BAB I PENDAHULUAN. semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam mendukung secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sutrisno

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan atau disingkat SMK merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tujuan pendidikan. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan didesain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

LATAR BELAKANG PENELITIAN

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan motivasi

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah dalam proses belajar dan pembelajaranperlu ditangani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi pada

PENERAPAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan bantuan teknologi, terutama teknologi informasi. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan bersaing di pasar global. Di SMK, siswa tidak hanya dibekali ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan, di mana pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Oleh: Jatmika Alif Nurhidayatullah, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era dimana seluruh aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik,

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model yang bersifat konvensional dinilai kurang efektif dalam meningkatkan prestasi serta motivasi siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang menitik beratkan pada proses pembelajaran praktikum idealnya didukung dengan sarana prasarana yang memadai seperti laboratorium praktek, alat-alat praktek, dll semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan semakin mendukung proses pembelajaran yang baik dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru dengan siswa dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu pihak sekolah selaku pengelola wajib menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk keberlangsungan proses pembelajaran yang baik, namun pada kenyataannya pihak sekolah dihadapkan dengan masalah alat praktek yang sensitive dan mudah rusak apabila digunakan oleh yang bukan ahlinya, sehingga pihak sekolah 1

2 menerapkan kebijakan untuk siswa tingkat pemula hanya boleh melihat kegiatan praktikum tersebut dari demonstrasi yang dilakukan ahlinya dalam hal ini guru, dan itu pun tidak bisa di lakukan terlalu sering dalam sekali praktek, ini terkait dengan sifat alat dan bahan praktek tersebut yang sensitive dan mudah rusak apabila terlalu sering di bongkar pasang seperti komponenkomponen komputer. Penomena ini membuat proses pembelajaran di sekolah tidak berjalan dengan maksimal, sehingga dampaknya siswa sulit untuk memahami dan mengingat apa yang guru demonstrasikan. Seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) IKA KARTIKA Kadungora Garut. Berdasarkan Data yang penulis himpun dari hasil wawancara, di SMK Ika Kartika Kadungora Garut, sebagai berikut : 1. Terdapat dua jurusan di SMK Ika Kartika Kadungora Garut, yaitu jurusan TSM (teknik sepeda motor) dan TKJ (teknik computer jaringan). 2. Khusus pada jurusan TKJ, dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa menghadapi hambatan dalam proses praktek merakit komputer. 3. Siswa merasa kurang mendapat informasi atau pesan dalam kegiatan praktek, dan juga siswa kurang mendapat pengalaman dalam melakukan perakitan computer, sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa yang dibawah KKM.

3 4. Dalam kegiatan praktek guru tidak leluasa dalam mendemonstrasikan cara merakit computer, dikarenakan sifat alat yang sensitif apabila terlalu sering di bongkar pasang akan cepat rusak. Ditambah ada kebijakan dari pihak sekolah jikalau ada alat atau bahan praktek yang rusak maka itu tanggung jawab guru dan siswa yang sedang praktek tersebut. Bedasarkan hasil wawancara diatas, Di SMK Ika Kartika Kadungora Garut terdapat dua program studi keahlian yaitu Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Sepeda Motor. Khususnya pada jurusan Teknik Komputer Dan jaringan, siswa harus menguasai kompetensi Merakit Personal Komputer sebagai dasar kompetensi kejuruan agar dapat mendukung materi-materi yang lebih lanjut, karenanya kegiatan praktek merakit komputer seharusnya dilakukan secara maksimal dengan menggunakan berbagai macam alat praktek yang memadai, akan tetapi pada kenyataannya fasilitas untuk praktek merakit komputer yaitu sebuah PC dan alat alat yang lainya yang dapat di bongkar pasang hanya ada satu unit, ditambah adanya kebijakan dari pihak sekolah apabila ada kerusakan terhadap alat dan bahan peraktek, akan menjadi tanggung jawab siswa. Dampaknya, suasana pembelajaran tidak kondusif, komunikasi antara guru dan siswa tidak berjalan dengan baik dalam hal melakukan praktek, karena terbebani dengan kebijakan dari sekolah tersebut, guru hanya dapat mendemonstrasikan cara merakit komputer beberapa kali saja, sedang kan

