PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Segiempat

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI TABUNG DAN KERUCUT DI KELAS IX SMP NEGERI 31 SURABAYA

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PEER LESSON

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KARTU ARISAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

QUICK ON. Disusun Oleh:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. atau biasa disebut Quasi Eksperimen. Karena pada peneletian ini, peneliti hanya

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII A SMP N 3 Sewon yang

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN METODE KUMON PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI SMAN-1 KRIAN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bilangan Bulat

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Budi Santoso 1, Susanah 2 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email : budisantoso_8@yahoo.co.id 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang tepat diperlukan agar siswa semangat dalam pembelajaran matematika dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Quick on the draw adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal, hasil belajar siswa, aktivitas siswa, interaksi siswa dalam kelompok, dan respons siswa pada pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Hasil analisis data menunjukkan: (1) kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal berubah-ubah dari kartu soal 1 ke kartu-kartu soal berikutnya; (2) nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,3; (3) siswa tergolong aktif selama pembelajaran dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada kelompok aktivitas aktif adalah 75,85%, selanjutnya aktivitas siswa yang dominan adalah menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru; (4) interaksi siswa dalam kelompok yang dominan dilakukan adalah meminta bantuan dan menyampaikan ide/pendapat; dan (5) respons siswa terhadap pembelajaran matematika draw adalah positif. Kata kunci: pembelajaran matematika, strategi quick on the draw 1 PENDAHULUAN Matematika adalah disiplin ilmu yang cukup dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti berinteraksi dengan siswa, sebagian besar siswa menilai bahwa mata pelajaran yang cukup sulit adalah matematika. Anggapan siswa tersebut sebenarnya sangat keliru karena pada dasarnya setiap ilmu yang dipelajari dengan sungguhsungguh, tidak akan ada kata sulit. Dalam hal ini, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diperlukan dalam menumbuhkan semangat siswa dalam belajar matematika dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Selanjutnya, Mularsih (21:67) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana dalam rangka membantu siswa dalam usaha belajarnya untuk mencapai setiap tujuan belajarnya. Pada pembelajaran matematika, jika strategi pembelajaran yang digunakan tepat dan menarik, siswa akan antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Meskipun sekarang sudah diterapkan strategi pembelajaran yang inovatif, dalam praktiknya pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama siswa cenderung konvensional sehingga siswa mudah merasa bosan dan tidak bergairah dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang digunakan terkesan monoton dan kurang bervariasi. Slameto (23:65) mengatakan Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Dalam hal ini, strategi quick on the draw adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk membuat siswa bergairah dalam pembelajaran matematika. Quick on the draw merupakan sebuah aktivitas siswa dalam kerja kelompok dengan memperhatikan unsur kecepatan. Sebagaimana dikemukakan oleh Ginnis (28:163) bahwa quick on the draw adalah sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Ciri utama pada strategi quick on the draw adalah adanya kerja kelompok serta suasana pembelajaran yang menyenangkan di mana siswa tidak hanya duduk diam di tempat, tetapi siswa dapat bergerak dalam mengambil kartu soal dan menyerahkan jawaban. Strategi quick on the draw dapat diterapkan untuk semua materi dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini, dipilih materi garis dan sudut dengan kompetensi dasar memahami sifat-

sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain pada kelas VII semester 2 karena materi tersebut merupakan materi dasar geometri di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bird (24:124) menyatakan geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang, dan ruang. Dapat dikatakan bahwa materi garis dan sudut menjadi materi pokok geometri yang harus dikuasai oleh siswa sebelum melangkah ke materi selanjutnya. Dengan demikian, materi garis dan sudut sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi Quick on The Draw pada Materi Garis dan Sudut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal selama pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut; (2) hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut; (3) aktivitas siswa selama pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut; (4) interaksi siswa dalam kelompok selama pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut; serta (5) respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti a. Menambah wawasan tentang pembelajaran matematika draw. b. Mengembangkan kreativitas peneliti dalam menerapkan pembelajaran matematika draw di Sekolah Menengah Pertama (SMP). 2. Bagi guru a. Termotivasi untuk memilih dan menggunakan strategi yang sesuai dalam pembelajaran. b. Termotivasi untuk lebih kreatif dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa. 3. Bagi sekolah Salah satu tolok ukur dalam meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. 2 METODE PENELITIAN 2.1 Strategi Quick on The Draw Quick on the draw merupakan sebuah aktivitas siswa dalam kerja kelompok dengan memperhatikan unsur kecepatan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Ginnis (28:163) bahwa quick on the draw adalah sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Strategi quick on the draw mensyaratkan adanya kelompok-kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap kelompok, siswa dituntut untuk kerja sama dalam tim dan bertanggung jawab dalam keberhasilan tim. Strategi tersebut sangat menarik karena mengandung unsur permainan sehingga siswa bisa rileks dalam pembelajaran. Hal pokok dalam strategi quick on the draw adalah pengerjaan kartu soal secara bertahap oleh setiap kelompok. Soal kedua diberikan setelah soal berhasil diselesaikan dengan benar. Demikian seterusnya hingga semua kartu soal berhasil diselesaikan. Langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut, yang diadaptasi dari Ginnis (28:163) adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan awal a. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c. Guru memotivasi siswa dengan memberikan aplikasi materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegiatan inti a. Guru menyampaikan materi kepada siswa. b. Guru membagi kelas ke dalam kelompokkelompok. Tiap kelompok terdiri atas 5 orang. c. Guru memberitahukan warna set pertanyaan dari setiap kelompok, yang dalam hal ini setiap kelompok akan mengambil kartu soal sesuai warna set pertanyaan kelompok masing-masing. Terdapat 5 kartu soal dalam tumpukan pertanyaan. Selanjutnya, guru meminta tiap kelompok untuk bekerja sama dalam kelompok dengan baik. d. Ketika guru mengatakan mulai, satu orang dari tiap kelompok berlari ke meja guru untuk mengambil kartu soal lalu mengerjakan soal tersebut bersama kelompoknya.

e. Guru meminta orang kedua dari tiap kelompok untuk menyerahkan jawaban kepada guru. f. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban sudah benar dan lengkap, kartu soal kedua boleh diambil dari tumpukan pertanyaan. Begitu seterusnya hingga tumpukan pertanyaan habis. Jika jawaban mereka masih kurang benar, maka guru memintanya kembali ke kelompok untuk diperiksa dan diperbaiki. g. Kelompok yang kali menjawab semua kartu soal pada tumpukan pertanyaan dinyatakan menang. h. Guru membahas semua pertanyaan dan siswa diminta membuat catatan serta bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. 3. Kegiatan akhir a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. c. Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2.2 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 211-212. Pengambilan data dilakukan di SMP Al-Azhar Menganti Gresik dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII-Bilingual. Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah one-shot case study yaitu penelitian yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat (Arikunto, 21:122). Suatu kelompok subjek dikenai perlakuan tertentu, setelah itu dilakukan pengukuran terhadap kelompok subjek tersebut. Arikunto (21:124) menggambarkan penelitian dengan pola sebagai berikut. X O X = Treatment atau perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pembelajaran matematika draw pada suatu kelas. O = Hasil observasi sesudah treatment. Hasil observasi ini meliputi hasil belajar siswa dan respons siswa. Selama treatment juga diteliti mengenai kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal, aktivitas siswa, dan interaksi siswa dalam kelompok pada pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw. 2.3 Prosedur Penelitian yaitu: Terdapat empat tahap dalam penelitian ini, 1. Persiapan Pada tahap ini, terlebih dahulu disusun proposal penelitian dengan arahan dari dosen pembimbing. Kemudian, ditentukan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian. Selanjutnya, dipersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut. a. Perangkat pembelajaran, seperti RPP dan kartu soal. b. Instrumen penelitian, seperti lembar pengamatan kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal, soal tes hasil belajar, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan interaksi siswa dalam kelompok, dan lembar angket respons siswa. 2. Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan (pengumpulan data) yang mengacu pada rencana yang telah dibuat dalam menerapkan pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw. Penjabaran dari tahap pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut. - Pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat peneliti mengenai pembelajaran matematika draw yang dilakukan dalam tiga pertemuan. Selama pembelajaran berlangsung, kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal, aktivitas siswa, dan interaksi siswa dalam kelompok diamati oleh pengamat. - Pemberian soal tes Soal tes hasil belajar diberikan pada pertemuan keempat setelah pembelajaran matematika draw dilaksanakan. - Pemberian angket respons siswa Angket respons siswa diberikan pada pertemuan keempat setelah tes hasil belajar usai dikerjakan siswa. 3. Analisis data Analisis data dilakukan setelah dilakukan proses pengumpulan data. Data yang telah

