SEJARAH RINGKAS KABUPATEN GAYO LUES

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL KABUPATEN GAYO LUES. : Nanggroe Aceh Darussalam. : Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Tengah dan Kab. Aceh Timur.

Jumlah penduduk Kabupaten Gayo Lues berdasarka hasil SP2010 sebanyak orang, dengan laju pertumbuhan sebesar 2,13 persen per tahun

Profil Kabupaten Gayo Lues

PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kabupaten Gayo Lues memiliki 11 kecamatan, 25 mukim, dan 144 desa atau kampung. Nama kecamatan dan luas secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

STRUKTUR ORGANISASI DAN PEMERINTAHAN ADAT

REKAPITULASI DATA BASIS KELOMPOK UPPKS TERDAFTAR DALAM DIREKTORI BKKBN PROVINSI NAD PER TANGGAL 21 JULI 2008

BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BALIKPAPAN KOTA DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Profil Kabupaten Aceh Tengah

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

BAB II DISKRIPSI LOKASI LEMBAGA DPRD KABUPATEN GAYO LUES

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KAMPUNG DALAM KABUPATEN GAYO LUES

Profil Kabupaten Bener Meriah

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Provins

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Kabupaten Sarolangun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Pemilihan Peratin Pekon Kuripan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1974 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ACEH TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

Sejarah Berdirinya Kabupaten Lombok Barat

UU 48/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN BIREUEN DAN KABUPATEN SIMEULUE. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 48 TAHUN 1999 (48/1999)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2009 BAPPEDA BEKERJASAMA DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GAYO LUES

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Sekapur Sirih. Kutacane, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tenggara. Rusmadi Nisca, SE

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

-1- BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN MAPPI BADAN PUSAT STATISTIK. Angka Sementara

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI II DPR RI KE CALON DAERAH PEMEKARAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BIREUEN DAN KABUPATEN SIMEULUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BENER MERIAH DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KARAKTERISTIK WILAYAH

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KETAPANG NUSANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KEMUKIMEN DALAM KABUPATEN ACEH TENGAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Presiden Republik Indonesia,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

Transkripsi:

SEJARAH RINGKAS KABUPATEN GAYO LUES

SEJARAH RINGKAS TERBENTUKNYA KABUPATEN GAYO LUES Gayo Lues Pada Zaman Kerajaan Aceh Pada masa pemerintahan Kesultanan Iskandar Muda, daerah Gayo dan Alas dibagi atas beberapa daerah yang disebut kejuruan (kejurun). Kepada kejurun diberikan sebuah Bawar Pedang (semacam tongkat komando) sebagai pengganti surat keputusan. Daerah Gayo dan Alas dibagi atas delapan kejurun. Enam kejurun di Tanoh Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan sebagian Aceh Timur) dan dua di Tanoh Alas (Aceh Tenggara). Kejurun di Tanoh Gayo yaitu Kejurun Syiah Utama, dan Kejurun Bukit (Bener Meriah dan sebagian Aceh Tengah sekarang), Kejurun Bebesen, dan Kejurun Linge (Aceh Tengah sekarang), Kejurun Nabuk (Kecamatan Lukup Serbejadi, Aceh Timur sekarang), Kejurun Patiamang (juga dikenal dengan Patiambang, Gayo Lues sekarang); dan di Tanah Alas terdapat Kejurun Bambel dan Kejurun Pulonas (sebagian kalangan menyebutnya Kejurun Batu Mbulan). Kejurun Patiamang berkedudukan di Penampaan, dengan luas wilayah seluruh Gayo Lues sekarang yang pada masa itu terdiri atas 55 kampung. Kepala pemerintahan dipegang seorang Kejurun dengan dibantu 4 (empat) orang Reje, yaitu Reje Gele, Reje Bukit, Reje Rema dan Reje Kemala, dan 7 (tujuh) Reje Cik yaitu : Reje Cik Porang, Reje Cik Kutelintang, Reje Cik Gegarang, Reje Cik Tampeng, Reje Cik Peparik, Reje Cik Kemala Derna, dan Reje Cik Pudung (Terangun). Ekspedisi Van Daalen ke Daerah Gayo Lues Setelah Sultan Aceh Muhammad Daud Syah menyerah kepada Belanda pada tahun 1903, maka Gubernur Militer Aceh Van Heutsz memutuskan untuk menaklukkan seluruh Aceh. Daerah yang belum takluk adalah daerah Gayo Lues dan Van Heutsz memerintahkan Van Daalen untuk menaklukkan daerah tersebut. Setelah segala sesuatunya dianggap rampung maka Van Daalen mulai menyerang daerah Gayo Lues pada tahun 1904. Setelah mengalahkan Gayo Laut, dan Gayo Deret, akhirnya Van Daalen mulai memasuki daerah Gayo Lues dari sebuah kampung yang terpencil yaitu Kampung Kela (9 Maret 1904). Dari sinilah daerah Gayo Lues ditaklukkan benteng demi benteng. Dimulai dengan menaklukkan Benteng Pasir (6 Maret 1904), Gemuyang (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904), Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), dan Tampeng (18 Mei 1904). Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya juga dibunuh. Menurut catatan Zentegraaf (pengarang Belanda) hampir 4000 orang rakyat Gayo dan Alas gugur, termasuk pejuang Gayo seperti Aman Lintang. Aman Jata, H. Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen Manyak Teri, Dimas dan lain-lain. Gayo Lues Pada Zaman Belanda Pasukan Belanda yang pergi meninggalkan Gayo Lues ke Tanah Alas kembali lagi pada tahun 1905 untuk menyusun pemerintahan. Untuk Gayo dan Alas dibentuk Pemerintah Sipil yang disebutkan Onder Afdeling (Kabupaten). Onder Afdeling Gayo Lues membawahi tiga daerah yang disebut Landschaap (Kecamatan), yaitu : - Landschaap Gayo Lues di Blang Kejeren dikepalai oleh Aman Safii - Landschaap Batu Mbulan dikepalai oleh Berakan - Landschaap Bambel dikepalai oleh Syahiddin Sejak 1905-1942 Tanah Alas tunduk ke Gayo Lues. Tahun 1926 terjadi pemberontakan rakyat terhadap Belanda di Blangkejeren yang dipimpin oleh Muhammad Din, namun pemberontakan gagal dan dapat dipadamkan, Muhammad Din dibuang ke Boven Digul (Irian) sedangkan kawan-kawannya dibuang ke Cilacap, Sukamiskin dan Madura. Gayo Lues Pada Zaman Jepang Pada tahun 1942-1945 Gayo Lues dijadikan Jepang sebagai daerah pertahanan terakhir Jepang. Daerah ini cocok untuk pemusatan militer. Untuk itu pemuda-pemuda Gayo Lues dilatih kemiliteran dalam jumlah yang banyak, diharapkan pemuda-pemuda ini kelak sebagai pendukung militer Jepang. Pemuda-pemuda hasil didikan militer Jepang antara lain adalah Bahrin, Zakaria, Maaris, Maat, Jalim Umar, Abdurrahhim, Asa, Dersat,

Hasan Sulaiman, Ahmad Aman Bedus, Hasan Tejem dan lain-lain yang kelak berjasa dalam Agresi Militer Belanda ke-i dan II. Gayo Lues Pada Zaman Kemerdekaan Gema Proklamasi baru sampai ke Gayo Lues dalam waktu yang relatif lama. Kepastiannya baru didapat pada akhir September 1945. Pada tanggal 4 Oktober 1945 teks Proklamasi dibacakan ulang di Blangkejeren oleh Muhammad Din. Pada tahun 1946, Pemerintah Aceh menetapkan daerah pedalaman menjadi satu kabupaten (keluhakan) yang bernama Keluhakan Aceh Tengah. Luhak (Bupati) dan ibukota Kabupaten dimusyawarahkan antara pemimpin dari Takengon, Blang Kejeren dan Kuta Cane. Setelah diadakan musyawarah terpilihlah Raja Abdul Wahab sebagai Luhak Aceh Tengah Sedangkan Takengon dipilih menjadi ibukota. A.R Hajat menjadi Patih, Mude Sedang menjadi Wedana Takengon, M. Saleh Aman Sari menjadi Wedana Gayo Lues dan Khabar Ginting menjadi Wedana Tanoh Alas. Setelah susunan pemerintah terbentuk dan berjalan beberapa bulan mulailah terasa kesulitan menjalankan roda pemerintah mengingat hubungan Takengon-Blangkejeren-Kuta Cane sangat jauh. Atas dasar kesulitan di atas maka sejak tahun 1957, mulailah Gayo dan Alas berjuang membentuk Kabupaten sendiri. Akhirnya pada tahun 1974, Gayo dan Alas terbentuk menjadi Kabupaten yang dinamakan Kabupaten Aceh Tenggara dengan UU No 4 Tahun 1974 tertanggal 26 Juni 1974. Terbentuknya Kabupaten Gayo Lues Dengan berlakunya UU No 5 tahun 1974, maka status kewedanaan diganti dengan sebutan Pembantu Bupati. Namun sejak tahun 1975 s.d 1981 status Gayo Lues masih dalam status transisi karena Gayo Lues dijadikan Daerah Koordinator Pemerintahan untuk 4 Kecamatan. Baru pada tahun 1982 Kewedanaan Gayo Lues dijadikan Wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues dipimpin oleh Pembantu Bupati. Sehubungan dengan keterbatasan wewenang ditambah lagi luasnya daerah yang harus dikoordinir dan ditambah pula minimnya PAD Aceh Tenggara, sehingga ada kesan kemajuan pembangunan di Gayo Lues dianaktirikan. Faktor intern di atas ditambah lagi dengan faktor ekstern dengan diresmikannya Pembantu Bupati Simeuleu menjadi Kabupaten Administratif, menyusul Pembantu Bupati Bireuen dan Pembantu Bupati Singkil menjadi Kabupaten menyebabkan masyarakat Gayo Lues tergerak untuk mengikuti jejak daerah tersebut di atas. Atas dasar pertimbangan tadi dan pertimbangan lainnya, maka pada akhir tahun 1997 beberapa orang tua bermusyawarah di Blangkejeren untuk memperjuangkan Gayo Lues menjadi Kabupaten (minimal Kabupaten Administratif). Untuk itu, dibentuk sebuah panitia kecil yang dinamakan Panitia Persiapan Peningkatan Status Wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues Blangkejeren Kabupaten Aceh Tenggara dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Drs. Ma at Husin Wakil Ketua : H. Husin Sabli Wakil Ketua : H. Abdullah Wirasalihin Wakil Ketua : A. K. Wijaya Wakil Ketua : H. Syahuddin Thamin Sekretaris : H. M. Saleh Adami Wakil Sekretaris : Drs. Buniyamin S. Bendahara : H. M. Yakob Mas Dilengkapi dengan Biro-Biro : Biro Keuangan : Drs. H. Saniman M. Biro Pendapatan : Drs. Ramli S. Biro Humas : Syahril A. W. Biro Seni Budaya : H. Ibrahim Sabri

Biro Hukum/Dokumentasi : Drs. H. M. Salim Wahab Biro Adat : A. Rahim Biro Umum : Rajab Abdullah Maksud dan tujuan panitia ini disampaikan Kepada Bupati Aceh Tenggara. Bertepuk tidak sebelah tangan, Bupati sangat setuju dan mendukung gagasan yang baik ini. Panitia meminta Bupati agar menyurati Gubenur dan Ketua DPRD Tk.I Aceh. Permintaan ini disanggupi Bupati dan Ketua DPRD Tk.II Aceh Tenggara dengan mengirim surat kepada Gubernur dan Ketua DPRD Tk.I Aceh. Petinggi Aceh lalu menyurati Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Otonomi Daerah, pimpinan DPR, Pimpinan Parpol dan lain-lain yang dirasa patut. Proses di Jakarta sedikit agak terhambat mengingat situasi negara pada saat itu belum begitu stabil. Oleh karena itu Panitia, Pemerintah Daerah Aceh Tenggara, serta masyarakat Gayo Lues yang berdomisili di Jakarta berjuang terus tanpa mengenal lelah, tanpa biaya yang berlimpah, bekerja tanpa pamrih demi terwujudnya sebuah Kabupaten. Tahun 2000 delegasi dikirim ke Jakarta dari Aceh Tenggara sebagai penjajakan dan menemui Menteri Dalam Negeri, pimpinan DPR dan Pimpinan Parpol untuk dimintai bantuan. Setelah melalui proses yang agak panjang dan berliku akhirnya pada tanggal 30 Agustus 2001 Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) menetapkan 4 Calon Kabupaten dari Aceh dinyatakan lulus menjadi Kabupaten, sedangkan Gayo Lues dikaji ulang. Masyarakat Gayo Lues, Pemda Tk.II Aceh Tenggara, dan Pemda Tk.I Daerah Istimewa Aceh, merasa tidak puas dan kecewa, lalu mengirim delegasi lagi ke Jakarta guna menemui petinggi di Jakarta termasuk Wapres. Kepada mereka dimohon dengan hormat agar Gayo Lues dapat diluluskan menjadi kabupaten. Akhirnya DPOD menyetujui Gayo Lues menjadi kabupaten dalam sidangnya pada tanggal 18 Oktober 2001. Tidak lama kemudian pemerintah mengusulkan RUU Pemerintah Kabupaten Gayo Lues ke DPR RI. Dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 11 Maret 2002 seluruh fraksi menyetujui Gayo Lues menjadi kabupaten beserta 21 kabupaten/kota lainnya. Setelah itu, kepada Bupati Aceh Tenggara diusul daftar 5 Calon Penjabat Bupati Gayo Lues, yaitu: - Drs. Ramli S. - Drs. Syamsul Bahri - Drs. Harun Al-Rasyid - Ir. Muhammad Ali Kasim, MM - Drs. Abdul Ghafar Pada tanggal 2 Juli 2002 Gayo Lues beserta 21 kabupaten/kota lainnya diresmikan oleh Mendagri Hari Sabarno sebagai sebuah kabupaten. Dan pada tanggal 6 Agustus 2002 Gubernur NAD, Ir. Abdullah Puteh melantik Ir. Muhammad Ali Kasim, MM menjadi Pj. Bupati Gayo Lues di Kuta Cane. Dengan demikian selesailah sebuah perjuangan yang suci untuk mewujudkan sebuah kabupaten yang dicita-citakan. (Sumber: Drs. H. M. Salim Wahab, sebagaimana dikutip pada Buku GLDA Tahun 2004)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN GAYO LUES

GAMBARAN UMUM KABUPATEN GAYO LUES Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten dalam wilayah Provinsi Aceh, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang. Kabupaten yang beribukota di Blangkejeren ini, memiliki luas wilayah 5.719,58 km2. Secara geografis Kabupaten Gayo Lues terletak pada garis lintang 03 40-04 17 LU dan garis bujur 96 43-97 55 BT. Dengan batas administratif sebagai berikut: - Utara : Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya, dan Kab. Aceh Timur - Selatan : Kab. Aceh Tenggara, dan Kab. Aceh Barat Daya - Barat : Kab. Aceh Barat Daya - Timur : Kab. Aceh Tamiang, dan Kab. Langkat (Prov. Sumatera Utara) Secara administratif Kabupaten Gayo Lues terdiri atas 11 kecamatan, 25 kemukiman, 144 kampung. Luas wilayah kecamatan terbesar adalah Kecamatan Pining dengan luas wilayah 1617,14 km2 (28,27% dari luas wilayah keseluruhan), dan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Blangkejeren yang juga sebagai pusat pemerintahan dengan luas wilayah sebesar 158,74 km2 (2,78% dari total luas wilayah keseluruhan). Berikut dirinci luas wilayah Kabupaten Gayo Lues menurut kecamatan (km2). Kabupaten Gayo Lues adalah wilayah yang berada di ketinggian 500-2000 m di atas permukaan laut, yang fisiografis wilayahnya didominasi daerah perbukitan dan pegunungan. Atas alasan ini pula kabupaten ini mendapat julukan Negeri Seribu Bukit. Kabupaten yang berhawa dingin dengan suhu dapat mencapai 15 o celcius ini memiliki topografi wilayah yang rata-rata kemiringan lahannya berkisar antara 25-40%. Kabupaten Gayo Lues secara umum sama dengan wilayah lainnya di Indonesia yang beriklim tropis dan bertemperatur sedang. Adapun curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm per tahun dan hari hujan di bawah 150 hari per tahun.

Jumlah penduduk yang mendiami Kabupaten Gayo Lues berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues pertengahan tahun 2011 berjumlah 81.382 jiwa dengan demikian kepadatan penduduk kabupaten ini pada saat itu mencapai 14,23 jiwa/km 2. Jika ditinjau dari luas wilayah per kecamatan maka kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Blangkejeren dengan kepadatan penduduk rata-rata 157,45 jiwa/km 2, dan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Pining dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 2,73 jiwa/ km 2. Dengan sex ratio antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 99,03. Ini artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Berikut dapat dilihat jumlah penduduk menurut kecamatan, dirinci berdasarkan jenis kelamin. No Kecamatan Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Kuta Panjang 3716 3781 7497 2 Blang Jerango 3192 3332 6524 3 Blangkejeren 12400 12594 24994 4 Puteri Betung 3470 3290 6760 5 Dabun Gelang 2669 2728 5397 6 Blang Pegayon 2605 2609 5214 7 Pining 2213 2206 4419 8 Rikit Gaib 1866 1989 3855 9 Pantan Cuaca 1824 1737 3561 10 Terangun 4036 4102 8138 11 Tripe Jaya 2502 2521 5023 Jumlah 40493 40889 81382 Mata Pencaharian utama penduduk Gayo Lues adalah dari sektor pertanian, dengan peranan sektor pertanian terhadap PDRB Gayo Lues pada tahun 2009 adalah sebesar 58,13%, diikuti dengan sektor-sektor lainnya. Ini berarti Kabupaten Gayo lues merupakan kabupaten yang memiliki basis perekonomian dari sektor pertanian. Tentu, dalam mengembangkan kabupaten ini harus dimulai dari revitalisasi sektor pertanian menuju kabupaten agraris yang madani dan sejahtera.