4 siswa hanya diperbolehkan melihat demontrasi yang dilakukan guru tanpa diperbolehkan mencoba secara langsung kegiatan praktek tersebut, karena dikhawatirkan terjadinya human error dalam proses perakitan pada komponen PC yang sangat sensitive, apabila terlalu sering dilakukan bongkar pasang bisa mengakibatkan kerusakan pada alat dan bahan praktek. Sehingga dirasakan perlunya pembaharuan dalam model dan juga media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang baik dengan ditunjang suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru dengan siswa dapat berjalan dengan baik. Karena itu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Factor factor tersebut diantaranya adalah adanya sumber daya manusia, daya dukung peralatan serta perangkat kebijakan. Dari semua faktor tersebut akhirnya akan bermuara pada tujuan akhir proses pendidikan yaitu kelancaran proses belajar mengajar (T.Russefendi, 1991;9). Media pembelajaran mempunyai peranan sama pentingnya dengan faktor-faktor pendidikan yang lain, namun terkadang kurang diperhatikan oleh guru. Padahal pemilihan media yang tepat, yaitu yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pembelajaran (Sunyoto, 2006).

5 Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media sering juga disebut dengan istilah mediator yang berarti media menunjukkan fungsi atau perannya mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Dalam suatu proses pembelajaran yang baik dan berkualitas, ada beberapa komponen yang sangat menentukan, antara lain tujuan pembelajaran, bahan belajar, metodologi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam metodologi pembelajaran ada dua aspek yang amat penting yaitu model pembelajaran dan media pembelajaran (Nana Sudjana dan Akhmad Rivai 2001:1). Kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lainnya, Pemilihan salah satu model pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Atas dasar ini lah media pembelajaran dengan menggunakan komputer dipilih dengan asumsi bahwa komunikasi dalam proses pembelajaran akan lebih bermakna dan menarik perhatian siswa serta memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan media komputer sebagai media belajar bagi siswanya adalah CAI (komputer assisted instruction).

6 Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmad Wisnu Mulyadi (2011) dengan judul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa bahwa hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar siswa Berdasarkan hasil angket motivasi belajar, penggunaan multimedia CAI instructional games dinilai dapat meningkatkan motivasi belajar siswa didasarkan pada selisih hasil angket motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia instructional games, yakni terdapat peningkatan sebesar 6.016%. Pemanfaatan model pembelajaran CAI (computer assisted instruction) dalam pembelajaran tentunya menjadi sebuah inovasi dalam dunia pendidikanproses pembelajaran. Pemanfaatan komputer sebagai sarana pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang sangat positif karena memiliki sifat yang representatif dan interaktif. Selain itu komputer bisa menjadi sarana alternative dari pembelajaran yang menggunakan papan tulis dan kapur tulis. Dengan power point misalnya, Seorang guru dapat menyulut minat para siswa terhadap pelajaran lewat potongan film dan foto-foto yang di sertakan didalam materi, dan bahkan berhubungan dengan internet. (Gates, 2000) Banyak teori-teori belajar yang berupaya menguraikan cara belajar tiap individu. Kebanyakan dari teori-teori tersebut mengidentifikasikan atributatribut yang hampir sama. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa cara-cara belajar setiap individu dalam memperoleh informasi pembelajaran itu

7 berbeda. Uraian yang paling sederhana, ada orang yang belajarnya lebih baik dengan cara membaca, ada yang belajarnya lebih baik dengan mendengarkan, ada yang memperhatikan orang lain mengerjakan tugas, ada pula yang balajarnya lebih baik jika terjun langsung untuk mengerjakan tugas. Seperti yang tertuang di dalam buku Quantum Teaching Magnesen (1983) yang dikutip dari DePorter menyatakan bahwa daya tangkap seorang siswa, 10% dari apa yang dibaca; 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang dilakukan. Berpijak kepada konsep Magnesen, bahwa pembelajaran dengan mempergunakan teknologi audiovisual sebagai media pembelajaran akan meningkatkan kemampuan belajar siswa sebesar 50% daripada tanpa mempergunakan media. Selain itu, apabila dalam penyampaian pelajaran seorang guru selalu menggunakan model yang konvensional dan dilakukan terus-menerus tanpa adanya variasi dalam pembelajaran, dapat dimungkinkan akan menemui kejenuhan karena tidak ada warna baru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Semua orang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda selain kepribadian dan pengalaman hidup yang berbeda-beda sehingga proses pembelajaran diharapkan dapat memotivasi bukan malah sebaliknya mendemotivasi cara belajar siswa. Dipilihnya model pembelajaran CAI (computer assisted instruction) dengan pendekatan tutorial dalam penelitian ini salah satunya ditilik dari

8 karakteristik penggunaan media komputer dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran model CAI (computer assisted instruction) dengan pendekatan tutorial memungkinkan penggunanya untuk mengatur sendiri laju pembelajaran, mengulang secara akurat dan konsisten ataupun mempercepat bagian yang dirasa sudah dikuasai, sehingga mampu berjalan sesuai dengan kemampuan pengguna (siswa). Diharapkan dengan begitu pembelajaran model CAI (computer assisted instruction) dengan pendekatan tutorial ini bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Atas dasar itulah maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION) MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah membuat media pembelajaran CAI (Computer Assisted Instructions) model tutorial untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran merakit Personal Komputer di SMK Ika Kartika Kadungora Garut?

9 2. Apakah terdapat perbedaan peningkaan prestasi belajar antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkannya media pembelajaran CAI (Computer Assisted Instructions) model tutoria? C. Batasan Masalah sebagai berikut : Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan penelitian 1. Dalam penelitian ini, digunakan komputer sebagai media pembelajaran dengan memampilkan multimedia tutorial sebagai interface antara bahan ajar dengan siswa sebagai kelengkapan madia pembelajaran CAI (Computer Assisted Instructions) model Tutorial. 2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan pada ranah kognitif (C1, C2 dan C3), yang diperoleh berdasarkan selisih hasil tes pada sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah dilakukan pembelajaran (posttest) yang kemudian diolah dengan menggunakan gain ternormalisasi. 3. Media dalam penelitian ini adalah dalam bentuk perangkat lunak komputer dalam model Tutorial yang dibuat dengan menggunakan program Macromedia flash 8 dan program pendukung lainnya seperti, Ulead Video Maker, Photoshop CS3, dll. 4. Pengamatan dilakukan kepada kelas X TKJ SMK Ika Kartika Kadungora Garut.

10 D. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan persepsi dalam penggunaan istilahistilah yang digunakan dalam penelitian ini maka disusunlah definisi operasional sebagai berikut: 1. CAI (Computer Assisted Instructions) merupakan salah satu model pembelajaran dimana model ini memanfaatkan komputer sebagai media belajar bagi siswanya 2. Multimedia Pembelajaran Interaktif merupakan program/software yang dibuat oleh penulis sebagai media pembelajaran CAI model tutorial dimana proram ini menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari teks, grafis, audio, dan interaktivitas yang diprogram berdasarkan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran. Dan dikhususkan untuk mata pelajaran Produktif SMK kelas X pada sub bahasan Merakit Personal Komputer. 3. Prestasi Belajar Siswa merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam pembelajaran. Prestasi belajar siswa sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami pembelajaran, dan dapat diukur melalui evalusi pembelajaran. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa

11 yang ditunjukan dengan hasil belajar berupa nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran, setelah siswa mengalami perlakuan. E. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana mengembangkan media pembelajaran CAI (Computer Assisted Instructions) model tutorial untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran merakit Personal Komputer di SMK Ika Kartika Kadungora Garut. 2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkannya media pembelajaran CAI (Computer Assisted Instructions) model tutoria. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi siswa a. Siswa lebih termotivasi dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran karena memperoleh pengalaman baru dengan menggunakan multimedia interaktif

12 b. Siswa lebih mengenal perangkat-perangkat komputer dan cara merakitnya. c. Dengan multimedia interaktif diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi Guru a. Memberikan informasi mengenai cara pembelajaran dengan bantuan multimedia interaktif. b. Dengan multimedia interaktif ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah guru dalam pembelajaran. c. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan bahan masukan bagi guru dalam pembelajaran mata pelajaran Produktif di SMK. 3. Untuk Sekolah a. Memberikan sumbangan kepada sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi Peneliti a. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya dalam mengembangkan suatu multimedia interaktif. b. Mengetahui penerapan multimedia interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. G. Hipotesis

13 Berdasarkan pada rumusan masalah, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis Nol (H 0 ) = Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan media pembelajaran CAI model tutorial. Hipotesis Kerja (H 1 ) = Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan media pembelajaran CAI model tutorial.