terkumpul dianalisis dengan menggunakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam sub-bab teknik analisis data. 4. Pembuatan laporan Pembuatan laporan dilakukan setelah data-data terkumpul dan telah dianalisis. 2.4 Teknik Analisis Data 1. Analisis data kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal Setelah diperolah data kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal berupa digit menit dan detik, selanjutnya dikonversikan ke dalam digit detik. Langkah selanjutnya, dibuat grafik pada setiap pertemuan dari setiap kelompok. Semakin singkat atau sedikit waktu yang diperlukan setiap kelompok dalam menyelesaikan setiap kartu soal dengan benar, maka semakin tinggi kecepatan kelompok tersebut dalam pengerjaan setiap kartu soal. 2. Analisis data tes hasil belajar siswa Data tes hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran matematika draw dianalisis untuk mendapatkan deskripsi yang jelas tentang hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan. 3. Analisis data aktivitas siswa Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus persentase aktivitas siswa yang diadaptasi dari Masriyah (27), yaitu: frekuensi aktivitas ke - i % aktivitas ke - i 1% total seluruh aktivitas Kategori aktivitas siswa: 1. memperhatikan penjelasan guru atau teman 2. membaca materi ajar dari buku atau buku catatan 3. menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru 4. bertanya kepada guru atau teman tentang hal yang kurang dipahami 5. menjawab pertanyaan guru atau teman 6. berdiskusi dengan anggota kelompok 7. mengemukakan ide/pendapat 8. menulis yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar Penarikan kesimpulan berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan rumus persentase aktivitas siswa di atas. Siswa dikatakan aktif jika persentase aktivitas aktif yang dilakukan lebih besar dari persentase aktivitas pasif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada butir ke-3 s.d. butir ke-8 selama tiga kali pertemuan adalah lebih dari atau sama dengan 75%. 4. Analisis data interaksi siswa dalam kelompok Interaksi siswa dalam kelompok dibagi menjadi empat kategori: (1) memberi bantuan dengan penjelasan; (2) memberi bantuan tanpa penjelasan; (3) meminta bantuan; dan (4) menyampaikan ide/pendapat. Pengamatan interaksi siswa dalam kelompok dilakukan terhadap dua kelompok dan pada setiap pertemuan ditentukan satu kartu soal untuk dianalisis, yang dalam hal ini soal-soal yang terdapat pada kelima kartu soal dalam setiap pertemuan adalah homogen (sejenis). Dengan demikian, setiap kartu soal yang dikerjakan oleh siswa dalam kelompok pada setiap pertemuan memiliki tingkat kesulitan yang sama. Pemilihan kartu soal yang akan dianalisis pada setiap pertemuan yaitu sebagai berikut. a. Kartu soal pada pertemuan yaitu kartu soal 1 b. Kartu soal pada pertemuan kedua yaitu kartu soal 3 c. Kartu soal pada pertemuan ketiga yaitu kartu soal 5 Setelah diperolah data interaksi siswa dalam kelompok, selanjutnya dibuat gambar interaksi setiap kelompok berupa garis-garis hubung antara siswa-siswa maupun siswa-guru dalam kelompok di mana setiap jenis kategori interaksi digunakan garis hubung berbeda. Berikut langkah-langkah analisis terhadap interaksi siswa dalam kelompok. a. Menghitung frekuensi interaksi setiap kategori dari setiap siswa dalam masingmasing kelompok pada setiap pertemuan. b. Menghitung frekuensi interaksi setiap kategori dari kelompok dengan cara menjumlahkan frekuensi interaksi setiap kategori dari setiap siswa dalam masingmasing kelompok. 5. Analisis data respons siswa Data respons siswa diperoleh dari hasil angket yang diberikan setelah pembelajaran

