BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya. wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan.

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

BAB II PENGESAHAN ANAK LUAR KAWIN DARI PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN PARTICULARS OF MARRIAGE

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

BAB I PENDAHULUAN. yang sekaligus juga merupakan harapan bangsa. Orang tua adalah orang pertama

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. suami istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat 2. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

JURNAL ILMIAH PROSES PELAKSANAAN PENETAPAN PENGADILAN TERHADAP PERMOHONAN AKTA KELAHIRAN ANAK LUAR KAWIN. ( Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Mataram )

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1 Oleh : Dirga Insanu Lamaluta 2

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. batasan mengenai anak sah, yaitu dalam pasal 42 disebut bahwa anak

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus dijaga dan dibina, karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup dan identitas dirinya sebagai upaya perlindungan hukum. Upaya perlindungan hukum terhadap anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni dengan memberikan identitas diri anak sejak lahir. Pemberian identitas anak dilakukan dengan cara pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non diskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak. Kelahiran seseorang merupakan peristiwa penting dan setiap anak yang baru lahir hendaknya harus dicatatkan ke kantor catatan sipil dengan segera, sekalipun anak tersebut lahir tanpa kehadiran seorang ayah (anak di luar nikah) karena hal itu sangat penting bagi kelangsungan hidupnya kelak di masa depan. Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah mengatur bahwa anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Ketentuan ini dipertegas pula dengan ketentuan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia bahwa 1

2 anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya. Juga tentang hak waris anak tersebut hanya bisa menjadi ahli waris dari ibu dan keluarga ibu. Sekalipun akta kelahirannya kurang lengkap, namun sesungguhnya memiliki kekuatan hukum yang sama dengan akta kelahiran dari anak yang di lahirkan dalam perkawinan yang sah. Dalam prakteknya akta tersebut dapat di gunakan dalam berbagai kepentingan bagi setiap orang adapun kegunannya sampai sekarang ini disamping untuk administrasi penduduk juga mengenai status anak, memasuki sekolah, pembuktian di muka sidang selain itu juga akta kelahiran juga mempunyai arti yang sangat penting. Undang-undang Perkawinan, mengenal dua macam status anak yaitu anak sah dan anak luar kawin, sebagaimana dijelaskan di dalam Pasal 42 Undangundang Perkawinan menyebutkan bahwa anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. Undang-undang ini tidak menyebutkan adanya suatu tenggang waktu untuk dapat menentukan keabsahan seorang anak. Sementara kedudukan anak luar kawin terdapat dalam Pasal 43 Undang-undang Perkawinan, menyebutkan bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Perbedaan pokok seperti tersebut di atas membawa konsekuensi lebih lanjut dalam hukum. Kedudukan anak luar kawin didalam hukum ternyata adalah inferieur (lebih jelek atau rendah) dibanding dengan anak sah. Anak sah pada asasnya berada di bawah kekuasaan orang tua, sedangkan anak luar kawin berada

3 di bawah perwalian. Hak bagian anak sah dalam pewarisan orang tuanya lebih besar dari pada anak luar kawin dan hak anak luar kawin untuk menikmati warisan melalui surat wasiat dibatasi. 1 Pencatatan kelahiran merupakan hal yang penting dalam registrasi dan administrasi kependudukan, yang selama ini masalah tersebut kurang mendapat perhatian di masyarakat, ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya mempunyai akta kelahiran, akta kelahiran ini menjadi syarat awal seseorang untuk memiliki beberapa surat penting seperti Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan dalam prosedur pembuatan akta kelahiran anak di luar nikah dan anak yang lahir dalam pernikahan, keduanya sama-sama bisa mengurus akta kelahiran. Akta kelahiran memuat secara lengkap dan cermat tentang berbagai hal yang harus ditulis dalam akta tersebut, bila tidak memuat secara lengkap dan benar maka akta kelahiran itu tidak dapat dibenarkan dan harus dibetulkan. Mengenai pembetulan ini harus dilakukan oleh Pegawai Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, tidak boleh kita sendiri yang melakukannya. Dengan demikian akan dapat diketahui dalam akta kelahiran apakah anak itu sah atau anak diluar kawin. Akta kelahiran merupakan awal dari pencatatan terhadap diri seseorang dimata Hukum Indonesia. Bagi seorang anak, akta kelahiran merupakan bukti bahwa orang tua secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk 1 J Satrio, Hukum Keluarga Tentang Kedudukan Anak Dalam Undang-Undang, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 110.

