi orang yang melaksanakan audit.

Ada beberapa pertimbangan penting sebelum kantor akuntan publik menerima suatu penugasan, yang menyangkut tanggung jawab pada etika profesi, yaitu : 1. Tanggung jawab terhadap publik yaitu independensi, integritas dan obyektivitas 2. Tanggung jawab terhadap klien yaitu melakukan audit dengan kompetensi dan profesionalisme tinggi 3. Tanggung jawab terhadap rekan seprofesi, yaitu mengembangkan kehidupan profesi dan kemampuan melayani publik

Bagian utama perencanaan audit terdiri dari perencanaan awal, memperoleh informasi mengenai latar belakang klien, melaksanakan prosedur analitik pendahuluan, memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien, menetapkan materialitas dan resiko, memahami struktur pengendalian internserta mengembangkan keseluruhan rencana dan program audit.

Perencanaan awal menyangkut atau berhubungan dengan aktivitas : 1. Menilai integritas manajemen, yang dilakukan untuk memutuskan menerima atau menolak penugasan dari klien. Keputusan ini berlaku juga bagi klien baru maupun continuing clients 2. Melakukan identifikasi kondisi-kondisi khusus 3. Memilih staf untuk penugasan, dengan menilai kompetensi auditor dan staf 4. Menilai independensi auditor dan staf 5. Menentukan kemampuan untuk due care 6. Mendapatkan surat penugasan

Integritas manajemen berpengaruh terhadap potensi error and irregularities dalam proses akuntansi darimana laporan keuangan dikembangkan. Kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan tergantung pada integritas manajemen. Informasi mengenai integritas manajemen dapat diperoleh dari berbagai sumber. Maka sumberr informasi yang berkaitan dengan jenis klien dibedakan menjadi; Klien baru Klien lama

Cara yang digunakan auditor untuk mendapatkan informasi klien baru adalah dengan melakukan Komunikasi dengan Predecessor Auditor. Pengajuan pertanyaan kepada pihak ketiga lainnya (misalnya : pengacara, bankers, Kadin, Bapepam, orang lain dalam komunitas bisnis yang memiliki hubungan dengan calon klien) Mereview berita-berita yang dapat diperoleh dari majalah, surat kabar, dan media elektronik

Penggantian Auditor adalah lazim, beberapa penyebab klien berganti kantor akuntan publik antara lain: Perusahaan merger KAP merger Ingin mengurangi audit fee Memperluas jasa profesional Konflik/ketidakpuasan dari klien Komunikasi antara auditor pengganti dan auditor pendahulu dapat berupa tertulis ataupun lisan. Baik auditor pendahulu maupun auditor pengganti harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh satu sama lain. Kewajiban ini tetap berlaku tanpa memperhatikan apakah auditor pengganti akan menerima perikatan atau tidak.

Akuntan publik dapat melakukan penelaahan kembali berdasarkan pada pengalamannya dalam menilai integritas manajemen. Auditor perlu menyelidiki apakah ada kekeliruan dan ketidakberesan dan pelanggaran hukum yang ditemukan dalam audit sebelumnya. Akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada setiap tahun untuk memutuskan apakah ada alasan utnuk tidak melanjutkan audit atau tetap akan menerima penugasan.

Langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa : 1. Mengidentifikasi pemakai laporan keuangan auditan Faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan keuangan dan maksud penggunaan laporan. Auditor perlu mengidentifikasi siapa pemakai laporan keuangan auditan, karena pemakailah yang akan menuntut pertanggungjawaban secara hukum dari auditor seandainya mereka merasa dirugikan akibat penggunaan laporan audit maupun laporan keuangan auditan. 1. Menentukan prospek stabilitsa hukum dan keuangan klien 2. Mengevaluasi auditabilitas satuan usaha

2. Menentukan prospek stabilitsa hukum dan keuangan klien Auditor juga perlu menyelidiki prospek stabilitas hukum dan keuangna klien. Karena kesulitan atau masalah hukum yang menimpa klien dan kesulitan keuangan akan meningkatkan resiko audit. Tingginya resiko audit dapat dijadikan alasan untuk menolak penugasan, maupun untuk meminta fee audit yang tinggi. 1. Mengevaluasi auditabilitas satuan usaha

3. Mengevaluasi auditabilitas satuan usaha Dalam mengevaluasi auditabilitas klien, auditor akan menilai kecukupan catatan akuntansi, peran manajemen dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern dan pembatasan lingkup audit Prosedur audit yang dilakukan dalam mengevaluasi auditabilitas klien: - Melakukaninspeksi catatan pembukuan klien - Melakukan review internal control

Menentukan staf yang pantas untuk melaksanakan penugasan adalah penting untuk memenuhi standar auditing, dan akan meningkatkan efisiensi audit. Standar auditing yang ditetapkan yang pertama menyatakan Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup. Tim audit perlu didukung dengan menggunakan spesialis maupun mengadakan konsultasi dengan orang yang ahli dalam bidang tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.

