ADAPTIVE GATEWAY DISCOVERY HYBRID PADA JARINGAN AODV INTERNET MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI ADVERTISEMENT INTERVAL PADA ADAPTIVE GATEWAY DISCOVERY MANET HYBRID MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SEMINAR TESIS OPTIMASI PENENTUAN HELLO INTERVAL PADA PROTOKOL ROUTING AD HOC ON- DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD HOC

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal , Januari-April 2013, ISSN

Bab 3 Parameter Simulasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 4, NO. 1, MARET 2013: 5-10

OPTIMASI PENENTUAN ZONA PADA PROTOKOL ROUTING HOPNET DENGAN TEKNIK MIN-SEARCHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Reactive Routing Protocol dalam Mobile Ad-Hoc Network (MANET) Menggunakan NS-2 (Network Simulator)

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

OPTIMASI KINERJA PROTOKOL AODV DENGAN STATIC INTERSECTION NODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI ROUTING HYBRID WIRELESS MESH PROTOCOL (HWMP) PADA WIRELESS MESH NETWORK (WMN) BERDASARKAN STANDAR IEEE 802.

Analisis Kinerja Protokol Routing Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) Pada Mobile Ad Hoc Network. Tugas Akhir

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA PROTOKOL DESTINATION-SEQUENCED DISTANCE-VECTOR (DSDV) PADA JARINGAN WIRELESS AD HOC

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... ix. INTISARI... x. DAFTAR ISI... xi. DAFTAR GAMBAR...

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi VMeS

OPTIMASI OLSR ROUTING PROTOCOL PADA JARINGAN WIRELESS MESH DENGAN ADAPTIVE REFRESHING TIME INTERVAL DAN ENHANCE MULTI POINT RELAY SELECTING ALGORITHM

Analisis Kinerja Protokol Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV) dan Fisheye State Routing (FSR) pada Mobile Ad Hoc Network

Analisis Kinerja Jaringan VANET dengan Model Propagasi Free Space dan Two Ray Ground Pada Routing AODV TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA ZONE ROUTING PROTOCOL PADA MOBILE AD-HOC NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Gambar 3.1. Model Jaringan Kabel (Wired)

Analisis Kinerja Routing Protocol AODV OLSR dan TORA Terhadap Stabilitas Jaringan Pada Mobile Ad hoc Network (MANET) Berbasis IPv6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

PERBANDINGAN KINERJA PROTOKOL AODV DENGAN OLSR PADA MANET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

Evaluasi Unjuk Kerja Jaringan Ad Hoc Berbasis Protokol AODV

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

IMPLEMENTASI MODEL ROUTING AD HOC DENGAN ALGHORITMA PROTOKOL AODV (AD HOC ON DEMAND DISTANCE VEKTOR ) MENGGUNAKAN PROGRAM NETWORK SIMULATOR (NS2)

Simulasi Jaringan MANET Dengan NS3 Untuk Membandingkan Performa Routing Protokol AODV dan DSDV

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN

BAB 4. Evaluasi Performansi

ANALISA KINERJA MANET (Mobile Ad Hoc Network) PADA LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN RESOLUSI YANG BERBEDA

Studi Perbandingan antara Dynamic Routing dan Greedy Routing Pada Pengiriman Data Jaringan Sensor Nirkabel

PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

PENGENDALIAN PAKET RREQ (ROUTE REQUEST) PROTOKOL AODV DI MANET

PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) DENGAN SUMBER TRAFIK CBR, PARETO DAN EXPONENTIAL

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

OPTIMASI ROUTING PADA PROTOKOL AODV_EXT DENGAN MENGGUNAKAN LINK EXPIRATION TIME (LET)

Studi Perbandingan Kinerja Model Transmisi TwoRayGround dan Nakagami pada OLSR di Lingkungan MANET Menggunakan NS-2

KINERJA ROUTING AODV DAN AOMDV PADA JARINGAN WPAN ZIGBEE DENGAN TOPOLOGO MESH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC ALOHA DAN CSMA/CA PADA PROSES PEMBENTUKAN MOBILE AD HOC NETWORK (MANET) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI TAKTIS

Implementasi Protokol Optimized Link State Routing (OLSR) pada Jaringan Mesh WLAN Standar IEEE g untuk Akses Broadband Internet

telah diaplikasikan oleh vendor router pada produkproduknya

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ADAPTIVE GATEWAY DISCOVERY HYBRID PADA JARINGAN AODV INTERNET MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY Elly Antika 1), Supeno Djanali 2) 1) Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember 2) Jurusan Teknologi Informasi ITS Surabaya Jl. Mastrip no.164 Jember 68121 Telp (0331)-333531 e-mail : eantika@yahoo.com 1), supeno@its.ac.id 2) Abstrak Jaringan AODV adalah jaringan yang independen dengan konfigurasinya mudah berubah. Agar jaringan AODV yang terhubung dengan sebuah jaringan internet membutuhkan sebuah gateway. Routing merupakan faktor penting dalam menangani pencarian dan pemeliharaan rute antar node dan node dengan gateway. Waktu jeda antar pengiriman pesan node dengan gateway disebut Advertisement interval. Metode gateway discovery pada penelitian ini menggunakan metode hybrid, yaitu, gateway akan selalu memberikan informasi keberadaannya secara proaktif dalam daerah cakupannya dan node yang berada diluar cakupan gateway dapat meminta informasi keberadaan gateway secara reaktif. Node yang selalu bergerak menyebabkan perubahan topologi node, sehingga tiap node akan mengirimkan kembali route request untuk memperbaruhi informasi keberadaan gateway dan untuk mengetahui node-node yang ada disekitarnya. Dengan menggunakan logika fuzzy interaksi yang kompleks antara parameter tersebut dapat dimodelkan. Kontribusi dari penelitian ini adalah mengatur time advertisement interval T MRA dari gateway discovery berdasarkan pada jumlah route request ke gateway dan data rate menggunakan algoritma fuzzy. Pengaturan T MRA dapat meningkatkan performa jaringan AODV internet dengan meningkatnya nilai Packet Delivery Ratio dan menurunnya nilai Routing Overhead. Kata Kunci : AODV internet, algoritma fuzzy, gateway discovery 1. PENDAHULUAN Ad Hoc On-Demand Distance Vektor (AODV) merupakan protokol routing reaktif yang menggunakan route discovery untuk proses pencarian rute serta untuk perawatan rute yang ditemukan. Jaringan AODV agar terhubung dengan jaringan internet maka dibutuhkan sebuah internet gateway. Internet gateway secara periodik mengirimkan pesan router advertisement yang disebut Modified Router Advertisement (MRA) yang merupakan pesan route request ke node sekitarnya, agar semua node dalam MANET mengetahui dimana keberadaan internet gateway. Jika pesan route request dikirimkan oleh mobile node untuk mengetahui keberadaan gateway maka pesan ini disebut Modified Route Solicitation (MRS). Pengaturan waktu interval T MRA dari pengiriman pesan route request yang kecil akan menghasilkan pesan route request yang berlebihan, sedangkan dengan memperbesar waktu interval pengiriman pesan route request akan meningkatkan delay paket dan juga rute yang tidak valid karena rute yang berubah sesuai dengan pergerakan node. Pada mekanisme gateway discovery hybrid pesan MRA dikirimkan gateway untuk mobile node yang berada dalam cakupan gateway, sedangkan untuk node yang berada diluar cakupan gateway mobile node dapat mengirimkan MRS untuk dapat mengetahui keberadaan gateway. Sebuah metode adaptive gateway discovery pada MANET hybrid dikembangkan berdasarkan jumlah MRS yang diterima oleh gateway. Dengan mengetahui jumlah MRS yang diterima oleh gateway maka akan dilakukan penyesuaian time interval T MRA, sehingga diharapkan akan menurunkan overhead, packet drop dan end-to-end delay yang ada (Cabrera, 2007). Pada penelitian lainnya dikembangkan sebuah adaptive gateway discovery berdasarkan algoritma genetic fuzzy control. Parameter yang dijadikan masukan dalam penelitian tersebut adalah konektivitas jaringan, stabilitas jaringan dan jumlah route request dari node bergerak (Yuste dkk, 2009). Dalam penelitian ini hanya dikembangkan pada mekanisme gateway discovery secara proaktif. Berdasarkan penelitian sebelumnya diusulkan sebuah mekanisme adaptive gateway discovery pada MANET hybrid menggunakan algoritma fuzzy dengan masukan nilai rute request dan data rate. Pengaturan terhadap time interval T MRA untuk pengiriman MRA selanjutnya dapat dilakukan berdasarkan pada sebuah sistem kontrol fuzzy. Dengan time interval T MRA yang adaptif berdasarkan jumlah route request dan nilai data rate diharapkan nilai packet delivery ratio semakin tinggi dan routing overhead semakin rendah sehingga kinerja jaringan MANET akan semakin baik. B-17

2. TINJAUAN PUSTAKA Teknologi MANET ini berbeda dengan jaringan internet tetap, dimana topologi router bersifat statis, yang terbatas pada konfigurasi jaringan atau router. Namun pada MANET router bisa bergerak dan konektivitasnya bisa sering berubah-ubah. Agar dapat berhubungan dengan jaringan internet maka MANET harus terhubung ke gateway. Secara konseptual, mobile internet dapat dibagi menjadi dua lapisan jaringan tetap yang disebut mobile host dan mobile router. (Corson dkk, 1999) Gateway router merupakan node yang berada antara jaringan internet tetap dan jaringan ad hoc mobile nirkabel. Gateway ini digunakan untuk menghubungkan node MANET ke internet. Node MANET harus menemukan informasi gateway dan rute untuk mengakses internet. Ketika node MANET bergerak dengan beberapa gateway, maka harus dapat menemukan dan memilih gateway dengan rute yang optimal. Oleh karena itu, penemuan gateway dengan delay minimal, overhead minimum, dan rute yang optimal merupakan masalah penting (Abduljalil dkk, 2007). Agar jaringan AODV dapat terhubung ke jaringan internet terdapat 3 pendekatan yang berbeda dalam mekanisme penemuan gateway, yaitu secara proaktif, reaktif dan hybrid. (Naaz dkk, 2010). Dengan melihat kelebihan dan kelurangan dari mekanisme pencarian gateway secara proaktif dan reaktif maka ditawarkan sebuah skema pencarian gateway hybrid dengan menggabungkan kelebihan dari masing-masing mekanisme sebelumnya (Ratanchandani, 2003). Dalam perkembangannya mekanisme pencarian gateway juga menghadapi kendala, pada saat pesan MRA diterima node lebih dari satu maka akan menyebabkan node kebanjiran pesan advertisement sehingga node akan sibuk dan memungkinkan adanya paket yang hilang. Hamidian menawarkan sebuah perbaikan dengan memperpanjang metric dengan menambahkan flag pada route request dan route reply, sehingga node yang menerima pesan route request akan membandingkan dengan pesan route request yang telah diterima jika sama maka pesan diabaikan jika berbeda maka pesan yang lama dihapus dan pesan yang baru diterima disimpan. Demikian halnya pada penerimaan pesan route reply pada gateway. (Hamidian, 2003). Pada pencarian gateway hybrid terdapat dua mekanisme yang dijalankan, pada saat node berada dalam cakupan node gateway maka node akan menerima pesan MRA sebagai informasi keberadaan gateway pada jaringan MANET dan ketika node berada diluar cakupan node gateway maka jika node ingin terhubung ke jaringan internet maka node akan mengirimkan pesan MRS. Pada sisi pendekatan proaktif dari mekanisme pencarian gateway hybrid, pesan MRA akan dikirimkan secara periodik ke node-node yang ada setiap interval T MRA. Sebuah T MRA yang rendah dapat menyebabkan paket kontrol yang tidak perlu sementara T MRA yang tinggi bisa membuat rute node ke host eksternal tidak valid. Sehingga, ditawarkan sebuah mekanisme baru yaitu pencarian gateway adaptif dengan menggunakan filter autoregresi untuk mengatur nilai T MRA dan nilai TTL secara simultan berdasarkan jumlah pesan MRS yang diterima gateway pada sebuah waktu interval tertentu (MRS_COUNT_INTERVAL). (Cabrera, 2007). Perbaikan skema adaptif terhadap pencarian gateway diusulkan oleh Yuste dkki. Gateway akan mengirimkan pesan MRA kemudian akan menghitung jumlah pesan MRA kopian yang diterima kembali oleh gateway. Jika gateway tidak mendengar adanya pesan MRA yang dikirimkan kembali maka dianggap telah terjadi kesalahan dalam transmisi dan gateway akan mengirimkan pesan MRA lagi. Jumlah pesan MRA yang diterima oleh gateway, secara spesifik merupakan sebuah pengontrol sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai T. Sistem kontrol menggunakan dua nilai ambang, yaitu N 1 dan N 2. Selama jumlah pesan yang diterima gateway tidak melebihi nilai N 1 maka T akan diatur ke T min. Namun jika jumlah pesan yang diterima gateway melebihi jumlah N2 maka nilai T akan diatur ke nilai T max. Pada penelitian ini dilakukan pada tiga parameter yang beragam, yaitu, kecepatan maksimum, kecepatan minimum dan nilai pause time. (Yuste, 2009) 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini kedua parameter yang menjadi masukan algoritma fuzzy mengacu pada penelitian sebelumnya (Carbrera, 2007) yang mengaturan waktu interval T MRA berdasarkan pada jumlah pesan MRS yang diterima oleh gateway dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 1. Pengembangan Mekanisme Gateway Discovery Menggunakan Algoritma Fuzzy. B-18

Tabel 1.Tabel pengaturan waktu interval berdasarkan jumlah pesan MRS. Jumlah pesan MRS yang diterima Waktu interval T MRA (detik) 0-100 8 101-200 4 >200 2 Untuk nilai data rate yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang digunakan Chakeres, I.D. dan Belding-Royer, E.M. Besarnya nilai data rate yang digunakan sebagai salah masukan dari algoritma fuzzy ini disesuaikan dengan nilai maksimum data rate yang digunakan pada perangkat lunak simulator NS-2.28. Tabel 2. Tingkatan besaran data rate sesuai dengan kapasitas NS-2.28. Tingkatan Data rate (Kbps) Kecil 0-100 Sedang 101-500 Tinggi 501-1000 Penggunaan algoritma fuzzy dalam pengaturan T MRA dalam penelitian ini hal pertama melakukan proses fuzzifikasi. Variable masukan yang akan difuzifikasi mempunyai tiga kemungkinan nilai: rendah, sedang, dan tinggi. Fungsi keanggotaan yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi segitiga seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Fungsi Anggota Sistem Fuzzy Gambar 4. Keluaran kontrol fuzzy Istilah yang digunakan untuk menunjukkan pengaturan waktu interval selajutnya adalah : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Nilai dari keluaran system kontrol fuzzy ini merupakan nilai ternormalisasi dalam range {0,1}. Setelah dilakukan proses fuzifikasi maka selanjutnya dilakukan penentuan knowledge base rules yang berfungsi menghubungkan antara masukan dan keluran fuzzy ditunjukkan pada Tabel 3. Masukan pada kontrol fuzzy ini menggunakan kombinasi operator AND karena fungsi keanggotaannya menggunakan fungsi segitiga. Tabel 3. Fuzzy rule untuk mengatur waktu interval T Masukan Keluaran Data rate Jumlah pesan MRS T MRA Rendah Rendah Sangat rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tabel 4 Fuzzy rule yang digunakan dalam pengaturan T MRA Tingkat data rate Nilai data rate (Kbps) T MRA_DataRate (detik) Tingkat MRS Jumlah MRS T MRA_rq (detik) Interval T MRA _ fuzzy (detik) Rendah 0-100 8 Rendah 0-100 8 4-8 Rendah 0-100 8 Sedang 101-200 4 3-6 Rendah 0-100 8 Tinggi >200 2 2.5-5 Sedang 101-500 4 Rendah 0-100 8 3-6 Sedang 101-500 4 Sedang 101-200 4 2-4 B-19

Sedang 101-500 4 Tinggi >200 2 1.5-3 Tinggi 501-1000 2 Rendah 0-100 8 2.5-5 Tinggi 501-1000 2 Sedang 101-200 4 1.5-3 Tinggi 501-1000 2 Tinggi >200 2 1-2 Uji coba dalam penelitian ini dilakukan dengan mengatur T MRA dengan parameter skenari uji coba Tabel 5 untuk mengatur T MRA, membuat pola trafik jaringan dan pola pergerakan node. Tabel 5. Parameter Skenario Uji Coba Parameter Nilai Parameter Propagation TwoRayGround MAC Layer IEEE 802.11 Mobility model Random Way Point Pola Traffic Constan Bite Rate (CBR) Network Area 1500 X 300 Waktu simulasi 200s Packet Size 512 bytes Constant transmission bandwidth 2 Mbps Gateway 2 Data rate 100Kbps, 500Kbps, 1000Kbps Kecepatan miniman node 1 m/s Kecepatan maksimal node 10 m/s Jumlah Node (n) 10 node 20 node 50 node 100 node Pause Time (p) 2s Nilai ADVERTISEMENT_INTERVAL 2 detik, 4 detik, 8 detik Jumlah MRS Rendah 30 MRS Sedang 100 MRS Tinggi 200 MRS Pada penelitian ini, setiap skenario uji coba dilakukan pengujian lima kali dengan pola pergerakan node yang berbeda. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis packet delivery ratio Data rate 100Kbps pada mobile node 10, 20, 50, dan 100 nilai packet delivery ratio pada pengaturan T MRA menggunakan algoritma fuzzy lebih besar dibandingkan dengan pengaturan T MRA statis. Begitu juga untuk data rate 500Kbps dan 1000Kbps. Peningkatan nilai packet delivery ratio menggunakan fuzzy dibandingkan nilai rata-rata packet delivery ratio pengaturan statis T MRA adalah : - Pada data rate 100Kbps dengan mobile node 20, 50 dan 100 berturut-turut nilai peningkatannya 4,08%, 2,19% dan 9,5% - Pada data rate 500Kbps dengan mobile node 10, 20 dan 100 berturut-turut 10%, 3,1% dab 25,5% - Pada data rate 1000Kbps dengan mobile node 10, 20 dan 50 nilai peningkatannya berturut-turut sebesar 2,9%, 5% dan 39%. Peningkatan nilai packet delivery ratio ini disebabkan pada saat besar data rate meningkat dan jumlah mobile node juga meningkat maka interval T MRA semakin kecil. Dengan demikian, waktu pengiriman dan penerimaan paket dari mobile node dan gateway semakin cepat, sehingga, semakin banyak paket yang terkirim maupun diterima oleh mobile node dan gateway. Jika digambarkan dalam bentuk grafik maka akan terlihat pada Gambar 5, 6 dan 7. B-20

Gambar 5. Packet Deliveri Ratio Pada Saat Data Rate 100 Kbps Gambar 6. Packet Deliveri Ratio Pada Saat Data Rate 500 Kbps Gambar 7 Packet Deliveri Ratio Pada Saat Data Rate 1000Kbps Pada Gambar 5. nilai packet delivery ratio pengaturan T MRA pada saat data rate 100 Kbps mobile node 10 node, bernilai paling kecil sama dengan mengaturan statis T MRA 8 detik. Hal ini disebabkan jumlah node yang sedikit dalam luasan 1500x300m 2 dan interval 8 detik menyebabkan nilai packet delivery ratio yang kecil, karena banyak paket yang hilang atau tidak dapat sampai ke node tujuan. Sedangkan pada saat jumlah node bertambah nilai packet delivery ratio pengaturan T MRA menggunakan algoritma fuzzy lebih besar dari pengaturan T MRA statis. Ini terjadi karena pada saat jumlah MRS meningkat maka interval T MRA diatur semakin kecil, sehingga, banyak paket yang dapat terkirim dan diterima dari dan ke gateway. Pada Gambar 6. menunjukkan bahwa nilai packet delivery ratio pengaturan T MRA menggunakan algoritma fuzzy pada saat jumlah mobile node 50 mempunyai nilai lebih kecil dari pengaturan T MRA statis. Hal ini disebabkan adanya paket yang tidak sampai ke node tujuan karena terlalu lama dalam antrian. Pada Gambar 7 pada pengaturan T MRA menggunakan fuzzy saat mobile node bertambah dan data rate meningkat maka interval T MRA diatur semakin kecil. Hal ini menyebabkan semakin banyak paket yang dibangkitkan. Dengan demikian dengan bertambahnya paket yang diterima dan yang harus direspon oleh gateway serta dengan kapasitas buffer dan batas waktu pengiriman yang terbatas maka akan banyak paket yang hilang. 4.2 Analisis routing overhead Besar nilai routing overhead ini dipengaruhi oleh seberapa banyaknya node mencari rute ketika terjadi packet data drop karena node tujuan tidak ditemukan dan juga karena kapasitas antrian terlampaui. Kinerja jaringan dinyatakan baik jika nilai routing overhead kecil. Menurunnya nilai routing overhead ini disebabkan interval T MRA disesuaikan dengan jumlah MRS yang diterima oleh gateway sehingga pada saat jumlah MRS yang diterima meningkat dan meninjau besar data ratenya maka intervalnya akan diperkecil. Penurunan nilai routing overhead pada pengaturan T MRA menggunakan fuzzy dibandingkan dengan T MRA statis adalah : - Pada data rate 100Kbps mobile node 50 dan 100 berturut-turut 9,03% dan 32,9% - Pada data rate 500Kbps mobile node 20, 50 dan 100 berturut-turut 4,9%, 3,1% dan 0,24% - Pada data rate 1000Kbps mobile node 10, 20 dan 100 penurunannya sebesar 8,53%, 12,33% dan 26,06% B-21

Gambar 4.17 Hasil Analisis Routing Overhead Pada Data Rate 100Kbps Gambar 4.18 Hasil Analisis Routing Overhead Pada Data Rate 500Kbps Gambar 4.19 Hasil Hasil Analisis Routing Overhead Pada Data Rate 1000Kbps 5. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil uji coba dan analisis penelitian yang dilakukan terhadap metode yang diusulkan adalah : 1. Dari hasil uji coba pengaturan T MRA menggunakan algoritma fuzzy menujukkan bahwa nilai packet deliveri ratio meningkat pada data rate 100Kbps sebesar 2,19% sampai 9,5, pada data rate 500Kbps meningkat dari 3,1% sampai 25,5%, dan pada data rate 1000Kbps meningkat dari sampai 2,9% sampai 39%. 2. Besar routing overhead menurun pada saat data rate 100Kbps dan jumlah mobile node 50 dan 100 node berturut-turut menurun sebesar 9,03% dan 32,9%, pada data rate 500Kbps dengan jumlah mobile node 20, 50 dan 100 node penurunannya berturut-turut sebesar 4,9%, 3,1%, dan 0.24%, serta pada data rate 1000Kbps dan pada jumlah mobile node 10, 20, dan 100 node penurunannya berturut-turut sebesar 8,53%, 12,33%, dan 26,06%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kinerja jaringan masih dapat ditingkatkan dengan mengadaptifkan time to life dari node disesuaikan dengan kondisi trafik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kecepatan pergerakan node yang beragam dan pada mode pergerakan node yang lain. DAFTAR PUSTAKA Abduljalil, Fekri M., Bodhe, Shrikant K., (2007), A Survey Of Integrating Ip Mobility Protocols And Mobile Ad hoc Networks, IEEE Communications Surveys & Tutorials 1st Quarter Cabrera Alicia T., Villalobos, Bernardo Ruiz, Casilari, Eduardo, (2007), Adaptive Gateway Discovery in Hybrid MANETs, ASWN University of Cantabria - Santander Chakeres, I.D., Belding-Royer, E.M., (2002), The utility of hello messages for determining link connectivity, IEEE Corson, M.Scott, Macker, Joseph P. & Ciricione, Gregory H., (1999), Internet-based Mobile Ad hoc Networking, IEEE Internet Computing Magazine, July/Aug Hamidian A., U. Korner, and A. Nilsson, (2003), A Study of Internet Connectivity for Mobile Ad hoc Networks in NS2, Department of Communication Systems, Lund Institute of Technology, Lund University, January. Lee J, D. Kim, J. J. Garcia-Luna-Aceves, Y. Choi, J. Choi and S. Nam, (2003) Hybrid gateway Advertisement Scheme for Connecting Mobile Ad hoc Networks to the Internet, Proceedings of the 57 th IEEE VTC 2003, Korea, pp. 1991-195, April. Meeneghan P. dan Delaney D., (2004), An Introduction to NS, Nam and OTcl scripting, National University of Ireland, Maynooth, Co. Kildare, Ireland. Department of Computer Science Technical Report Series. Naaz Saba, Chandra Pravin, (2010), A Survey of Gateway Discovery Mechanism in Ad hoc Network, Proceedings of the 4th National Conference; INDIACom- B-22

Passino, Kevin M. & Yurkovich, Stephen, (1998), Fuzzy Control, Addison Wesley Longman, Inc, Perkins C.E dan Royer E.M, (2000), Ad hoc On Demand Distance Vector Protocol. Ad hoc Networking, AddisonWesley Ruiz, Pedro M, Ros, Francisco J., Skarmeta, Antonio Gomez, (2005), Internet Connectivity for Mobile Ad hoc Networks : Solutions and Challenges, IEEE Communications Magazine October Ratanchandani P, and R. Kravets, (2003), A Hybrid Approach to Internet Connectivity for Mobile Ad hoc Networks, in Proceedings of the IEEE WCNC 2003, New Orleans, USA, vol. 3, pp. 1522-1527, March. U. Jonsson, F. Alriksson, T. Larsson, P. Johansson, and G.M. Maquire, (2000), MIPMANET: Mobile IP for Mobile Ad hoc Networks, Proceedings of IEEE/ACM Workshop on Mobile and Ad hoc Networking and Computing, Boston, MA USA, pp. 75-80, August Yuste, A. J., Triviño A., Trujillo, F.D., & Casilari, E., (2010), Improved Scheme for Adaptive Gateway Discovery in Hybrid MANET, IEEE Yuste, A. J., Triviño A., Trujillo, F.D., Casilari, E., & Diaz-Estrella, A., (2009), An Adaptive Genetic Fuzzy Control Gateway Discovery To Interconnectect Hybrid MANETs, IEEE Ye, Zhenzhen & Abouzeid, Alhussein A., 2008, A Unified Model For Joint Throughput-Overhead Analysis Of Mobile Ad hoc Networks, ACM Proceeding MSWiM '08 Zhuang, Lin, Liu, Yuanan, Kaiming Liu, Zhai, Linbo, & Yang, Ming, 2009, A Hybrid Internet Gateway Discovery Scheme in Mobile Ad hoc Networks, IEEE B-23