4 memberikan perlindungan hukum terhadap anak. Hal ini sesuai isi pasal 5 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyebutkan bahwa, setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Menurut hukum perdata seorang anak sah (Weetig Kind) ialah anak yang dianggap lahir dari perkawinan yang sah antara ayah dan ibunya, dan kepastian seorang anak sungguh-sungguh anak ayahnya tentunya sangat sulit diketahui dan didapatkan. Anak yang lahir diluar nikah hanyalah korban atas apa yang dilakukan kedua orang tua biologisnya, oleh karena itu seorang anak tidak harus tidak memiliki akta kelahiran padahal akta kelahiran sangatlah penting, Bagi kelangsungan hidup anak, sehingga jika seorang anak di lahirkan diluar nikah tidak bisa mendapatkan akta kelahiran bagaimana ia bisa melanjutkan kehidupanya, sementara banyak hal yang berhubungan dengan administrasi membutuhkan identitas. 2 Mengingat pentingnya akta kelahiran ini, seorang anak haruslah mempunyai akta kelahiran kendati ia adalah anak diluar kawin, hal ini di karenakan karna sebuah akta kelahiran merupakan sebuah akta otentik yang akan menjadi alat bukti atau dasar hukum yang kuat jika terjadi masalah dikemudian hari. Dasar hukum dari pembuatan akta kelahiran sendiri telah jelas yakni di atur dalam UU No 23 Thn 2006 tentang administrasi kependudukan Yakni pasal 27, dan 28. 2 http : // situbondo.go.id/pemda/index 2.h.p.h?option.com-content & do-pdf=131 d=1216

5 Pasal 27 yang berbunyi: (1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tejadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran. (2) Berdasarkan laporan sebagaimana di maksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Pasal 28 yang berbunyi: (1) Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asalusulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari kepolisian. (2) Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh Instansi Pelaksana. 3 Sebagaimana dimaksudkan bahwa akta kelahiran itu dapat membuktikan bahwa orang tersebut telah mencapai umur tertentu sebagaimana ditentukan oleh Undang- Undang agar dia dapat melakukan suatu perbuatan hukum tertentu, misalnya perkawinan. Akta kelahiran juga dapat dijadikan sebagai jati diri orang tersebut, jati diri itu dapat diperoleh sebab suatu akta akan mencantumkan dengan jelas tentang hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran serta ditegaskan pula nama orang tua yang melahirkannya. Akta kelahiran diperuntukkan bagi seluruh warga Indonesia yang tunduk pada Staats blad 1849 nomor 25 dan Sttats blad 1971 nomor 130 Jo 1913 nomor 81. Akta ini di keluarkan karena anak yang lahir sebelum kedua orang tuanya 3 UU RI No 23 thn 2006, Tentang Administrasi Kependudukan.

6 melangsungkan perkawinan yang sah menurut hukum Negara, namun tidak berarti kedua orang tuanya tidak melangsungkan pernikahan, hanya saja perkawinannya dilakukan secara hukum adat yang berlaku padanya. 4 Apabila anak yang lahir tersebut adalah anak luar kawin secara hukum, maka bapaknya terputus ikatan kekeluargaanya secara perdata kepada anak yang dilahirkan tersebut, jadi hanya terikat pada ibunya saja. Akta kelahiran anak tersebut dapat diterbitkan oleh Catatan Sipil, dalam akta dimaksud tidak dicantumkan nama bapaknya, yang dicantumkan hanyalah nama ibunya dan nama anak yang didaftarkan pencatatannya. Pada prinsipnya Hubungan antara ibu dan anak terjadi dengan sendirinya karena kelahiran, kecuali apabila anak itu "overspelig atau bloedsrhenning (anak zinah). Antara ayah dan anak hanya terjadi hubungan perdata karena pengakuan (Pasal 280 KUHPerdata). 5 Maka isi yang tertera dalam akta kelahiran anak sah berbeda dengan anak yang lahir diluar kawin, isi akta kelahiran anak sah adalah nama anak itu sendiri, bapak dan ibu yang melahirkan, tanggal tempat anak itu dilahirkan, sedangkan anak luar kawin hanya mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya, ayahnya sudah terputus atau kemungkinan ayahnya tidak ada atau tidak diketahui keberadaanya yang ada hanya anak itu sendiri. Padahal setiap anak wajib mempunyai akta kelahiran karena untuk memenuhi, hak anak itu sendiri misalnya untuk persyaratan masuk sekolah dan lain-lain. Bagaimana anak 4 http : //www.requestartikel.com 5 Hartono Soerjopratignjo, Hukum Waris Tanpa Wasiat, Seksi Notariat Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1983, hlm. 17