Faktor penting dalam menilai independensi auditor ; Mengidentifikasi hubungan bisnis atau financial para straff dengan calon klien Memastikan bahwa penugasan tidak akan menimbulkan konflik dengan klien lain. Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara obyektif. Sepanjang persepsi independensi dimasukkan kedalam Aturan Etika, hal ini akan mengikat auditor independent menurut ketentuan profesi.

Menentukan kemampuan untuk due care, adalah dengan melakukan review yang kritis pada setiap tingkat supervisi atas pelaksanaan audit dan judgment yang digunakan Faktor-faktor yang menentukan kemampuan auditor melaksanakan kecermatan dan keseksamaan yaitu : Waktu Penugasan yang ditetapkan untuk menyelesaikan audit Penjadwalan Pekerjaan Lapangan. - Perencanaan waktu - Anggaran waktu Perencanaan personil

Surat penugasan adalah Kesepakatan antara kantor akuntan publik dan klien untuk pelaksanaan audit dan pelayanan lain yang terkait. Merupakan cara untuk memberitahukan klien bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk menemukan kecurangan. Surat penugasan audit dibuat auditor untuk kliennya. Surat ini memiliki peran untuk mendokumentasikan dan menegaskan: Penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien Tujuan dan lingkup audit

Luas tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya dan tanggung jawab manajemen atas informasi keuangan Kesepakatan mengenai reproduksi laporan keuangan auditan Kesepakatan mengenai bentuk laporan yang akan diterbitkan auditor untuk menyampaikan hasil penugasan. Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan ketidakberesan material tidak akan terdeteksi

Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan signifikan dalam struktur pengendalian intern yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan dalam kaitannya dengan audit. Kesepakatan mengenai dasar penentuan fee audit.

1. Membangun Pemahaman dengan Klien Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tenang jasa yang akan dilaksanakan selama penugasan audit. Pemahaman tersebut akan mengurangi resiko terjadinya salah interprestasi kebutuhan pihak lain, baik auditor maupun klien. Pemahaman tersebut harus mencakup : Tujuan penugasan Tanggung jawab auditor Batasan-batasan penugasan

Pemahaman dengan klien tentang audit atas laporan keuangan umumnya mencakup hal-hal berikut ini: Tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan pengendalian intern yang efektif terhadap pelaporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menjamin bahwa entitas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap aktivitasnya. Manajemen bertanggung jawab untuk membuat semua catatan keuangan dan informasi yang berkaitan tersedia bagi auditor

Pada akhir penugasan, manajemen akan menyediakan suatu surat bagi auditor yang menegaskan representasi tertentu yang dibuat selama audit berlangsung. Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan audit berdaarkan standar auditing. Suatu audit mencakup pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern yang cukup untuk merencanakan audit dan untuk menentukan sifat, saat dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan.

2. Memperoleh Informasi mengenai Latar Belakang Klien Auditor harus memperoleh pengetahuan yang memadai tentang bisnis entitas yang memungkinkannya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya berdaarkan standar auditing. Pengetahuan tentang bisnis klien membantu audit dalam: Mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah, direview, dan dikumpulkan dalam organisasi.

Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan kerugian piutang, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang Menilai kewajaran representasi manajemen Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya. Pengetahuan mengenai bisnis entitas biasanya diperoleh auditor melalui pengalamanya dengan entitas atau industrinya serta dari permintaan keterangan kepada personel perusahaan.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengungkapan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Auditor harus memandang transaski antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam kerangka pernyataan prinsip akuntansi, dengan penekanan pada cukup atau tidaknya pengungkapannya. Hubungan istimewa adalah perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lain yang memiliki hubungan dengan klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi kebijakan manajemen atau operasi pihak lainnya.

Transaksi pinjaman tanpa bunga, tingkat bunga sangat rendah secara signifikan di bawah suku bunga pasar pada umumnya, dan skedul pengembalian tidak jelas. Transaksi pertukaran nonmonetary assets yang serupa Volume transaksi dengan pihak tertentu sangat signifikan dibandingkan dengan yang dilakukan dengan pihak lain. Transaksi penjualan real estate pada tingkat harga yang berbeda secara signifikan dari nilai taksiran.

Setelah mengidentifikasi adanya transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, auditor harus menerapkan prosedur yang dipandang perlu untuk emmperoleh keyakinan mengenai tujuan, sifat, dan luas transaksi tersebut dan dampaknya [ada laporan keuangan. 4. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien Terdapat tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat yang harus diperiksa pada awal penugasan audit yaitu: Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan Risalah rapat dewan direksi, komisaris dan pemegang saham Kontrak-kontrak

Tujuan prosedur analitis: a. Prosedur analitis awal. Digunakan untuk membantu auditor memahami dengan lebih baik mengenai bisnis klien dan untuk merencanakan sifat, saat dan luas prosedur audit. b. Prosedur analitis substantif Digunakan sebagai prosedur substantif untuk memperoleh kejelasan mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau kelompok transaksi. c. Prosedur analitis akhir Digunakan sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan dalam tahap review akhir audit.