matematika draw dilaksanakan. Berikut langkah-langkah analisis terhadap data respons siswa tersebut. a. Membuat skor setiap pilihan jawaban dengan menggunakan skala likert berdasarkan Masriyah (27:39). Kategori jawaban siswa Tabel 1. Skor Kategori jawaban Skor untuk butir Favorable (+) Unfavorable (-) STS 3 TS 1 2 S 2 1 SS 3 Keterangan: STS: sangat tidak setuju S : setuju TS : tidak setuju SS: sangat setuju b. Menghitung banyak siswa yang memilih setiap pilihan jawaban dari setiap item pernyataan yang ada. c. Menghitung nilai respons siswa untuk setiap kategori jawaban siswa dengan cara mengalikan banyaknya siswa/responden yang memilih jawaban dengan skor pilihan jawaban tersebut. d. Menghitung total nilai respons siswa (NRS) setiap item pernyataan. e. Mencari persentase NRS setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus: NRS % NRS 1% NRS Maksimum Keterangan: % NRS = persentase nilai respons siswa setiap item pernyataan NRS = total nilai respons siswa pada setiap item pernyataan NRS maksimum = n x skor pilihan terbaik = n x 3 dengan n adalah banyaknya seluruh siswa f. Menginterpretasikan persentase NRS setiap item pernyataan dengan kriteria: % % NRS < 25% = sangat kurang 25% % NRS < 5% = kurang 5% % NRS < 75% = baik 75% % NRS 1% = sangat baik g. Membuat kategori untuk seluruh item pernyataan, yaitu jika banyaknya kriteria baik/sangat baik 5% dari seluruh item, maka respons siswa dikatakan positif. Gresik selama empat pertemuan, yaitu pada tanggal 14, 16, 21, dan 23 Mei 212. 3.1 Kecepatan Setiap Kelompok dalam Pengerjaan Kartu Soal Kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal ditunjukkan dengan waktu yang diperlukan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal dengan benar. Pengamatan kecepatan tersebut dilakukan terhadap semua kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 3, dan 4. Pengamatan tersebut dilaksanakan selama pembelajaran matematika pada pertemuan sampai dengan pertemuan ketiga. Berdasarkan pengamatan terhadap kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal diperoleh hasil: Tabel 2. Kecepatan Setiap Kelompok dalam Pengerjaan Kartu Soal pada Pertama Waktu Pengerjaan Kartu Soal (detik) 1 75 395 56 189 1.117 2 955 17 329 372 184 3 689 488 628 794 382 4 858 22 692 93 434 Tabel 3. Kecepatan Setiap Kelompok dalam Pengerjaan Kartu Soal pada Kedua Waktu Pengerjaan Kartu Soal (detik) 1 318 237 834 482 861 2 297 238 688 664 189 3 51 367 369 789 837 4 354 286 681 617 65 Tabel 4. Kecepatan Setiap Kelompok dalam Pengerjaan Kartu Soal pada Ketiga Kelompok Kelompok Kelompok Waktu Pengerjaan Kartu Soal (detik) 1 1.336 54 66 536 41 2 445 368 338 396 346 3 924 351 386 459 334 4 1.133 571 56 816 292 Berdasarkan kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal pada pertemuan sampai dengan pertemuan ketiga yang ditunjukkan pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4, dibuat grafik sebagai berikut. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian dilaksanakan di kelas VII-Bilingual SMP Al-Azhar Menganti

Waktu (detik) Waktu (detik) Waktu (detik) Waktu (detik) 16 14 12 1 8 6 4 2 kedua ketiga 12 1 8 6 4 2 kedua ketiga Kartu Soal Grafik 1. Kecepatan Kelompok 1 dalam Pengerjaan Kartu Soal 12 1 8 6 4 2 Kartu Soal kedua ketiga Grafik 2. Kecepatan Kelompok 2 dalam Pengerjaan Kartu Soal Kartu Soal Grafik 4. Kecepatan Kelompok 4 dalam Pengerjaan Kartu Soal Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa selama tiga pertemuan kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal berbedabeda dan tingkat kecepatannya berubah-ubah dari kartu soal 1 sampai dengan kartu soal 5. 3.2 Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan keempat setelah diterapkan pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut. Tes tersebut diikuti oleh dua puluh siswa kelas VII-Bilingual SMP Al-Azhar Menganti Gresik. Berdasarkan tes hasil belajar tersebut diperoleh data sebagai berikut. 1 Tabel 5. Nilai Hasil Belajar Siswa 8 6 4 2 kedua ketiga Siswa 6 7 8 9 1 Nilai 49 87 64 94 29 77 68 56 59 88 Siswa 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 Nilai 76 67 98 71 63 56 84 56 72 12 Berdasarkan Tabel 5, diperoleh nilai ratarata hasil belajar siswa sebesar 66,3 dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 98. Kartu Soal Grafik 3. Kecepatan Kelompok 3 dalam Pengerjaan Kartu Soal

Frekuensi Frekuensi No 1 2 3 4 5 6 7 8 3.3 Akivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa dilaksanakan selama diterapkan pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada pertemuan ke-1 s.d. pertemuan ke-3, dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2. Aktivitas siswa pada kedua kelompok tersebut masing-masing diamati oleh satu pengamat. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa tersebut diperoleh hasil: Aktivitas memperhatikan penjelasan guru atau teman membaca materi ajar dari buku atau buku catatan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru bertanya kepada guru atau teman tentang hal yang kurang dipahami menjawab pertanyaan guru atau teman berdiskusi dengan anggota kelompok mengemukakan ide/pendapat menulis yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar Tabel 6. Aktivitas Siswa Persentase pada ke- (%) 1 2 3 Ratarata (%) 18,75 28,75 18,75 22,8 3,13 3,13, 2,9 34,38 19,38 31,25 28,34 5, 5,63 2,5 4,38 1,88 1,88 3,75 2,5 21,25 24,38 29,38 25, 8,75 5,63 5,63 6,67 6,88 11,25 8,75 8,96 Berdasarkan Tabel 6, diperoleh hasil bahwa aktivitas yang paling dominan dilakukan oleh siswa adalah aktivitas ketiga yaitu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan persentase sebesar 28,34%. Sementara aktivitas yang paling jarang dilakukan oleh siswa adalah aktivitas kedua yaitu membaca materi ajar dari buku atau buku catatan dengan persentase sebesar 2,9%. Berdasarkan data aktivitas siswa yang diperoleh, rata-rata persentase dari total aktivitas siswa pada butir ke-3 sampai dengan butir ke-8 selama tiga kali pertemuan adalah 75,85%. Persentase ini telah melampaui 75% sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tergolong aktif selama pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw. 3.4 Interaksi Siswa dalam Kelompok Pengamatan interaksi siswa dalam kelompok dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2 yang masing-masing beranggotakan lima siswa. Interaksi siswa dalam setiap kelompok diamati satu pengamat. Lalu grafik berikut menunjukkan interaksi siswa dalam kelompok selama pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada pertemuan ke-1 s.d. ke-3. 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 kedua ketiga Kategori Interaksi Grafik 5. Interasksi Siswa dalam Kelompok 1 36 34 32 3 28 26 24 22 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 Kategori Interaksi Grafik 6. Interasksi Siswa dalam Kelompok 2 kedua ketiga Berdasarkan Grafik 5 dan Grafik 6, interaksi yang dominan dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dalam tiga pertemuan berturut-turut adalah meminta bantuan dan menyampaikan ide/pendapat. 3.5 Respons Siswa Respons siswa terhadap pembelajaran adalah tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika draw. ngket respons siswa diberikan kepada siswa pada pertemuan keempat setelah dilaksanakan tes hasil belajar. Berdasarkan angket respons yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran matematika dengan

No strategi quick on the draw, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 7. Hasil Angket Respons Siswa Pernyataan 1 Saya merasa senang dalam pembelajaran matematika draw 2 Pembelajaran matematika draw merupakan hal yang menarik bagi saya 3 Materi yang diajarkan dengan strategi quick on the draw lebih mudah dipahami 4 Saya merasa kelas yang diajarkan dengan strategi quick on the draw menjadi lebih hidup 5 Saya tidak menginginkan materi selanjutnya diajarkan dengan strategi quick on the draw 6 Media yang digunakan pada pembelajaran matematika draw terlalu monoton 7 Pembelajaran matematika draw tidak memiliki keefektifan sama sekali 8 Saya merasa kesulitan memahami materi apabila pelajaran matematika diajarkan draw 9. Kartu soal yang disediakan sangat bagus dan soal-soal yang ada pada kartu soal bervariatif 1. Pembelajaran matematika draw membuat saya tidak nyaman % NRS Kriteria 66,67 Baik 63,33 Baik 46,67 Kurang 58,33 Baik 5, Baik 53,33 Baik 56,67 Baik 45, Kurang 63,33 Baik 63,33 Baik Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa dari sepuluh item pernyataan, terdapat delapan item pernyataan dengan kriteria baik, menunjukkan bahwa banyaknya item pernyataan dengan kriteria baik 5% dari seluruh item pernyataan sehingga respons siswa terhadap pembelajaran matematika draw adalah positif. 4. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Kecepatan setiap kelompok dalam pengerjaan kartu soal selama pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut adalah berubah-ubah, baik semakin tinggi maupun rendah dari kartu soal 1 ke kartu-kartu soal berikutnya. 2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika dengan strategi quick on the draw pada materi garis dan sudut adalah diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,3. 3. Siswa tergolong aktif selama pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada kelompok aktivitas aktif selama tiga kali pertemuan adalah 75,85%. Aktivitas yang paling dominan dilakukan siswa adalah menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan persentase sebesar 28,34%. 4. Interaksi yang dominan dilakukan oleh siswa dalam kelompok selama pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut adalah interaksi pada kategori meminta bantuan dan menyampaikan ide/pendapat yang berturut-turut dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 2. 5. Respons siswa terhadap pembelajaran matematika draw pada materi garis dan sudut adalah positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya item pernyataan dengan kriteria baik lebih dari 5% dari seluruh item pernyataan. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi (21) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Bird, John (24) Matematika Dasar: Teori dan Aplikasi Praktis Edisi Ketiga (terjemahan Refina Indriasari). Jakarta: Erlangga [3] Ginnis, Paul (28) Trik & Taktik Mengajar: Strtegi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas (terjemahan Wasi Dewanto). Jakarta: Indeks. [4] Masriyah (27) Modul 9 Penyusunan Non Tes. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [5] Mularsih (21) Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Makara, Sosial Humaniora 14:67. [6] Slameto (23) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.