7 luar kawin tersebut dapat memperoleh akta, inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengamati, mempelajari dan memahami mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses perolehan akta kelahiran terutama untuk anak yang lahir di luar kawin untuk memperoleh akta. Oleh karena itu penulis lalu menuangkannya dalam penulisan hukum dengan judul: PROSES PEROLEHAN AKTA KELAHIRAN ANAK LUAR KAWIN DAN AKIBAT HUKUM DALAM PENGGUNAAN AKTA TERSEBUT B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena rumusan masalah ini memberikan arahan yang penting dalam membahas masalah yang diteliti, sehingga penelitian dapat dilakukan secara sistematis dan juga terarah dengan sasaran yang ditentukan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana proses perolehan akta kelahiran anak luar kawin? 2. Bagaimana keabsahan akta tersebut dan akibat hukum dari penggunaan akta tersebut? 3. Kendala apa saja yang terjadi dalam perolehan dan penggunaan akta tersebut?

8 C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui upaya upaya apa yang dapat dilakukan, berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses perolehan akta kelahiran anak luar kawin tersebut. 2. Untuk mengetahui keabsahan dan penggunaan serta akibat hukum dari akta kelahiran tersebut. 3. Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam perolehan dan penggunaan akta tersebut. D. Manfaat Penelitian Adapun penelitian berguna dan memberikan manfaat bagi penulis sendiri pada khususnya maupun bagi pihak lain atau pembaca pada umumnya. Manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan adanya penulisan skripsi ini, maka penulis berharap penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan khususnya hukum perdata yang menyangkut mengenai proses perolehan akta kelahiran anak luar kawin dan akibat hukumnya dalam penggunaan akta tersebut.

9 2. Bagi Masyarakat Dari hasil penulisan skripsi ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca/masyarakat sehingga pembaca/masyarakat mengetahui bagaimana cara atau prosedur mendapatkan akta kelahiran bagi anak luar kawin dan akibat hukumnya dalam penggunaan akta tersebut. 3. Bagi Penulis Dengan ditulisnya skripsi ini semoga dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum khususnya hukum perdata mengenai proses perolehan akta kelahiran bagi anak luar kawin dan akibat hukum dalam penggunaan akta taersebut. E. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian metode merupakan salah satu faktor suatu permasalahan yang akan dibahas, dimana metode penelitian merupakan cara utama yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketelitian jumlah dan jenis yang akan dicapai. Sebagai suatu karya ilmiah, penelitian ini mempunyai tujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis metodologis, dan konsisten dalam penelitian hukum suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada sistematika dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisanya. 6 6 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, FH UMS, hal 3.

10 Metode penelitian hukum ini tidak terlepas dari metode penelitian yang digunakan sebagai cara kerja dalam penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan Normatif Sosiologis yakni karena dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh asas-asas hukum, kaedah hukum yang berhubungan dengan proses perolehan akta kelahiran anak luar kawin dan akibat hukum dalam penggunaan akta tersebut sehingga dapat diketahui kedudukan hukum (legalitas) dari akta kelahiran yang dimiliki oleh anak luar kawin. 2. Jenis Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subyek dan/atau objek penelitian sebagaimana adanya. 7 Sehingga penelitian diskriptif ini bertujuan untuk memberikan data seteliti mungkin secara sistematis dan menyeluruh mengenai proses perolehan akta kelahiran terhadap anak yang lahir di luar kawin. 3. Sumber Data Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan data sebagai berikut: 7 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, cetakan ketiga, Jakarta: UI Press, hlm 12.

