Pemerintah masih menjadi pemrakarsa, pemberi dana, kontributor keterampilan,pemelihara dan pengendali yang dominan saat ini. Namun minimnya peran masyarakat ini dapat diperbaiki ke arah kemampuan masyarakat yang sangat mampu Berkontribusi tenaga, mampu Berprakarsa dan Berkontribusi keterampilan,cukup mampu kendalikan kegiatan dan tidak mampu Kontribusi dana, dan memelihara hasil perbaikan permukiman.
Temuan Permukiman tidak Layak Huni Kampung Lebaksari terbentuk dari urbanisasi, kurangnya suplai atau penyediaan rumah layak huni yang terjangkau, kurangnya perhatian pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat, rendahnya penghasilan masyarakat serta kemiskinan. Masyarakat Kampung Lebaksari mampu berprakarsa, berkontribusi keterampilan, sangat mampu dalam hal kontribusi tenaga, cukup mampu kendalikan kegiatan perbaikan namun mereka tidak mampu kontribusi dana, dan memelihara hasil perbaikan permukiman. Keberdayaan masyarakat Kampung Lebaksari dalam perbaikan permukiman dipengaruhi oleh Faktor keberanian / kepercayadirian, kondisi finansial, tingkat penghasilan,keamanan atau kepastian penghasilan, dan keahlian. Pendapat Expert / Pakar Konsep Perbaikan Permukiman Melalui Pemberdayaan Masyarakat Sebab-sebab pembentuk permukiman tidak layak Konsep Perbaikan Permukiman diawali dengan huni ditangani dengan penyiapan kota menerima penyiapan dampak urbanisasi melalui penyediaan dampak urbanisasi, penyediaan rumah layak huni rumah layak huni yang terjangkau dekat pusat yang terjangkau dan dekat pusat kota, kota, peningkatan perhatian para pihak pada peningkatan perhatian semua pihak padakualitas kualitas kelayakhunian permukiman, dan kelayahunian permukiman, dan pengentasan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan kemiskinan melalui peningkatan penghasilan penghasilan penghuni permukiman. penghuni permukiman Peningkatan kelayakhunian pada elemen permukiman melalui pemberdayaan masyarakat Kemampuan masyarakat Kampung Lebaksari dalam berprakarsa, berkontribusi keterampilan, menyumbangkan kontribusi tenaga, harus diikutsertakan dalam daftar potensi Kampung Lebaksari. Namun perlu perhatian lebih pada peningkatan kemampuan kendalikan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan hasil perbaikan permukiman. Tidak perlu terlalu dipaksakan agar mereka mampu kontribusi dana. Konsep Perbaikan Permukiman melalui pemberdayaan masyarakat Kampung Lebaksari didukung kemampuan masyarakat dalam berprakarsa serta kemampuan mengkontribusikan keterampilan dan tenaganya. Konsep ini diupayakan untuk memperkuat kemampuan pengendalian pelaksanaan kegiatan perbaikan permukiman oleh masyarakat dan kemampuan pemeliharaan hasilnya,serta tetap membutuhkan dukungan penuh pendanaan dari pihak non-masyarakat. Sebelum merencanakan dan melaksanakan Konsep perbaikan permukiman melalui perbaikan permukiman melalui pemberdayaan pemberdayaan masyarakat, diawali dengan masyarakat, keberanian / kepercayadirian, kondisi peningkatan keberanian / kepercayadirian finansial, tingkat penghasilan,keamanan atau masyarakat Kampung Lebaksari dalam kepastian penghasilan, dan keahlian masyarakat berpartisipasi, peningkatan kemampuan finansial harus diperkuat terlebih dahulu agar melalui peningkatan penghasilan dan peningkatan pemberdayaan berdampak positif pada perbaikan keamanan / kepastian penghasilan, dan perkuatan permukiman Kampung Lebaksari keahlian masyarakat.
Temuan Pendapat Expert / Pakar Konsep Perbaikan Permukiman Melalui Pemberdayaan Masyarakat Tingkat ketidak layak hunian tinggi pada elemen : Status lahan Status lahan yang tidak mungkin ditingkatkan direlokasi dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan prakarssa dan menawarkan pilihan Bangunan rumah di lahan ilegal direlokasi kelokasi legal terdekat dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan Luas rumah Prasarana Sampah Luas rumah sangat minim ditingkatkan dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan Penyediaan prasarana persampahan dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan pentingnya perilaku hidup sehat dan menawarkan pilihan mengenai pengelolaan Prasarana Sampah Luas rumah ditambah dengan pembangunan vertikal dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan peningkatan lantai bangunan beserta pilihan pembiayaannya Prasarana Sampah persamapahan dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan pentingnya perilaku hidup sehat dan menawarkan pilihan mengenai pengelolaan Prasarana Sampah Prasarana Drainase Prasarana Drainase diperbaiki melalui penyadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian pemeliharaan saluran dan dan menawarkan pilihan mengenai pemeliharaan drainase Prasarana Drainase diperbaiki melalui penyadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian pemeliharaan saluran dan dan menawarkan pilihan mengenai pemeliharaan drainase Prasarana Ekonomi dan Kelompok Usaha Prasarana Ekonomi dan Kelompok Usaha diperbaiki melalui pembentukan himpunan masyarakat yang memiliki permasalahan finansial untuk dibina dan dimandirikan dalam suatu wadah koperasi sekaligus kelompok usaha Prasarana Ekonomi dan Kelompok Usaha diperbaiki melalui penyampaian informasi ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan terkait pembentukan himpunan masyarakat yang memiliki permasalahan finansial untuk dibina dan dimandirikan dalam suatu wadah koperasi sekaligus kelompok usaha Ruang terbuka Pengadaan ruang terbuka diupayakan melalaui pemanfaatan lahan sisa atau lahan terbengkalai, dan penghijauan jalur sirkulasi Keterbatasan ruang terbuka diatasi dengan penyampaian informasi ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan terkait pemanfaatan lahan sisa atau lahan terbengkalai, dan penghijauan jalur sirkulasi
Kelurahan Paledang berdekatan dan berada di pusat pusat-pusat aktifitas perdagangan barang dan jasa Kota Bogor, disebabkan oleh desakan Urbanisasi warga luar Kota Bogor, maka Kampung Lebaksari yang pada awalnya hanya berupa tegalan dan kebun-kebun bantaran Sungai Cisadane dan Cipakancilan, berubah menjadi permukiman. Permukiman tersebut menjadi permukiman tidak layak huni akibat kurangnya suplai atau penyediaan rumah layak huni yang terjangkau di sekitar pusat kota, kurangnya perhatian pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat penghuni sendiri terhadap kualitas kelayak hunian permukiman mereka, yang paling utama adalah akibat rendahnya penghasilan masyarakat dan kemiskinan. Ketidaklayakhunian permukiman Kampung Lebaksari secara umum berada pada tingkat ketidak layak hunian sedang. Namun apabila dilihat per kondisi elemen permukiman, maka dapat ditemui tingkat ketidaklayakhunian tinggi terutama pada kondisi Status Lahan permukiman yang berada di banataran Sungai di ketiga RW, minimnya luas rumah di RT 3 RW 9, belum adanya pengelolaan prasarana sampah yang terpadu antara masyarakat dan pemerintah, genangan lebih dari dua jam akibat tidak terpeliharanya prasarana drainase, kurangnya ruang terbuka, tidak adanya prasarana ekonomi dan kelompok usaha.
Keberdayaan masyarakat Kampung Lebaksari adalah mampu berprakarsa, berkontribusi keterampilan, sangat mampu dalam hal kontribusi tenaga, cukup mampu kendalikan kegiatan perbaikan namun mereka tidak mampu kontribusi dana, dan memelihara hasil perbaikan permukiman. Keberdayaan masyarakat dalam mendukung dan berpartisipasi dalam perbaikan permukiman mereka dipengaruhi keberanian atau kepercayadirian, kondisi finansial, tingkat penghasilan, keamanan atau kepastian penghasilan, dan keahlian dalam memperbaiki permukiman, pengaturan keuangan, dan pengaturan kegiatan perbaikan secara umum. Konsep Perbaikan Permukiman diawali dengan penyiapan dampak urbanisasi melalui penyediaan rumah layak huni yang terjangkau dekat pusat kota, peningkatan perhatian para pihak pada kualitas kelayakhunian permukiman, dan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan penghasilan penghuni permukiman. Konsep Perbaikan Permukiman melalui pemberdayaan masyarakat Kampung Lebaksari didukung kemampuan masyarakat dalam berprakarsa serta kemampuan mengkontribusikan keterampilan dan tenaganya. Konsep ini diupayakan untuk memperkuat kemampuan pengendalian pelaksanaan kegiatan perbaikan permukiman oleh masyarakat dan kemampuan pemeliharaan hasilnya,serta tetap membutuhkan dukungan penuh pendanaan dari pihak non-masyarakat.
Konsep perbaikan permukiman melalui pemberdayaan masyarakat, diawali dengan peningkatan keberanian / kepercayadirian masyarakat Kampung Lebaksari dalam berpartisipasi, peningkatan kemampuan finansial melalui peningkatan penghasilan dan peningkatan keamanan / kepastian penghasilan, dan perkuatan keahlian masyarakat. Bangunan rumah di lahan ilegal direlokasi ke lokasi legal terdekat dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan Luas rumah ditambah dengan pembangunan vertikal dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan peningkatan lantai bangunan beserta pilihan pembiayaannya Prasarana Sampah persamapahan dengan terlebih dahulu menginformasikan ke masyarakat, menyadarkan pentingnya perilaku hidup sehat dan menawarkan pilihan mengenai pengelolaan Prasarana Sampah Prasarana Drainase diperbaiki melalui penyadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian pemeliharaan saluran dan dan menawarkan pilihan mengenai pemeliharaan drainase Prasarana Ekonomi dan Kelompok Usaha diperbaiki melalui penyampaian informasi ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan terkait pembentukan himpunan masyarakat yang memiliki permasalahan finansial untuk dibina dan dimandirikan dalam suatu wadah koperasi sekaligus kelompok usaha Keterbatasan ruang terbuka diatasi dengan penyampaian informasi ke masyarakat, menyadarkan dan menawarkan pilihan terkait pemanfaatan lahan sisa atau lahan terbengkalai, dan penghijauan jalur sirkulasi
Rekomendasi bagi aplikasi konsep perbaikan permukiman tidak layak huni melalui pemberdayaan masyarakat agar menyiapkan payung hukum dan badan pengelola yang khusus menangani pemberdayaan dan perbaikan permukiman, baik di tingkat Kota, Kelurahan, maupun Kampung. Badan pengelola tersebut harus mengedepankan profesionalisme dan memisahkan antara kewenangan perencanaan, pengambilan keputusan, keuangan, pelaksanaan, dan pengawasan. Badan tersebut harus melibatkan masyarakat dan mampu menyalurkan aspirasi masyarakat seoptimal mungkin. Rekomendasi bagi studi lanjutan adalah agar studi tersebut melibatkan lebih banyak responden dengan metode Participatory Research Apraissal ( PRA ), dan sesedikit mungkin engintervensi proses yang dilakukan oleh masyarakat.