11 a) Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: 1. Bahan Hukum Primer a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata b) Undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak c) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia d) Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan e) Undang undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan f) Kompilasi Hukum Islam g) Yurisprudensi 2. Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang berasal dari bahan pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari buku-buku bacaan, artikel ilmiah, dan hasil penelitian hukum yang ada hubungannya dengan proses perolehan akta kelahiran bagi anak yang lahir di luar kawin.

12 b) Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dengan cara terjun langsung ke obyek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. 1. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, maka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Surakarta dan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Surakarta. 2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek adalah: a) Hakim yang pernah memeriksa perkara tentang penetapan akta kelahiran bagi anak yang lahir di luar kawin. b) Ketua dan Staf Lembaga Catatan Sipil yang berkompeten untuk menjelaskan tentang proses mendapatkan akta bagi anak yang lahir di luar kawin. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang digunakan diatas, maka penulis akan menggunakan data sebagai berikut: a) Studi Kepustakaan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang

13 dilakukan dengan cara menginventarisasi dan mempelajari kedua bahan hukum tersebut diatas. b) Studi Lapangan Yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian secara langsung pada objek penelitian adalah dengan cara : 1. Observasi Observasi ialah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau sekelompok manusia sebagaimana terjadi dalam kenyataannya dan mendapatkan deskripsi yang relatif lengkap mengenai kehidupan sosial dan salah satu aspek. 8 2. Interview (wawancara) Wawancara ialah cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai, dan merupakan proses interaksi dan komunikasi. 9 Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau keterangan terhadap orang-orang yang dianggap mengetahui dan dimungkinkan diperoleh data yang 8 ibid. hlm. 16 9 Kenny Hanitijo Soemitro, Metode Penulisan Hukum dan Juri Metri. Semarang : Ghalia Indonesia, 1998, hlm. 57.

14 berguna dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dan Staf Lembaga Catatan Sipil Surakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tata cara pegambilan sample dengan quota sampling yaitu bahwa pengambilan sample ini tidak semua individu diambil sebagai sample. Namun sebagian dengan kriteria bahwa seseorang tersebut berkompenten untuk diwawancarai tentang pembuatan akta kelahiran bagi anak yang terlambat mendaftarkan kelahirannya sehingga dapat diambil kesimpulan sesuai dengan obyek yang diteliti. Adapun yang dijadikan sample adalah Hakim yang pernah memeriksa perkara tentang penetapan akta kelahiran karena keterlambatan dalam mendaftarkan kelahiran dan Staf Lembaga Catatan Sipil Surakarta yang berkompeten untuk menjelaskan tentang proses perolehan akta kelahiran bagi anak yang lahir di luar kawin. 5. Analisis Data Metode analisis data yang sesuai dengan penelitian deskriptif adalah dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif, yaitu analisis data mengungkapkan dan mengambil kebenaran yang diperoleh dari kepustakaan dan penelitian lapangan yaitu dengan mengabungkan antara

15 peraturan-peraturan, yurisprudensi, buku-buku ilmiah yang ada hubungannya dengan proses pembuatan akta kelahiran terhadap anak yang lahir di luar kawin, dengan pendapat responden yang diperoleh dengan secara observasi dan interview, kemudian dianalisis secara kualitatif sehingga mendapatkan suatu pemecahannya, sehingga dapat ditarik kesimpulan. F. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pemahaman dan untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi skripsi, penulis menjabarkan bentuk sistematika skripsi. Dengan demikian dapat diketahui kaitan-kaitan yang ada dalam dalam pembahasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang akta kelahiran 1) Pengertian akta kelahiran

16 2) Macam-macam akta kelahiran 3) Syarat dan Fungsi akta kelahiran B. Tinjauan umum tentang anak luar kawin 1) Pengertian anak sah dan anak luar kawin 2) Hubungan antara akta kelahiran dan anak luar kawin dalam mendapat akta C. Lembaga Yang Berwenang Menerbitkan Akta Kelahiran D. Prosedur Perolehan Akta Kelahiran Bagi Anak Luar Kawin BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Perolehan Akta Kelahiran Anak Luar Kawin B. Keabsahan akta dan akibat hukum dari penggunaan akta tersebut C. Kendala Yang Terjadi Dalam Perolehan Dan Penggunaan Akta Tersebut BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN